Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA

Tentang Pancasila dan HAM


Berdasarkan Referensi Buku dan Jurnal

Disusun untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah


Pendidikan Pancasila

Dosen : Setiabudi Hartono, SH.,MH.

Disusun Oleh :
Fatthur Ichza Septiawan
2112211027

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP
BANDUNG
2021
Pengertian Pancasila Secara Etimologis1

Pengertian Pancasila Menurut Para Ahli


Selain penjelasan mengenai apa arti Pancasila secara umum, berikut ini beberapa pengertian Pancasila
menurut para ahli yang merupakan tokoh-tokoh bangsa Indonesia.

Menurut Ir. Soekarno


Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian abad lamanya terpendam bisu
oleh kebudayaan barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja menjadi falsafah negara, tetapi lebih luas
lagi, yakni sebagai falsafah bangsa Indonesia.

Menurut Muhammad Yamin


Menurut Muhammad Yamin, Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti lima dan Sila yang berarti
sendi, atas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan demikian, Pancasila
diartikan sebagai lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan
baik.

Menurut Notonegoro
Pancasila adalah dasar falsafah negara Indonesia, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Pancasila
merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa
Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa
dan negara Indonesia.

Teks Pancasila
Berikut ini merupakan bunyi dan teks Pancasila dari sila pertama sampai sila kelima selengkapnya.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebjaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

1
Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Dr. Asep Sulaiman, M.Pd.
Sumber Historis Pancasila2

Nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan agama yang berkembang dalam
kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan dahulu. Misalnya, sila Ketuhanan sudah ada pada
zaman dahulu, meskipun dalam praktik pemujaan yang beranekaragam, tetapi pengakuan tentang
adanya Tuhan sudah diakui. Dalam Encyclopedia of Philosophy disebutkan beberapa unsur yang ada
dalam agama, seperti kepercayaan kepada kekuatan supranatural, perbedaan antara yang sakral dan
yang profan, tindakan ritual pada objek sakral, sembahyang atau doa sebagai bentuk komunikasi kepada
Tuhan, takjub sebagai perasaan khas keagamaan, tuntunan moral diyakini dari Tuhan, konsep hidup di
dunia dihubungkan dengan Tuhan, kelompok sosial seagama dan seiman.

Sumber Sosiologis Pancasila

Nilai-nilai Pancasila (ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan) secara sosiologis telah
ada dalam masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. Salah satu nilai yang dapat ditemukan
dalam masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu hingga sekarang adalah nilai gotong royong. Misalnya
dapat dilihat, bahwa kebiasaan bergotongroyong, baik berupa saling membantu antar tetangga maupun
bekerjasama untuk keperluan umum di desa-desa. Kegiatan gotong royong itu dilakukan dengan
semangat kekeluargaan sebagai cerminan dari sila Keadilan Sosial.

Sumber politis Pancasila

Sebagaimana diketahui bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila bersumber dan digali
dari local wisdom, budaya, dan pengalaman bangsa Indonesia, termasuk pengalaman dalam
berhubungan dengan bangsa-bangsa lain. Nilai-nilai Pancasila, misalnya nilai kerakyatan dapat
ditemukan dalam suasana kehidupan pedesaan yang pola kehidupan bersama yang bersatu dan
demokratis yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan sebagaimana tercermin dalam sila keempat
Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
Semangat seperti ini diperlukan dalam mengambil keputusan yang mencerminkan musyawarah.

2
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila Ristekdikti
Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia Negara Kesatuan Republik Indonesia3

Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan
sebuah negara yang berdiri diatas keberagaman. Setiap negara memiliki pijakan yang menjadi
landasan berdirinya sebuah negara. Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Hal ini termaktub dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 alinea ke empat. Alinea
keempat merupakan sebuah pernyataan yuridis tentang dasar Negara Republik Indonesia dalam
kalimat

“maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang


Dasar negara Indonesia yang 76 terbentuk dalam susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada, Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusya-waratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”

Pendiri negara ini pada tanggal 18 Agustus 1945 menyepakati dasar negara Republik Indonesia
adalah Pancasila. Secara historis, Pancasila tidak semata-mata lahir secara mendadak. Pancasila hadir
melalui proses panjang yang didasari oleh perjuangan dan pemikiran para tokoh bangsa. Pancasila lahir
dari gagasan-gagasan luhur yang berakar pada kepribadian dan kebudayaan bangsa Indonesia sendiri.
Istilah Pancasila pertama kali diperkenalkan oleh Soekarno dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Menurutnya, Pancasila dijadikan dasar berdirinya
negara Indonesia.

Maka dari itu selain berfungsi sebagai landasan atau dasar negara, Pancasila juga berfungsi
sebagai pedoman hidup bangsa. Proses konseptualisasi Pancasila melalui rangkaian perjalanan panjang
yang dimulai sekitar awal 1900-an dalam bentuk gagasan sehingga muncul sintesis antar ideologi dan
gerakan seiring dengan penemuan Indonesia sebagai kode kebangsaan bersama (civic nationalism).
Dalam proses perumusan dasar negara, Soekarno memainkan peran sangat penting. Soekarno berhasil
mensintesiskan berbagai pandangan yang muncul.

Memaknai kembali Pancasila merupakan sebuah penegasan terhadap komitmen bahwa


sesungguhnya nilai-nilai Pancasila adalah dasar dan ideologi dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Pancasila bukanlah konsep pikiran semata, melainkan sebuah perangkat tata nilai untuk
diwujudkan sebagai panduan dalam berbagai segi kehidupan. Dengan demikian Pancasila sebagai dasar
negara berarti nilai-nilai Pancasila harus menjadi landasan etika dan moral dalam membangun pranata
politik, pemerintahan, ekonomi, pembentukan dan penegakkan hukum, sosial, budaya, dan aspek
kehidupan lainnya.

3
Buku pendidikan pancasila untuk perguruan tinggi
Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-Hari

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila ke I sampai Sila Sila ke V yang harus
diaplikasikan atau dijabarkan dalam setiap kegiatan pengelolaan lingkungan hidup adalah sebagai
berikut: Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius, antara lain: Kepercayaan
terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala sesuatu dengan sifat-sifat yang
sempurna dan suci seperti Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Adil, Maha Bijaksana dan sebagainya;
Contohnya: Menyayangi tumbuh-tumbuhan dan merawatnya; selalu menjaga kebersihan dan
sebagainya (Dedees, 2016).

Dalam Islam bahkan ditekankan, bahwa Allah tidak suka pada orang-orang yang membuat
kerusakan di muka bumi, tetapi Allah senang terhadap orang-orang yang selalu bertakwa dan selalu
berbuat baik. Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat
dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-Nya yang wajib dilestarikan dan dikembangkan
kemampuannya agar tetap dapat menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia
serta makhluk hidup lainya demi kelangsungan dan peningkatan kualitas Hidup itu sendiri (Murdiono
et al., 2020).

Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab terkandung nilai-nilai perikema nusiaan yang
harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini antara lain sebagai berikut: Pengakuan
adanya harkat dan martabat manusia dengan segala hak dan kewajiban asasinya. Penerapan,
pengamalan/ aplikasi sila ini dalam kehidupan sehari hari yaitu: Dapat diwujudkan dalam bentuk
kepedulian akan hak setiap orang untuk memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat; hak setiap
orang untuk mendapatkan informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan
lingkungan hidup; hak setiap orang untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup yang
sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku dan sebagainya.

Dalam Sila Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti dalam hal-hal
yang menyangkut persatuan bangsa patut diperhatikan aspek aspek sebagai berikut: Persatuan
Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia serta wajib membela dan
menjunjung tinggi (patriotisme); Pengakuan terhadap Ke Bhinneka Tunggal Ika dan suku bangsa (etnis)
dan kebudayaan bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah dalam pembinaan
kesatuan bangsa; Cinta dan bangga akan bangsa dan Negara Indonesia (nasionalisme) (Sutiyono, 2018).

Penerapan sila ini dalam kehidupan sehari-hari, antara lain: Dengan melakukan inventarisasi
tata nilai tradisional yang harus selalu diperhitungkan dalam pengambilan kebijaksanaan dan
pengendalian pembangunan lingkungan di daerah dan mengembangkannya melalui pendidikan dan
latihan serta penerangan dan penyuluhan dalam pengenalan tata nilai tradisional dan tata nilai agama
yang mendorong perilaku manusia untuk melindungi sumber daya dan lingkungan (Wahyudi, 2017)
Di beberapa daerah tidak sedikit yang mempunyai ajaran turun temurun mewarisi nilai-nilai
leluhur agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh ketentuan-ketentuan adat di
daerah yang bersangkutan, misalnya ada larangan untuk menebang pohonpohon tertentu tanpa ijin
sesepuh adat; ada juga yang dilarang memakan binatang-bintang tertentu yang sangat dihormati pada
kehidupan masyarakat yang bersangkutan dan sebagainya.

Dalam Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan terkandung nilai-nilai kerakyatan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus dicermati,
yakni: Mewujudkan, menumbuhkan, mengem bangkan dan meningkatkan kesadaran dan tanggung
jawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup; Mewujudkan, menumbuhkan,
mengem bangkan dan meningkatkan kesadaran akan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan hidup.

Dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia terkandung nilai keadilan sosial.
Dalam hal ini harus diperhatikan beberapa aspek berikut, antara lain: Penerapan sila ini tampak dalam
ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur masalah lingkungan hidup.

Dalam ketetapan MPR ini hal itu diatur sebagai berikut (Penabur Ilmu, 1999 : 40): Mengelola
sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan
rakyat dari generasi ke generasi. 4

4
Jurnal Kewarganegaraan Vol. 5 No.1 Juni 2021 P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328 Yohana.R.U.Sianturi
& Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia
Pancasila di Era Orde Reformasi5

Pancasila di Era Orde Reformasi Era Reformasi, setelah diasumsikan berhasil meraih
demokrasi pasca runtuhnya pemerintahan orde baru (1998) ternyata tidak diikuti oleh penguatan
konsolidasi demokrasi. Beberapa kali telah melalui pergantian rezim pasca tumbangnya orde baru, di
akhir masa setiap kepemimpinan selalu terdapat issue tidak sedap yang menerpa. Pemahaman
masyarakat terhadap demokrasi masih sangat sempit, baru sebatas pada proses pemilihan saja
(Heryanto, dkk, 2019). Implementasi demokrasi di era reformasi di Indonesia mengalami berbagai
sumbatan, Heryanto, dkk (2019), menyebutkan diantaranya;

• Politik Uang

Dari kontestasi tingkat bawah, pemilihan kepala desa, hingga ke atas, pemberian uang masih merajalela.
Tahun 2014, politik uang di Indonesia hampir mencapai 33 persen (Muhtadi dikutip Heryanto, dkk,
2019).

• Korupsi

Seperti yang dijelaskan di Unit 1, salah satu persoalan bangsa adalah Korupsi. IPK (Indeks
Persepsi Korupsi) Indonesia masih di warna merah dan skor masih rendah. Undang-Undang 19 No.
2019 tentang Perubahan Kedua Atas UU 30 tahun 2002 tentang KPK mengundang pro kontra, dan ada
anggapan melemahkan KPK.

• Mahar politik

Mahar politik, meskipun diingkari oleh partai politik, tetapi mahalnya biaya politik untuk
kampanye menunjukkan hal ini memang ada. Partai politik memerlukan biaya logistik untuk kampanye
dan akhirnya dibebankan kepada kandidat. Realitas sekarang ini tidak sejalan dengan Pancasila karena
kemiskinan masih terjadi di mana-mana, rasa keadilan masih rendah, konflik antar-kelompok semakin
marak, bahkan simbol-simbol negara masih sering dipakai untuk kepentingan politik dan golongan
tertentu (Ali, 2009 dikutip Rachman, dkk, 2012). Pada awal era reformasi (pertengahan 1998), muncul
berbagai tuntutan reformasi di masyarakat, enam tuntutan reformasi itu adalah:

1. Penegakkan Supremasi Hukum


2. Pemberantasan KKN. Reformasi Birokrasi sebagai Syarat Pemberantasan KKN
3. Pengadilan mantan Presiden Soeharto dan kroninya.
4. Amandemen konstitusi/UUD 1945.
5. Pencabutan dwifungsi TNI/Polri.
6. Pemberian otonomi daerah seluas-luasnya.

5
Modul Pendidikan Pancasila di Politeknik Kementerian Kesehatan RI
Pengertian HAM6
Beberapa pengertian dikemukakan oleh para tokoh atau yang terdapat dalam dokumen HAM
dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. John Locke (Two Treaties on Civil Government) Hak asasi manusia adalah hak yang dibawa
sejak lahir yang secara kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat
(bersifat mutlak).
2. Koentjoro Poerbapranoto (1976) Hak asasi adalah hak yang bersifat asasi. Artinya, hak-hak
yang dimiliki manusia nenurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sehingga
sifatnya suci.
3. UU No. 39 Tahun 1999 (Tentang Hak Asasi Manusia) Hak asasi manusia adalah seperangkat
hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa
dan merupakan anugerah-nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan makna hak dan
kewajiban asasi manusia dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Macam-macam Hak Asasi Hak-hak asasi manusia mencakup beberapa bidang berikut:
1. Hak-hak Asasi Pribadi yaitu meliputi kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk
agama, kebebasan bergerak, dan sebagainya.
2. Hak-hak Asasi Ekonomi, yaitu hak untuk memiliki, membeli, dan menjual, serta memanfaatkan
sesuatu.
3. Hak-hak Asasi Politik, yaitu hak ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih
dalam suatu pemilu), hak untuk mendirikan parpol, dan sebagainya.
4. Hak-hak Asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
5. Hak-hak Asasi Sosial dan Kebudayaan, yaitu meliputi hak untuk memilih pendidikan, hak
untuk mengembangkan kebudayaan dan sebagainya.
6. Hak-hak Asasi manusia untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
(procedural rights). Misalnya, peraturan dalam hal penahanan, penangkapan, penggeledahahan,
peradilan dan sebagainya.

6
Buku pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan e-modul Kelas XI Kemendikbud
Penegakan HAM pada sila – sila Pancasila

Sila yang pertama berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai arti keyakinan dan
pengakuan yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Nilai ini
mempunyai arti memberikan kebebasan kepada pemeluk agama sesuai dengan keyakinan masing-
masing, tidak adanya unsur paksaan, dan antar penganut agama harus saling menghormati dan
berkerjasama. Melalui sila ini dimensi spiritualitas keberagaman lebih terasa promising and
challengin dan tidak hanya terfokus pada dimensi formalitas lahiriyah kelembagaan agama saja.

Nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti tentang kesadaran dan sikap serta
perilaku yang sesuai dengan nilai moral dalam hidup bersama berdasarkan atas tuntutan mutlak dari
hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Perwujudan nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab adalah pengakuan hak asasi manusia, yang mana manusia harus
diakui dan diperlakukan sebagaimana manusia seutuhnya sesuai dengan harkat dan martbatnya
sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Nilai persatuan Indonesia mengandung arti usaha untuk mempersatukan bangsa dalam
berkedaulatan rakyat untuk membina Nasionalisme dalam negara. Nilai ini merupakan suatu proses
dimana untuk menuju terwujudnya Nasionalisme, dengan modal dasar nilai persatuan, semua warga
negara Indonesia baik yang asli maupun keturunan asing dan dari macam macam suku bangsa
dapat menjalin adanya kerjasama yang erat dalam wujud gotongroyong dan kebersamaan.

Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan mengandung arti suatu pemerintahan rakyat dengan melalui badan-badan tertentu dalam
menetapkan sesuatu peraturan ditempuh dengan adanya jalan musyawarah untuk mufakat atas dasar
kebenaran dari Tuhan dan putusan akal harus sesuai dengan rasa kemanusiaan yang memperhatikan
serta mempertimbangkan kehendak rakyat untuk mencapai kesejahteraan.

Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, makna yang terkandung dalam sila ini
adalah suatu tata masyarakat adil dan makmur sejahtera lahirlah batiniah sehingga setiap warga
negara mendapat segala sesuatu yang telah menjadi haknya sesuai dengan essensi adil dan beradab.
Hak asasi manusia merupakan perwujudan dari sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. Hak asasi
sangat di hormati dan dijunjung tinggi oleh nilai-nilai pancasila khususnya nilai sila ke dua, yang
mana rasa sikap toleransi dan saling menghormati merupakan kebiasaan bangsa Indonesia yang
tumbuh dan berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia.hak asasi manusia sebagai perwujudan
sila yang kedua menempatkan hak setiap warga negara pada kedudukannya yang sama. Setiap
manusia mempunyai kewajiban dan hak-hak yang sama untuk mendapatkan jaminan dan
perlindungan undang-undang.
Hak asasi manusia sebagai perwujudan sila yang kedua menempatkan manusia pada mana ia
harus mendapatkan kedudukan yang sama terutama di bidang hukum, karena negara Indonesia
merupakan negara hukum. Seperti apa yang dijelaskan, sebagai negara hukum hak asasi manusia
sangat dihargai dan erlu ditegakkan di dalam pelaksanaan kenegaraan. Penegakan hak asasi
manusia apabila terealisasi akan mewujudkan nilai dari sila yang kedua. Apabila penegakan hak
asasi manusia terealisasi maka kehidupan masyarakat Indonesia dapat dipastikan akan sejahtera dan
tidak akan ada keresahan yang timbul karena adanya pelanggaran hak asasi manusia. Hal ini selaras
dengan apa yang telah di bahas dalam pasal 28 a-j, bahwa terdapat semua hak-hak dasar manusia
sebagai manusia seutuhnya. Penegakan hak asasi manusia merupakan perwujudan dari sila
kemanusiaan yang beradap yang memberikan kesamaan perlakuan dan harkat martabat kepada
semua masyarakat Indonesia tanpa terkecuali, tanpa melihat apa jabatan, apa warna kulit, apa
agamanya, dan masih banyak lagi. Penegakan hak asasi manusia dapat ditegakkan dengan
diperkuatnya karakter rakyat sebagai faktor penting penegakan hak asasi manusia di Indonesia
dengan nilai-nilai sila Pancasila.

Apabila ditelaah lebih secara lebih dalam hak asasi manusia dapat tercermin dalam setiap nilai-
nilai dari sila-sila pancasila. Mulai dari kebebasan memluk agama, hak untuk mendapatkan
kehormatan dari manusia lainnya, hak untuk ikut mepersatukan bangsa, hak untuk kebebasan
mengemukakan pendapat dan juga hak untuk mendapatkan keadilan tanpa terkecuali. Apabila
penegakan hukum hak asasi manusia di Indonesia tidak ditegakkan kekacauan akan terjadi dimana-
mana, dan juga tidak akan adanya peri kemanusiaan yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia.

7
Jurnal Ulumul Qur’an, Vol. IV, No. 4, 1993, hlm. 21. ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 5 No. 2, Agustus 2019
ISSN : 2407-4276 (Online) Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha
Contoh kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia8, yaitu :

1. Peristiwa Trisakti merupakan satu kasus pelanggaran HAM yang paling terkenal di Indonesia
yaitu penembakan mahasiswa Universitas Trisakti yang terjadi pada tanggal 12 mei 1998.
Penembakan Mahasiswa Trisakti sendiri memiliki erat kaitannya dengan aksi demontrasi
mahasisawa diberbagai wilayah Indonesia yang berpusat di Jakarta untuk menuntut Presiden
Soeharto untuk menuntut Presiden Soeharto untuk turun dari jabatannya sebagai Presiden .
2. Kasus pembunuhan Munir .
Munir merupakan aktifitas HAM yang pernah menanggani kasus kasus pelanggaran HAM , ia
meninggal dunia pada tanggal 7 september 2004 di dalam pesawat garuda indonedia .
3. Kasus pembunuhan marsinah aktifis wanita nganjuk pada tanggal 4 Mei 1993.
Marsinah adalah seorang aktivis dan buruh pabrik jaman pemerintahan orde baru , bekerja pada
PT. Arloji, pada 6 Mei 1993 , sehari setelah para buruh dipanggil ke kodim , adalah libur
nasional untuk memperingati hari raya waisak , dan pada tanggal 8 Mei 1993 , Marsinah sudah
ditemukan tak bernyawa di sebuah gubuk pemantang sawah di Desa jagong , Nhanjuk , dimana
hasil visum et repertum menunjukan adanya luka robek tak teratur sepanjang 3 cm dalam tubuh
marsinah . Luka itu menjalar mulai dari dinding kiri lubang kemaluan ( labium minira ) sampai
ke dalam rongga Perut, di dalam perutnya ditemukian serpihan tulang dan tulang panggul
bagian depan hancur.
4. Dan masih banyak lagi kasus kasus pelanggaran HAM seperti , pembunuhan , penyiksaan ,
perbudakan dan pemerkosaan dan lain lain . Dan sering juga kita lihat di media media sosail
dan media cetak kasus kasus pelanggaran HAM yang laniinya , maka dari itulah tantangan kita
sebagai warga Negara Indonesia untuk mencegah dan menyelesaikan pelanggran- pelanggaran
HAM di Indonesia , dan kita sebagai warga Indonesia juga harus mencegah terjadinya kasus
kasus pelanggaran HAM yang lain , seperti pembunuhan , pemerkosaan dan penyiksaan, dan
kita juga harus mewujudkan upaya pencegahan kasus kasus HAM yang lain yaitu dengan:
- Pendidikan Karakter Pentingnya pendidikan karakter dalam anak mulai usia dini sangat
berpengaruh ke depannya karna dengan pendidikan karakter sejak dini seseorang sudah
mulai pandai berfikir mana yang baik dan mana yang buruk . Berpikir merupakan salah
satu kegiatan utama individu dalam menjalani berbagai aktivitas kehidupan kemampuan
berpikir di dasari oleh pengetahuan maka merekontruksi pengetahuan dengan pengalaman.
- Meningkatkan Persatuan dan kesatuan Adanya rasa sikap bersatu dan sikap nasionalisme
sesuai dengan Pancasila yaitu sila ketiga membuat setiap orang memiliki rasa yang satu
sama lain.

8
Jurnal Ham. Komnas Ham (Vol. XIII). Meinarno, E. A., & Mashoedi, S. F. (2013).

Anda mungkin juga menyukai