Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH ERGONOMI LINGKUNGAN TERHADAP PROSES

BELAJAR-MENGAJAR DI SMAN 1 MENGWI

Oleh: Vincentius Tobias Dwi Kusuma1

Abstrak
Kondisi ergonomi suatu wilayah dapat mempengaruhi produktifitas aktfitas manusia di sekitarnya, salah
satunya adalah kondisi lingkungan. Penerapan ergonomi lingkungan yang buruk dapat memberikan dampak
negatif bagi keberlangsungan kegiatan yang dilakukan oleh pengguna suatu ruangan. Sebaliknya, penerapan
ergonomi lingkungan yang baik dapat meningkatkan potensi manusia dalah menjalakan aktivitasnya, seperti
bekerja, , bermain, dan belajar. Hal inilah yang menjadi poin patokan bagi sekolah-sekolah, khususnya sekolah
SMAN 1 Mengwi dalam memaksimalkan penataan lingkungan sekolah, sehingga menjadi tempat yang nyaman
untuk proses belajar-mengajar. Penerapan ergonomi lingungan inilah yang menjadi salah satu unsur penting
terhadap maksimalnya kegiatan pembelajaran di dalam sekolah.
Kata kunci: ergonomi, lingkungan, sekolah

Pendahuluan
Pengaruh kondisi lingkungan terhadap aktifitas manusia sangat besar adanya. Kondisi
lingkungan sekitar mampu membawa suasana hati, pikiran , sreta fisik seseorang ke dalam
kondisi tertentu. Penataan lingkungan yang baik dapat membawa pengaruh yang positif bagi
civitas di sekitarnya. Sebaliknya, penataan lingkungan yang buruk dapat memberikan
pengaruh negatif terhadap mental dan fisik manusia di sekitarnya. Maka dari itu, beberapa
tempat sangat memperhatikan penataan lingkungan agar menciptakan suasanya yang
nyaman bagi pengguna.
Ergonomi merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang bagaimana hubungan
suatu ruang kerja terhadap manusia dan aktivitasnya. Suatu ruangan jika memiliki tingkat
ergonomi yang tinggi tentu akan menjadi suatu ruang yang baik dan mampu memberikan
kepada civitas kondisi terbaik dalam menjalankan aktivitas di ruang tersebut. Salah satu poin
ergonomi yang dapat mempengaruhi aktivitas manusia dalam suatu tempat yaitu ergonomi
lingkungan. Ergonomi lingkungan adalah jenis ergonomi yang mengacu pada kondisi
lingkungan setempat dan pengaruhya terhadap aktivitas atau pekerjaan civitas di dalamnya.
Beberapa hal yang menjadi bagian dari ergonomi lingkungan adalah kondisi pencahayaan,
penghawaan, kebisingan, dan lain-lain. Kuatnya hubungan antara ergonomi lingkungan
terhadap maksimalnya potensi manusia dalam aktivitasnya menyebabkan banyak tempat,
baik tempat pribadi maupun umum, yang sangat memperhatikan kondisi ergonomi
lingkungannya agar terjaga dengan baik, salah satunya adalah lingkungan sekolah.
Salah satu sekolah yang menerapkan prinsip ergonomi lingkungan di wilayahnya adalah
sekolah SMAN 1 Mengwi. Sekolah ini berlokasi di Jl. I Gusti Ngurah Rai No. 72, Kelurahan
Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Sekolah ini merupakan

1 Prodi Arsitektur, FT - Unud


Email: vincentiustobi23@email.com
Vincentius Tobias Dwi Kusuma

salah satu sekolah tertua di Kabupaten Badung, dan merupakan salah satu sekolah favorit di
wilayahnya. Karena fungsinya yang sebagai tempat pembelajaran bagi siswa SMA,
kenyamanan serta efektifitas proses belajar-mengajar menjadi nilai utama yang harus ada
dalam sekolah. Maka dari itu, nilai ergonomi lingkungan pun juga diterapkan dalam ruang
lingkup sekolah ini agar diharapkan mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Kajian Pustaka
Ergonomi adalah studi tentang aspek manusia dalam lingkungan kerja yang ditinjau dari
anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain perancangan (Eko
Nurmianto, 2004).
Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan antara segala
fasilitas yang digunakan baik dalam beraktifitas maupun dalam istirahat atas dasar
kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup
secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwakam, 2004).
Ergonomi adalah suatu cabang keilmuan yang sistematis untuk memanfaatkan informasi
mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja,
sehingga orang dapat hidup dan juga bekerja pada suatu sistem yang baik yaitu untuk
mencapai tujuan yang diinginkan dengan melalui pekerjaan yang efektif, efisiesn, aman dan
nyaman (Ginting Rosnani, 2010).
Lingkungan kerja menjadi faktor utama yang mempengaruhi kenyamanan bagi pekerja.
Lingkungan kerja adalah total dari bahan dan alat perkakas yang dihadapi oleh pekerja,
metode kerja, pengaturan kerja, kemudian kondisi lingkungan sekitarnya dimana seseorang
bekerja baik individu maupun di dalam kelompok kerja. Lingkungan kerja dibagi menjadi 2
jenis, yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik (Sedarmayanti, 2001).

Hasil dan Pembahasan


Penerapan ergonomi lingkungan pada tiap-tiap tempat biasanya akan berbeda-beda.
Perbedaan ini tergantung daripada potensi lingkungan, fungsi bangunan, serta masalah dari
masing-masing tempat sehingga membuat penerapan ergonomi di suatu suatu wilayah
bervariasi serta memiliki takaran dan caranya masing-masing sesuai kebutuhan.
Sama halnya dengan sekolah SMAN 1 Mengwi. Dengan fungsi utamanya sebagai tempat
pembelajaran bagi siswa sekolah menengah atas, ruang-ruang kelas dalam sekolah ini
diharapkan mampu menunjang para siswa, baik secara fisik dan mental, agar dapat
melaksanakan serta menangkap proses pembelajaran dengan baik. Hal inilah yang menjadi
landasan mengapa beberapa sarana serta prasarana sekolah tidak hanya berupa benda yang
dapat digunakan secara fisik, namun juga berupa elemen-elemen yang mendukung para
siswa secara psikologis dan mental agar dapat menangkap proses pembelajaran dengan baik.
Berdasarkan beberapa kesaksian dari para siswa, disebutkan bahkan beberapa masalah yang
kerap timbul atas ketidak nyamanan saat proses belajar mengajar adalah suasana kelas yang
cukup panas, sehingga menyebabkan sulitnya berkonsentrasi saat belajar. Hal ini cukup
dapat dimengerti karena kondisi geografis Indonesia yang berada di wilayah tropis sehingga
temperatur lingkungan sekitar cenderung terasa panas, ditambah fakta bahwa ruang kelas di

2
Pengaruh Ergonomi Lingkungan Terhadap Proses Belajar-Mengajar di SMAN 1 Mengwi

sekolah ini memiliki sistem penghawaan buatan yang hanya memakai kipas angin pada
beberapa sisi, sehingga kurang memungkinkan untuk menjangkau beberapa sisi yang terkena
temperatur panas ruangan. Hal ini berusaha diantisipasi oleh pihak sekolah dengan
menghadirkan taman penyejuk sehingga penghawaan alami di lingkungan sekolah dapat
terjaga dengan baik.
Sistem pencahayaan juga sangat berpengaruh pada proses belajar-mengajar. Sistem
pencahayaan yang baik dapat menciptakan fokus yang maksimal demi tercapainya tujuan
pembelajaran. Pada ruang kelas pada sekolah SMAN 1 Mengwi ini dilengkapi dengan
adanya bukaan berupa jendela dan juga pintu, sehingga isu pencahayaan saat proses belajar-
mengajar yang dilakukan saat pagi hingga siang hari tidak perlu dikhawatirkan. Di setiap
ruang kelas pun telah diberikan sistem pencahayaan buatan tersendiri berupa lampu,
sehingga jika dirasa pencahayaan alami dari luar ruangan kurang memadai, dapat
menggunakan lampu tersebut sebagai sistem pencahayaan cadangan.
Satu hal pula yang menjadi faktor utama dalam keberlangsungan proses belajar-mengajar
yang efektif dan maksimal yaitu adanya fokus yang kuat. Fokus pelajar maupun pengajar
yang baik sangat menentukan tercapainya tujuan pembelajaran. Tanpa adanya fokus yang
kuat, maka dipastikan para murid tidak dapat menerima pelajaran dengan baik. Maka dari
itu, dibutuhkan ruangan yang cukup tenang dan bebas dari kebisingan sehingga proses
belajar-mengajar dapat berlangsung dengan lancar. Pada poin ini, setiap ruang kelas pada
sekolah SMAN 1 Mengwi memiliki tingkat penerimaan kebisingan yang rendah. Hal ini baik
bagi proses belajar para siswa agar dapat belajar dengan baik tanpa takut terganggu dengan
kebisingan dari luar ruang kelas. Hal ini disebabkan karena posisi setiap ruang kelas pada
sekolah ini terletak cukup jauh dari area yang memiliki potensi kebisingan yang tinggi,
seperti jalan raya, parkiran, dan juga kantin sekolah.

Gambar 1. Lingkungan depan kelas


Sumber: google

3
Vincentius Tobias Dwi Kusuma

Gambar 2. Halaman depan kelas


Sumber: google

Gambar 1. Lingkungan Pedestrian Sekolah


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Kesimpulan
Penataan ergonomi lingkungan di sekolah SMAN 1 Mengwi dirasa sudah baik. Berdasarkan
dengan adanya faktor-faktor seperti penataan posisi ruang kelas yang baik, setting
pencahayaan yang maksimal, serta hadirnya sistem penghawaan alami untuk merespon
iklim, membuat ruang-ruang belajar yang ada di sekolah SMAN 1 Mengwi menjadi tempat
yang nyaman untuk melaksanakan proses belajar-mengajar.

Daftar Pustaka

PRINIDA, F. D. (2020). STUDI ERGONOMI TEMPAT DUDUK RUANG KULIAH PROGRAM STUDI
SANITASI PROGRAM DIPLOMA TIGA KAMPUS MAGETAN (Doctoral dissertation,
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA).

Anda mungkin juga menyukai