Anda di halaman 1dari 81

Pengelolaan

Uang Persediaan

E-Learning Bendahara
Pengeluaran/BPP

Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
Gambaran Pengelolaan UP

Overviu
Kas

Mekanisme
UP UP Tanggung
jawab

Besaran
UP
DASAR HUKUM
PENGELOLAAN UP
Dasar Hukum

UU 1 Tahun 2004 •Perbendaharaan Negara

PP 45 Tahun 2013 •Tata cara Pelaksanaan APBN

PMK 190/PMK.05/2012 -- Umum •Tata cara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan


APBN

PMK 198/PMK.05/2018 -- Khusus •Tata cara Pembayaran dan Penggunaan KKP

PMK 178/PMK.05/2018 -- Umum •Perubahan PMK 190/PMK.05/2012

PMK 67/PMK.05/2013 -- Khusus •Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Belanja Negara di


Lingkungan Kementerian Pertahanan dan TNI

PMK 160/PMK.05/2015 -- Khusus •Tata cara Pelaksanaan APBN Pada Perwakilan Luar
Negeri
Peraturan tentang penarikan dana
PNBP terkait -- Khusus
Peraturan tentang penarikan dana
Tata Cara Penarikan dan
Pembayaran PHLN terkait -- Khusus
UU 1 Tahun 2004

• Pasal 21  kewenangan K/L atas UP


• Pasal 31-32  Pengelolaan Uang
Persediaan untuk Keperluan
Kementerian
Negara/Lembaga/Satuan Kerja
Perangkat Daerah
Pasal 21 (2) :
bahwa untuk menjamin kelancaran
pelaksanaan tugas kementerian/
lembaga, kepada Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
kantor/satuan kerja, dapat diberikan
Uang Persediaan (UP) yang dikelola oleh
bendahara pengeluaran
PP 45 Tahun 2013

• Pasal 23  Tugas kebendaharaan


atas uang persediaan
• Pasal 66  Pembayaran Tagihan
dengan UP oleh Bendahara
PMK 190/PMK.05/2012
jo PMK 178/PMK.05/2018
• Pasal 24 –> Tugas Bendahara  UP
• Pasal 43 – 49 –> Mekanisme
Pembayaran dengan UP dan TUP
• Pasal 50 - 54  Mekanisme SPP-
UP/GUP/GU Nihil
• Pasal 55 – 59  Mekanisme Penerbitan
SPP-TUP/PTUP
• Pasal 56-59  Mekanisme Pengujian
SPP dan Penerbitan SPM
ILUSTRASI UANG PERSEDIAAN
Ilustrasi UP

• Kas Kecil, merupakan sejumlah


dana yang dibentuk khusus untuk
pengeluaran yang bersifat rutin
dan relatif kecil jumlahnya. Kas
kecil yang jumlahnya dibatasi itu,
secara periodik atau setiap uang
kas kecil hampir habis diisi
kembali
BUN

• bendahara
• bendahara
• bendahara
• bendahara
Kontribusi terhadap
perencanaan Kas Negara
Jenis Belanja UP

Jenis belanja apa saja yg


dapat diberikan UP ..??

Belanja Barang, BM,


lain-lain
Uang Persediaan

1. UP digunakan untuk keperluan


membiayai kegiatan operasional
sehari-hari Satker dan membiayai
pengeluaran yang tidak dapat
dilakukan melalui mekanisme
Pembayaran LS.
2. UP merupakan uang muka kerja dari
Kuasa BUN kepada Bendahara
Pengeluaran yang dapat dimintakan
penggantiannya (revolving).
UANG PERSEDIAAN

Dasar hukum :
Pasal 10 (2) UU No.1/2004 :
“..dalam rangka pelaksanaan
anggaran belanja pada kantor/satker
lembaga dapat mengangkat seorang
bendahara pengeluaran.”
JENIS DAN BESARAN UP
Jenis UP

RM

Jenis
UP
PHLN PNBP
17
MEKANISME UP
Jenis UP

• UP Tunai
• UP Kartu Kredit
Pengaturan Proporsi UP
Tunai dan KKP
Pagu UP Terbagi dalam 3 (tiga)
≤ Rp2,4 M Max. Rp100 juta
kelompok pagu
belanja yang dapat
Rp2,4 M < Pagu ≤ Rp6 M Max. Rp200 juta dibayarkan dengan UP
> Rp6 M Max. Rp500 juta

Proporsi UP Tunai dan KKP sebesar 60% dan 40 %


Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan dapat memberikan
dispensasi terhadap perubahan UP melampaui besaran UP dan
perubahan proporsi UP
Mekanisme UP
Dispensasi UP

UP Awal GUP Tunai GUP Nihil

Perubahan UP

TUP PTUP
UP Awal

Hitung
Kebutuhan Ajukan ke PPSPM
UP tunai PPK (SPP) (SPM)
dan KKP
Mekanisme Pengajuan UP

• menyampaikan kebutuhan UP Tunai


dan UP Kartu Kredit Pemerintah Satker
kepada PPK.
• Berdasarkan kebutuhan UP Kartu
Kredit Pemerintah mencantumkan
kebutuhan UP Kartu Kredit Pemerintah
dalam Surat Pernyataan UP diterbitkan
oleh KPA
Syarat UP

• SPP (form A).


• Surat Pernyataan dari KPA.
• Rincian Penghitungan UP
Perubahan UP

Hitung
Hitung UP Ajukan
perubahan
baru UP
Perubahan UP
PERUBAHAN UP

• Perubahan Uang Persediaan yang


selanjutnya disebut PUP adalah uang
muka kerja dengan jumlah melebihi
rumus/formula UP Normal, yang
bersifat daur ulang (revolving), dan
diberikan kepada bendahara
pengeluaran untuk membiayai
kegiatan operasional kantor sehari-hari
yang tidak dapat dilakukan dengan
pembayaran langsung.
PERTIMBANGAN PUP Tunai dan
KKP oleh Kanwil DJPB
• Perubahan UP melampaui besaran UP;
– frekuensi penggantian UP tahun yang lalu lebih dari rata-rata 1
(satu) kali dalam 1 (satu) bulan selama 1 (satu) tahun; dan
– kebutuhan penggunaan UP dalam 1 (satu) bulan yang
melampaui besaran UP.
• Perubahan proporsi besaran UP tunai yang lebih besar.
– frekuensi penggantian UP tunai tahun yang lalu lebih dari rata-
rata 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan selama 1 (satu) tahun;
– kebutuhan penggunaan UP tunai dalam 1 (satu) bulan
melampaui besaran UP tunai; dan
– masih terbatas penyedia barang/ jasa yang menerima
pembayaran dengan kartu kredit melalui mesin Electronic Data
Capture (EDC) yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari
KPA.
KPA mengajukan UP tunai
sebesar 100%
• tidak terdapat penyedia barang/jasa
yang dapat menerima pembayaran
dengan kartu kredit melalui mesin EDC
yang dibuktikan dengan surat
pernyataan dari KPA; dan
• memiliki pagu jenis belanja Satker
yang dapat dibayarkan melalui UP
sampa1 dengan Rp2.400.000.000 (dua
miliar empat ratus juta rupiah),
Syarat Perubahan UP

• SPP (form A).


• Surat Pernyataan dari KPA.
• Surat Persetujuan Kepala Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
setempat.
Dispensasi UP

Cek syarat Ajukan


Dispensasi UP Dispensasi UP
DISPENSASI UP
• Dispensasi UP untuk keperluan selain jenis belanja
yang dapat dibayarkan dengan UP.
• Dispensasi UP untuk pengadaan belanja modal
tanah.
• Dispensasi UP untuk pelunasan rekening langganan
daya dan jasa Tahun Anggaran sebelumnya.
• Dispensasi UP untuk pembayaran belanja modal
fisik diatas Rp50 juta.
• Dispensasi UP untuk pembayaran belanja barang
dan belanja lain-lain yang bernilai diatas Rp50 juta.
• Dispensasi UP untuk UP Nornal, Perubahan UP, dan
Tambahan UP yang melebihi batas waktu yang
ditetapkan.
DISPENSASI KARENA
KEKHUSUSAN
• Pembayaran belanja barang perjalanan
dinas dalam negeri dan luar negeri
• Pembayaran rekening listrik, air, dan telepon
kepada PT. PLN, PDAM, dan PT. Telkom
• Pembayaran pembelian Bahan Bakar
Minyak (BBM) dari SPBU Pertamina
• Pembayaran belanja nongaji pada satuan
kerja di lingkungan Kementerian
Pertahanan dan TNI
• Pembayaran belanja pada kantor
perwakilan RI di luar negeri
Pengaturan Dispensasi
Kepala Kanwil DJPb dapat memberikan persetujuan Dispensasi
atas:
Perubahan UP melampaui besaran UP, mempertimbangkan:
1 frekuensi penggantian UP tahun lalu lebih dari rata-rata 1 (satu) kali dalam 1
(satu) bulan selama 1 (satu) tahun; dan

2
perhitungan kebutuhan penggunaan UP dalam 1 (satu) bulan melampaui besaran
UP
Perubahan proporsi besaran UP tunai, mempertimbangkan:
Pertimbangan yang sama dengan perubahan UP melampaui besaran UP dan
tidak terdapat atau masih terbatas penyedia barang/jasa yang menerima
pembayaran dengan kartu kredit melalui mesin Electronic Data Capture (EDC) yang
dibuktikan dengan surat pernyataan dari KPA.
Pengecualian Penggunaan UP Tunai 100% tanpa dispensasi,
mempertimbangkan:
tidak terdapat penyedia barang/jasa yang dapat menerima pembayaran dengan kartu
kredit melalui mesin EDC yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari KPA; dan
memiliki pagu jenis belanja Satker yang dapat dibayarkan melalui UP sampai dengan
Rp2.400.000.000,00 (dua miliar empat ratus juta rupiah).
Menghitung
Perubahan UP
Penggunaan KKP

Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah untuk belanja pemerintah difokuskan pada


belanja keperluan operasional yang Merupakan bagian terbesar dari penggunaan
Uang Persediaan.
Belanja Keperluan Operasional dipegang oleh
Pelaksana Kegiatan
Uang (Contoh: PPK,
Persediaan Kasubag TU)
ATK Pemeliharaan Jamuan

Belanja Keperluan Perjalanan dipegang oleh


Dinas
Pelaksana Perjadin
(Contoh:
Pegawai/Pejabat
Tiket Penginapan Pelaksana Perjadin)
Mekanisme Penggunaan
Kartu Kredit Pemerintah

Perjanjian Kerja Penerbitan Transaksi dengan Pengujian oleh


Sama antara Kartu Kartu Kredit oleh PPK dan Verifikasi Pertanggung Penerbitan
Bank dengan Kredit oleh Pemegang Kartu penerbitan oleh jawaban SP2D oleh
Satker Bank Kredit SPBy Bendahara KPPN

1
Belanja Keperluan
Operasional dan Belanja
Modal

2 Belanja Keperluan
Perjadin
Pendebitan
Rekening
oleh
Bendahara
Monev
Penggantian UP

UP digunakan Lengkapi
jumlah persyaratan Ajukan GUP
tertentu GUP
Jenis GUP

• GUP Tunai
• GUP KKP
• GUP Nihil
 PPK menerbitkan SPP-GUP Tunai untuk pengisian kembali UP.
 Penerbitan SPP-GUP Tunai dilengkapi dengan dokumen pendukung
sebagai berikut:
a. Daftar Rincian Permintaan Pembayaran;
b. Bukti pengeluaran;
c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN; dan
d. faktur pajak (jika ada)
 Sisa dana dalam DIPA yang dapat dilakukan pembayaran dengan UP
minimal sama dengan nilai UP yang dikelola oleh Bendahara
Pengeluaran.
 SPP-GUP Tunai disampaikan kepada PPSPM paling lambat
5 (lima) hari kerja setelah bukti-bukti pendukung diterima secara
lengkap dan benar.
 Dokumen pendukung SPP-GUP Nihil sama dengan
SPP-GUP
 Penerbitan SPP-GUP Nihil dilakukan dalam hal:
 sisa dana pada DIPA yang dapat dibayarkan dengan UP
minimal sama dengan besaran UP yang diberikan;
 sebagai pertanggungjawaban UP yang dilakukan pada
akhir tahun anggaran; atau
 UP tidak diperlukan lagi.
 Penerbitan SPP-GUP Nihil merupakan pengesahan/
pertanggungjawaban UP.
Mekanisme Pengujian
dan Pembayaran Kartu Kredit Pemerintah

Transaksi dengan Pengujian oleh Penerbitan Penerbitan


Kartu Kredit oleh PPK dan
Verifikasi
oleh SPP-GUP SPM-GUP Penerbitan SP2D
oleh KPPN
6
KKP oleh
5
Pemegang Kartu KKP oleh
3 4
penerbitan SPBy Bendahara
1 Kredit 2 PPK PPSPM

• Bukti Pengeluaran • Daftar Pembayaran Permintaan SPP-GUP SPM-GUP


• Daftar Pengeluaran Tagihan penggantian UP KKP KKP
Riil • SPBy KKP

Pendebitan
 Dalam hal pengujian terdapat bukti- Rekening oleh

7
bukti pengeluaran yang tidak Bendahara
memenuhi ketentuan, PPK menolak
bukti-bukti pengeluaran
 Pengeluaran yang ditolak merupakan
tanggungjawab pribadi Pemegang
KKP

42
GUP KKP
Secara Prinsip sama dengan GUP TUNAI. Terkait Lampiran
SPBy adalah sebagai berikut:
• Surat Tugas/Surat Perjalanan Dinas/Perjanjian/Kontrak;
• kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan oleh PPK;
• faktur pajak dan/atau Surat Setoran Pajak (SSP) sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang undangan di
bidang perpajakan;
• nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen
pendukung lainnya yang diperlukan yang telah
disahkan oleh PPK;
• DPT Kartu Kredit Pemerintah yang telah ditetapkan
oleh PPK; dan
• Tagihan (e-billing)/Daftar Tagihan Sementara.
DPR Belanja Operasional
DPR Perjalanan Dinas
Tambahan UP

Cek
persyaratan Ajukan TUP
TUP
Tambahan UP Tunai

• uang yang diberikan kepada satker


untuk kebutuhan yang sangat
mendesak dalam satu bulan melebihi
pagu UP yang ditetapkan.
1. Persetujuan TUP dilakukan oleh Kepala KPPN (nilai berapapun) dengan
disertai:
– Rincian Rencana Pengguna TUP; dan
– Surat Pernyataan dari KPA bahwa TUP:
 digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu) bulan
sejak tanggal SP2D diterbitkan; dan
 tidak digunakan untuk kegiatan yang harus dilaksanakan dengan
pembayaran LS.

2. Kepala KPPN melakukan penilaian atas pengajuan TUP meliputi:


– pengeluaran pada rincian rencana penggunaan TUP bukan merupakan
pengeluaran yang harus dilakukan dengan pembayaran LS;
– pengeluaran pada rincian rencana penggunaan TUP masih/cukup
tersedia dananya dalam DIPA;
– TUP sebelumnya sudah dipertanggungjawabkan seluruhnya; dan
– TUP sebelumnya yang tidak digunakan telah disetor ke Kas Negara.

3. KPA dapat mengajukan permintaan TUP untuk kebutuhan melebihi waktu 1


(satu) bulan dengan pertimbangan kegiatan yang akan dilaksanakan
memerlukan waktu melebihi 1 (satu) bulan.
4. TUP harus dipertanggungjawabkan dalam waktu 1 (satu) bulan dan
dapat dilakukan secara bertahap.
5. Bila 1 bulan (sesuai waktu pertanggungjawab UP) belum dilakukan
pengesahan dan pertanggungjawaban TUP, maka Kepala KPPN
menyampaikan surat teguran TP kepada KPA.
6. Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke Kas Negara
paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah batas waktu pengajuan
pertanggungjawaban TUP. (SPM-PTUP)
7. Kepala KPPN dapat menyetujui permohonan perpanjangan
pertanggungjawaban TUP melampaui 1 (satu) bulan, dengan
pertimbangan:
– KPA harus mempertanggungjawabkan TUP yang telah
dipergunakan; dan
– KPA menyampaikan pernyataan kesanggupan untuk
mempertanggungjawabkan sisa TUP tidak lebih dari 1 (satu)
bulan berikutnya.
TUP KKP
Menyampaikan permohonan persetujuan TUP
Kartu Kredit Pemerintah kepada Kepala KPPN
disertai:
• rencana nilai batasan belanja (limit) TUP
Kartu Kredit Pemerintah;
• Rincian rencana pengeluaran yang akan
dibiayai dengan TUP Kartu Kredit
Pemerintah yang ditandatangani oleh KPA
dan BP/BPP; dan
• rencana periode penggunaan batasan
belanja (limit) TUP Kartu Kredit Pemerintah
(mulai-berakhir) .
Administrator Kartu Kredit
Pemerintah
Menginformasikan:
• nilai kenaikan batasan belanja (limit) Kartu
Kredit Pemerintah (semula-menjadi) ;
• periode kenaikan batasan belanja (limit)
Kartu Kredit Pemerintah (dari-hingga) ; dan
• nomor dan nama Kartu Kredit Pemerintah.
kepada Bank Penerbit Kartu Kredit
Pemerintah.
Pertanggungjawaban TUP Tunai

TUP digunakan Lengkapi


jumlah persyaratan Ajukan PTUP
tertentu PTUP
 PPK menerbitkan SPP-TUP Tunai dan dilengkapi dengan dokumen
meliputi:
a. Rincian penggunaan dana yang ditandatangani oleh KPA/PPK
dan Bendahara Pengeluaran;
b. Surat Pernyataan dari KPA/PPK yang menyatakan bahwa TUP
digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu)
bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan dan tidak digunakan
untuk kegiatan yang harus dilaksanakan dengan pembayaran
LS;
c. Surat permohonan TUP yang telah memperoleh persetujuan
TUP dari Kepala KPPN.
 SPP TUP tunai diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada
PPSPM paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya
persetujuan TUP dan Kepala KPPN
 PPK menerbitkan SPP-PTUP Tunai sebagai pengesahan/
pertanggungjawaban atas TUP
 Dokumen pendukung penerbitan SPP-PTUP Tunai:
a. Daftar rincian penerimaan pembayaran;
b. Bukti pengeluaran:
 Kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan PPK beserta
fatur pajak dan SSP; dan
 Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen
pendukung lainnya yang diperlukan yang telah disahkan
PPK
c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN.
 SPP-PTUP disampaikan kepada PPSPM paling lambat 5 (lima)
hari kerja sebelum batas akhir pertanggungjawaban TUP.
PTUP KKP
BP/BPP mengajukan permintaan pembayaran
pertanggungjawaban TUP Kartu Kredit
Pemerintah kepada PPK dengan
menyampaikan
• SPBy,
• Daftar pungutan/potongan pajak/bukan
pajak atas tagihan dalam SPBy,
• dokumen pendukung SPBy
PENGELOLAAN UANG
PERSEDIAAN SUMBER DANA
PNBP
Jenis-Jenis Satker Pengelola
PNBP

Instansi Pengguna PNBP


• Penyetoran Terpusat
• Penyetoran Tidak Terpusat
Perguruan Tinggi Negeri Non-BHMN

Badan Layanan Umum


Pembayaran Tagihan beban PNBP

a. Satker pengguna PNBP menggunakan PNBP sesuai dengan jenis


PNBP dan batas tertinggi PNBP yang dapat digunakan sesuai
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
b. Batas tertinggi PNBP yang dapat digunakan merupakan
maksimum pencairan dana yang dapat dilakukan oleh Satker
berkenaan.
c. Satker dapat menggunakan PNBP setelah PNBP disetor ke kas
negara berdasarkan konfirmasi dari KPPN.
d. Dalam hal PNBP yang ditetapkan penggunaannya secara
terpusat, pembayaran dilakukan berdasarkan Pagu Pencairan
sesuai Surat Edaran/Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan.
e. Besarnya pencairan dana PNBP secara keseluruhan tidak boleh
melampaui pagu PNBP Satker yang bersangkutan dalam DIPA.
f. Dalam hal realisasi PNBP melampaui target dalam DIPA,
penambahan pagu dalam DIPA dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal Anggaran.
Pengelolaan UP PNBP
Satker pengguna PNBP dapat diberikan UP sebesar 20% (dua
puluh persen) dari realisasi PNBP yang dapat digunakan sesuai
pagu PNBP dalam DIPA maksimum sebesar Rp500.000.000,- (lima
ratus juta rupiah).

Realisasi PNBP termasuk sisa Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP tahun
anggaran sebelumnya.
Dalam hal UP tidak mencukupi dapat mengajukan TUP sebesar kebutuhan riil
1 (satu) bulan dengan memperhatikan batas Maksimum Pencairan (MP).

Pembayaran UP/TUP untuk Satker Pengguna PNBP dilakukan terpisah dari


UP/TUP yang berasal dari Rupiah Murni.
Besaran UP PNBP

Satker pengguna PNBP yang belum memperoleh Maksimum Pencairan (MP)


dana PNBP dapat diberikan UP sebesar maksimal 1/12 (satu perduabelas) dari
pagu dana PNBP pada DIPA, maksimal sebesar Rp200.000.000,- (dua ratus
juta rupiah), dapat dilakukan untuk pengguna PNBP:
a. yang telah memperoleh Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP namun
belum mencapai 1/12 (satu perduabelas) dari pagu dana PNBP pada
DIPA; atau
b. yang belum memperoleh Pagu Pencairan.
Penggantian UP PNBP
Penggantian UP atas pemberian UP dilakukan setelah Satker
pengguna PNBP memperoleh Maksimum Pencairan (MP) dana
PNBP paling sedikit sebesar UP yang diberikan.

Penyesuaian besaran UP dapat dilakukan terhadap Satker pengguna PNBP


yang telah memperoleh Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP melebihi UP
yang telah diberikan.

Dana yang berasal dari PNBP dapat dicairkan maksimal sesuai formula
sebagai berikut:
MP = (PPP x JS) – JPS
MP : Maksimum Pencairan
PPP : proporsi pagu pengeluaran terhadap pendapatan sesuai dengan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan
JS : jumlah setoran
JPS : jumlah pencairan dana sebelumnya sampai dengan SPM terakhir yang
diterbitkan
Tata cara penerbitan dan pengujian SPP dan SPM-UP/
TUP/PTUP/GUP/GUP Nihil/LS dari dana yang bersumber dari PNBP
mengacu pada mekanisme dalam Peraturan Menteri ini.

Penyampaian SPM atas beban PNBP juga dilampiri :


a. bukti setor PNBP yang telah dikonfirmasi oleh KPPN; dan
b. Daftar Perhitungan Jumlah Maksimum Pencairan (MP) dibuat sesuai
format

Untuk Satker pengguna PNBP secara terpusat, penyampaian SPM mengacu


pada mekanisme penyampaian SPM bukan PNBP.

KPPN melakukan penelitian terhadap kebenaran perhitungan dalam Daftar


Perhitungan Jumlah Maksimum Pencairan (MP).
Penyiapan SPP

SPP-UP
•Daftar Realisasi Pendapatan dan
Penggunaan Dana DIPA (PNBP)
tahun anggaran sebelumnya
•Surat keputusan tentang proposi
penarikan dana PNBP dari
menteri/ketua lembaga terkait
SPP-TUP
• Daftar perhitungan setoran dan SSBP
• Rincian rencana penggunaan dana
• Surat pernyataan TUP dari KPA
• Surat Keputusan tentang proposi penarikan dana PNBP
dari menteri/ketua lembaga terkait
• Perhitungan maksimum pencairan
• Rekening koran yang menunjukkan saldo terakhir
• Surat pernyataan KPA yang berisi kebutuhan
mendesak, tidak dapat dibayarkan secara langsung,
dan sisa dana akan disetorkan ke kas negara
SPP-GUP
• DRPP
• Kuitansi
• SSP yang telah dilegalisir oleh KPA
• SPK, jika dipersyaratkan
• Perhitungan maksimum pencairan
• Fotokopi SSBP
PENGELOLAAN UANG
PERSEDIAAN SUMBER DANA
PHLN
Pengertian

Pengelolaan Uang Persediaan yang


bersumber dari dana pinjaman dan
hibah luar negeri dapat diartikan
sebagai jumlah UP yang dapat ditarik
oleh Bendahara pengeluaran dari pagu
belanja DIPA yang dapat dibayarkan
melalui UP yang bersumber dari
pinjaman dan hibah luar negeri
Rekening khusus adalah rekening
pemerintah atas nama menteri keuangan
yang berada di bank indonesia atau bank
lain yang ditunjuk menteri keuangan untuk
menampung penarikan UANG muka (initial
deposit) PHLN, serta penggantian rekening
khusus (replenishment) yang sifatnya
berdaur ulang (revolving)
Mekanisme Penarikan Dana
Melalui Reksus

Tahap Pendahuluan
• Pembukaan rekening khusus
• Pengajuan innitial deposit
• Penerbitan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan
Penarikan Dana Reksus
• Pembayaran langsung kepada yang berhak
• Mekanisme penyediaan dana UP
Besaran Uang Persediaan

Pagu DIPA

Rp500 juta
6M -
Rp200 juta
2,4M -
Rp100 juta
0M
Pagu UP 71
Batasan UP

UP diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran:

• belanja barang (52)


• Belanja modal (53) untuk honor tim, ATK, perjalanan dinas, biaya
pengumuman lelang, pengurusan surat perijinan dan pengeluaran lain yang
tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung dalam rangka
perolehan aset
• Belanja lain-lain (58)

Diluar ketentuan pada butir diatas, dapat diberikan pengecualian


atas persetujuan Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Persyaratan Pengajuan TUP

Untuk memenuhi kebutuhan yang sangat mendesak/tidak dapat ditunda

Digunakan paling lama satu bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan (b)

Apabila tidak habis digunakan dalam satu bulan sisa dana yang ada pada bendahara
harus disetor ke rekening kas negara (c)

Apabila ketentuan butir (b) dan (c) tidak dipenuhi, dispensasi perpanjangan waktu
pertanggungjawaban TUP lebih dari 1 bulan menjadi kewenangan Kepala Kanwil
DJPBN (d)

Permohonan dispensasi perpanjangan batas akhir pertanggungjawaban TUP (d)


diajukan PA/KPA disertai alasan yang jelas
Penyiapan SPP (UP/TUP/GUP)

SPP UP
• Perhitungan Porsi Pendanaan
• NOL atau Approval dari Lender, jika dipersyaratkan

SPP-TUP
• Rincian RPD
• Perhitungan Porsi Pendanaan
• NOL atau Approval dari Lender, jika dipersyaratkan
• Rekening Koran
• Surat Pernyataan TUP
• Surat ijin/dispensasi, jika dipersyaratkan
Penyiapan SPP (UP/TUP/GUP)

SPP GUP
• Daftar Rincian Permintaan Pembayaran
• Kuitansi
• SPK dan resume, jika dipersyaratkan
• Perhitungan Porsi Pendanaan
• NOL atau Approval dari lender, jika dipersyaratkan
• SSP dan Faktur Pajak
• Surat ijin/dispensasi, jika dipersyaratkan
Pengisian Kembali
Bahan Replenishment
1. SP2D-LS
a. SPM dan copy SP2D lembar kedua
b. Berita Acara Pembayaran
c. NOL/Approval/NRC (jika dipersyaratkan)
d. Dokumen lain yg dipersyaratkan dalam NPLN
e. Rekening koran reksus mingguan
2. SPM GUP (Isi/Nihil)
a. SPM dan copy SP2D lembar kedua
b. Daftar Rincian Pembayaran
c. Rekapitulasi pengeluaran per kategori NPLN
d. Rekening koran reksus mingguan
Penatausahaan Uang pada
Badan Layanan Umum
Penatausahaan Uang/Surat Berharga

Uang yang ditatausahakan oleh BLU


meliputi Dana Operasional, Dana
Pengelolaan Kas, Dana Kelolaan

Bendahara Penerimaan menatausahakan


uang yang menjadi hak BLU

Bendahara Pengeluaran menatausahakan


seluruh uang dalam rangka belanja BLU
dan uang yang belum tercakup dalam hak
BLU
Penatausahaan Uang/Surat Berharga

Bendahara penerimaan menyalurkan uang kepada


bendahara pengeluaran berdasarkan perencanaan
dan/atau permintaan dana dengan perintah dari
pemimpin BLU atau pejabat yang ditunjuk

Bendahara pengeluaran menerima dan mengelola


uang dari dana RM dan/atau dari Bendahara
Penerimaan

Mekanisme penatausahaan dan pengelolaan uang


dari bendahara penerimaan dilakukan sesuai
peraturan/SOP internal satker BLU
Penatausahaan Uang/Surat Berharga

Bendahara Pengeluaran melakukan pembayaran


atas uang setelah mendapat perintah pemimpin
BLU atau pejabat ditunjuk

Bendahara Pengeluaran dapat menyalurkan


dana kepada BPP sesuai perencanaan dan/atau
permintaan dengan memperhatikan
ketersediaan dana yang dikelola

BPP menyampaikan pertanggungjawaban


kepada BP
TERIMA KASIH

Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

Anda mungkin juga menyukai