Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1

Analisis Pendekatan Supervisi yang sesuai dengan Konsep Merdeka Belajar,


serta Fungsi Manajemen yang Paling Efektif Dilaksanakan dalam
Pendekatan Supervisi

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Supervisi Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. Soedjono, M.Si.

Disusun oleh :

RISKHA KURNIAWATI
NPM 20510246
KELAS 2D

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2021
Tugas 1

Jika ibu bapak mempelajari pendekatan supervisi, manakah pendekatan yang menurut ibu bapak
sesuai dengan konsep merdeka belajar? mengapa? berikan analisis kelebihan dan kekurangan
pendekatan supervisi yang ibu bapak pilih!
Bila fungsi-fungsi manajemen (planing, organizing, actuating, controling) diterapkan dalam
konsep pendekatan supervisi yang ibu bapak pilih, di fungsi manajemen mana saja pendekatan
yang ibu bapak pilih efektif dilaksanakan, jelaskan!

Jawab

Menurut pendapat saya pendekatan supervise yang cocok adalah pendekatan


kolaboratif, karena pendekatan Kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara
pendekatan direktif dan non–direktif menjadi pendekatan baru. Pendekatan kolaboratif ini
diaplikasikan pada guru yang termasuk kategori guru energik dan guru konseptor dalam proses
supervisi. Dengan demikian pendekatan dalam supervisi berhubungan pada dua arah. Dari atas
ke bawah dan dari bawah ke atas
Sebagaimana telah diketahui bahwa supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan
utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama. Faktor – faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Kegiatan ini diarahkan untuk membantu
kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya agar dapat mencapai target yang diinginkan.
Salah satu pendekatan dalam melaksanakan supevisi adalah pendekatan kolaboratif.
Pendekatan ini memiliki karakteristik sebagai berikut: Supervisor bertindak sebagai mitra atau
rekan kerja. Kedua belah pihak berbagi kepakaran. Pendekatan yang digunakan merupakan
pendekatan inkuiri yakni, mencoba memahami apa yang dilakukan oleh orang yang di amati.
Diskusi sebagai langkah lanjut dari pengalaman bersifat terbuka atau fleksibel dan tujuannya
jelas.
Tujuan supervisi ialah membantu guru dan berkembang menjadi tenaga-tenaga
professional. Dengan memahami karakteristik diatas dapat diilustrasikan bahwa dengan
pendekatan kolaboratif, supervisi yang diterapkan akan terasa tenang dan tidak mengandung
ketegangan. Bahkan sebaliknya yang muncul adalah suasana akrab dan saling memahami antar
satu dengan yang lainnya. Hal ini terjadi karena supervisor menempatkan dirinya sebagai mitra
bagi guru yang disupervisi bukan sebagai arspektor yang mencari kesalahan dari guru.
Disamping itu supervisi kolaboratif memberikan ruang terbuka bagi guru sehingga guru
mendapat kesempatan yang luas guna menyampaikan ide ataupun maslah-masalah yang
muncul dalam proses pembelajaran. Sehingga dari diskusi yang dilakukan akan mucul ide-ide
baru yang merupakan problem solving dalam problem-problem yang ditemukan dalam proses
pembelajaran.

Proses Pendekatan Supervisi Kolaboratif


Jika diperhatikan secara seksama, pendekatan kolaboratif adalah perpaduan antara
pendekatan Supervisi direktif dan non direktif. Dugaan itu benar, jika diperhatikan dari aspek
tanggung jawab terlaksananya kegiatan Supervisi. Artinya supervisor dan guru berbagi
tanggung jawab. Tugas Supervisi dalam hal ini adalah mendegarkan dan memperhatikan secara
cermat keluhan guru terhadap masalah perbaikan, peningkatan dan pengembangan
pengajarannya, dan sekaligus memperhatikan pula gagasan-gagasan guru untuk mengatasi
masalah itu selanjutnya.
Beberapa pakar Supervisi mengemukakan, bahwa gagasan pendekatan kolaboratif
dalam Supervisi, diilhami oleh gerakan hubungan instansi (The Human Relations Movement).
Menurut Wiles & Lovell, 1975 yang dikutip oleh sebuah blog, mengatakan bahwa gagasan ini
sekaligus merupakan pula reaksi terhadap praktk model Supervisi klasik yang mengatakan
bahwa fungsi Supervisi pengajaran adalah untuk mengawasi mutu dengan cara mengarahkan,
menunjukkan, mengaharuskan, memantau menilai dan mengajar. Dalam praktek Supervisi,
pendekatan ini disebut juga sebagai Supervisi kolegiat, kesejawatan atau korepatif, yang lebih
banyak mengilhami karya para pakar Supervisi klinis
Perilaku supervisor adalah sebagai berikut;
(1) Mengklarifikasi/ mencari tahu persoalan guru, Clarifying, mengidentifikasi masalah seperti
yang terlihat oleh guru. Pertama, tanyakan guru tentang masalah langsung atau
kekhawatiran
(2) Mendengarkan, memahami persepsi guru. Anda (supervisor) ingin memiliki sebanyak
mungkin informasi tentang masalah mungkin sebelum berpikir tentang tindakan. Oleh
karena itu, ketika guru menceritakan persepsinya, berbagai perilaku non direktif harus
digunakan (kontak mata, parafrase, mengajukan pertanyaan menyelidik, dan bersedia
untuk memungkinkan guru untuk terus berbicara
(3) Merefleksi, memverifikasi persepsi guru. Ketika guru telah menyelesaikan deskripsi
masalahnya, memeriksa akurasi dengan meringkas pernyataan guru dan menanyakan
apakah ringkasannya
(4) Menyajikan, menyediakan sudut pandang Sampai saat ini kita telah melihat konferensi non
direktif disingkat. Alih-alih meminta guru untuk mulai memikirkan tindakan sendiri,
namun Anda tahu bergerak dan menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan.
Berikan poin Anda sendiri pandang tentang kesulitan saat ini dan isi informasi tentang
situasi dengan cara ini
(5) Mengklarifikasi pemahaman guru, mencari pemahaman guru tentang persepsi supervisor
terhadap Dengan cara yang sama, Anda diparafrasekan pernyataan guru masalah dan
meminta verifikasi, Anda sekarang meminta guru untuk melakukan hal yang sama:
(6) Pemecahan masalah, Bertukar saran opsi. Jika Anda dan guru akrab satu sama lain dan telah
bekerja bersama-sama sebelumnya, Anda hanya dapat meminta daftar saran: mari kita
berdua berpikir tentang apa yang mungkin dilakukan untuk memperbaiki situasi ini.
Kemudian mendengarkan ide masing-masing. Jika guru tidak akrab dengan Anda atau
dengan proses kolaboratif, namun, ia mungkin merasa khawatir tentang menyarankan ide
yang berbeda dari atasan. Mungkin lebih baik untuk menghentikan konferensi selama
beberapa menit dan kedua pengawas dan guru menuliskan tindakan yang mungkin sebelum
berbicara. Sehingga kita tidak saling mempengaruhi satu sama lain pada solusi yang
mungkin, mari kita mengambil beberapa menit berikutnya dan menuliskan apa tindakan
yang mungkin diambil dan kemudian membaca daftar masing-masing. Jelas, sekali
tindakan yang secara tertulis, mereka tidak akan berubah sesuai dengan apa yang orang
lain telah menulis
(7) Menguatkan , Menerima konflik. Untuk menjaga konferensi dari berubah menjadi
perjuangan kompetitif, Anda perlu meyakinkan guru bahwa ketidaksepakatan diterima dan
bahwa tidak akan ada pemenang atau pecundang. Tampaknya kita memiliki beberapa ide
yang berbeda tentang bagaimana untuk menangani situasi ini. Dengan tidak setuju kita
akan menemukan solusi terbaik sebelum akan berlangsung. Anda harus benar-benar
percaya bahwa konflik antara dua profesional yang peduli sangat produktif untuk mencari
solusi terbaik
(8) Negosiasi, Menemukan solusi yang dapat diterima. Setelah berbagi dan mendiskusikan
Tanyakan apakah ada saran umum untuk keduanya. Di mana kita setuju? Dan jika ada
saran yang sangat berbeda. Di mana kita berbeda? Jika Anda menemukan kesepakatan,
maka konferensi berlangsung. Tapi jika ada perbedaan besar dalam saran, maka Anda
dapat mengambil tindakan untuk berurutan
(9) Menstandarisasi Menyepakati rincian rencana. Setelah kesepakatan tindakan yang dapat
diterima telah tercapai, pengawas perlu menghadiri rincian waktu dan tempat
(10) Merefleksi dengan meringkas rencana akhir, Meringkas rencana akhir. Supervisor
menyimpulkan konferensi dengan memeriksa kedua belah pihak setuju dengan tindakan
dan rincian. Supervisor mungkin melakukan hal ini secara lisan. Bisakah Anda mengulangi
apa yang Anda memahami rencana untuk menjadi dan kemudian saya akan mengulangi
pemahaman saya. Atau tertulis
Ada situasi di mana seorang supervisor pasti harus menggunakan perilaku kolaboratif,
yaitu: Ketika guru berfungsi pada tingkat defelopmental sedang atau campuran. Ketika guru
dan pengawas memiliki tingkat keahlian yang sama dalam masalah ini. Jika supervisor tahu
bagian dari masalah dan guru mengetahui bagian rangka, pendekatan kolaboratif harus
digunakan. Ketika guru dan pengawas keduanya akan terlibat dalam melaksanakan keputusan.
Guru dan pengawas akan bertanggung jawab atas menunjukkan hasil kepada orang lain
(misalnya, orang tua atau pengawas), maka pendekatan kolaboratif harus digunakan. Ketika
guru dan pengawas keduanya berkomitmen untuk memecahkan masalah. Jika guru ingin
terlibat dan jika meninggalkan mereka akan menyebabkan moral yang rendah dan tidak
percaya, maka pendekatan kolaboratif harus digunakan.
Kelebihan pendekatan kolaboratif yaitu waktu untuk melakukan supervisinya relatif
fleksible karena bisa secara langsung ataupun tidak langsung, pendekatan ini mencoba
memahami apa yang dilakukan oleh orang yang diamati, supervisor menempatkan diri
sebagai mitra bagi guru yang disupervisi sehingga menciptakan suasana yang tenang dan
tidak tegang, sedangkan kelemahannya pendekatan ini menggunakan kontrak sehingga para
supervisor semacam memberi paksaan kepada guru yang disupervisi sebagai suatu ikatan.
Fungsi-fungsi Manajemen Terhadap Pendekatan Supervisi Kolaboratif
Bila fungsi-fungsi manajemen (planing, organizing, actuating, controling) diterapkan
dalam konsep pendekatan supervisi kolaboratif, tentu keempat fungsi tersebut penting yang
dan efektif untuk dilaksanakan.
1. Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan
langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti
mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang-matang apa saja yang
menjadi kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksud
untuk mencapai tujuan. merencanakan proses supervisi kolaboratif sesuai dengan
prinsip-prinsip pendekatan supervisi kolaboratif, yaitu dengan menyusun instrumen
penelitian (lembar observasi proses supervisi kolaboratif, lembar observasi kinerja
profesional guru dalam mengembangkan materi pembelajaran, panduan wawancara
dan catatan lapangan), dan melakukan analisis permasalahan. merencanakan jadwal
yang disepakati dengan yang disupervisi.
2. Pengorganisasian (organization) yaitu sebagai cara untuk mengumpulkan orang-
orang dan menempatkan mereka menurut kemampuan dan keahliannya dalam
pekerjaan yang sudah direncanakan. menyediakan lingkungan kerja yang tepat dan
sesuai. Penjadwalan pelaksanaan supervisi harus diorganisir dengan yang
disupervisi baik penjadwalan waktu dan tempat, artinya pemenuhan waktu dan
tempat kedua belah pihak telah disetujui.
3. Penggerakan (actuating) yaitu untuk menggerakan organisasi agar berjalan sesuai
dengan pembagian kerja masing-masing serta menggerakan seluruh sumber daya
yang ada dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa
berjalan sesuai rencana dan bisa memcapai tujuan.
4. Pengawasan (controlling) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari supervise
pendekatan kolaboratif ini sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta
mengawasi penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa terpakai secara
efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana.
Dalam pelaksanaan supervisi dengan konsep pendekatan kolaboratif, fungsi-fungsi
manajemen harus diterapkan secara maksimal agar hasil yang ingin dicapai dapat terealisasi
dengan baik. Fungsi manajemen yang paling efektif dilaksanakan dalam supervisi dengan
konsep pendekatan kolaboratif yaitu Controling. Pengendalian atau controling adalah bentuk
kontrol atau evaluasi terhadap pembelajaran, hal itu sangat sesuai dengan tujuan dan fungsi
supervise,

Anda mungkin juga menyukai