Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

ETIKA DAN TRANSKULTUR BUDAYA

ETIKET BERPAKAIAN

DOSEN PENGAMPU : Yovita Tri Katarina, S.I.Kom

KELOMPOK 3

Michelle Valensa Lapian (30146221013)

Maria Elza (30146221018)

Cindy Novita (30146221024)

Genoveva Jelly Damar (30146221026)

Natalia Pitriani Br. Tamba (30156221032)

Tiara Nur Dewi (30146221033)

Maria Junita Balimula (30146221037)

Yohana Eunike Simanungkalit (30146221038)


A. Latar Belakang
Tentu Anda pernah mengalami kejadian di mana Anda merasa bingung ketika
memilih pakaian yang hendak digunakan saat ingin menghadiri acara tertentu dan
bahkan dianggap salah saat mengenakan pakaian tersebut. Terlebih lagi apabila Anda
memiliki banyak jenis busana bagus yang tersimpan di dalam lemari pakaian, tentu hal
tersebut akan membuat Anda semakin bingung. Memilih pakaian adalah kegiatan yang
menyita cukup banyak waktu dan pikiran, terlebih lagi apabila Anda adalah seorang
wanita yang cenderung suka memperhatikan penampilan dan tampil rapih. Kami dari
kelompok 3 telah membuat video etiket berpakaian sebagai contoh. Berikut adalah
penjelasan mengenai video tersebut.

B. Isi
a. Etiket Berpakaian
Etiket berpakaian adalah tata cara seseorang dalam berbusana dengan sopan dan
santun serta sesuai norma tanpa melakukan penyimpangan. Hal berpakaian tidak
pernah lepas dengan tempat,budaya,adat ataupun aturan tertentu,dimanapun kita
berada.

Contoh beberapa tempat dengan etiket berpakaian yang sering ditemui :

1. Kampus
Tempat seperti kampus pada umumnya mempunyai aturan khusus dalam
berpakaian. Ada kampus yang tidak menentukan jenis pakaian yang harus
dipakai oleh mahasiswanya namun harus terlihat sopan, dan ada juga kampus
yang mewajibkan mahasiswanya memakai pakaian yang telah ditentukan. Stikes
Santo Borromeus Bandung merupakan salah satu kampus yang memiliki aturan
tertentu dalam berpakaian. Kampus tersebut mewajibkan setiap mahasiswanya
memakai pakaian Batik yang telah ditentukan oleh pihak kampus. Kelompok 3
memakai kampus sebagai contoh tempat karena merupakan salah satu tempat
yang familiar untuk anggota kelompok 3 selaku mahasiswa.

2. Menghadiri Undangan
Cara berbusana saat menghadiri sebuah undangan perlu diperhatikan. Jika
pelaksana undangan mempunyai aturan berbusana tertentu atau dresscode,maka
sebaiknya para tamu undangan berbusana sesuai dengan dresscode yang ada.
Tetapi jika pelaksana tidak menentukan aturan berbusana, maka kenakanlah
pakaian yang sesuai dengan kategori acara dan temanya. Berbusana sesuai
dengan dresscode ataupun kategori acara merupakan salah satu bentuk
penghargaan terhadap pelaksana undangan dan salah satu bentuk pelaksanaan
etiket berpakaian.
3. Angkringan
Angkringan adalah kedai makanan yang cenderung sederhana yang menyediakan
makanan dan minuman dengan harga terjangkau.Etiket berpakaian pada saat ke
tempat ini cenderung nonformal dan santai. Pada video, pemakaian busana gaun
dan sepatu tumit yang terkesan formal dianggap melanggar etiket berpakaian
pada saat ke tempat tersebut. Sebaliknya,memakai pakaian casual seperti kaos
oblong dan bawahan celana panjang atau celana pendek yang termasuk sopan
namun terkesan santai dianggap benar dan ber-etiket pada saat mengunjungi
tempat tersebut.

4. Restoran
Restoran adalah tempat atau bangunan yang diorganisir secara komersil, yang
menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua konsumennya, baik
berupa makanan dan minuman. Restoran biasanya berlokasi didalam hotel, mall,
atau kantor dan banyak yang berdiri sendiri diluar bangunan megah. Cara
berpakaian pada saat mengunjungi restoran sangat bertolak-belakang saat
mengunjungi angkringan. Hampir semua restoran memiliki ketentuan soal
pakaian yang harus dikenakan oleh pengunjungnya. Biasanya pengunjung akan
diminta untuk berpakaian formal, atau paling tidak semi formal. Beberapa
restoran bahkan mengharuskan tamu laki-lakinya untuk memakai setelan jas
dan tamu perempuannya memakai gaun.Oleh sebab itu, pemakaian busana yang
cenderung santai saat berada di tempat ini dianggap melanggar etiket
berpakaian.

5. Tempat Ibadah
a. Masjid
Pada umumnya saat hendak beribadah ke masjid, para umatnya harus
mengenakan pakaian yang tertutup dan sesuai aturannya. Bagi perempuan
mereka wajib mengenakan Mukenah, dan bagi pria mereka wajib
mengenakan Sarung sebagai bawahannya dan Peci untuk menutupi bagian
kepala.

b. Gereja
Gereja biasanya tak menuntut banyak untuk tata busana, bebas mengenakan
pakaian apa saja yang terpenting sopan dan rapi. Terkadang di beberapa
Gereja Protestan saat mengadakan Acara Natal bersama, maka pakaiannya
ditentukan untuk dikenakan bersama. Maka pakailah pakaian yang sesuai
dengan etiket berpakaian saat di gereja.

6. Bertamu
Bertamu adalah kegiatan berkunjung ke tempat orang lain untuk mempererat tali
silahturahmi, baik itu rekan kerja,sahabat ataupun keluarga. Perlu diperhatikan
cara berbusana saat bertamu ke tempat orang lain. Setiap tempat memiliki etiket
berpakaian yang berbeda-beda,maka pakailah pakaian yang sopan dan rapi saat
mengunjungi tempat orang lain. Pada video terdapat contoh berpakaian yang
salah yaitu memakai celana pendek. Memakai celana pendek terkesan tidak
sopan dan tidak menghormati tuan rumah. Oleh sebab itu, sebaiknya memakai
pakaian yang sopan. Namun,jika hanya bertamu sendiri dan menemui sahabat
dekat, maka pakailah pakaian yang nyaman dan sopan.

b. Fungsi Etiket Berpakaian


1. penutup aurat (bagi umat muslim)
2. hiasan dan pakaian ketakwaan
3. pelindung tubuh dari sengatan panas dan dingin serta hal yg mengganggu
ketentraman
4. pembeda antara satu dan lainnya (sifat profesi)

C. Kesimpulan
Semua tempat baik, rumah, acara, dan rumah makan mempunyai tata cara berpakaian
tersendiri. Sesuai dengan pribahasa “Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung” yang
artinya hendaklah mengikuti aturan dan adat yang diamalkan ditempat kita berada, cara
kehidupan perlu disesuaikan dengan tempat dan keadaan. Tidak ada Sanksi Hukum untuk
etiket berpakaian ini, tetapi ada Sanksi Sosialnya yaitu kita akan dipandang buruk, aneh,
dan bahkan jelek jika kita tidak berbusana sesuai dengan tempat dan situasinya.

Laporan obat-obat pada resep

Laporan obat-obat pada resep menunjukkan obat-obat yang digunakan Oleh dokter saat
menuliskan resep obat pada pasien. Informasi ini dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan untuk penyediaan obat-obat di Apotik Rumah Sakit. Dengantersedianya semua obat-
obat yang biasanya digunakan oleh dokter saat memberikan resep, maka diharapkan semua
resep dapat dilayani oleh pihak Rumah Sakit yangakan lebih membawa keuntungan dan dapat
menambah penghasilan Rumah Sakit.
Laporan Penyakit

Laporan penyakit menunjukkan tentang penyakit - penyakit atau kasus-kasusyang dilayani


pada poliklinik penyakit dalam. Dari laporan ini dapat diketahui peringkat sepuluh besar
penyakit rawat jalan pada poliklinik penyakit dalam / periode. Laporan ini dapat digunakan
untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan sumber daya yang akan dan harus
disediakan seperti penambahantenaga spesialis tertentu atau penambahan alat-alat canggih
dan sarana prasarana lain untuk memenuhi kebutuhan klien dalam pemberian pelayananmedis
rawat jalan poliklinik penyakit dalam.

Laporan Pelayanan Dokter

Laporan pelayanan dokter menunjukkan produktifitas SMF atau staf medisfungsional


pemberi pelayanan medis pada poliklinik penyakit dalam. Laporan diatasmenunjukkan juga
beban kerja seorang dokter dalam satu periode tertentu sehinggadapat digunakan sebagai
salah satu dasar dalam pemberian reward atau imbal jasaserta penentuan pemberian ijin / cuti
kerja.
a) Formulir RL1, Data Kegiatan Rumah Sakit. Rekapitulasi yang mencakup

berbagaikegiatan rumah sakit seperti rawat inap, rawat jalan, pelayanan unit

darurat,kegiatan bedah dan non bedah, pelayanan kesehatan gigi, kegiatanradiology, pengujian
kesehatan, rujukan rehabilitasi medis, latihan kerja,

keluarga berencana,immunisasi, pelayanan kesehatan jiwa, dan sebagainya.


b) Formulir RL.2a, Data Kesehatan Morbiditas Pasien Rawat Inap Memuat

datakompilasi penyakit atau morbiditas pasien rawat inap yang

dikelompokkanmenurut Daftar Tabulasi Dasar KIP/10. Untuk masing-masing

kelompok penyakitdilaporkan mengenai jumlah pasien keluar menurut

golongan umur dan menurutseks, serta jumlah pasien mati untuk


masingmasingkelompok penyakit.
c) Formulir RL.2b, Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan. Memuat

datakompilasi penyakit atau morbiditas pasien rawat jalan yang

dikelompokkanmenurut Daftar Tabulasi Dasar KIP/10. Untuk masing-masing

kelompok penyakitdilaporkan mengenai jumlah kasus baru menurut golongan

umur dan menurut seksdari kasus tersebut dan jumlah kunjungan.


d) Formulir RL.2a1, Data Keadaan Penyakit Khusus Pasien Rawat Inap Memuat

datakeadaan penyakit khusus pasien rawat inap rumah sakit


e) Formulir RL.2b1, Data Keadaan Penyakit Khusus Pasien Rawat Jalan.

Memuatdata keadaan penyakit khusus pasien rawat jalan rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai