Anda di halaman 1dari 8

ULANGAN TENGAH SEMESTER

PENDIDIKAN PANCASILA

Di susun oleh:
Dani Irawan (B1C231006)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUBANG
SUBANG 2023
Ujian Tengah Semester

Mata kuliah : Pendidikan Pancasila

Fakultas : Tehnik

Kelas : Karyawan

Hari : Kamis , 16 november 2023.Jam

: 20.30 – 22.00

Soal

1. Pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia yang sudah menjadi kebiasaan dan budaya bangsakita
sejak dahulu kala. Jelaskan pernyataan tersebut.
2. Ceritakan proses lahirnnya Pancasila. Mulai sejak 29 juni – 18 agustus 1945
3. Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum. Jelaskan maksud dari pernyataan
tersebut.
4. Mengapa akhir akhir ini banyak perilaku masyarakat yang tidak mencerminkan nilai nilai
Pancasila. Jelaskan pendapat saudara.
5. Mengapa Pancasila disepakati sebagai dasar negara Indonesia?

( Dipersilahkan untuk buka buku )


*Jawaban dikumpulkan di ketua kelas diserahkan paling lambat 2 hari setelah ujianberlangsung
JAWABAN
1. Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa Pancasila adalah sesuatu yang
melekat dalam jiwa bangsa Indonesia dan telah menjadi bagian dari kebiasaandan
budaya bangsa sejak lama. Pancasila merupakan dasar negara Indonesiayang
terdiri dari lima prinsip atau sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial
bagi Seluruh Rakyat Indonesia.Pancasila tidak hanya menjadi landasan konstitusi
negara, tetapi juga menjadi panduan moral dan etika dalam kehidupan sehari-
harimasyarakat Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, seperti
keadilan, persatuan, kesetaraan, dan keberagaman, telah menjadi bagian integral
dari budaya dan kebiasaan masyarakat Indonesia.Pancasila juga menjadi landasan
dalam menjaga harmoni dan kerukunan antarumat beragama, suku, dan budaya
di Indonesia. Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa mengajarkan pentingnya
menghormati dan mengakui keberagaman keyakinan agama, sementara prinsip
Persatuan Indonesia mengajarkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa di tengah perbedaan.
Dengan demikian, pernyataan tersebut menggambarkan bahwa Pancasila bukan
hanya sekadar dokumen konstitusi, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan
dari identitas dan budaya bangsa Indonesia.
2. Proses lahirnya Pancasila dimulai pada tanggal 29 Juni 1945, ketika Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dibentuk
oleh pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia. BPUPKI bertugas untuk
menyusun dasar negara Indonesia yang akan menjadi landasan bagi kemerdekaan
yang akan datang.BPUPKI kemudian membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari
sembilan anggota yang dipimpin oleh Ir. Soekarno. Panitia ini bertugas untuk
merumuskan dasar negara Indonesia. Dalam prosesnya, Panitia Sembilan
mengadakan serangkaian diskusi dan perdebatan yang intensif untuk mencapai
kesepakatan mengenai prinsip-prinsip dasar negara.Pada tanggal 1 Juni 1945,
Panitia Sembilan menyampaikan naskah dasar negara yang disebut sebagai
"Piagam Jakarta" kepada BPUPKI. Namun, naskah ini masih belum final dan masih
memerlukan penyempurnaan.
Pada tanggal 22 Juni 1945, BPUPKI mengadakan sidang pleno yang dihadiri oleh
semua anggota BPUPKI. Sidang ini bertujuan untuk membahas dan
menyempurnakan naskah dasar negara. Dalam sidang tersebut, Ir. Soekarno
menyampaikan pidato yang kemudian dikenal sebagai "Pancasila sebagai Dasar
Negara".
Pada tanggal 18 Agustus 1945, sidang BPUPKI yang terakhir diadakan. Sidang ini
menyetujui secara resmi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Pancasila
terdiri dari lima sila yang mencerminkan nilai-nilai kebangsaan Indonesia.Setelah
itu, Pancasila menjadi dasar negara Indonesia dan diadopsi dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan konstitusi Indonesia hingga saat ini.
Proses lahirnya Pancasila melibatkan perdebatan, diskusi, dan kesepakatan antara
para tokoh dan pemimpin bangsa Indonesia pada saat itu. Pancasila dianggap
sebagai hasil dari perjuangan dan pemikiran kolektif para pendiri bangsa
Indonesia untuk menciptakan dasar negara yang inklusif, adil, dan menghormati
keberagaman masyarakat Indonesia.
3. Pernyataan "Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum"
mengandung arti bahwa Pancasila adalah landasan utama atau sumber utama dari
semua peraturan hukum di Indonesia. Ini berarti bahwa semua hukum yang ada di
Indonesia haruslah selaras dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang terkandung
dalam Pancasila.
Sebagai dasar negara, Pancasila memiliki kedudukan yang sangat kuat dalam
sistem hukum Indonesia. Hal ini diatur dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945, yang menyatakan bahwa Pancasila adalah ideologi negara dan menjadi
panduan dalam pembentukan hukum serta kebijakan publik.
Dalam konteks ini, Pancasila berfungsi sebagai filter atau kriteria untuk
mengevaluasi dan menguji keabsahan setiap peraturan hukum yang dibuat di
Indonesia. Setiap hukum yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dapat
dianggap tidak sah atau tidak sesuai dengan semangat dan tujuan negara.
Pancasila juga memberikan arah dan orientasi dalam pembentukan hukum di
Indonesia. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pancasila, seperti keadilan,
persatuan, demokrasi, dan kesejahteraan sosial, menjadi pedoman dalam
merumuskan kebijakan hukum yang adil dan berkeadilan.
Selain itu, Pancasila juga memberikan landasan moral dan etika dalam
pelaksanaan hukum di Indonesia. Prinsip-prinsip Pancasila, seperti gotong royong,
menghormati hak asasi manusia, dan menghargai keberagaman, menjadi landasan
dalam menjaga keadilan dan keharmonisan dalam masyarakat.
Dengan demikian, pernyataan tersebut menggambarkan bahwa Pancasila memiliki
peran sentral dalam sistem hukum Indonesia, menjadi sumber utama dari segala
sumber hukum, dan menjadi panduan dalam pembentukan, evaluasi, dan
pelaksanaan hukum di negara ini.
4. Ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan mengapa akhir-akhir ini banyak
perilaku masyarakat yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Berikut adalah
beberapa pendapat yang mungkin:
1. Perubahan sosial dan budaya: Perkembangan sosial dan budaya yang cepat
dapat mempengaruhi nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Globalisasi,
modernisasi, dan pengaruh media sosial dapat membawa nilai-nilai yang berbeda
yang tidak selalu sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Perubahan ini dapat
menyebabkan masyarakat mengabaikan atau melupakan nilai-nilai Pancasila
dalam perilaku sehari-hari.
2. Ketidakseimbangan pembangunan: Ketimpangan dalam pembangunan ekonomi
dan sosial juga dapat mempengaruhi perilaku masyarakat. Ketidakadilan sosial
dan ekonomi dapat menciptakan ketegangan dan ketidakpuasan yang dapat
mengarah pada perilaku yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila, seperti
korupsi, kekerasan, atau diskriminasi.
3. Kurangnya pendidikan dan kesadaran: Pendidikan dan kesadaran yang kurang
mengenai nilai-nilai Pancasila juga dapat menjadi faktor penyebab perilaku yang
tidak mencerminkan nilai-nilai tersebut. Jika masyarakat tidak memahami
pentingnya nilai-nilai Pancasila dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari, mereka mungkin cenderung mengabaikan atau melupakan nilai-nilai
tersebut.
4. Krisis moral dan etika: Krisis moral dan etika dalam masyarakat juga dapat
menyebabkan perilaku yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Ketidakjujuran, keserakahan, dan kurangnya tanggung jawab sosial dapat
mengarah pada perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
5. Kurangnya pemahaman dan pengamalan Pancasila oleh pemimpin: Pemimpin
yang tidak memahami atau tidak mengamalkan nilai-nilai Pancasila dapat
memberikan contoh yang buruk bagi masyarakat. Jika pemimpin tidak
mengutamakan keadilan, persatuan, atau keberagaman, masyarakat juga
cenderung mengikuti perilaku yang serupa.Penting untuk diingat bahwa perilaku
yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila bukanlah representasi dari seluruh
masyarakat. Masih banyak individu dan kelompok yang berusaha untuk
menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dalamkehidupan sehari-hari. Namun,
faktorfaktor di atas dapat memberikan pemahaman mengapa ada perilaku yang
tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat saat ini.

5. Pancasila disepakati sebagai dasar negara Indonesia karena beberapa alasan


yang penting:

1. Representasi keberagaman: Indonesia adalah negara yang memiliki


keberagaman etnis, agama, budaya, dan bahasa. Pancasila dirumuskan dengan
tujuan untuk mencerminkan dan menghormati keberagaman ini. Nilai-nilai
Pancasila, seperti persatuan, gotong royong, dan menghargai perbedaan,
dirancang untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang
terdiri dari berbagai kelompok masyarakat.

2. Kompromi politik: Proses perumusan Pancasila melibatkan perdebatan dan


diskusi yang intensif antara berbagai tokoh dan pemimpin bangsa Indonesia pada
saat itu. Pancasila dianggap sebagai hasil kompromi politik yang mencerminkan
kepentingan dan aspirasi berbagai kelompok masyarakat. Dalam konteks
perjuangan kemerdekaan Indonesia, Pancasila menjadi titik temu yang dapat
diterima oleh semua pihak.

3. Nilai-nilai universal: Pancasila mengandung nilai-nilai universal yang relevan dan


dapat diterima oleh masyarakat Indonesia maupun dunia internasional. Nilai-nilai
seperti keadilan, demokrasi, kemanusiaan, persatuan, dan kesejahteraan sosial
adalah nilai-nilai yang diakui secara luas dan menjadi dasar bagi pembangunan
masyarakat yang adil dan berkeadilan.

4. Kesesuaian dengan budaya dan tradisi Indonesia: Pancasila juga dianggap sesuai
dengan budaya dan tradisi Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila,
seperti gotong royong, musyawarah, dan keadilan sosial, telah menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat Indonesia sejak lama. Pancasila mengakui dan memperkuat
nilai-nilai ini sebagai landasan dalam pembangunan negara dan masyarakat.
5. Stabilitas politik dan keamanan: Pancasila menjadi dasar negara yang
memberikan stabilitas politik dan keamanan bagi Indonesia. Dengan memiliki
dasar negara yang jelas dan diterima oleh semua pihak, konflik politik dapat
diminimalisir dan stabilitas nasional dapat terjaga. Pancasila juga memberikan
kerangka hukum yang kuat untuk menjaga keamanan dan ketertiban dalam
masyarakat.

Dalam kesimpulannya, Pancasila disepakati sebagai dasar negara Indonesia karena


mencerminkan keberagaman, merupakan hasil kompromi politik, mengandung
nilai-nilai universal, sesuai dengan budaya dan tradisi Indonesia, serta
memberikan stabilitas politik dan keamanan. Pancasila menjadi landasan yang
kuat untuk membangun negara yang adil, demokratis, dan berkeadilan bagi
seluruh masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai