Anda di halaman 1dari 10

HUKUM ISLAM PERSINGGUNGAN HUKUM ADAT DAN HUKUM

ISLAM : SEBUAH KAJIAN TEORI PENERIMAAN


HUKUM ISLAM DI INDONESIA

Pengkajian teori yang digunakan dalam permasalahan ini adalah pengkajian


teori yang berlaku di Indonesia dan secara penelitian fenomenologi yang
menekanan atas peristiwa yang benar-benar terjadi.

Disusun Oleh :
Elfandra Syahputra 010001900181
Sinta Anjani Hastaningrum 010002000216
Ajie Dharmaputra (010002000015)

Dosen :
Dr. Hj. Wahyuni Retnowulandari, S.H., M.H.
Dr. Setyaningsih, S.H., M.H.
HUKUM ISLAM
Latar Belakang
Tema ini penting untuk diangkat karena, Orang Islam dalam hal mewarisi tidak dapat memilih
dalam beberapa aspek-aspek kehidupan hukum mana yang mau digunakan harus mengikuti
masyarakat hukum adat, terdapat ketentuan yang terdapat dalam Al-Qur’an. ketentuan
persinggungan antara Hukum Adat dan nya di atur pada surat anissa ayat 7, 11, 12, 176 adalah
Hukum Islam yang mana dapat ayat2 yang mengatur pembagian waris.
menyebabkan persoalan dalam hal Dalamayat 13 dan 14 tersebut jika melaksanakan
hukum mana yang harus digunakan bagi ketentuan Allah, akan masuk surga. Namun jika
mereka yang merupakan anggota suatu tidakakan masuk neraka jahannam selama2nya.
masyarakat hukum adat yang beragama
Islam

Dalam UU No. 3 Tahun 2006 sudah tidak ada hak


opsi, dimana berarti orang Islam wajib
menggunakan ketentuan Hukum Islam.

karena pada dasarnya hukum islam berlaku bagi


seluruh umat islam, memang pada dasarnya
orang muslimtidak punya pilihandalammewarisi.
HUKUM ISLAM

Pendahuluan
Hukum Islam dan Hukum Adat adalah bagian dari sistem hukum nasional disamping sistem - sistem hukum
lainnya yang turut memberi arti dan peran. Namun sebagai suatu sistem dan sistem hukum, Hukum Islam
dan Hukum Adat menunjukan pemisahan sehingga berdiri sendiri dan mandiri, dan kelanjutan
perkembangan kedua sistem hukum tersebut menunjukan sistem hukum mana yang dapat eksis dan mana
yang dapat semakin tertinggal, bahkan berkurang peranannya.

Hukum Islam, secaraetimologis, ”hukum” berasal dari bahasa arab yaitu “al - hukm” yang berarti
berhalangan, secara terminologis, merupakan pandangan tentang masalah tertentu yang terkait dengan
tindakan atau perbuatan manusia.
Hukum adat merupakan hukum yang bersumber dari kebiasaan - kebiasaan yang dilakukan oleh
masyarakat hukum adat, kemudian dijadikan sebagai hukum.
Yang membedakan antara hukum islam dan hukum adat adalah bahwa hukum islam bersumberkan
pada al quran, sedangkan hukum adat bersumberkan berdasarkan kebiasaan kebiasaan yang dilakukan
masyarakat.
Buya Hamka : adat bersandar pada syariat, syariat bersandar kitabullah (al-qur’an dan hadist) . Artinya
adat itu yang mengikuti agama bukan sebaliknya.
PENGERTIAN
PERSINGGUNGAN
MenurutKamusBesar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata persinggungan adalah
persentuhan. Arti lainnya dari persinggungan adalah kontak. Persinggungan berasal
dari kata dasar singgung

Sebagaimana kita ketahui, bahwa hukum Islam (Syara') lebih bersifat teokratis, yaitu
bahwa hukum itu datang dari Tuhan, bukan datang dari kesadaran hukum masyarakat
dan bukan pula datang dari kekuasaan, kewenangan, dan kedaulatan negara. Terhadap
orang-orang Islam, hukum Islam (Syara') itu sangat penting, karena bukan saja ia
memberikan petunjuk-petunjuk dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan, juga
karena kebutuhan kepadanya dianggap sebagai bagian dari ketaatan kepada Tuhan. Di
samping itu hukum Islam juga merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh dalam
Hukum Islam

membangun tatanan sosial dan kehidupan kemasyarakatan umat Islam. Maksud hukum
Islam sebagai tatanan hukum yang ditaati oleh mayoritas rakyat Indonesia adalah
bahwa hukum yang telah hidup dalam masyarakat merupakan kesadaran hukum
mayoritas rakyat Indonesia, oleh sebab itu, pembicaraan mengenai kajian diterimanya
hukum islam menurut teori-teori hukum Islam menjadi penting.
terjadi.

Hukum Islam
Persinggungan Hukum islam dan hukum adat dalam kajian teori penerimaan hukum
islam di Indonesia : teori yang dikemukakan oleh Christian Snouck Hurgronje dan
Prof. Hazairin

Teori Receptie 2eyang dikemukakan oleh Christian Snouck Hurgronje dan kemudian
dikembangkan oleh C. Van Vollenhoven dan Ter Haar yang berbunyi bahwa bagi
rakyat pribumi pada dasarnya berlaku hukum Adat, oleh karenanya Hukum Islam
berlaku kalau sudah diterima oleh masyarakat Adat menjadi Adatnya adalah periode
dimana hukum Islam baru diberlakukan apabila dikehendaki atau diterima oleh
hukum adat. Teori ini menentang teori yang telah berlaku sebelumnya, yaitu teori
receptie in complexu

Teori receptie in complex, yaitu periode dimana hukum Islam diberlakukan


sepenuhnya oleh orang-orang Islam sebagai pegangan dalam kehidupan beragama.

Kajian teori fenomenologi pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenologikal


atau suatu studi tentang kesadaran dari perspektif
Penelitian secara fenomenologi

Penelitian fenomenologis adalah riset yang senantisa


memungkinkan si peneliti untuk mengeksplorasi
pengalaman dan persepsi sensorik yang berbeda dengan
persepsi abstrak dari topik penelitian tentang fenomena
yang diteliti serta pembentukan pemahaman
berdasarkan pengalaman dan persepsi ini.

Dalam penelitian secara fenomenologi ini kami


mengangkat tentang waris yang berada di minangkabau
dan pernikahan yang di laksanakan secara adat.

Hukum Islam
Hukum Islam

PERSINGGUNGAN
PERSINGGUNGAN PERSINGGUNGAN
DALAM PEWARISAN DALAM PERKAWINAN
Dalam masyarakat hukum adat Dalam masyarakat hukum adat di Indonesia,

Minangkabau, sistem pewarisan yang dianut pelaksanaan perkawinan menggunakan adat


merupakan sistem pewarisan matrilineal. daerah masing masing, mulai dari upacara,
Sedangkan menurut ketentuan Islam, pakaian, hingga Bahasa yang digunakan saat
berbeda dengan sistem pewarisan adat dilangsungkanya akad nikah. Beberapa prosesi
Minangkabau. Sebagaimana yang diketahui, pernikahan tidak menggunakan bahasa Arab,
masyarakat hukum adat Minangkabau tetapi tetap selaras dengan ajaran Islam dan
beragama Islam dan mengetahui ketentuan dibingkai dalam suasana kedaerahan. Adat dan
Hukum Waris dalam sistem pewarisan Islam menyatu sehingga sulit untuk dibedakan.
Islam.

Jadi
pada dasarnya ketentuan pernikahan yang dilakukan menggunakan
adat istiadat sebenarnya menyinggung hukum islam, akan tetapi selama
melaksanakannya sesuai dengan syarat dan rukun islam maka hal itu
diperbolehkan saja dan tidak bertentangan dengan hukum islam.

Dapatkah Hukum Islam dapat

diterima dalam masyarakat adat ?

Hukum islam dalam masyarakat adat itu diterima akan tetapi


dengan menggunakan cara yang di tentukan oleh adat, seperti
ketetuan waris dalam masyarakat minangkabau. Dalam
ketentuan waris di minangkabau memang menggunakan
ketentuan hukum adat akan tetapi dalam pelaksanaan
menggunakan ketentuan hukum islam.

Mengapa demikian?
Berdasarkan alasan yuridis normatif hukum waris Indonesia itu

Hukum Islam
mengatakan bahwa orang muslim wajib menerapkan hukum islam,
yang berarti bahwa dalam pewarisan itu harus menggunakan
hukum islam. memang dalam minangkabau dikatakan bahwa
dalam hukum adat ahli waris yang berhak mewaris itu merupakan
dari keturunan ibu, dimana berarti yang mewaris merupakan anak
perempuan, namun anak perempuan hanya berhak mewaris dari
harta pusaka saja, bukan harta dari pencarian ibu dan ayahnya.
untuk harta waris pencarian ibu dan ayah tetap dibagi warisanya
berdasarkan dan berpedoman pada hukum islam yang dimana
anak laki laki juga berhak mewaris.
Persimpangan hukum adat dan hukum Islam
dalam kajian teori hanya sebatas persimpangan
teori antara teori snock dan teori Prof hazirin

Persimpangan hukum adat dan hukum Islam dalam penelitian


fenomenologi hukum Islam dalam masyarakat adat diterima
akan tetapi belum diterima secara keseluruhan masih dalam
penerimaan, karena tidak ada penolakan secara terang-
terangan dari masyarakat adat

KESIMPULAN
Hukum Islam
Hukum Islam

TERIMAKASIH!

Anda mungkin juga menyukai