Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Nilai-Nilai Mulia Al-Asma Al-Husna


Al-Asma Al-Husna berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata asma dan
husna. Asama merupakan bentuk jamak dari kata al-ism yang berarti nama. Ia berakar dari
kata al-sumuwwu yang berarti tinggi atau al-simah yang berarti tanda. Hal ini karena nama
memang merupakan tanda bagi segala sesuatu sekaligus eksistensinya harus dijunjung tinggi.

B. Al-Malik (‫)ﺍﻟََ َِِﻤﻠﻚ‬


a. Pengertian al-Malik
Al-Malik secara umum di artikan dengan kata raja atau penguasa. Kata Al-Malik
terdiri dari huruf Mim Lam Kaf yang rangkaiannya mengandung makna kekuatan dan
Keshahihan. Kata al-malik di dalam Al-qur’an terulang sebanyak lima kali dan biasanya
diartikan dengan kata Raja. Dua dari ayat tersebut disandingkan kepada kata al-Haq yang
berarti pasti dan sempurna. Hal ini karena kerajaan Allah SWT abadi dan sempruna tidak
seperti kerajaan manusia. Hal ini terlihat dalam firman Allah SWT:

ُ ‫ﻓَﺘَ َﻌﻠﻰﷲﹸﺍﻟََ َِِﻤﻠ‬


‫ﻚﺍﻟ َﺤ ۗ ﱡ‬
‫ﻖ‬
“Maka Maha Tinggi Allah, raja yang sebenarnya”(Q.S. Thaha[20]: 114)

ُ ‫ﻓَﺘَ َﻌﻠﻰﷲﹸﺍﻟََ َِِﻤﻠ‬


‫ﻚﺍﻟ َﺤ ۗ ﱡ‬
‫ﻖ‬

“Maka maha tinggi Allah, raja yang sebenarnya” (QS. Al-Mu’minun[23];116)

Imam Al-Ghazali menyatakan kata Al-Malik menunjukkan bahwa Allah SWT tidak
membutuhkan kepada segala sesuatu melainkan segala sesuatu membutuhkan diriNya. Tidak
hanya itu bahkan segala wujud yang ada dimuka bumi bersumber darinya dan ia menjadi
pemilik bagi seluruh wujud tersebut. Dengan demikian Allah SWT adalah raja sekaligus
pemilik. Kepemilikan Allah SWT sangat berbeda dengan kepemilikan manusia. Kepemilikan
manusia terbatas sementara kepemilikan Allah tidak terbatas. Sebagai misal bisa saja manusia
memiliki mobil hanya saja dalam kepemilkannya tersebut ia memiliki keterbatasan. Tidak
mungkin seseorang dengan sengaja menabrakan mobilnya. Sebab apabila ia melakuakan hal
ini minimal kecaman akan ia peroleh karena manusia harus mempertanggungjawabkan atas
perbuatanNya. Sementara ini tidak berlaku kepada Allah SWT karena Allah SWT tidak
dimintakan pertanggungjawaban atas perbuatanNya. Allah SWT juga sebagai raja. Raja
berarti Dzat yang memiliki hak mengatur terhadap dirinya maupun sosok lain dengan
kekuatan dan kekuasaannya. Manusia bisa saja menjadi raja tetapi tidak dapat menjadi raja
yang mutlak karena hal tersebut hanya milik Allah SWT.
b. Meneladani Allah dengan sifat al-Malik
 Manusia memiliki keterbatasan terhadap sesuatu.
Dengan asma Allah SWT al- Malik ini seharusnya manusia sadar bahwa
dirinya terbatas. Bukan hanya itu harta benda yang mereka miliki juga terbatas,
baik terbatas jumlahnya atau terbatas pemakaiannya. Manusia hanya bisa
memakai harta yang dimiliki didunia saja. Demikian pula kepemilikan yang ia
miliki juga terbatas. Seseorang bisa saja memilki karyawan tetapi ia hanya
dapat menguasai lahiriah dari karyawannya tersebut. Ia tidak dapat menguasai
sisi bathinnya.

 Pengendalian nafsu
Dengan mengerti dan memahami sifat al-Malik dengan baik, seseorang dapat
menguasainya hawa nafsunya. Godaan yang paling besar bagi manusia adalah
godaan hawa nafsu. Dalam sejarah, umat Islam pernah mengalami kekalahan
perang, yaitu dalam perang uhud. Kekalahan tersebut terjadi karena sebagian
dari pasukan umat Islam tergoda dengan harta ghaniamah atau harta rampasan
perang sehingga Allah SWT mengurangi kekuatan mereka dan akhirnya
mereka kalah di dalam perang. Saat itu seandainya umat tidak tergoda dengan
harta rampasan perang yang ada menyakini bahwa Allah SWT adalah pemilik
semuanya, niscaya pasukan umat Islam akan menang.

 Bersyukur terhadap nikmat Allah


Mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepada manusia merupakan
bentuk pengamalan dari penghayatan seseorang terhadap asma Allah SWT al-
Malik. Seseorang akan sadar bahwa pemilik sebenarnya bagi segala sesuatu
adalah Allah SWT. Oleh karena itu ketika seseorang sudah berusaha dengan
maksimal lalu ia memperoleh rezeki, maka ia akan mensyukuri rezeki itu. Ia
tidak akan mengumpat atau mencaci orang lain karena ia sadar bahwa Allah
addalah pemilik sejatinya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Al-Malik berarti Allah Swt Dzat yang memiliki atau menguasai segala sesuatu.
Dari sifat al-Malik seharusnya kita disiplin dan memilki target diidalam menggapai
prestasi dengan bekerja keras secara maksimal. Seandainya target tersebut belum
tercapai, maka kita tidak boleh putus asa karena kemampuan manusia yang terbatas dan
mengembalikannya kepada Allah SWT sebagi pemilik hakiki. Seandainya memiliki harta
berlimpah, maka hendaklah seseorang tidak dikendalikan oleh hawa nafsunya melainkan
bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan.

B. Saran
Dengan selesainya penulisan makalah ini, kami sadar bahwa masih terdapat
kekurangan maka dengan kerendahan hati kami mengharapakan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi sempurnanya penulisan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asmaul Husna bermaksud dari segi bahasanya ialah nama-nama Allah yang
terbaik yang tidak ada kekurungannya sama sekali. Dengan mendalami makna nama-
nama Allah ini dapat menambah kekuatan keimanan kita.
Al-Malik merupakan salah satu nama Allah yang artinya Maha kuasa atau raja.
Hal ini karena kerajaan Allah SWT abadi dan sempurna tidak seperti kerajaan
manunsia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat di ambil beberapa identifikasi
masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan sifat Al-Malik Allah ?


2. Dari sifat Al- Malik keteladanan apa yang dapat kita ambil?

C. Tujuan
Dengan di buatnya makalah ini merujuk pada latar belakang dan rumusan
masalah di atas maka kami mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Kita dapat mengetahui sifat Al-Malik Allah.
2. Kita dapat mengambil teladan dari sifat Al-Malik Allah.
DAFTAR PUSTAKA

Buku siswa Akidah Akhlak kelas XII pendekatan saintifik kurikulum 2013
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr…Wb… Alhamdullilahirabil’alamin. Segala puji bagi Allah


SWT yang telah menolong kami menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan dan
menyelesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini bertujuan untuk melengkapi dan memenuhi tugas Akidah Akhlak tentang
Nilai-Nilai Mulia Al-Asma Al-Husna melalui Al-Malik.

Semoga makalah ini bisa memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
.Kami mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 1
C. TUJUAN 1

BAB II PEMBAHASAN
A. NILAI-NILAI MULIA AL-ASMA AL-HUSNA 2
B. AL-MALIK 2

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN 4
B. SARAN 4

DAFTAR PUSTAKA 5
MAKALAH AKIDAH AKHLAK
NILAI-NILAI MULIA AL-ASMA AL-HUSNA
(AL-MALIK)

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

1. KURNIA WATI RUMATUMERIK


2. RAHMA NAZILAH MAHU
3. SITTI AMINAH ZAHZAFNI RUMALUTUR
4. RISKA BUGIS
5. KHUMAIRA WAIMALAKA
6. SITTI KHAJIJA RUMOGA

KEMENTRIAN AGAMA RI
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SERAM BAGIAN TIMUR
GESER
2019

Anda mungkin juga menyukai