Anda di halaman 1dari 34

IMPLEMENTASI REGULASI BAGI

MAHASISWA KEDOKTERAN DI

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. WAHIDIN

SUDIROHUSODO MAKASSAR

A. MOU Antara Fakultas Kedokteran A dengan Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar
Perjanjian Kerjasama Fakultas Kedokteran Universitas A dengan Badan
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo daerah Makassar. Dalam Bab ll ruang Lingkup
kerjasama pasal : ayat (1) Dalam batas-batas kemampuan dan tanpa mengurangi
tugas pokoknya masing-masing plihak akan saling membantu dalam
melaksanakan berbagai kegiatan yang menyangkut pendidikan, penelitian dan
pengabdian pada masyarakat. dengan memanfaatkan sumberdaya dan fasilitas
yang ada di lingkungan kedua belah pihak.
Pasal 2 Ayat (1) Dalam melaksanakan kegiatan sebagai dimaksud pasal 2
ayat (1) ini yang diselenggarakan oleh salah satu pihak, kedua belah pihak
bersedia memberikan bantuan untuk terselenggaranya kegiatan antara lain dalam
bentuk: a) Bantuan tenaga ahli/medik/profeslonal; b) Pendidikan dan pelatihan
dalam berbagal bidang keahlian; c) Lokakarya. seminar dan kegiatan lainnya: d)
Penelitian bersama; e) Penggunaan Laboratorium ataupun fasilitas lainnya; f)
Kegiatan-kegiatan lainnya yang disepakati bersama oleh kedua belah pihak.
Pasal 2 ayat (3) Dalam kegiatan rutin yang dilaksanakan, masing – masing
pihak : a) Bersedia memberikan bantuan tenaga – tenaga berupa tenaga ahli tanpa
mengganggu program pendidikan. penelitian dan pelayanan; b) Memberikan
kesempatan kepada peserta program pendidikan profesi dokter Fakultas
Kedokteran Universitas A untuk mempelajari, serta dalam hal tertentu mengelola
kasus yang dirawat di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Dalam bab V Tentang pelayanan, pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, pada pasal 10 ayat (1) penyelenggara pelayanan kesehatan
oleh badan rumah sakit dalam rangka kerjasama ini menjadi tanggungjawab
kepala badan. Ayat (2) semua tenaga penyelenggaraan pelayanan kesehatan harus
tunduk dan taat pada peraturan yang berlaku dan bertanggung jawab kepada
kepala badan.
Pada pasal 11 mengenai pendidikan : (1) penyelenggara pendidikan
mahasiswa fakultas kedokteran di badan rumah sakit diatur dan diawasi
pelaksanaannya berdasar kesepakatan bersama antara Dekan dan Kepala badan
yang akan diatur dalam petunjuk pelaksanaan; (2) Dekan berwenang menetapkan
persyaratan cara dan metode pendidikan Mahasiswa kedokteran dengan
mempertimbangkan masukan kepala badan; (3) Administrasi pendidikan bagi
calon Dokter dilakukan oleh fakultas kedokteran; (4) biaya yang timbul akibat
proses pelaksanaan pendidikan mahasiswa fakultas kedokteran di badan rumah
sakit menjadi tanggung jawab fakultas kedokteran yang akan diatur dalam
petunjuk pelaksanaan; (5) badan rumah sakit mengatur pelayanan kasus /
penderita, rekam medik untuk kepentingan pendidikan dan penelitian yang
dilakukan di lingkungan fakultas kedokteran dan badan rumah sakit, rekam medik
adalah milik badan rumah sakit, penggunaan informasi rekam medik harus
mendapat ijin tertulis dari kepala badan; (6) Jenis dan syarat – syarat pendidikan
dilakukan oleh dekan, dengan persetujuan kepala badan; (7) Dekan dan Kepala
badan bertanggung jawab terhadap kelancaran pendidikan.
Pada pasal 12 mengenal pendidikan disebutkan ; (1) sesuai dengan fungsi
badan rumah sakit sebagai pusat rujukan di Wilayah Tangerang dan rumah sakit
pendidikan calon dokter, badan rumah sakit bekerja sama dengan fakultas
kedokteran menyelenggarakan kegiatan penelitian kedokteran dan kesehatan; (2)
penelitian yang dilaksanakan di lingkungan RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar, hendaknya memperhatikan hal – hal sebagai berikut; a) yang
diutamakan adalah penelitian – penelitian yang bertujuan untuk menunjang dan
meningkatkan upaya peleyanan kesehatan dan pendidikan, sejalan dengan
perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran dengan senantiasa memperhatikan
relavansinya terhadap kebutuhan masyarakat; b) Kegiatan penelitian tidak boleh
menghambat kegiatan pelayanan, tidak membebani penderita dan tidak
membebani anggaran badan rumah sakit; c) penelitian harus mengikuti tata cara
metode ilmiah dan kaidah etika penelitian dan disetujui oleh Lembaga Penelitian
Fakultas Kedokteran dan disahkan oleh kepala badan serta sesuai dengan
ketentuan / peraturan yang berlaku; d) Anggaran penelitian untuk fakultas
kedokteran di tanggung oleh fakultas kedokteran dan pihak ketiga yang tidak
mengikat.
Dan pasal 13 mengenai pengabdian kepada masyarakat : (1) Pelaksanaan
pelayanan kesehatan oleh tenaga medis dari fakultas kedokteran dan badan rumah
sakit bertanggung jawab kepada kepala badan rumah sakit; (2) Pelaksanaan
Tridharma perguruan tinggi oleh tenaga medis dari fakultas kedokteran
bertanggung jawab kepada Dekan faskultas kedokteran.
Dari ketentuan tersebut jelaslah bahwa adanya kerjasama fakultas
kedokteran universitas A dan RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Fakultas Kedokteran telah menetapkan RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar sebagai rumah sakit pendidikan utama bagi mahasiswa kedokteran
universitas A. Rumah sakit dan fakultas kedokteran bekerjasama dalam hal
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Pembiayaan pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat menjadi tanggung jawab pihak fakultas
kedokteran, sedangkan rumah sakit menyediakan sarana dan prasarana serta
sumber daya manusia untuk dipergunakan dalam kegiatan pendidikan, penelitian
dan pengabdian masyarakat.

B. Profile RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar


RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar merupakan salah satu rumah
sakit milik pemerintah daerah Kota Makassar. Pada tahun 1947 didirikan Rumah
Sakit dengan meminjam 2 (dua) bangsal Rumah Sakit Jiwa yang telah berdiri
sejak tahun 1942 sebagai bangsal bedah dan penyakit dalam yang merupakan
cikal bakal berdirinya Rumah sakit Umum (RSU) Dadi.
Pada tahun 1957 RSU Dadi yang berlokasi di jalan Lanto Dg. Pasewang
No. 43 Makassar sebagai Rumah Sakit Pemda Tingkat I Sulawesi Selatan dan
pada tahun 1993 menjadi Rumah Sakit dengan klasifikasi B. Pengembangan RSU
dipindahkan ke Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 11 Makassar, berdekatan dengan
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Pada tahun 1994 RSU Dadi berubah menjadi rumah sakit vertikal milik
Departemen Kesehatan dengan nama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr.
Wahidin Sudirohusodo berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No.
540/SK/VI/1994 sebagai rumah sakit kelas A dan sebagai rumah sakit pendidikan
serta sebagai rumah sakit rujukan tertinggi di Kawasan Timur Indonesia.
Pada tanggal 10 Desember 1995 RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
ditetapkan menjadi Rumah Sakit unit Swadana dan pada tahun 1998 dikeluarkan
Undang-undang No. 30 tahun 1997 berubah menjadi Unit Pengguna Pendapatan
Negara Bukan Pajak (PNBP).
Dengan terbitnya peraturan Pemerintah R.I. No. 125 tahun 2000, RSUP
dr. Wahidin Sudirohusodo beralih status kelembagaan menjadi Perusahaan
Jawatan (Perjan), yang berlangsung selama lima tahun dan berakhir pada tahun
2005. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2005 tentang
pengelolaaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU), Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor : 1243/MenKes/SK/VII/2005 tanggal 11 agustus 2005
tentang penetapan 13 Eks Rumah Sakit PERJAN menjadi UPT DEPKES dengan
penerapan pola PPK-BLU, dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
1677/MenKes/Per/XII/2005 tentang Organisasi dan tata kerja RSUP dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar, maka sejak tahun januari tahun 2006 kelembagaan
RSWS berubah menjadi Unit Pelaksana Teknis Depkes dengan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
Tahun 2014 RSWS memperoleh dua Akreditasi penting, yakni Akreditasi
KARS Paripurna dan Akreditasi JCI. Pada tanggal 17 Oktober 2014 Kemenkes
RI mengeluarkan Surat Keputusan no. HK.02.02/Menkes/390/2014 tentang
penetapan status RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo menjadi rumah sakit rujukan
Nasional.
Pada tanggal 10 Desember 1995 RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo
ditetapkan menjadi rumah sakit unit swadana dan pada tahun 1998 dikeluarkan
Undang - Undang No. 30 Tahun 1997 berubah menjadi unit Pengguna
Pendapatan Negara Bukan Pajak ( PNBP ). Dengan terbitnya peraturan
pemerintah R.I. No. 125 tahun 2000, RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo beralih
status kelembagaan menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN )

C. Pelaksanaan Regulasi Pelayanan Kesehatan Bagi Mahasiswa Kedokteran di


RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Untuk setiap jenis Rumah Sakit Pendidikan ditetapkan standar dengan masing –
masing kriterianya, mengacu pada World Federation of Medical Education
(WFME), sebagai berikut :
1. Standar Visi, Misi, Komitmen dan Persyaratan
2. Standar Manajemen dan Administrasi.
3. Standar Sumber Daya Manusia untuk program pendidikan klinik.
4. Standar Penunjang Pendidikan.
5. Standar perancangan dan pelaksanaan program pendidikan klinik yang
Berkualitas.

Standar dan parameter penilaiannya ini lebih merupakan standar input, yang
harus dipenuhi sebagai dasar penilaian kepatuhan institusi terhadap standar yang
telah ditetapkan dalam rangka penetapan sebagai Rumah Sakit Pendidikan,
setelah melalui persyaratan Akreditasi Rumah Sakit dari Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.

1. Standar Visi, Misi, Komitmen Dan Persyaratan.


Untuk menunjang proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai dengan
kebutuhan maka komitmen rumah sakit perlu ditunjukan secara jelas
(administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan sesuai aturan perundangan
yang berlaku.
Kriteria :
1) Terdapat visi, misi, dan tujuan rumah sakit secara tertulis yang menunjang
tercapainya pendidikan profesi kedokteran.
2) Terdapat dokumen perjanjian kerja sama antara direktur rumah sakit
pendidikan dengan pimpinan institusi pendidikan kedokteran, meliputi
aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana,
manajemen pendidikan dan daya tampung peserta didik.
3) Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat dalam hal
pada seluruh proses pendidikan kedokteran di rumah sakit tersebut.
4) Rumah sakit kelas A atau B atau setara yang telah terakreditasi minimal
12 pelayanan.
5) Rumah sakit yang telah menjalankan fungsi pendidikan dan telah
memiliki SK penetapan Menteri Kesehatan sebagai rumah sakit
pendidikan.
6) Rumah sakit pendidikan utama minimal mempunyai 4 pelayanan spesialis
dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 11
pelayanan spesialis lainnya.
Pembahasan :

1) RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar sudah memiliki visi, misi dan
tujuan yakni : Visi RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar “Menjadi
Academic Health Center Terkemuka di Indonesia Tahun 2019” sedangkan
Misinya adalah : 1) Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan
penelitian di bidang kesehatan yang berkualitas dan komprehensif; 2)
Menumbuhkembangkan sistem manajemen organisasi yang efektif; 3)
Mengampu rumah sakit jejaring di wilayah Indonesia Timur.
2) Pada BAB III tentang ruang lingkup Perjanjian kerjasama, Pasal 3 ayat 1)
PIHAK PERTAMA dipakai sebagai tempat pendidikan P3D calon dokter
PIHAK KEDUA, yang sesuai dengan standar kurikulum profesi
kedokteran yang berlaku dengan perincian masing – masing sebagaimana
tercantum dalam Lampiran 3; 2) Dalam batas – batas kemampuan dan
tanpa mengurangi tugas pokoknya masing – masing. PARA PIHAK akan
saling membantu dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang
menyangkut pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
dengan memanfaatkan sumberdaya dan fasilitas yang ada di lingkungan
kedua belah pihak; 3) RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
merupakan Rumah Sakit Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran
Universitas A. RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar sudah
bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas A. RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar ditetapkan sebagai Rumah Sakit
Pendidikan Utama oleh Fakultas Kedokteran Universitas A. terdapat
dokumen Perjanjian Kerja Sama antara Direktur RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar dengan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran, meliputi aspek medlkolegal, sumber daya manusia,
pembiayaan, sarana prasarana, manajemen pendidikan dan daya tampung
peserta didik.
3) Dalam MOU Fakultas Kedokteran Universitas A dan RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar terdapat kesepakatan bersama yang saling
mengikat dalam hal pada seluruh proses pendidikan kedokteran di rumah
sakit tersebut, diantaranya kesepakatan dalam bidang penelitian dan
pengabdian masyarakat.
4) RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar telah terakreditasi sebagai
rumah sakit kelas A berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan R.I.
No. 540/SK/VI/1994 sebagai Rumah Sakit kelas A dan sebagai Rumah
Sakit Pendidikan serta sebagai Rumah Sakit Rujukan tertinggi di Kawasan
Timur Indonesia.
5) RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar mempunyai 4 pelayanan
spesialis dasar ( penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan)
dan 14 pelayanan spesialis lainnya diantaranya spesialis mata, THT, kulit
dan kelamin, syaraf, jantung dan pembuluh darah, gigi dan mulut,
kesehatan jiwa, orthopedi, paru, patologi anatomi, konservasi gigi,
rehabilitasi medik, bedah syaraf dan bedah mulut.

2. Standar Manajemen dan akreditasi


Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari operasional rumah
sakit pendidikan, mencakup efektifitas, dan efisien pelaksanaan proses
pendidikan yang meliputi; koordinasi, kebijakan penyelenggaraan,
administrasi, pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan profesi
kedokteran.
a. Koordinasi pendidikan profesi kedokteran
Untuk kelancaran proses manajemen admninistrasi pendidikan harus
mempunyai badan koordinasi pendidikan yang terdiri atas unsur rumah
sakit pendidikan dan institusi pendidikan kedokteran yang memiliki
uraian tugas dan fungsi yang jelas.
Kriteria :
1) Badan koordinasi pendidikan kedokteran beranggotakan unsur rumah
sakit dan unsur institusi pendidikan kedokteran. Badan ini akan
diwakili oleh suatu sekretariat bersama yang berkedudukan di rumah
sakit.
2) Uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas
ditetapkan melalui keputusan bersama antara direktur rumah sakit
pendidikan dan pimpinan instituti pendidikan kedokteran.

Pembahasan
1) RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan fakultas kedokteran
universitas A telah membentuk badan koordinasi pendidikan yang
akan mengatur pelaksanaan kepaniteraan klinik mahasiswa kedokteran
di rumah sakit, anggota bakordik ini terdiri dari unsur rumah sakit dan
fakultas kedokteran.
2) Uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas telah
ditetapkan dalam perjanjian kerjasama fakultas kedokteran universitas
A dan RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Pada BAB VIII mengenai badan koordinasi pendidikan (BAKORDIK),


pasal 11 menyebutkan : 1) untuk kelancaran pendidikan dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan kerja sama ini masing – masing pihak menyetujui
akan membentuk Bakordik rumah sakit; 2) Bakordik ditetapkan berdasarkan
surat keputusan direktur rumah sakit yang anggotanya disetujui oleh PARA
PIHAK ; 3) Masa kerja Bakordik ditentukan oleh PARA PIHAK ; 4)
Bakordik terdiri dari 1 (satu) orang Ketua dari PIHAK PERTAMA, 1 (satu)
orang wakil ketua dari PIHAK KEDUA, sekertaris dari PIHAK PERTAMA,
dan 3 orang anggota dari PARA PIHAK; 4) Dalam menjalankan tugas
administratif Bakordik dibantu oleh staff sekretariat.
Adapun Tugas dan Fungsi Bakordik adalah : a) Menyusun Program
dan Kebijakan Bersama sesuai dengan pedoman akademik; b) Berkoordinasi
dengan komite medik/SMF dalam kegiatan Program Pendidikan Profesi
Dokter (P3D) ; c) Mengatur jadwal rotasi Dokter Muda; d) Mengatur dan
mengelola administrasi dan keuangan P3D di rumah sakit; d) Mengatur dan
memantau kegiatan Preseptor ; e) Membuat perencanaan dan memelihara aset
– aset PARA PIHAK yang digunakan dalam kegiatan P3D; f) Membuat
perencanaan dalam meningkatkan kualitas SDM PARA PIHAK; g) Membuat
laporan dan evaluasi kegiatan P3D Mahasiswa Fakultas Kedokteran. Evaluasi
dilakukan minimal sekali dalam satu tahun; h) Menjembatani berbagai hal
yang berkaitan dengan kerja sama ini; i) Membuat rancangan keputusan atas
penyelesaian masalah yang timbul dalam kerja sama.
Pasal 11 ayat 5) Bakordik dan anggotanya diberikan honorarium yang
menjadi tanggung jawab PlHAK KEDUA dan besarnya ditetapkan secara
tersendiri sebagaimana tercantum dalam Lampiran; 6) PIHAK KEDUA,
bersedia menyediakan sebuah ruangan kantor untuk keperluan
kesekretariatan, ruang Istirahat bagi mahasiswa yang mempunyai akses
langsung dengan instalasi gawat darurat dan ruang – ruang lain yang
dilengkapi dengan fasilitas penujang P3D yang berlokasi di lingkungan
kegiatan PIHAK PERTAMA; 7) Anggota Bakordik harus berstatus aktif dari
PARA PIHAK dan ditunjuk dan ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA setelah
mendapat persetujuan PIHAK KEDUA ; 8) Struktur Bakordik sebagaimana
dimaksud ayat (1) sebagaimana tercantum dalam lampiran.

b. Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan


Rumah Sakit Pendidikan memiliki kebijakan, peraturan dan ketetapan
tertulis mengenai pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya
pendidikan yang berkualitas tinggi.
Kriteria :
1) Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam
Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan
Rumah Sakit Pendidikan yang bersangkutan.
2) Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada
rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1:5 yang ditetapkan
bersama antara Direktur Rumah Sakit Pendidkan dengan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran.
3) Adanya peraturan bersama antara Direktur Rumah Sakit Pendidikan
dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem
penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta
berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi
semua pihak yang terlibat (staf medis. staf nonmedis dan peserta
didik).
4) Adanya kebijakan rumah sakit yang mengatur batasan kewenangan
prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
5) Terdapat kebijakan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang
disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
6) Kebijakan, pedoman, dan prosedur tertulis telah disosialisasikan
dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik,
dan menjadi bahan acuan pokok bagi semua staf medis dalam
melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian.

Pembahsan :

1) Dalam perjanjian kerjasama RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo


Makassar dengan fakultas kedokteran universitas A tidak tertulis
secara tegas proses penerimaan mahasiswa kedokteran akan tetapi
disebutkan daIam Pasal 10 ayat (2) Dalam pelaksanaan pendidikan
profesi pimpinan program studi PIHAK KEDUA bersama Bakordik
rumah sakit diwajibkan mengadakan koordinasi dengan SMF dan atau
Instalasi PIHAK PERTAMA mengenal perencanaan, Implementasi
dan evaluasi materi dan pola pendidikan, sesuai pedoman abdemik
yang telah ditetapkan.
2) Dalam perjanjian kerjasama tidak disebutkan tentang rasio daya
tampung pendidik dengan peserta didik maksimal 1:5.
3) Pada BAB III tentang Ruang lingkup perjanjian kerjasama Pasal 3
menyebutkan : 1) PIHAK PERTAMA dipakai sebagai tempat
pendidikan P3D calon dokter PIHAK KEDUA. yang sesuai dengan
standar kurikulum profesi kedokteran yang berlaku dengan perincian
masing – masing sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3; 2) Dalam
batas – batas kemampuan dan tanpa mengurangi tugas pokoknya
masing – masing PARA HHAK akan saling membantu dalam
melaksanakan berbagai kegiatan yang menyangkut pendidikan,
penelitian dan pengabdian pada masyarakat. dengan memanfaatkan
sumberdaya dan fasilitas yang ada di lingkungan kedua belah pihak;
3) RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar merupakan Rumah
Sakit Pendidikan Utama Fakuitas Kedokteran Universitas A; 4) Dalam
melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat (1) yang
diselenggarakan oleh PIHAK PERTAMA. PIHAK KEDUA bersedia
memberikan bantuan untuk terselenggaranya kegiatan antara lain
dalam bentuk: a) Bantuan tenaga ahli/medik/profesional; b)
Pendidikan dan peiatihan dalam berbagai bidang keahlian; c)
Lokakarya, seminar dan kegiatan lainnya; d) Penelitian bersama; e)
Penggunaan Laboratorium ataupun fasilitas lainnya; f) Kegiatan –
kegiatan lainnya yang disepakati bersama oleh PARA PIHAK; 5)
Dalam kegiatan rutin yang dilaksanakan, masing – masing pihak; a)
Bersedia memberikan bantuan tenaga-tenaga berupa tenaga ahli tanpa
mengganggu program pendidikan, penelitian dan pelayanan; b)
Memberikan kesempatan kepada peserta program pendidikan profesi
dokter, untuk mempelajari serta dalam hal tertentu mengetok kasus
yang dirawat di PIHAK PERTAMA. Pada Pasal 8 tentang Hak dan
Kewajiban Pihak Pertama : a) Menetapkan/melaksanakan ketentuan
tentang disiplin kerja yang berkaitan dengan pendidikan beserta sistem
penghargaan dan sangsi (reward and punishment system) Khususnya
bagi tenaga medik yang bertugas di PIHAK PERTAMA.
4) Pada pasal 15 tentang pendidikan menyebutkan Dalam pelaksanaan
P3D harus mengacu kepada pedoman akademis dan aspek
medicolegal yang tatah disetuji oleh PARA PIHAK. Dalam log book
mahasiswa ditetapkan kegiatan yang boleh dilakukan oleh mahasiswa
kedokteran.
5) Pada pasal 10 disebutkan ayat 1) Pimpinan dan staff P3D PIHAK
KEDUA dan Kepala SMF dan atau Kepala Instalasi PIHAK
PERTAMA diwajibkan mengadakan koordinasi tentang materi
pendidikan untuk keperluan pelaksanaan pendidikan profesi dibawah
koordinasi Bakordik P3D Rumah sakit; 2) Dalam pelaksanaan
pendidikan profesi pimpinan program studi PIHAK KEDUA bersama
Bakordik rumah sakit diwajibkan mengadakan koordinasi dengan
SMF dan atau instalasi PIHAK PERTAMA mengenai perencanaan.
implementasi dan evaluasi materi dan pola pendidikan. sesuai
pedoman akademik yang telah ditetapkan.
6) Belum adanya kebiiakan, pedoman dan prosedur tertulis telah
disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan
pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis
dalam mdaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian.
Berdasarkan wawancara dengan wakil Bakordik diperoleh data
Sosialisasi sudah dilaksanakan ke semua SMF atau bagian yang ada di
Rumah Sakit melalui rapat – rapat rutin internal Rumah Sakit,
sedangkan kebijakan tertulis belum ditetapkan. \
7) Dalam Pasal 9 tentang Hak dan Kewajiban dosen disebutkan ayat 2)
Setiap Dosen mempunyai kewajiban : a) Sedap Dosen Tidak Tetap
dan atau Preseptor klinik PIHAK PERTAMA mempunyai kewajiban
untuk membimbing, mengatur, maupun menguji sesuai dengan
pedoman akademik yang telah ditetapkan

c. Administrasi Pendidikan
Rumah Sakit Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi
pendidikan yang berkaitan dengan penjadualan administrasi nilai, umpan
balik dan surat menyurat.
Kriteria :
1) Adanya jadual prapelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk,
nama bagian/departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik
yang akan masuk yang dikirim oleh institusi pendidikan kepada rumah
sakit pendidikan sebelum mahasiswa masuk ke rumah sakit.
2) Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap
bagian/departemen/SMF (nama. kegiatan, waktu, penanggung jawab
ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
3) Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung
jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta
didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan
administrasi).
4) Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang
tepat waktu.
5) Terdapat sistem Informasi pendidikan yang termasuk didalamnya
berisi data dasar peserta didik (meliputi ldentitas, hasil belajar).
6) Adanya laporan kemajuan pendidikan secara berkala setiap tahun
(jumlah mengenal peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu
ujian) dari pelaksana didik kepada Rumah Sakit Pendidikan dan
Institusi Pendidikan

Pembahasan :

1) Jadwal sebelum pelaksanaan pendidikan dikirimkan oleh Fakultas


Kedokteran sebelum pelaksanaan kepaniteraan klinik di Rumah Sakit,
jadwal ini berisi nama mahasiswa, mata kuliah, stase, besar SKS, dan
lamanya kepaniteraan.
2) Sudah terdapat jadwal pelaksanaan ditiap bagian/departemen/SMF
yang berisi nama mahasiswa, kegiatan, waktu penanggung jawab
ruangan, kompetensi
3) RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar mengangkat sekretariat
khusus yang menangani kelengkapan pendidikan peserta didik seperti
pengaturan ruangan, jadwal, administrasi dan alat bantu pembelajaran.
4) RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar sudah membuat alur
pencatatan mahasiswa, stase dan pelaporan nilai atau evaluasi
pembelajaran mahasiswa.
5) Sudah terdapat sistem informasi pendidikan yang berisi data dasar
peserta didik seperti identitas mahasiswa hasil belajar, stase,
kompetensi dan pelaksanaan pembelajaran, namun belum terintegrasi.
6) Adanya laporan kemajuan penddikan secara berkala setiap tahun
(mengenai peserta didik tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari
pelaksana didik kepada rumah sakit Pendidikan dan institusi
Pendidikan Kedokteran.

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar telah membuat jadwal


pra pelaksanaan Pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama
bagian/departemen/SMF yang di tuju dan jumlah mahasiswa yang akan
masuk yang dikirim oleh institusi Pendidikan kepada RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar sebelum mahasiswa masuk rumah sakit, jadwal
sudah disusun terlebih dahulu untuk mahasiswa yang akan mengikuti
kepaniteraan klinik di Rumah Sakit. jadwal dibuat oleh Bakordik,
kemudian disosialisasikan kepada tiap bagian/SMF yang ada di Rumah
Sakit, jadwal disertai dengan nama mahasiswa, waktu pelaksanaan,
tempat pelaksanaan, kegiatan yang harus dilakukan serta kompetensi yang
harus dikuasai oleh mahasiswa.
Dari wawancara dengan wakil Bakordik mengenai pelaksanaan
Program Pendidkan Profesi Dokter (P3D) didapatkan untuk terlaksananya
kegiatan kepaniteraan di setiap bagian/SMF terdapat staf khusus yang
diatur oleh Bakordik yakni staff bagian administrasi yang akan mengatur
kegiatan mahasiswa di tiap bagian/SMF, selain itu di tiap bagian juga ada
staff atau perawat yang membantu pelaksanaan kegiatan kepaniteraan
tersebut.
kegiatan kepaniteraan klinik ini di simpan di file khusus dan
dikelola oleh Bakordik. mulai dari nama mahasiswa, kegiatan prosedur
medis yang harus dikuasai, rotasi di tiap bagian, nama pembimbing,
jadwal jaga, strategi dan pengalaman pembelajaran dan evaluasinya, dan
hasil evaluasinya dilaporkan kepada direktur RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas A.

d. Pembiayaan Pendidikan
Ranah Sakit Pendidikan dan Institusi Pmdidikan Kedokteran
mengelola sistem pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas,
efisiensi dan mutu pendidikan.
Kriteria:
1) Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh
secretariat bersama antara rumah sakit Pendidikan kedokteran dan
institusi Pendidikan kedokteran yang meliputi biaya pendidikan
langsung, seperti biaya biaya bahan habis pakai, biaya administrasi
dan biaya overhead operasional, serta biaya tidak langsung seperti
biaya akomodatif. Besarnya satuan biaya disesuaikan dengan besarnya
SPP Mahasiswa.
2) Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan
kedokteran yang disusun setahun sekali oleh koordinator pendidikan
yang diusulkan oleh masing – masing Kepala
Bagian/departemen/SMF untuk disetujui oleh direktur Rumah Sakit
Pendidikan dan Pimpinan Instansi Pendidikan Kedokteran.
3) Terdapat kebijakan bersama antara Direktur rumah sakit Pendidikan
dan institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala
Bagian/Departemen/SMF mengenai Pendanaan Pendidikan
Kedokteran.
4) Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan
anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Begia/Departemen/SMF dan
disahkan oleh Direktur rumah sakit Pendidikan dan Pimpinan lnstitusi
Pendidikan Kedokteran.

Pembahasan:
1) RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan Fakultas Kedoktetan
Universitas A sudah membuat perhitungan satuan biaya pendidikan
yang disusun oleh sekretariat bersama antara RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar dan Fakultas Kedokteran Universitas A yang
meliputi biaya pendidikan langsung. seperti biaya sumber daya
manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan
biaya overhead operasional, serta biaya tidak langsung seperti biaya
akomodatif. Besarnya satuan biaya disesuaikan dengan besarnya SPP
Mahasiswa.
2) RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan Fakultas Kedokteran
Universitas A membuat rencana anggaran biaya (RAB)
penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali
oleh koordinator pendidikan yang diusulkan oleh masing – masing
kepala Bagian/Depanemen/SMF untuk disetutui oleh Direktur rumah
sakit dan Pimpinan institusi Pendidikan kedokteran.
3) Dalam perjanjian kerjasama sudah terdapat kebijakan bersama antara
Direktur RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan Fakultas
Kedokteran Universitas A atas masukan Kepala
Bagian/Departemen/SMF mengenai Pendanaan Pendidikan
Kedokteran.
4) Sudah adanya laporan keuangan berkala enam bulan dan tahunan
anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian/departemen/SMF dan
disahkan oleh Direktur RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
dan Fakultas Kedokteran Universitas A.

Dalam buku pedoman pendidikan kepaniteraan klinik dijelaskan


mengenai proses kepaniteraan klinik, mulai dari syarat mengikuti program
Pendidikan Profesi Dokter (P3D), mata kuliah yang mesti diambil oleh
mahasiswa, kegiatan di lapangan di poliklinik, perawatan, UGD, ICU dan
kamar operasi dijelaskan dengan lengkap.
Mahasiswa memiliki Log Book, buku ini berfungsi untuk
memonitor dan mengevaluasi kegiatan mahasiswa dilingkungan Rumah
Sakit, mulai dari absensi kehadiran mahasiswa, mengikuti ronde besar,
visite dokter, penyampaian presentasi, membaca/diskusi jurnal hingga
jadwal ujian sudah disusun di Log Book tersebut.
Dalam buku pedoman tersebut juga dijelaskan mengenai langkah –
langkah kepaniteraan klinik mahasiswa kedokteran mulai dari melengkapi
persyaratan kepaniteraan, membayar biaya kepaniteraan, melaporkan diri
kepada dosen pembimbing dan karyawan yang ada dibagian masing –
masing, memperkenalkan diri kepada dosen pembimbing dan karyawan
yang ada dibagian masing – masing hingga penandatanganan kegiatan dan
berita acaranya.

e. Evaluasi dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan Administrasi


Pendidikan
Badan Koordinasi Pendidikan melakukan evaluasi secara
menyeluruh terhadap semua proses manajemen dan adminstrasi dan
administrasi Pendidikan sesuai dengan system penjaminan mutu yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Kriteria :
1) Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan Pendidikan klinik setiap
enam bulan sekali yang di lakukan oleh secretariat Bersama
berdasarkan indicator tim tertentu yang ditetapkan badan koordinasi
Pendidikan.
2) Terdapat data umpan balik dan dokumentasi staf pengajar dan peserta,
analisis umpan balik dan tindak lanjut

Pembahsan :

1) Adanya dokumentasi evaluasi pelaksanaan Pendidikan klinik setiap


enam bulan sekali yang dilakukan oleh secretariat Bersama
berdasarkan indicator tim tertentu yang ditetapkan badan koordinasi
Pendidikan.
2) Adanya data umpan balik dan dokumentasi staf pengajar dan peserta,
analisis umpan balik, dan tindak lanjut.
Mahasiswa kedokteran yang melakukan kepaniteraan klinik di
rumah sakit setiap akhir masa stasenya di tiap bagian akan di evaluasi,
evaluasi dilakukan oleh dokter di bagian/SMF tersebut. Evaluasi yang
dilakukan terdiri dari tiga penilaian yaitu ilmu pengetahuan, keterampilan
dan sikap mahasiswa terhadap kasus yang diajukan oleh dosen
pembimbing, penguji terdiri dari dosen pembimbing dan dosen lain di tiap
bagian.
Syarat mengikuti evaluasi kehadiran mhasiswa harus lebih besar
dari 75 %, mahasiswa dan telah melaksanakan tugas dan kewajiban
selama program pendidikan profesi dokter termasuk penilaian berkala,
mahasiswa telah menyelesaikan kewajiban admininistrasi di masing -
masing bagian termasuk peninjauan literatur dari perpustakaan
departemen/rumah sakit.
Angka mutu yang diperoleh dari penilaian berkala dari ujian akhir
diberi bobot 60 % penilaian berkala dan 40 % ujian akhir. Angka mutu
sesudah pembobotan dijakdikan huruf mutu dengan menggunakan cara
penilaian acuan patokan (PAP) : 80 – 100 = A; 70 – 79 = B ; 60 – 69 = C ;
45 – 59 = D ; <45 = E.
Setiap mahasiswa dinyatakan berhasil menyelesaikan suatu
program pendidikan Profesi dokter apabila mencapai huruf mutu minimal
B pada evaluasi pertama, dan pada ujian perbaikan minimal c. Bagi
mahasiswa yang memeperoieh nilai E untuk suatu program pendidikan
profesi dokter pada evaluasi pertama diwajibkann mengulang program
pendidikan profesi dokter selama 1/2 waktu program pendidikan profesi
dokter. Bagi mahasiswa yang pada evaluasi perbaikan kedua masih
memperoleh nilai D dan E wajib mengulang kembali program pendidikan
profesi dokter selama 1/2 waktu program pendidikan profesi dokter.
Mahasiswa dinyatakan telah menyelesaikan dan lulus dari tahap
program pendidikan profesi dokter apabila memenuhi ketentuan : a) Lulus
dari setiap program pendidikan tahap I dan atau tahap II b) Memiliki
indeks prestasi komutatif (IPK) minimal 2.5. Apabila masih ada Program
Pendidik tahap I yang belum lulus, mahasiswa tidak diperkenankan
mengikuti Program Pendidikan Profesi tahap II. Kelulusan suatu Program
Pendidikan Profesi Dokter diumumkan setelah rapat panitia evaluasi
(Yudisium) Program Pendidkan Profesi Dokter dengan ketentuan : pada
akhir ujian pertama lulus minimal B, pada akhir ujian ulangan lulus
mimmal C.
Perbaikan nilai, kesempatan ujian perbaikan hanya bagi mereka
yang dinyatakm tidak tulus suatu Program Pendidikan Profesi Dokter dan
bagi mereka yang belum mencapai IPK 2,5. Ujian perbaikan harus
dilakukan pada waktu liburan antar Program Pendidikan Profesi Dokter
sesuai dengan tahapannya. Ujian perbaikan Program Pendidikan Profesi
Dokter suatu bagian/departemen tidak beleh dilakukan pada waktu
pelaksanaan kegiatan Program Pendidikan Profesi Dokar pada
bagian/departemen yang lalunya. Bagi yang akan mengulang ujian atau
mengulang Program Pendidikan Profesi Dokter, diwajibkan mendaftar
kembali ke bagian akademik dan membayar biaya ujian dan atau biaya
Program Pendidikan Profesi Dokter kepada bagian keuangan Fakultas
Kedokteran Universitas A.
Dari keterangan diatas dinyatakan bahwa ada peraturan tentang
evaluasi atau penilaian hasil belajar mahasiswa kedokteran, penilaian
mahasiswa tersebut ditentukan dengan nilai mutu A, B, C, D, dan E, untuk
Batasan lulus mahasiswa di patok dengan nilai B, sedangkan indeks
prestasi kumulatif untuk lulus minimal 2,5 artinya untuk lulus mereka
harus mendapatkan ½ nilai C dan ½ nilai B dari keseluruhan program
pendidikan profesi dokter. Bila tidak mencapai nilai tersebut ada
ketentuan remedial atau mengulang ujian, akan tetapi bila mereka
mendapatkan nilai E mereka harus mengulang program pendidikan
profesi dokter tersebut.
Untuk perbaikan mutu ada ketentuan yang ditulis antara lain :
kesempatan ujian perbaikan hanya bagi mereka yang dinyatakan tidak
lulus suatu program pendidikan profesi dokter dan bagi mereka yang
belum mencapai IPK 2,5. Jadi bagi mahasiswa kedokteran diberikan
kesempatan untuk perbaikan nilai untuk mencapai IPK minimal 2.5.

D. Standar Sumber Daya Manusia Untuk Program Pendidikan Klinik


Penyiapan tenaga pendidikan dan pelatih program pembelajaran klinik
sesuai dengan konteks pelayanan medis di Rumah Sakit menjadi tanggung jawab
bersama antara Rumah Sakit Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
1. Peraturan rekrutmen Tenaga Pendidikan dan monitoring untuk Pembelajaran
Klinik
Adanya kebijakan mengenai penugasan staf medis dan/atau non medis
yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebijakan tentang
kategori. tanggung jawab kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari staf medis
dan/atau non medis tersebut.
Tugas, tanggung jawab dan kewenangan staf institusi Pendidikan yang
ditempatkan di Rumah Sakit Pendidikan harus tercantum dalam ikatan kerjasama
atau lampirannya

Kriteria :

1) Terdapat tata cara perekrutan dan kriteria kompetensi yang ditetapkan


bersama oleh Direktur Rumah Sakit dan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran bagi Staf medik fungsional yang akan diangkat sebagai Dokter
pendidik klinik/dosen klinik.
2) Terdapat pengangkatan sebagai SK Dosen/Dosen Luar biasa institusi
Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademinya dari pimpinan institusi
pendidikan Kedokteran untuk staf medik fungsional yang melaksanakan tugas
pendidikan dan penelitian kedokteran.
3) Terdapat SK Pengangkatan/penugasan dari direktur Rumah Sakit Pendidikan
sebagai Staf Medik fungsional yang melaksanakan tugas sebagai Dokter
Pendidik Klinik/dosen Klinik di Rumah Sakit Pendidikan untuk semua Staf
Medik Fungsional yang terlibat dalam Pendidikan Kedokteran, tercakup di
dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan
kewajiban baik paruh/purna waktu.
4) Terdapat staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur Rumah Sakit
Pendidikan sebagai Supervisor Klinik dan Pembimbing bagi peserta didik
disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya.
5) Terdapat tim penilai/supervisor kinerja tenaga pendidik dari Rumah Sakit
Pendidikan dan Pimpinan institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan
dalam menilai kinerja tenaga pendidik pada pembelajaran klinik dengan
kriteria yang jelas yang dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali.

Pembahasan :
Penyiapan tenaga pendidikan dan pelatih program pembelajaran klinik
sesuai dengan konteks pelayanan medis di Rumah sakit, adanya kebijakan
mengenai penugasan staf medis dan atau non medis yang diprogramkan sebagai
pendidik. RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan Fakultas Kedokteran
Universitas A telah membentuk Badan Koordinasi Pendidikan yang anggotanya
terdiri dari kedua belah pihak, tugas dan Tanggung jawabnya dicantumkan dalam
Perjanjian kerjasama antara Fakultas kedokteran Universitas A dan RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar.
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar memiliki berbagai macam
dokter spesialis diantaranya adalah dokter spesialis Penyakit Dalam , dokter
spesialis Bedah umum, dokter spesialis bedah ortopedi, dokter speslalis bedah
syaraf, dokter Spesialis Kebidanan dan penyakit kandungan, dokter spesialis
Kesehatan Anak, dokter spesialis Penyakit Syaraf, dokter spesialis Kedokteran
Jiwa, doktar spesialis Penyakit THT, dokter spesialis Penyakit Mata, dokter
spesialis Radiologi, dokter spesialis Anastesi.
Selain dokter spesialis RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar juga
banyak ddukung oleh doker umum. Dokter umum tersebut juga dapat bertindak
sebagai pembimbing mahasiswa kedokteran di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar
Komite Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar berperan
dalam penataan, penempatan dan memelihara mutu profesi staf medis yang ada di
Rumah sakit. Komite medik berperan mengatur penempatan dokter di suatu
bagian medis di Rumah sakit sesuai dengan bidang ilmunya, mereka juga di bantu
oleh dokter umum yang sudah ditunluk dan disetujui oleh kepala bagian masing –
masing. Komite medik juga berperan dalam penjagaan mutu profesi staf yang
bertugas di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar yakni dengan menunjuk
dokter spesialis atau dokter umum yang diperbantukan untuk mengikuti suatu
kegiatan kedokteran baik di Rumah sakit atau di luar Rumah Sakit. Selain itu
komite medik juga bertugas menjaga disiplin, etika dan perilaku profesi staf
medis yang bertugas di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, bila ada
kesalahan atau kelalaian medis yang dilakukan oleh dokter atau dokter spesialis
(dalam hal ini tugas mahasiwa kedokteran yang magang di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar) komite medik proaktif untuk mancari akar
permasalahan dan memberikan solusi terbaik untuk mencari jalan keluar
permasalahan tersebut.
Sesusai dengan struktur organisasi yang tertera dalam badan koordinasi
pendidkan di Rumah Sakit, komite medik diwakili oleh staf medik fungsional
yang akan memberikan staf – staf medisnya membantu mahsiswa kedokteran
dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan medis di Rumah Sakit, komite medik
berperan untuk mengatur staf yang bertugas dalam pembinaan kepada mahasiswa
tarsebut, mereka juga akan menjaga mutu pelayanan mahasiswa agar sesuai
dengan buku pedoman pendidikan profesi dokter yang dibuat oteh pihak Rumah
sakit, selain itu mereka juga akan mentega kedisiplinan etika dan perilaku staf
medis dan mahasiswa yang bertugas di masing – masing bagian di Rumah sakit.
Pada bulan Januari 2012 Fakultas Kedokteran Universitas A mengadakan
In house training instruktur klinik, kegiatan ini untuk meningkatkan pelatihan
para dosen pembimbing dalam pelaksanaan kegiatan kepaniteraan klinik.
Kegiatan ini merupakan penunjang persyaratan bahwa seorang instruktur klinik
diharuskan memiliki kemampuan dalam kegiatan kepaniteraan klinik. Kegiatan
ini melibatkan dokter – dokter spesialis dan dokter umum di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar guna memenuhi syarat sebagai instruktur atau
pembimbing mahsiswa.

2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik


Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan bertujuan untuk menilai
prestasi atau kinerja tenaga pendidik antara lain: kompetensi, komitmen,
disiplin dan proses Pengembangan diri.
Kriteria :
1) Terdapat presensi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik
2) Terdapat data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah
koordinasi Sekretaris bagian di rumah sakit dan badan koordinasi
pendidikan/sekretariat bersama.
Pembahasan:
1) Ada presensi atau kehadiran tenaga pendidik dalam kegiatan kepaniteraan
klinik.
2) Belum adanya data pengembangan diri tenaga pendidik di Rumah sakit.
akan tetapi Fakultas Kedokteran Universitas A sudah mengagendakan
pelatihan – pelatihan untuk preseptor agar sesuai dengan ketentuan Konsil
kedokteran Indonesia sebagai pembimbing klinik.

E. Standar Pemalang Pendidikan


Rumah Sakit Pendidikan harus menyediakan sarana, prasarana dan
perataan yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul
pendidikan temasuk ketersediaan jumlah dan variasi kasus atau pasien yang
berinteraksi dengan peserta didik.
Kriteria :
1) Terdapat dokumen kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk
pendidikan klinik antara Direktur Rumah Sakit pendidika, Kepala Bagian, dan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya.
2) Sarana ruang belajar, ruang diskusi, perpustakaan, sitem informasi Rumah
Sakit, teknologi informasi, skil lab dan audio visual.
3) Ada fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat dan aman bagi peserta didik
yang memenuhi standar sarana, prasana penuniang dan pendukung.
4) Terdapat jumlah dan variasi kasus yang cukup yang sesuai dengan materi
pembelajaran peserta didik.
5) Terdapat sarana proses pembelajaran dan penelitian.

Pembahasan :
Luas total luas lahan RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar sebesar
34.750 m2, sedangkan luas bangunan yang dimana sebanyak 15.300 m2, daerah
resapan & ruang terbuka hijau sebanyak 5.315 m2, dan sisa lahan yang tersedia
sebanyak 14.875 m2.
Di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar terdapat juga asrama
untuk mahasiswa yang akan melakukan kepaniteraan klinik di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar yang memiliki daya tampung 75 beds dengan total luas
asrama sebesar 1.508.5 m2, asrama mahasiswa terdiri dari dua lantai, selain itu
asrama mahasiswa memiliki ruang kantor, ruang tamu, ruang seterika, dapur,
gudang, ruang makan, kamar mandi luar dan dalam, ruang penjaga dan ruang
diskusi.
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar sudah banyak memiliki
bagian – bagian poliklinik diantaranya : Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik
bedah, Poliklinik Kebidanan, Poliklinik orthopedi, poliklinik bedah syaraf,
poliklinik kesehatan Anak, poliklinik neurologi, poliklinik jiwa, poliklinik THT,
poliklinik mata dan bagian radiologi.
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar juga sudah memilki bagian
perawatan untuk masing – masing spesialis diantaranya ruang perawatan Penyakit
Dalam, ruang perawatan Bedah, ruang perawatan Kebidanan, ruang perawatan
orthopedi, ruang perawatan bedah syaraf, ruang penawaran kesehatan anak, raung
perawatan neurologi, ruang perawatan THT dan ruang perawatan mata. Beberapa
spesialis terdapat dalam satu ruang perawatan misalkan ruang perawatan bedah,
ruang perawatan orthopedi dan ruang perawatan bedah saraf menjadi satu tempat.
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar juga memiliki peralatan yang
canggih dan memadai, diantaranya memiliki peralatan bedah C-arm untuk
pembedahan ortopedi, alat vitrektomi slit lamp, laser dan lensa eiboos untuk
bedah mata, alat endoskopi, gastroskopi dan colonoskopi untuk pemeriksaan
organ – organ dalam, alat microskop surgery untuk bedah syaraf dan bedah mata.
Pelayanan perinatologi RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar,
berdasarkan penilaian dari RS Hasan sadikin Bandung dari aspek ketenagaan,
sarana prasarana, mampu menangani kasus severity level III. RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar juga sudah memiiki NiCU (Neonatal intensive care
Unit), Selain itu juga sudah memiliki Ruang bedah sentral yang sudah
distandarisasi, layanan laboratorium dan radiologi yang lenkap.

F. Standar Perancangan dan Pelaksanaan Program Pendidikan Klinik Yang


Berkualitas
Peran Rumah Sakit Pendidikan dalam menyediakan pengalaman belajar
klinik memegang peran penting dalam pencapaian kompetensi. Rumah Sakit
Pendidikan bersama sama dengan institusi Pendidikan Kedokteran perlu
merencanakan program pembelalaran klinik yang telah disesuaikan dengan
konteks pelayanan medis.
Program pendidikan klinik akan berhasil bila semua unsur dibagian yang
bersangkutan memiliki perhatian dan komitmen terhadap pendidikan, memiliki
target pembelajaran yang jelas, memiliki kegiatan yang terstruktur dan berimbang
serta maniliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif.
1. Perhatian Rumah Sakit (Bagian atau SMF) terhadap pembelajaran
2. Agar mampu melaksanakan pembelajaran klinik dengan baik maka perlu
adanya wujud perhatian dari Rumah Sakit (Bagian atau SMF) di dalam
pendidikan.
3. Kriteria : Rumah Sakit harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh
masing – masing bagian/departemen/SMF terkait melalui aktivitas staf medis
dalm penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi pertemuan rutin,
dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book).

Panbahasan:
1) Belum adanya data yang didapatkan oleh peneliti 2. Program Pendidikan
Klinik
2) Program pendidikan klinik

Program pendidikan klinik harus memiliki target pencapaian pembelajaran


yang jelas yang ditugaskan dalam panduan, pembawaan, sehingga mahasiswa dan
pembimbing dapat selalu memantau pencapaian pembelalarannya.
Kriteria:
1) Rumah sakit memberikan program pendidikan klinik yang terstruktur yang
ditetapkan bersama institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada
Standar Pendidikan Profesi dokter/dokter Gigi, dokter/dokter Gigi Spesialis
dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang
dalam buku panduan.
2) Rumah sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
3) Rumah sakit dalam pendidikan dan pelayanan menggunakan prinsip
pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine).
4) Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu sekali yang
ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
5) Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan dipahami dengan
baik pada tingkat pengelola dan pelaksana.
6) Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh
Kepala Bagian/departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur rumah sakit dan
Pimpinan lnstitusl Pendidikan Kedokteran.

Pembahasan :
1) Sudah adanya ketetapan Rumah Sakit tentang penyelenggaraan pelayanan
kesehatan oleh mahasiswa dengan adanya log book mahasiswa yang berisi
ketentuan persyaratan, peraturan dan tata tertib, tugas kegiatan, identitas
mahasiswa, jenis kegiatan, tempat kegiatan, waktu kegiatan, kompetensi yang
mesti dilakukan dan lain – lain.
2) RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar memberlakukan tata tertib
peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3) RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dalam pendidikan dan
pelayanannya menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti
(evidence based medicine).
4) Sudah adanya kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin sutu minggu sekali
yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
5) Progam pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan dipahami dengan
baik pada tingkat pengelola dan pelaksana.
6) Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh
Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar dan Pimpinan Faskultas Kedokteran.

Rumah Sakit (Bagian/Departemen/SMF) dan staf medisnya yang terkait


dalam program pendidikan terlibat dalam program proses pelaksanaan
pendidikan. Umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan
menggunakan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan
peserta didik, data wawancara staf, pengampu, penggandaan, dan pendistribusian
buku panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran secara merata oleh staf
administrasi pendidikan.
Setiap staf pendidik memiliki buku panduan progam pendidikan
kedokteran. Penggunaan log book untuk memantau kesesuaian kegiatan
pembawaan dengan panduan.
Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan
pasien harus didukung sepenuhnya oleh institusi Kedokteran, para pendidik dan
para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring, dan evaluasi
sistem supervisi peserta didik.

Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis


Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencaranaan dengan
memperhatikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga mampu
mencapai tujuan/kualitas yang ditetapkan.
Kriteria :
1) Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan porsi seimbang
antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan yang berbasis bukti
(evidence based medicine). Proporsi ladual pendldlkan kedokteran dlsusun
oleh koordinator masingmasing Bagian/Departemen/SMF.
2) Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang
tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala
bagian/ketua Program Studi.
3) Terdapat koordinasi antara rumah sakit Pendidkan dan institusi Pendidikan
Kedokteran dalam bidang pendidikan dan penelitian, termasuk pengiriman
staf pendidik untuk mengikuti seminar/pelatihan.
4) Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk peserta didik, peserta
didik dapat dilibatkan dalam penelitian yang dilakukan staf medis sehingga
dapat di jadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan dan bimbingan peserta
didik.
5) Tersedianya fasilitas riset berupa internet, langganan Jurnal (cetak dan
elektronlk), textbook, serta daftar dan dokumen penelitian yang telah
dilakukan.
6) Pengarsipan rekam medis secara sistematis dan terkomputerisasi sehingga
memudahkan pengaksesan data bagi penelitian.
7) Pembuatan data dasar kasus pasien rawat inap dan rawat jalan oleh tiap
bagian/sub bagian.
Pembahasan :
1) Dalam Log Book mahasiswa sudah terdapat kegiatan yang harus dilakukan
misalkan : kegiatan presentasi kasus reading, bed side teaching, diskusi kasus,
kegiatan klinik di rawat jalan, poliklinik dan lain – lain.
2) Adanya batasan kewenangan, penanganan, kasus/prosedur peserta didik yang
tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh kepala
bagian/ketua Program Studi. Mahasiswa hanya diperbolehkan menangani
kasus yang sudah ada di log book, dalam melakukan penanganan pasien
inipun mereka harus dalam pengawasan dan bimbingan dosen pembimbing
atau kepala ruangan.
3) Sudah terdapat koordinasi antara RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
dan Fakultas Kedokteran dalam bidang pendidikan dan penelitian termasuk
pengiriman staf pendidik untuk mengikuti seminar/pelatihan.
4) Belum ada data mengenai keterlibatan peserta didik untuk dilibatkan dalam
penelitian yang dilakukan staf medis.
5) Sudah tersedianya fasilitas riset berupa internet, langganan jurnal (cetak atau
elektronik), text book, serta daftar dan dokumen penelitian yang telah
dilakukan.
6) Sudah adanya pengarsipan rekam medis secara sistematis dan
terkomputerisasi sehingga memudahkan pengaksesan data bagi penelitian.
7) Sudah adanya pembuatan data dasar kasus pasien rawat inap dan rawat jalan
oleh tiap bagian/subbagian.

Evaluasi Program dan Hasil Pembelajaran


Rumah sakit pendidikan bersama – sama dengan institusi pendidikan
kedokteran terkait harus melakukan evaluasi pencapaian peserta didik secara
bersama – sama. Efektifitas dan perbaikan program direncanakan dalam proses
evaluasi program yang dilakukan bersama oleh rumah sakit pendidikan dan
institusi pendidikan kedokteran.
Kriteria :
1) Terselenggaranya mekanisme umpan balik (kuisioner/tanya jawab) bagi
peserta didik mengenai program yang telah dilakukan di akhir pendidikan
setiap bagian
2) Sistem penilaian peserta didik ditetapkan oleh badan koordinasi pendidikan,
mengacu pada ketetapan bagian.

Pembahasan :
1) Pada log book mahasiswa sudah dibuatkan kolom untuk saran mahasiswa
terhadap pelaksanaan program pendidikan dokter ini, saran ini akan
disampaikan kepada badan koordinasi pendidikan dan selanjutnya akan
ditindaklanjuti untuk dilakukan perbaikan sistem.
2) Bakordik sudah membuat tatacara sistem penilaian mahasiswa, komponen
yang harus dinilai, persentase nilai, nilai keberhasilan, nilai mutu dan lain –
lain.

Sanksi bagi mahasiswa kedokteran yang melanggar peraturan pelayanan


kesehatan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Di Indonesia, secara umum, dikenal sekurang – kurangnya tiga jenis
sanksi hukum yaitu : hukum pidana, sanksi hukum perdata dan sanksi
administrasi.
Dalam hukum pidanan, sanksi hukum disebut hukuman. Menurut R
Soesilo, Hukuman adalah : “suatu perasaan tidak enak (sengsara) yang dijatuhkan
oleh hakim dengan vonis kepada sesorang yang telah melanggar undang – undang
hukum pidana”.
Hukuman sendiri diatur dalam pasal 10 kitab undang – undang hukum
pidana (KUHP), yaitu : hukuman pokok, yang terbagi menjadi: a) hukuman mati,
b) hukuman penjara, c) hukuman kurungan, d) hukuman denda; hukuman –
hukuman tambahan, yang terbagi menjadi : a) Pencabutan beberapa hak yang
tertentu, b) perampasan barang tertentu, c) pengumuman keputusan hakim.
Dalam hukum perdata , putusan yang diajukan oleh hakim dapat berupa :
1) Putusan condemnatoir yakni putusan yang bersifat menghukum pihak yang
dikalahkan untuk memenuhi prestasi (kewajibannya). Contoh : salah satu pihak
dihukum untuk membayar kerugian, pihak yang kalah dihukum untuk membayar
biaya perkara, 2) Putusan declatatoir yakni putusan yang amarnya menciptakan
suatu keadaan yang sah menurut hukum. Putusan ini hanya bersifat menerangkan
dan menegaskan suatu keadaan hukum semata – mata. Contoh : Putusan yang
menyatakan bahwa penggugat sebagai pemilik yang sah atas tanah sengketa. 3)
Putusan constitutif yakni putusan yang menghilangkan suatu keadaan hukum dan
menciptakan keadaan hukum baru. Contoh: putusan yang memutuskan suatu
ikatan perkawinan.
Jadi, dalam datum hukum perdata, bentuk sanksi hukumnya dapat berupa:
kewajiban untuk memenuhi prestasi (kewajiban), hilangnya suatu keadaan
hukum, yang diikuti dengan terciptanya suatu keadaan hukum baru.
Sedangkan untuk sanksi administratif adalah sanksi yang dikenakan
terhadap pelanggaran administrasi atau ketentuan undang – undang yang bersifat
administrastif. Pada umumnya sanksi administrasif berupa: a) Denda, b)
pembekuan hingga pencabutan sertifikat dan/atau izin c) Penghentian sementara
pelayanan administratif hingga Pengurangan jatah produksi, d) tindakan
administratif.
Sanksi atas kesalahan atau kelelahan dapat dibedakan menjadi tiga bagian
yakni sanksi pidana, sanksi perdata, dan sanksi administratif. Dalam kasus ini
sanksi pidana dapat ditiadakan karena mereka mahasiswa kedokteran dalam
pelayanan kesehatan tersebut masih dibawah naungan atau bimbingan dosen
pembimbing dan apa yang mereka kerjakan menjadi tanggung jawab dosen
pembiming atau institusi rumah sakit atau Fakultas Kedokteran.
Sedangkan sanksi perdata masih dimungkinkan dikarenakan kesalahan
atau kelalaian mereka diantaranya :
Pertama. Pasal 1366 KUH Perdata : Setiap orang bertanggung jawab tidak
saia atas kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga atas kerugian
yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-hatinya.
Kedua, Pasal 1370 KUH Perdata : Dalam hal pembunuhan (menyebabkan
matinya orang lain) dengan sengaja atau kurang hati – hati seseorang, maka
suami dan istri yang ditinggalkan, anak atau orang tua yang biasanya mendapat
nafkah dari pekerjaan korban, mempunyai hak untuk menuntut suatu ganti rugi,
yang harus dinilai menurut kedudukannya dan kekayaan kedua belah pihak serta
menurut keadaan.
Ketiga, Pasal 1371 KUH Perdata : Penyebab luka atau cacatnya suatu
anggota badan dengan sengaja atau kurang hati-hati, memberi hak kepada korban,
setain mengganti biaya biaya penyembuhan, juga menuntut penggantian kerugian
yang disebabkan oleh luka atau cacat tersebut.
Apabila mahasiswa melakukan kelalaian atau kesalahan prosedur
sehingga menyebabkan luka atau cacat suatu anggota badan baik dengan sengaja
atau kurang hati – hati mereka wajib mengganti biaya penyembuhan dan
mengganti kerugian akibat luka atau cacat tersebut.
Sedangkan sanksi administratif diberikan untuk menjaga ketertiban
pelaksanaan program Pendidikan Profesi Dokter, sanksi administratif dilakukan
agar dalam pelaksanaan program pendidikan profesi dokter ini berjalan sesuai
aturan yang berlaku, agar mahasiswa juga selalu berhati – hati dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan kepada pasien, mahasiswa juga dituntut untuk melakukan
pelayanan medis sesuai dengan prosedur yang berlaku
Dari buku panduan prakter belajar lapangan yang dikeluarka oleh RSUP
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar disebutkan mengenai sanksi – sanksi.
Mahasiswa dikenakan sanksi apabila melakukan kesalahan selama kegiatan
praktek sebagai berikut :
Pertama, mahasiswa yang hadir tidak tepat waktu dinyatakan absen dalam
melakukan kegiatan praktek kecuali mahasiswa mengemukakan alasan terlambat
yang dapat diterima oleh pembimbing lapangan.
Kedua, mahasiswa yang absen mengikuti praktek harus mengganti praktek
harus mengganti prakteknya dengan ketentuan: a) Absen karena sakit harus
mengganti sesuai ketidakhadirannya b) Absen karena ijin harus mengganti 2 kali
lipat dari jumlah ketidakhadirannya c) Absen dengan tanpa keterangan harus
mengganti 3 x lipat dari jumlah ketidakhadirannya, biaya penggantian praktek
ditanggung oleh mahasiswa yang bersangkutan.
Ketiga, mahasiswa yang melakukan kesalahan di lahan praktek diminta
pertanggungjawaban atas kesalahannya, penetapan sanksi yang dikenakan secara
bertahap yaitu : a) kesalahan pertama dikenakan peringatan lisan, b) kesalahan
kedua dikenakan peringatan tertulis, c) kesalahan ketiga tidak diizinkan
mengikuti praktek.
Keempat, mahasiswa yang melakukan kesalahan sehingga merugikan
lahak praktek seperti menyebabkan kerusakan alat harus mengganti kerugian
tersebut sepenuhnya.
Kelima, Mahasiswa yang melakukan kesalahan yang sifatnya dalam
bentuk kejahatan atau kriminal akan dikenakan sanksi sesuai prosedur hukum
yang berlaku.
Sanksi bagi mahasiswa kedokteran yang melanggar peraturan pelayanan
kesehatan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar yang diatur dalam buku
pedoman kepaniteraan klinik terdapat sanksi yang diberikan kepada mahasiswa
yang tidak hadir, melakukan kelalaian atau kesalahan medis, sanksi diberikan
dengan cara tiga tahap, kesalahan pertama dikenakan peringatan lisan, kesalahan
kedua dikenakan peringatan tertulis, kesalahan ketiga tidak diizinkan mengikuti
praktek.
Selain itu juga jika mereka melakukan kesalahan mereka harus
mempertanggung jawabkan perbuatannya, mereka harus mengganti atas kerugian
atau kerusakan barang yang mereka rusak, dan yang terakhir bila mereka
melakukan kesalahan yang sifatnya dalam bentuk kejahatan atau kriminal akan
dikenakan sanksi sesuai prosedur hukum yang berlaku.
Hukum harus ditegakkan sesuai dengan peraturan yang berlaku, apabila
disuatu peraturan yang lebih tinggi belum ada aturannya, maka peraturan yang
dibawah dapat menggantikan kekosongan hukum yang belum ada untuk
membentuk peraturan – peraturan yang belum ada tersebut. Seperti dalam kasus
ini bahwa dari Undang – Undang no 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran
Pasal 73 ayat (1) Setiap orang dilarang menggunakan identitas berupa gelar atau
bentuk lain untuk menimbulkan bagi masyarakat seolah – olah yang bersangkutan
adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dan/atau
surat izin praktik. Sebagian ahli hukum yang ada menafsirkan ayat ini bahwa
selain dokter atau dokter gigi tidak boleh melakukan pelayanan medis kepada
pasien, dalam hal ini termasuk juga mahasiswa kedokteran, mereka tidak boleh
melakukan pelayanan langsung kepada pasien, mereka hanya bisa melihat dokter
yang malakukan palayanan kesehatan kepada pasien. Sedangkan selama ini yang
berlaku adalah mahasiswa kedokteran melakukan pelayanan kasehatan kepada
pasien, alasannya apabila mahasiswa tidak tedibat langsung dalam pelayanan
kesehatan mereka tidak akan terampil dalam menangani pelayanan kesehatan
bagi pasien. Oleh karna itu maka harus dibuat peraturan untuk mahasiswa
kedokteran tersebut agar mereka tidak tarsangkut masalah hukum yang nantinya
akan menyulitkan mereka. Maka peraturan yang lebih rendah dari Undang –
Undang dalam hal ini peraturan Internal Rumah Sakit atau perjanjian kerjasama
Fakultas Kedokteran dengan Rumah Sakit pandidikan dapat dijadikan pegangan,
dalam kedua peraturan tersebut harus dijelaskan peran dan fungsi mahasiswa
kedokteran secara jelas dan harus ada sanksi bagi mahasiswa kedokteran yang
melanggar peraturan tersebut agar dalam menjalankan kepaniteraan mereka harus
selalu berhati – hati dan harus sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh
Rumah Sakit.
Berdasarkan wawancara dengan wakil bakordik dan kepala pendidikan
dan latihan RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dinyatakan bahwa RSUP
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar tidak memiliki data mengenai sanksi
terhadap mahasiswa yang melakukan kesalahan dalam Program Pendidikan
profesi Dokter, selama ini menurut mereka bila ada kerusakan barang mahasiswa
diwajibkan mtuk mengganti kerugian kerusakan barang tersebut, dan bila ada
kesalahan yang dilakukan mahasiswa yang tidak fatal misalkan keliru dalam
membukan obat kepada pasien maka akan diselesaikan secara kekeluargaan
dengan pasien atau keluarga pasien.
KENDAIA DAN SOLUSI PADA
PELAKSANAAN REGULASI BAGI
MAHASISWA KEDOKTERAN PADA
PELAYANAN MEDIS DI
RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

A. Kendala
Kendala yang didapatkan dalam pengkajian pelayanan kesehatan
mahasiswa kedokteran di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Masih adanya pembimbing klinik yang bekerja paruh waktu di RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar misalkan dokter spesiaiis jantung hanya ada
di hari kamis.
2. Masih kurangnya pembimbing klinik di tiap bagian, minimal diperlukan
adanya dua orang dokter Spesialis, hal ini untuk mengantisipasi
meningkatnya jumlah mahasiswa kedokteran yang akan melakukan
kepaniteraan klinik di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
3. Belum adanya pembagian tingkat kompetensi yang mesti dikuasai oleh
mahasiswa, misalkan kompetensi dibuat tiga tahap, kompetensi dasar,
kompetensi menengah dan kompetensi sulit. Mereka harus sudah pernah
menangani kompetensi dasar dahulu sebelum menangani kompetensi
menengah dan sulit.

B. Solusi
Adapun solusi yang diusulkan dalam pelayanan medis mahasiswa
kedokteran di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar sebagai berikut :
1. Menetapkan dosen pembimbing klinik sebagai dokter tetap Rumah Sakit dan
menambah jumlah hari praktek dokter spesialis di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar
2. Menambah jumlah dokter spesialis di Rumah Sakit dengan mempekerjakan
dokter spesialis sebagai dokter tetap Rumah Sakit atau mengirimkan dokter
umum Rumah Sakit untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis
(PPDS).
3. Membuat tingkat kompetensi dalam log book mahasiswa misalkan
kompetensi dasar, kompetensi menengah dan kompetensi sulit.

Anda mungkin juga menyukai