Anda di halaman 1dari 17

AGRIBISNIS

PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN

BAB TEHNIK AKLIMATISASI PLANTLET TANAMAN


IX PERKEBUNAN
BAB IX TEHNIK AKLIMATISASI PLANTLET TANAMAN
PERKEBUNAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari buku/ modul ini peserta didik diharapkan mampu


menjelaskan pergertian aklimatisasi tanaman perkebunana dengan baik dan
benar, menjelaskan alat dan bahan aklimatisasi tanaman, media aklimatisasi
tanaman perkebunan yang tepat dan sesuai dan menganalisis tehnik aklimatisasi
planlet tanaman perkebunana secara baik dan benar.

PETA KONSEP

Menjelaskan pengertian aklimatisasi tnaman


TEHNIK AKLIMATISASI PLANTLET TANAMAN

perkebunan dengan baik dan benar

Menjelaskan alat dan bahan aklimatisasi


tanaman perkebunan dengan baik dan benar
PERKEBUNAN

Menjelaskan media aklimatisasi tanaman


perkebunan dengan tepat

Mengana;isis teknik aklimatisasi planet tana-


man perkebunan secara baik dan benar

KATA KUNCI

in vitro, planlet, alimatisasi, aseptik, ex vivo,

PEMULIAAN DAN
194 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN

PENDAHULUAN

Aklimatisasi adalah tahap untuk memindahkan eksplan dari awalanya di


lingkungan in vitro ke lingkungan luar. Aklimatisasi harus dilakukan secara hati-
hati dan juga bertahap, yaitu dengan cara memberikan sungkup. Sungkup tersebut
kemudian akan dilepaskan apabila tanaman baru yang sudah berhasil kultur sudah
mampu untuk berdaptasi dengan lingkungan luar tersebut. Supaya tanaman baru
tersebut tumbuh dengan baik, harus dilakukan pemeliharaan yang prinsip utamanya
hampir serupa dengan pemiliharaan pada tanaman generatif.

Gambar 9.1. Contoh tahapan kultur jaringan


Sumber: https://jokotrisoesanto.wordpress.com/2011/05/21/kultur-jaringan

PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 195
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pergertian Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah proses adaptasi fisiologis dari hewan ataupun tumbuhan
terhadap iklim atau lingkungan yang baru ditempatinya. Pada tanaman yang
diperbanyak secara in vitro, dimana planlet ditumbuhkan dalam kondisi optimum
yang khusus dengan kelembapan tinggi dan tingkat irradiasi yang rendah akan
sangat stress jika secara langsung ditanam di lapangan. Oleh karena itu, diperlukan
suatu proses aklimatisasi agar tanaman-tanaman tersebut dapat bertahan pada
kondisi lingkungan luar.
Sejak pemilihan eksplan sampai eksplan berdiferensiasi membentuk daun,
tunas, akar sampai menjaditanaman lengkap di dalam botol bebas dari hama
dan penyakit, tabung atau tempat plastik tahan panas, eksplan telah dipenuhi
kebutuhannya untuk perkembangan dan pertumbuhannya dalam media. Media ini
berisi hara makro, mikro, vitamin, karbohidrat, agar sebagai bahan pemadat atau
tanpa agar. Untuk menunjang morfogenesis eksplan diletakkan di ruang kultur,
cahaya diberikan dengan intensitas dan kelembapan tertentu. Dengan demikian
hambatan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman dari eksplan sangat
kecil dibandingkan dengan tanaman yang berada di lapangan sejak dimulai
dari biji atau bibit. Hambatan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman
di lapangan dapat berupa intensitas cahaya yang tinggi, kelembapan lebih
rendah jika dibandingkan di dalam botol kultur, ketersediaan hara makro dan
mikro dalam tanah, dan tingkat keasaman tanah. Proses aklimatisasi merupakan
proses sistematis tanaman heterotrop (tidak mandiri) ke tanaman yang bersifat
autotrof, yaitu tanaman yang dapat menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk
keperluannya sendiri.
Aklimatisasi tanaman yang berasal dari kultur aseptik masih menjadi
masalah. Planlet atau tanaman kecil asal kultur aseptik mengalami perubahan
hidup dari lingkungan heterotropik di dalam botol menjadi lingkungan normal
yang autotropik (Murashige, 1974, Pierik, 1987). Kondisi ini menyebabkan perlunya
adaptasi pada sistem perakaran dan tunas pada saat dipindahkan ke lapang
(Hartmann dan Kester, 1983). Selain itu masalah kepekaan yang tinggi terhadap
kehilangan air dan serangan patogen perlu diperhatikan pula (Hu dan Wang, 1983).
Aklimatisasi dapat pula dikatakan sebagai proses penyesuaian fisik dan
anatomi dari in vitro (dalam tabung) ke ex vivo (di luar tabung). Aklimatisasi tidak
akan berhasil jika ciri-ciri tanaman hasil kultur jaringan tidak diidentifikasi. Karena
hal ini merupakan dasar untuk memberikan perlakuan atau penanganan tanaman-
tanaman hasil kultur jaringan.

PEMULIAAN DAN
196 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 9.2 Hasil Aklimatisasi pada tanaman manggu


Sumber: https://images.app.goo.gl/R5rSACGhsGMhYAbc8

Gambar 9.3. Hasil Aklimatisasi tebu


Sumber: https://images.app.goo.gl/EAz2Mz35ZhxnGrh1A

Ciri-ciri tanaman hasil kultur jaringan sebelum diaklimatisasi adalah sebagai


berikut:
1. Merupakan proses yang lambat yang memerlukan waktu mencapai mingguan.
Berkaitan dengan hal ini, maka tanaman dipaksa untuk menggunakan
karbohidrat atau sumber energi terbatas ketika tanaman barada di dalam
tabung. Sehingga penggunaan media dengan kandungan unsur hara yang cukup
dapat meningkatkan keberhasilan proses aklimatisasi.
2. Kehilangan air dari tanaman di dalam botot kultur lebih sedikit dibandingkan
dengan tanaman yang berada di lapangan. Hal ini disebabkan tanaman yang
berada di botol kultur dikondisikan dalam kelembapan yang tinggi (98-99%),
sedangkan di lapangan kelembapan rendah (20-60%).
3. Tanaman hasil kultur jaringan kutikulanya masih belum berkembang dengan
baik, termasuk lapisan lilin memerlukan waktu untuk pembentukannya secara
sempurna.

PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 197
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN

MATERI PEMBELAJARAN

4. Stomata belum berfungsi dan belum berkembang dengan baik. Dinding sel
stomata belum cukup kuat atau penutupan dan pembukaan stomata tidak
sebagaimana mestinya.
5. Akar belum berkembang dengan baik, demikian pula fungsinya.
6. Tanaman dalam botol dalam keadaan bersih yang harus menyesuaikan pada
tempat dimana pathogen dan penyakit siap menyerang.
7. Harus menyesuaikan dari lingkungan dengan intensitas cahaya rendah ke
intensitas cahaya tinggi. Hal ini berkaitan dengan proses fotosintesis, dimana
kemampuan fotosintesis masih terbatas sebagai akibat dari belum sempurnanya
diferensiasi struktur daun, kloroplas masih sedikit jumlahnya, dan penyesuaian
dari ketergantungan pemberian karbohidrat pada kondisi dimana harus
memfiksasi karbon sendiri.
8. Kemungkinan medium berpengaruh terhadap penampilan fenotip. Media tumbuh
tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
aklimatisasi. Kelembapan yang tinggi dapat merangsang tumbuhnya cendawan,
dan media yang terlalu padat menghambat pembentukan dan perkembangan
akar baru karena buruknya aerasi dan drainase tanah.
Penggunaan media yang tidak tepat akan menghasilkan kematian
tanaman pada saat aklimatisasi, sehingga upaya perbanyakan cepat secara
in vitro akan gagal dan tidak membuahkan hasil. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Kozai (1991 a) yang menyatakan bahwa perkembangan spektakuler
mikropropagasi saat ini perluasan penggunanya dibatasi oleh beberapa alasan,
salah satunya adalah. tingginya prosentase hasil kultur jaringan yang hilang
atau rusak pada stadia aklimatisasi yaitu selama transfer dari botol kultur ke
lapangan pertanaman. Menurut Kozai (1991 b), selama aklimatisasi kira-kira
20% sampai 50% planlet mati disebabkan rendahnya toleransi antara lain
terhadap cekaman lingkungan.
Untuk menambah prosentase survival planlet pada stadia aklimatisasi,
lingkungan awal stadia harus dikendalikan atau dikontrol sesuai stimulasi
kondisi lingkungan kultur pada stadia perbanyakan dan perakaran (Kozai, 1991
b).
9. Dormansi pada tanaman hasil kultur jaringan harus dihilangkan.
Tiga Pokok Perlakuan pada Aklimatisasi
Ciri-ciri di atas dapat digunakan sebagai arah untuk membuat perlakuan yang
pada prinsipnya terdiri dari tiga pokok perlakuan, yaitu:
a. Perlakuan Kelembapan
Hal ini dapat dilakukan dengan penutupan tanaman dalam pot dengan
menggunakan plastik atau penutup lainnya yang memungkinkan kelembapan
dapat dipertahankan secara bertahap.
Penyesuaian kelembapan ini dapat dibagi menjadi beberapa tahap dengan
cara melihat perubahan ke arah normal dalam morfologi dan anatomi. Cara
lain dapat pula dengan menggunakan sistim penyemprotan uap air di atas
tanaman yang sedang diaklimatisi.

PEMULIAAN DAN
198 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN

MATERI PEMBELAJARAN

b. Penyesuaian Suhu
Suhu dapat dibagi menjadi beberapa tahap dengan cara memberikan
naungan dengan intensitas cahaya berbeda. Suhu sangat penting
untuk mengarahkan tanaman untuk merangsang kemampuan dalam
mempertahankan keseimbangan transpirasi, evaporasi, dan dengan
penyerapan air dari dalam medium.
Dari butir 1 dan 2 di atas, maka untuk menambah laju pertumbuhan
atau mencegah kerusakan atau kematian planlet setelah aklimatisasi
awal (saat dipindahkan ke lapangan atau rumah kaca), maka pada stadia
selanjutnya tanaman harus distimulasi terlebih dahulu melalui aklimatisasi
dalam ruangan terkontrol yang kondisi lingkungannya lebih mendekati
kondisi lapangan atau rumah kaca (Kozai, 1991 b).
c. Penyesuaian Media
Media yang digunakan dapat beberapa tahap berdasarkan sterilitas
atau kebersihan media dan kandungan hara pada media yang digunakan.
Dengan demikian, maka media tumbuh merupakan salah satu faktor
yang dapat menunjang perakaran, harus memiliki syarat-syarat seperti
kelembapan yang cukup, bebas dari benih atau biji gulma, nematoda,
salinitas rendah, berongga dan cukup hara mineral. Media tumbuh biasanya
berisi campuran berbagai jenis bahan baik berupa bahan organik maupun
bahan anorganik.
Media yang sering digunakan untuk aklimatisasi bervariasi dapat
menggunakan pasir, humus, serbuk gergaji, tanah. Pencampuran dari bahan-
bahan ini dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan
eksplan. Pencampuran pasir dan humus memberikan porositas yang baik
untuk menghindari tingkat kelembapan yang tinggi dan tumbuhnya jamur
selama masa aklimatisasi. Campuran tanah dan kompos dapat digunakan
untuk media aklimatisasi pada tanaman-tanaman hasil kultur jaringan.
Pemberian pupuk tambahan dapat membantu ketersediaan hara bagi
tanaman.
Untuk mencapai proses keberhasilan aklimatisasi perlu diketahui
karakteristik tanaman yang siap diaklimatisasi. Tahap yang perlu diperhatikan
adalah tahap ketika eksplan dirangsang untuk membentuk tunas dan akar.
Planlet yang siap diaklimatisasi pada umumnya terbentuk akar dan tunas
secara bersamaan. Struktur organ telah membentuk sistem morfologi dan
fisiologi normal sebagai tanaman utuh. Sebaliknya, ketika planlet terbentuk
dengan didahului dengan pertumbuhan tunas-tunas, maka pembentukan
jaringan akar menyesuaikan dengan struktur yang sudah ada pada tunas.
Pembentukan akar cenderung lebih sedikit dan homogen. Ciri lain adalah
tanaman tampak vigor dan warna daun hijau yang menandakan bahwa
klorofil sudah banyak terbentuk.

PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 199
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 9.4 Aklimatisasi pada tray dan bak permanen


Sumber: https://images.app.goo.gl/zNHfR97BvBek5hvB9

a. Persiapan Media
Media yang digunakan untuk aklimatisasi adalah media yang biasa digunakan
untuk tanaman dewasa tetapi dalam ukuran yang lebih halus, contohnya:
moss, pakis, arang, dsb.
Sebelum digunakan sebaiknya media disterilisasi terlebih dahulu melalui
tahap-tahap sebagai berikut:
1) Media tanam dicuci bersih dengan menggunakan deterjen dan dikukus
selama 30 menit untuk membunuh bibit-bibit penyakit dan jamur; dan
2) Direndam dalam larutan fungisida selama 10 menit untuk mencegah
munculnya kembali bibit-bibit penyakit khususnya jamur;
Setelah persiapan selesai, planlet siap untuk ditanam dalam community
pot (kompot) ataupun tray pot selama beberapa bulan sampai tanaman
cukup kuat untuk ditanam secara individual di lapangan pertanaman di
rumah kaca atau tempat lainnya Seedling (kecambah). Dikeluarkan dari
dalam botol dengan menggunakan kawat yang dibengkokkan.
B. Alat dan Bahan aklimatisasi tanaman perkebunan
Alat dan bahan hendaknya telah disiapkan pada area kerja sebelum aklimatisasi
dilaksanakan, agar tidak menghambat jalannya aklimatisasi kerena ketidak
tersedianya alat dan bahan yang dibutuhkan.
Alat dan bahan yang digunakan untuk aklimatisasi berikut.
1. Alat, antara lain:
a. Pinset panjang dan pendek
b. Potongan kawat dengan ujung dibengkokkan dan tumpul
c. Baskom
d. Ember
e. Gunting
f. Alat tulis
g. Label
2. Bahan antara lain:
a. Planlet atau bibit dalam botol
b. Air bersih
c. Pestisida
d. Pot/ bak plastik untuk pembibitan

PEMULIAAN DAN
200 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN

MATERI PEMBELAJARAN

e. Kertas koran atau sejenisnya yang bersifat hidroskopis


f. Media tanam
3. Kriteria Planlet siap aklimatisasi
Planlet yang akan di aklimatisasi memiliki syarat sebagai berikut:
a. Sehat dan kuat;
b. Memiliki perakaran baik;
c. Bibit dalam botol tidak terkontaminasi mikroorganisme; dan
d. Bibit yang telah dikeluar dari botol harus bebas dari media alga.

Gambar 9.5 Tanaman Jati yang Siap Aklimatisasi


Sumber: https://images.app.goo.gl/cyAzNKNFznnycLTy9

Gambar 9.6 Tanaman Hasil Aklimatimasasi yang sudah di lapangan


Sumber: https://images.app.goo.gl/ugCJCJ9CavtUg7Me8

PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 201
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 9.7 perbanyakan Vegetatif nilam melalui kultur jaringan


Sumber: https://images.app.goo.gl/faeeHyrvBqdiAUrm7

C. Media Aklimatisasi Tanaman Perkebunan


Media tanam digunakan sebagai tempat melekatnya akar tempat berdirinya
tanaman. Tanaman yang berdiri tegak dapat memanfaatkan cahaya matahari
serta udara di sekitarnya dengan leluasa. Selain itu, media tanam juga berperan
menyimpan air dan hari serta menjaga kelembapan.
Media tanam yang baih harus memenuhi beberapa persyaratan, antar lain:
1. Mampu mengikat air dan zat hara dengan baik;
2. Tidak mudah melapuk;
3. Tidak menjadi sumber penyakit;
4. Mempunyai aerasi dan drainase yang baik;
5. Mudah di dapat dalam jumlah yang dibutuhkan; dan
6. Relatif murah harganya.
Pengunaan media disesuaikan dengan jenis tanaman/ planlet yang akan
diaklimatisasi.

1. Media tanam untuk aklimatisasi tanaman/ planlet perkebunan


Media tanam untuk aklimatisasi planlet pisang dapat mengunakan tanah subur
dan pupuk organik/ kompos. Dapat juga menggunakan tanah subur dan sekam.
Media diayak terlebih dahulu dibasahi.

PEMULIAAN DAN
202 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN

MATERI PEMBELAJARAN

2. Media tanam untuk aklimatisasi tanaman/ planlet


Media tanam untuk aklimatisasi dapat mengunakan arang kayu Arang kayu
tidak lekas lapuk, tidak mudah ditumbuhi cendawan dan bakteri, tetapi sukar
mengikat air dan miskin unsur hara.

3. Serutan kayu atau potongan kayu


Serutan kayu atau potongan memiliki aerasi dan drainase yang baik, proses
pelapukannya berlangsung lambat, karena kayu banyak mengandung senyawa
yang sulit terdekomposisi seperti selulosa, hemiselulosa dan lignin.

4. Pakis dan moss


Memiliki daya mengikat air, aerase dan drainase yang baik, melapuk secara
perlahan-lahan, serta mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman
perkebunan untuk pertumbuhannya. Namun, jika pakis dan moss yang yang
tumbuh di hutan ini secara terus menerus diambil untuk digunakan sebagai
media tanam, dikhawatirkan keseimbangan ekosistem terganggu. Pemerintah
daerah mulai melarang eksploitasi dengan menerbitkan Peraturan Daerah
(Perda).

5. Pecahan genting atau batu bata


Pecahan genting atau batu bata banyak digunakan sebagai media untuk dasar
pot, kelemahan pecahan genting batu ialah lebih cepat ditumbuhi lumut bila
dibandingkan dengan pecahan genting, kelebihan pecahan genting atau batu
bata tidak mudah melapuk tetapi miskin unsur hara, Oleh karena itu, sebaiknya
pecahan atau batu bata digunakan sebagai dasar pot, karena mempunyai
kemampuan aerasi dan drainase yang baik.
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penyiapan media tanam untuk
aklimatisasi perkebunan antara lain:
1. Media tanam yang akan digunakan dipotong dan disesuaikan dengan jenis
media dengan ukuran tergantungpada besar kecilnya serta ukuran pot; dan
2. Kemudian media tanam tersebut direndam dengan larutan pestisida 0,2
%atau sesuai dosis anjuran selama satu hari satu malam.

Penyesuaian Media
Media yang digunakan dapat beberapa tahap berdasarkan sterilitas atau
kebersihan media dan kandungan hara pada media yang digunakan. Dengan
demikian, maka media tumbuh merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang
perakaran, harus memiliki syarat-syarat seperti kelembapan yang cukup, bebas
dari benih atau biji gulma, nematoda, salinitas rendah, berongga dan cukup hara
mineral. Media tumbuh biasanya berisi campuran berbagai jenis bahan baik berupa
bahan organik maupun bahan anorganik.
Media yang sering digunakan untuk aklimatisasi bervariasi dapat
menggunakan pasir, humus, serbuk gergaji, tanah. Pencampuran dari bahan-
bahan ini dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan eksplan.
Pencampuran pasir dan humus memberikan porositas yang baik untuk menghindari

PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 203
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN

MATERI PEMBELAJARAN

tingkat kelembapan yang tinggi dan tumbuhnya jamur selama masa aklimatisasi.
Campuran tanah dan kompos dapat digunakan untuk media aklimatisasi pada
tanaman-tanaman hasil kultur jaringan. Pemberian pupuk tambahan dapat
membantu ketersediaan hara bagi tanaman.
Untuk mencapai proses keberhasilan aklimatisasi perlu diketahui karakteristik
tanaman yang siap diaklimatisasi. Tahap yang perlu diperhatikan adalah tahap
ketika eksplan dirangsang untuk membentuk tunas dan akar. Planlet yang siap
diaklimatisasi pada umumnya terbentuk akar dan tunas secara bersamaan. Struktur
organ telah membentuk sistem morfologi dan fisiologi normal sebagai tanaman
utuh. Sebaliknya ketika planlet terbentuk dengan didahului dengan pertumbuhan
tunas-tunas, maka pembentukan jaringan akar menyesuaikan dengan struktur yang
sudah ada pada tunas. Pembentukan akar cenderung lebih sedikit dan homogen.
Ciri lain adalah tanaman tampak vigor dan warna daun hijau yang menandakan
bahwa klorofil sudah banyak terbentuk.

D. Tehnik Aklimatisasi Planlet Tanaman Perkebunanan


1. Persiapan Planlet
Planlet sudah dapat dikeluarkan dari dalam botol jika
sudah berumur minimal 6 bulan atau sudah memiliki daun minimal 3 helai.
Untuk mengeluarkan planlet dari botol pertama-tama dilakukan dengan cara
memasukkan air ke dalam botol kemudian dikocok secara perlahan sampai
agar media terpisah dari akar planlet. Selanjutnya planlet ditarik ke luar
menggunakan pengait dan dimasukkan ke dalam wadah berisi air bersih. Pada
saat menarik planlet usahakan yang dikait adalah akar planlet sehingga planlet
tidak akan rusak dan lebih mudah untuk dikeluarkan.
Planlet dicuci bersih sampai tidak ada lagi sisa agar yang direndam
dalam larutan fungisida dengan konsentrasi 1 g/l selama 5-10 menit untuk
menghindari serangan jamur, setelah itu diangkat kemudian diangin-anginkan
di atas kertas koran. Setelah kering anggrek siap untuk ditanam pada media
aklimatisasi.

2. Persiapan Media
Media yang digunakan untuk aklimatisasi adalah media yang biasa
digunakan untuk tanaman dewasa tetapi dalam ukuran yang lebih halus,
contohnya: moss, pakis, arang, dsb.
Sebelum digunakan sebaiknya media disterilisasi terlebih dahulu melalui
tahap-tahap sebagai berikut.
a. Media tanam dicuci bersih dengan menggunakan deterjen dan dikukus
selama 30 menit untuk membunuh bibit-bibit penyakit dan jamur; dan

b. Direndam dalam larutan fungisida selama 10 menit untuk mencegah


munculnya kembali bibit-bibit penyakit khususnya jamur.
Setelah persiapan selesai, planlet siap untuk ditanam dalam community
pot (kompot) ataupun tray pot selama beberapa bulan sampai tanaman cukup
kuat untuk ditanam secara individual di lapangan pertanaman di rumah kaca
atau tempat lainnya.
PEMULIAAN DAN
204 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 9.8 contoh media tanam serbuk gergaji yang dipakai aklimatisasi
Sumber: https://images.app.goo.gl/q2JevhgBZeUBUdTHA

PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 205
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN

LEMBAR PRAKTIKUM

No Nama Alat dan Bahan Jumlah


1 Ember/ wadah/ baskom 3
2 Pinset atau kawat bengkok 1
3 Gelas piala plastik 1
4 Timbangan 1
5 Pengaduk kaca 1
6 Koran/ kertas disesuaikan
7 Fungisida 500 mg/l
8 Bakterisida 500 mg/l
9 Media tanam disesuaikan
10 Botol berisi plantet yang siap
diaklimatisasi

Tahapan aklimatisasi tanaman perkebunan hampir sama dengan tahapan


pada anggrek di semester sebelumnya, planlet perkebunan yang akan di
aklimatisasi harus memenuhi kritria bibit siap di aklimatisasi, tahapan aklimatisasi
tanaman perkebunan tidak berbeda dengan tahapan aklimatisasi pada anggrek,
demikian juga alat dan bahan yang digunakan, Perbedaannya hanya terletak pada
media yang digunakan dan tempat penanaman. Planlet perkebunan ditanam
dalam polybag pembibitan dengan media campuran antara lain tanah dan sekam,
pupuk organik dan sekam dengan perbandingan 1:1
Berikut tahapan aklimatisasi tanaman perkebunan yaitu sekitar 7-8
bulan setelah berkecanbah, anakan tanaman perkebunan siap dikeluarkan dari
dalam botol. Anakan di dalam botol disebut dengan sedling. Sedling yang siap
dikeluarkan mempunyai akar yang banyak dan kelihatan kokoh. dengan alat
yang sama dengan aklimatisasi pada anggrek, yang membedakan hanya bahan
berupa media dan jenias tanaman dalam botolan. Aklimatisasi pada tanaman
perkebunan juga mengunakan larutan fungisida untuk merendam bibit. Bibit
yang dikeluarkan telah memiliki akar sempurna dan daun sempurna dan daun
sempurna.tehnik mengeluarkannya sama dengan planlet tanaman perkebunan:.
1. Mengeluarkan planlet tanaman perkebunan dari botol;
2. Membersihkan sisa media agar pada akar planlet dengan mengunakan air;
3. Merendam planlet tanaman perkebunana dalam fungisida;
4. Meniriskan planlet pisang mengunakan kertas hidroskopis/ menyerap air;
5. Menyiapkan media tanam;
6. Memasukkan media tanam dalam polybag pembibitan;
7. Menyiram media dalam polybag pembibitan;
8. Menanam planlet pada media tanam dalam polibag pembibitan; dan
9. Memberikan sungkup pada polybag pembibitan.

PEMULIAAN DAN
206 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN

LEMBAR PRAKTIKUM

Gambar 9.9 Hasil Aklimatisasi Jati Muna


Sumber: https://images.app.goo.gl/eoafG91wza1DC4Gy7

Gambar 9.10 Tahapan Proses Aklimatisasi Pada Tanaman Perkebunana


Sumber: https://images.app.goo.gl/ThNUWEtDc4Y92d4e9

PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 207
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN

CAKRAWALA

Perbanyakan benih tebu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1)
konvensional dan (2) kultur jaringan. Benih konvensional biasanya diambil dari
bagian tanaman tebu yang berumur 6-7 bulan. Benih tebu hasil kultur in-vitro
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan benih hasil konvensional
yaitu lebih seragam, bebas pathogen berbahaya, dan menghasilkan benih yang
banyak dalam waktu singkat.
Tahapan yang penting dalam pengadaan benih tebu dengan kultur in-
vitro adalah aklimatisasi. Aklimatisasi adalah masa adaptasi tanaman hasil
pembiakan secara kultur in-vitro ke media tertentu yang semula kondisinya
terkendali kemudian menjadi tidak terkendali. Selain itu tanaman juga harus
mengubah pola hidupnya dari tanaman heterotrof menjaditanaman autotrof.

JELAJAH INTERNET

Kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman


kalian tentang laboratorium kultur jaringan:
https://7ulyt4.wordpress.com/penyiapan-eksplan-kultur-
jaringan/
https://distan.bulelengkab.go.id/artikel/plasma-nutfah-58
(diakses tanggal 24 Agustus 2018)
Untuk lebih membuka dan memperluas pemahaman
peserta didik tentang kompetensi pembuatan larutan
stok dapat membuka Salah satu website yang dapat kalian
kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman
kalian tentang kultur jaringan pada perkebunan tebu.

PEMULIAAN DAN
208 PERBENIHAN TANAMAN
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN

RANGKUMAN

Teknik kultur jaringan disamping menjanjikan perbanyakan tanaman yang


cepat dan seragam, namun aplikasi metode ini memerlukan keterampilan khusus
dan pengetahuan mengenai ilmu tanaman itu sendiri. Pada prinsipnya kultur
jaringan tanaman ini dimulai dari pemilihan tanaman induk, pemilihan eksplan,
sterilisasi, kultur aseptik, penggandaan/ perbanyakan tunas, pengakaran dan
aklimatisasinya. Teknik ini telah diaplikasikan pada berbagai jenis tanaman, baik
tanaman serealia, sayuran, buah-buahan, industri, dan lain-lain. Keberhasilan
aplikasi teknik ini dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya: respon tanaman,
jenis media, hormon pertumbuhan tanaman dan lingkungan.
Sedangkan Aklimatisasi adalah proses pengeluaran tanaman hasil kultur
jaringan dimana campur tangan manusia sangat diperlukan.
Penyiapan plantlet yang baik akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
aklimatisasinya. Plantlet yang baik adalah plantlet yang tumbuh sehat, vigor
tidak mengalami gejala hiperhidrisiti (kelebihan air). Daun dan batang berwarna
hijau tua, dengan akar yang sehat, tidak ditemukan adanya pembentukan kalus.
Plantlet yang demikian akan mudah diaklimatisasi dan masalah ini terutama
ditemukan pada anyelir. Eksplan/ plantlet yang hiperhidrisiti adalah eksplan yang
menunjukkan gejala-gejala pertumbuhan yang tidak normal, daun dan batang
terlihat hijau muda/ pucat dengan kandungan klorofil yang rendah atau hijau
gelap dan tebal dengan kandungan air yang tinggi, memiliki ruas batang yang
pendek, memiliki ruang antar sel yang banyak, sel-sel jaringan yang tereduksi
atau tidak sempurna.
Aklimatisasi merupakan proses pengeluaran tanaman hasil kultur untuk
ditumbuhkan pada media dan kondisi pertumbuhan normalnya melalui campur
tangan manusia. Aklimatisasi ini seringkali juga merupakan tahap kritis kedua
pada proses kultur jaringan, terutama pada beberapa tanaman yang tidak sehat
pertumbuhannya maupun tanaman yang sulit untuk diaklimatisasi. Pada anyelir
aklimatisasi dapat dilakukan dengan beberapa teknik, baik langsung maupun tak
langsung.

TUGAS MANDIRI

1. Lakukan pengamatan pada hal-hal yang berkaitan dengan tehnik inkubasi/


pemeliharaan secara kultur jaringan tanaman dan aklimatisasi tanaman!
2. Buat pertanyaan pertanyaan dalam diskusi kelompok. kumpulkan informasi
atau Anda dapat mencoba melakukan identifikasi hal-hal yang berkaitan
dengan tehnik inkubasi/ pemeliharaan secara kultur jaringan tanaman dan
aklimatisasi tanaman!
3. Buat kesimpulan dari apa yang telah Anda amati, diskusikan dan kemudian
coba presentasikan hasil kesimpulan Anda!

PEMULIAAN DAN
PERBENIHAN TANAMAN 209
AGRIBISNIS
PEMBIBITAN DAN
KULTUR JARINGAN

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan aklimatisasi!
2. Jelaskan tujuan melakukan aklimatisasi tanaman/ planlet hasil kultur jaringan!
3. Tuliskan 4 macam keadaan planlet yang kurang menguntungkan sehingga perlu
melakukan aklimatisasi!
4. Jelaskan 4 kegiatan yang perlu diperhatikan dan dilakukan untuk menyiapkan
planlet yang siap aklimatisasi!
5. Sebutkan 5 macam persyatatanmedia yang digunakan untuk aklimatisasi !
6. Jelaskan fungsi ruang inkubasi!
7. Jelaskan syarat tumbuh planlet dalam laboratorium!
8. Jelaskan fungsi ruang inkubasi!
9. Jelaskan syarat tumbuh planlet dalam laboratorium!
10. Bila terjadi kontaminasi dan apabila kita ingin menyelamatkan kultur
tersebut, apa yang perlu dilakukan?
11. Kapan planlet dipindah dalam media perakaran?
12. Mengapa aklimatisasi perlu dilakukan?

REFLEKSI

Setelah kegiatan pembelajaran bab lima berakhir Anda tentunya sudah memahami
teknik pembuatan media kultur jaringan tanaman perkebunan. Dari materi
tersebut masih adakah materi yang Anda rasa sulit? Untuk lebih memahaminya
coba diskusikan dengan teman atau dengan guru Anda, karena konsep pada bab
ini sangat penting dan akan terkait dengan konsep dalam bab-bab selanjutnya.

PEMULIAAN DAN
210 PERBENIHAN TANAMAN

Anda mungkin juga menyukai