Anda di halaman 1dari 48

PENGARUH KUALITAS PRODUK, ASPEK LOKASI, DAN

HARGA PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN


(Studi Kasus pada UMKM Raos Kopi)

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:

Ivan Fadilla Budi Wardana


NIM. 12405183203

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI
RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2021
PENGARUH KUALITAS PRODUK, ASPEK LOKASI, DAN
HARGA PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN
(Studi Kasus pada UMKM Raos Kopi)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Kepada Jurusan Manajemen Bisnis Syariah


Guna Menyusun Skripsi

Oleh:

Ivan Fadilla Budi Wardana


NIM. 12405183203

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI
RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2021
A. LATAR BELAKANG
Dunia bisnis pada saat ini banyak mengalami sebuah persaingan yang
semakin ketat sehingga setiap perusahaan akan berusaha untuk memberikan
pelayanan yang terbaik dengan menunjukkan kualitas produk kepada para
pelanggan untuk terus meningkatkan suatu penjualan agar dapat bertahan dalam
dunia persaingan. Perusahaan yang menghasilkan produk dalam bentuk barang
akan lebih mudah dalam menunjukkan kualitasnya kepada pelanggan, karena
barang yang kita hasilkan dapat dilihat, atau dirasakan secara langsung oleh
konsumen sebelum konsumen melakukan pembelian. Menurut Rohman (2017),
servis terbaik akan memberikan kepuasan bagi pelanggan dan menjadi salah satu
komponen penting agar perusahaan dapat bertahan di tengah persaingan. 1 Salah
satu kunci agar perusahaan dapat bertahan adalah dengan menjaga kualitas
sumber daya yang dimiliki sebagai kemampuan inti perusahaan. Sumber daya
yang dimaksud adalah seperti kualitas produk, aspek lokasi, dan harga produk
yang mumpuni di tengah persaingan.

Dengan melihat persaingan yang terjadi dimasa kini, menyebabkan


manajemen setiap perusahaan mendapat tantangan untuk berusaha kompetitif
menghadapi pesaing. Untuk mempertahankan pendapatan yang baik, perusahaan
harus memperhatikan manajemen yang ada dalam perusahaannya. Bagi para
pelaku bisnis, kualitas produk, aspek lokasi, dan harga produk merupakan suatu
hal yang tidak asing karena berperan dalam mencapai tujuan perusahaan salah
satunya menjaga loyalitas pelanggan. Upaya mempertahankan pelanggan yang
loyal menjadi tantangan pihak pengusaha karena pelanggan saat ini semakin
kritis dalam memilih makanan sesuai dengan harapannya. Ini bukan hal yang
mudah, mengingat banyak perubahan dapat terjadi setiap saat pada diri
pelanggan. Maka perusahaan harus mampu melakukan inovasi dan strategi yang
baik

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan usaha yang dimiliki


oleh individu, rumah tangga, atau badan usaha ukuran kecil. Usaha jenis tersebut
merupakan sektor ekonomi yang berperan penting dalam membangun ekonomi
masyarakat dikarenakan UMKM tidak bergantung pada modal besar. Selain itu
UMKM merupakan unit-unit usaha yang lebih banyak jumlahnya dibandingkan

1
A. Rohman, Kepemimpinan Pelayanan Prima di Pedesaan, Jurnal Reformasi, Vol. 7 No. 1
dengan usaha industri yang berskala besar. Keberadaan UMKM di Indonesia
memiliki peran penting, diantaranya dapat menyediakan lapangan kerja,
mengurangi kemiskinan, dan pengangguran.

Namun disisi lain, UMKM juga menghadapi banyak permasalahan, yaitu


salah satunya loyalitas pelanggan. Permasalahan lain yang dihadapi UMKM
yaitu keterkaitan dengan kurangnya kualitas produk, aspek lokasi, serta harga
produk. Hal tersebut terjadi karena UMKM umumnya bersifat income gathering
yaitu bersifat peningkatan pendapatan. Usaha kecil dan menengah sekarang ini,
pada umumnya merupakan usaha milik keluarga, penggunaan teknologi yang
masih relatif sederhana, kurang memiliki akses permodalan (bankable), dan
tidak ada pemisahan modal usaha dengan kebutuhan pribadi.2

Kondisi tersebut juga terjadi pada UMKM di wilayah Kabupaten


Tulungagung yaitu Raos Kopi yang merupakan usaha produksi olahan biji kopi.
Raos kopi merupakan salah satu perusahaan yang mengolah bahan baku biji kopi
menjadi produk minuman yang siap dikonsumsi. Raos Kopi adalah tempat usaha
produksi biji kopi mentah menjadi biji kopi sangrai atau biasa dikenal dengan
nama Coffee Roastery. Dalam hal ini kopi diambil dari petani secara langsung
kemudian disortir dan dipilih biji dengan kualitas terbaik, kemudian diolah
menjadi kopi siap seduh. Pasarnya meliputi café, kedai, warung kopi dan juga
para pecinta kopi rumahan. Raos Kopi merupakan sebuah usaha pengolahan kopi
yang mengolah kopi dari bahan mentah menjadi beberapa produk seperti bubuk
dan terkadang juga memproduksi produk kopi siap minum. Raos Kopi berlokasi
di Jalan Supriadi Gang 1, No. 30, Desa Bago, Tamanan, Tulungagung. Lokasi
industry Raos Kopi dipilih dengan mempertimbangkan lokasi dekat perkotaan
dan untuk mempermudah alur produksi dan distribusi produk.

Pada saat ini, perkembangan dan pertumbuhan ilmu pengetahuan dan


teknologi akan memberikan dampak positif terhadap perusahaan yang bergerak
di bidang industri, penjualan maupun jasa. Keadaan tersebut memberikan
peluang yang cukup besar pada terjadinya persaingan antar UMKM yang
memiliki produk yang sama. Kondisi ini memungkinkan akan dialami oleh usaha

2
Alyas dan Muhammad Rakib, “Strategi Pengembangan Usaha MIkro, Kecil, dan Menengah
Dalam Penguatan Ekonomi Kerakyatan (Studi Kasus pada Usaha Roti Maros di Kabupaten
Maros)” , No. 2, Juli 2017 (Universitas Negeri Makassar: 2017) Hlm. 114
Raos Kopi yang juga harus menyadari bahwa dengan adanya persaingan tersebut
sangat sulit untuk membangun branding perusahaan yang baik, bahkan
sebaliknya, perusahaan akan sangat mudah kehilangan branding baiknya yang
selama ini telah dibangun dengan sangat sulit demi mencapai tujuan usaha salah
satunya loyalitas pelanggan (Supariyani, 2004).3 Menciptakan pelanggan yang
loyal adalah inti dari setiap bisnis. Don Peppers dan Martha Rogers dalam Kotler
dan Keller (2009) memberikan pernyataan tentang satu-satunya yang dapat
diciptakan oleh perusahaan yaitu nilai yang berasal dari pelanggan tersebut, itu
merupakan semua nilai yang dimiliki sekarang dan nilai yang akan dimiliki di
masa yang akan datang. Suatu bisnis akan sukses jika berhasil mendapatkan,
mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan. 4

Kotler dan Keller (2009) mengemukakan bahwa kualitas produk adalah


suatu bentuk barang atau jasa yang diukur dalam ketingkatan standar mutu
keandalan, keistimewaan tambahan, kadar, rasa, serta fungsi kinerja dari produk
tersebut yang dapat memenuhi ekspansi pelanggan, sehingga dengan adanya
kualitas yang baik akan membuat para pelanggan merasa puas dengan barang
atau jasa tersebut.5

Menurut Kotler (2008:51) “Salah satu kunci menuju sukses adalah lokasi,
lokasi dimulai dengan memilih komunitas”. Keputusan ini sangat bergantung
pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik, dan
sebagainya.6 Menurut Jeni Raharjani (2005), strategi lokasi / tempat adalah salah
satu determinan yang paling penting dalam perilaku konsumen, perusahaan
harus memilih lokasi yang strategis dalam menempatkan tokonya di suatu
kawasan / daerah yang dekat dengan keramaian dan aktivitas masyarakat. Lokasi

3
Retno Ayu Dewi Novitawati, Ari Mahfud, Totok Sasongko, PENGARUH KUALITAS
PRODUK DAN HARGA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA SANGER WARUNG
KOPI ACEH KOTA MALANG, Jurnal Ilmu Manajemen dan Akutansi, Vol. 7 No. 2 hlm. 131
4
Andrian, PENGARUH KUALITAS PRODUK, LAYANAN DAN HARGA TERHADAP
LOYALITAS PELANGGAN( STUDI PADA WARUNG KOPI MINI COFFEE DI BANDA ACEH
), Skripsi S-1 Kearsipan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2020,
hlm. 1
5
Ibid., hlm. 2
6
Triandhika Saktiyanto, Pengaruh Harga, Lokasi Dan Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas
Konsumen Ahass Primadana Motor Pesanggaran – Banyuwangi, (Jurnal Ekonomi Manajemen,
2017), hlm. 3
7
mempunyai peran penting dalam membangun loyalitas pelanggan. Faktor
lokasi juga berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan untuk mendapatkan suatu
pelayanan. Lokasi yang mudah dijangkau oleh pelanggan dan dekat dengan
pusat keramaian merupakan lokasi yang tepat untuk suatu usaha. Hal ini
diperkuat oleh Mitha Lestari yang di dalam penelitiannya menyatakan bahwa
lokasi berpengaruh postif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan.8

Demikian juga dengan konsep harga yang ditawarkan, Kotler dan Keller
(2017) menjelaskan bahwa harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan
atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas
manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.
Harga sendiri memiliki peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi
keputusan konsumen dalam membeli ulang produk, sehingga sangat menentukan
keberhasilan keloyalitasan pelanggan.

Penelitian terdahulu terkait mengenai pengaruh harga dan kualitas-kualitas


produk terhadap loyalitas pelanggan telah banyak dilakukan. Caesar Andreas
menyatakan bahwa harga dan kualitas produk berpengaruh signifikan dan positif
terhadap loyalitas pelanggan. 9 Karena harga dan kualitas produk mampu
menciptakan loyalitas pelanggan melalui perilaku konsumen yang terus menerus
memakai produk perusahaan. Hal ini berarti jika harga sesuai dengan tingkat
kualitas produk yang diberikan maka akan meningkatkan loyalitas konsumen
bagi perusahaan tersebut, hal ini dapat dilihat melalui tingkat kepuasan para
konsumen dalam memakai produk perusahaan yang terus menerus dan
konsisten.

7
Samuel Adhimas Putra, ANALISIS PENGARUH LOKASI, PERSEPSI HARGA DAN
KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DI TOKO KALI SARIWAGE,
SEMARANG, Skripsi S-1 Kearsipan Fakultas Ilmu Ekonomika dan Bisnis, Universitas
Diponegoro, 2013, hlm. 2
8
Mitha Lestari, Amrin Mulia U, Adelina Lubis, Pengaruh Lokasi dan Kepuasan Terhadap
Loyalitas Pelanggan Pada Rumah Makan Nanda Soto Sei Blutu Medan, Jurnal Kearsipan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Medan Area, hlm. 10
9
Cindy Phasalita Widayatma, Sri Puji Lestari, PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP
LOYALITAS KONSUMEN DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING (Studi Kasus Pada Rifa Kuliner Kendal), Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang, Vol.
7 No. 3, 2018, hlm. 27
Kemudian diperkuat oleh Setia Ayu Diasari yang menyatakan bahwa harga
dan kualitas produk berpengaruh secara langsung terhadap loyalitas pelanggan,
karena dapat disimpulkan jika perusahaan semakin memberikan harga yang
sesuai dengan kualitas suatu produk maka konsumen akan dengan sendirinya
menjadi loyal, kemudian jika semakin baik kualitas suatu produk maka
pelanggan akan semakin loyal dalam menggunakan kembali produk tersebut. 10

Hal ini yang menyebabkan penulis berasumsi bahwa kualitas produk, aspek
lokasi, dan persepsi harga berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik melakukan suatu penelitian
dengan judul “PENGARUH KUALITAS PRODUK, ASPEK LOKASI, DAN
HARGA PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

(Studi Kasus pada UMKM Raos Kopi).”

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian bermaksud untuk
menganalisis kualitas produk, aspek lokasi, dan persepsi harga terhadap loyalitas
pelanggan. Adapun permasalahan pokok yang diangkat dalam penelitian ini dan
dirumuskan sebagai berikut :

1. Adakah Pengaruh Kualitas Produk terhadap Loyalitas Pelanggan di Raos


Kopi?

2. Adakah Pengaruh Aspek Lokasi terhadap Loyalitas Pelanggan di Raos


Kopi?

3. Adakah Pengaruh Harga Produk terhadap Loyalitas Pelanggan di Raos


Kopi?

4. Adakah Pengaruh Kualitas Produk, Aspek Lokasi, dan Harga Produk


terhadap Loyalitas Pelanggan di Raos Kopi?

C. TUJUAN PENELITIAN

10
Setia Ayu Diasari, Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Kualitas Pekayanan Terhadap
Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan, (Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Vol.5, No 12, Desember
2016), hlm. 18
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini sebagai
berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas pelanggan


di Raos Kopi.

2. Untuk mengetahui pengaruh aspek lokasi terhadap loyalitas pelanggan di


Raos Kopi,

3. Untuk mengetahui pengaruh harga produk terhadap loyalitas pelanggan di


Raos Kopi.

4. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, aspek lokasi, dan harga


produk terhadap loyalitas pelanggan di Raos Kopi.

D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini bersifat teoritis dan praktis,
diantaranya sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis keilmuwan diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkarya wawasan mengenai
pengaruh kualitas produk, aspek lokasi, dan harga produk terhadap loyalitas
pelanggan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi lembaga yang diteliti
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan saran, dan
pemikiran yang dapat digunakan sebagai masukan yang berguna untuk
mengambil strategi bauran pemasaran untuk menjaga loyalitas pelanggan
di Raos Kopi.

b. Bagi pihak akademik


Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa tambahan
kepustakaan atau juga bisa dibuat referensi dibidang keilmuan
manajemen bisnis syariah khususnya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.

c. Bagi peneliti selanjutnya


Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi
dan perbandingan untuk menambah pengetahuan khususnya bagi semua
pihak yang tertarik pada masalah yang dibahas untuk diteliti lebih lanjut.

E. RUANG LINGKUP DAN KETERBATASAN PENELITIAN


Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka perlu dilakukan adanya
batasan masalah yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini. Penelitian ini
menitikberatkan pada loyalitas pelanggan di Raos Kopi dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Dengan adanya berbagai faktor tersebut maka penelitian ini
hanya memiliki tiga faktor yaitu kualitas produk, aspek lokasi, dan harga produk.

G. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional variabel adalah seperangkat petunjuk lengkap tentang
apa yang harus diamati dan mengukur suatu variabel atau konsep untuk menguji
kesempurnaan. Definisi operasional variabel ditemukan dalam item-item yang
dituangkan dalam instrument penelitian. Sesuai dengan judul penelitian
“Pengaruh Kualitas Produk, Aspek Lokasi, dan Harga Produk Terhadap

Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus pada Umkm Raos Kopi).” Maka definisi
operasional atau penjelasan lengkap tentang variabel yaitu sebagai berikut :
1. Kualitas Produk
Kualitas produk adalah keseluruhan ciri dari suatu produk atau pelayanan
pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan/tersirat.
Konsumen akan sangat merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan
bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas (sesuai dengan yang
diinginkan/dibutuhkan).

2. Aspek Lokasi
Lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha dilakukan,
3. Harga Produk
Harga merupakan sejumlah uang yang berfungsi sebagai alat tukar untuk
mendapatkan produk atau jasa. Harga juga dapat diartikan sebagai
penentuan suatu produk atau jasa dibenak pelanggan.
G. LANDASAN TEORI
1. KERANGKA TEORI
a. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki definisi
yang berbeda, menurut beberapa instansi atau lembaga bahkan
undangundang. Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), UMKM
didefinisikan sebagai berikut :

1. Usaha mikro adalah usaha yang dimiliki oleh perorangan atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam UU.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,


yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
ini.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri


sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, ataupun menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.11

Berdasarkan kekayaan dan hasil penjualan, menurut undang-undang


Nomor 20 tahun 2008 pasal 6, kriteria usaha mikro yaitu:

11
Sudati Nur Sarfiah dan Hanung Eka Atmaja, Dian Marlina Verawati “UMKM Sebagai Pilar
Membangun Ekonomi Bangsa” Jurnal REP Vol 4/ No.1, (Universitas Tidar, Magelang: 2019)
hlm. 139-140
a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau

b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00


(tiga ratus juta rupiah).

Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:


a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga


ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah).

Sedangkan kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:


a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua


milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).12


1. Karakteristik UMKM di Indonesia
Ada empat klasifiksi yang menjelaskan posisi strategis UMKM di
Indonesia. Pertama, UMKM tidak memerlukan modal yang besar
sebagaimana perusahaan besar sehingga pembentukan usaha ini tidak
sesulit usaha besar. Kedua, tenaga kerja yang diperlukan tidak menuntut
pendidikan formal tertentu. Ketiga, sebagian besar berlokasi di pedesaan
dan tidak memerlukan infrastruktur sebagaimana perusahaan besar.

12
Ibid., hlm. 140
Keempat, UMKM terbukti memiliki ketahanan yang kuat ketika
Indonesia dilanda krisis ekonomi.13

b. Loyalitas Pelanggan / Konsumen


Menurut Kotler, Philip dan Keller (2009), loyalitas didefinisikan
sebagai komitmen yang dipegang kuat untuk membeli atau berlangganan
lagi produk atau jasa tertentu di masa depan, meskipun ada pengaruh
situasi dan usaha pemasaran yang berpotensi menyebabkan perubahan
perilaku. Pelanggan yang dianggap loyal akan berlangganan atau
melakukan pembelian ulang selama jangka waktu tertentu. Pelanggan
yang loyal sangat berarti bagi badan usaha karena biaya untuk
mendapatkan pelanggan baru lebih mahal daripada memelihara
pelanggan lama.14

Definisi loyalitas pelanggan yang dikutip dari Sola (2017) yaitu


sebuah kunci sukses bagi perusahaan, tidak hanya dalam jangka pendek
tetapi akan menjadi sebuah keunggulan untuk bersaing yang
berkelanjutan. Suatu pelanggan yang dikatakan loyal yaitu tidak akan
mudah terpengaruh atau berpindah ke perusahaan atau produk lainnya.
Loyalitas pelanggan akan menjadi sangat penting untuk
mempertahankan posisi perusahaan dipasar serta menciptakan efektivitas
dan efisiensi perusahaan karena jika perusahaan tidak membangun
loyalitas pelanggan maka kemungkinan perusahaan harus mengeluarkan
banyak uang dan tenaga lagi untuk mencari pelanggan baru.15

Loyalitas pelanggan atau konsumen tercipta karena terdapat


hubungan harmonis antara pelanggan dengan perusahaan. Hubungan
harmonis tersebut tercipta dikarenakan adanya kepuasan dari pihak
pelanggan yang nantinya akan menimbulkan loyalitas dari pelanggan
kepada tempat belanja tersebut. Loyalitas pelanggan merupakan
komitmen untuk pembelian kembali dikarenakan pelanggan merasa
yakin terhadap suatu merk atau perusahaan. Loyalitas terhadap suatu

13
Ibid., hlm. 141
14
Andrian, Loc.cit
15
Ibid.,
merk menggambarkan perilaku dari proses tindakan pembelian dan
pengambilan keputusan yang dilakukan, di mana hal tersebut memiliki
keterkaitan dengan proses pembelajaran. Loyalitas pelanggan secara
umum dapat diartikan sebagai suatu kesetiaan seseorang yaitu konsumen
atau pelanggan atas suatu produk, baik barang maupun jasa tertentu.
Dengan kata lain loyalitas adalah perilaku pembelian kembali atas
produk yang sama, dengan berdasarkan keyakinan dan kepercayaan
terhadap produk atau jasa yang bersangkutan. Loyalitas merupakan suatu
bukti bahwa konsumen atau pelanggan yang memiliki kekuatan dan sifat
positif atas perusahaan yang telah diyakini. Loyalitas di sini dapat artikan
pembelian ulang yang dilakukan oleh konsumen atau pelanggan pada
perusahaan yang sama. Loyalitas adalah tentang presentase dari orang
yang pernah membeli produk atau jasa dalam rangka tertentu dan
melakukan pembelian ulang sejak pembeliannya pertama kali.

Raos Kopi adalah tempat usaha produksi biji kopi mentah menjadi
biji kopi sangrai atau biasa dikenal dengan nama Coffee Roastery. Dalam
hal ini Kopi diambil dari petani secara langsung kemudian disortir dan
dipilih biji dengan kualitas terbaik, kemudian diolah menjadi kopi siap
seduh. Pasarnya meliputi café, kedai, warung kopi dan juga para pecinta
kopi rumahan. Raos Kopi merupakan sebuah usaha pengolahan kopi
yang mengolah kopi dari bahan mentah menjadi beberapa produk seperti
bubuk dan terkadang juga memproduksi produk kopi siap minum. Raos
Kopi berlokasi di Jalan Supriadi Gang 1, No. 30, Desa Bago, Tamanan,
Tulungagung. Lokasi industry Raos Kopi dipilih dengan
mempertimbangkan lokasi dekat perkotaan dan untuk mempermudah
alur produksi dan distribusi produk. Maka dari itu, Raos Kopi
menerapkan beberapa faktor guna membangun loyalitas para
pelanggannya. Faktor-faktor yang dapat membangun loyalitas pelanggan

(Tjiptono, 2005) diantaranya sebagai berikut:16


1. Care service

16
Tino Hadianto, PENGARUH LOKASI, PELAYANAN, DAN HARGA TERHADAP LOYALITAS
KONSUMEN Studi Kasus pada Konsumen Hypermart, Skripsi S-1 Kearsipan Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2010, hlm. 11
Jasa utama didasarkan pada kebutuhan pasar yang utama. Dari sini
hubungan pelanggan dibangun karena dengan pelayanan ini yang
memuaskan maka pelanggan akan benar-benar percaya dan puas
akan produk atau jasa yang diberikan oleh kita.

2. Customizing the relationship


Dapat diartikan sebagai integrasi dari strategi penjualan, pemasaran,
dan pelayanan kepada konsumen atau pelanggan yang terkoordinasi
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

3. Service argumentation
Jasa tambahan yang berarti membangun pelayanan plus, dan lebih
baik lagi jika pelayanan plus ini tidak ditiru oleh pesaing.

4. Relationship pricing
Jasa tambahan yang berarti membangun pelayanan plus, dan lebih
baik lagi jika pelayanan plus ini tidak ditiru oleh pesaing.

5. Internal marketing
Tekanan pada karyawan bagaimana perusahaan mampu mengelola
karyawannya agar mengerti prinsip-prinsip pemasaran dan
melaksanakannya dalam tugas. Kemungkinan relasi antara kepuasan
dan loyalitas konsumen sebagaimana banyak dijumpai dalam
literatur pemasaran yakni:

a) Kepuasan dan loyalitas pada dasarnya adalah satu konstruk yang


sama.

b) Kepuasan merupakan konsep inti bagi loyalitas.


c) Kepuasan hanyalah komponen dari loyalitas.
d) Adanya superoirdinate concept, yaitu ultimate loyalty yang
mencakup kepuasan dan loyalitas.

e) Ada overlapping antara loyalitas dan kepuasan, namun


persentase overlapping tersebutlebih kecil dibandingan konten
masing-masing konstruk.

f) Kepuasan merupakan titik awal tahapan transisi yang


berkulminasi pada tingkat loyalitas terpisah.
c. Kualitas Produk
Kotler dan Keller (2009) mengemukakan bahwa kualitas produk
merupakan suatu bentuk barang atau jasa yang diukur dari tingkatan
standar mutu keandalan, keistimewaan tambahan, kadar, rasa, serta
fungsi kinerja dari produk tersebut yang dapat memenuhi ekspansi
pelanggan, sehingga dengan adanya kualitas yang baik akan membuat
para pelanggan merasa puas dengan barang atau jasa tersebut.17 Menurut
Angipora dalam Saputro (2013) kualitas dari setiap produk yang
dihasilkan merupakan salah satu unsur yang harus mendapat perhatian

17
Andrian, loc.cit
yang sungguh-sungguh dari perusahaan, kalau perusahaan ingin
memenangkan suatu persaingan dalam usaha. Tuntutan terhadap kualitas
suatu produk sudah menjadi suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh
perusahaan, jika tidak menginginkan pelanggan yang telah dimilikinya
beralih kepada produk-produk pesaing lainnya yang dianggap memiliki
kualitas produk yang lebih baik.18 Kualitas produk berpengaruh positif
terhadap loyalitas pelanggan dimana kualitas produk yang baik dapat
membuat loyalitas pelanggan menjadi memilki tingkat minat yang tinggi
terhadap produk, tetapi jika kualitas yang diberikan sangat buruk maka
pelanggan akan beralih menggunakan produk dari pesaing lain sehingga
loyalitas pelanggan terhadap produk tersebut akan rendah (Trixie,
Hermani, & Listyorini, 2016).19

Dalam perspektif Total Quality Manajemen (TQM), kualitas


dipandang secara lebih luas, dimana tidak hanya aspek hasil saja yang
harus ditekankan, tetapi juga meliputi proses, lingkungan, dan manusia.
Kualitas dapat diartikan sebagai suatu proses penilaian suatu produk atau
jasa yang akan dirasakan langsung dari pelanggan atau penerima
pelayanan itu sendiri. Kualitas juga merupakan standar yang harus
dicapai oleh seseorang, kelompok, atau lembaga perusahaan mengenai
kualitas SDM, kualitas cara kerja, serta barang dan jasa yang dihasilkan.
The American Society for Quality Control mengartikan kualitas sebagai
totalitas fitur dan karakteristik produk/jasa yang memiliki kemampuan
untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan maupun implisit. Hal ini
bisa saja produk atau jasa dapat menentukan mutu yang akan
mempengaruhi kepuasan konsumen. Kemudian menurut Wyckof
kualitas dapat diartikan sebagai tingkat keunggulan suatu barang atau
jasa tersebut untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan. Baik
tidaknya kualitas tergantung dari kemampuan penyedia jasa pelayanan
dalam memenuhi harapan pelanggan secara konsisten. Produk memiliki

18
Riri Rizki Syahputri Zuhri, Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Konsumen Pada
Shampo Dove (Studi Pada Mahasiswa/i Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara),
Skripsi S-1 Kearsipan Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara, 2018, hlm. 3-4 19 ., hlm.
5
Ibid
arti penting bagi perusahaan karena dengan adanya produk, perusahaan
akan dapat melakukan apapun dari usahanya. Pembeli akan membeli
produk kalau merasa harapannya terpenuhi, karena itu produk harus
disesuaikan dengan keinginan ataupun harapan dan kebutuhan pembeli
agar pemasaran produk dapat dinyatakan berhasil. Dengan kata lain,
pembuatan produk lebih baik diorientasikan pada keinginan pasar atau
selera pelanggan. Adapun beberapa teori produk menurut beberapa ahli
diantaranya adalah:20

a. Menurut Kotler dan Amstrong produk dapat diartikan sebagai segala


sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan pelanggan.

b. Mc Charty dan Perreault mengemukakan bahwa produk adalah hasil


dari produksi yang akan dilempar kepada pelanggan untuk
didistribusikan dan dimanfaatkan pelanggan untuk memenuhi
kebutuhannya.

c. Sedangkan menurut Saladin produk merupakan segala sesuatu yang


dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai
atau dikonsumsi sehingga dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan
pelanggan.

1. Pengembangan Produk
Masalah pengembangan produk adalah suatu tantangan yang paling
besar yang sering dihadapi oleh perusahaan. Pengembangan produk
dapat dilakukan oleh individu dalam perusahaan dengan cara
mengembangkan produk yang sudah ada. Dan dapat pula menciptakan
produk baru dengan model-model yang sesuai dengan menyewa para
peneliti. Perusahaan yang tidak mampu menciptakan produk baru maka

20
Arief Arrohman, PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK FAN ELEKTRIK
TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi
Pada CV. Cahaya Elektronik dan Furnitur, Sukabumi, Bandar Lampung), Skripsi S-1
Kearsipan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Raden Intan Lampung, 2018, hlm. 25-27
akan menghadapi berbagai risiko seperti penurunan volume penjualan
dan kekalahan dalam persaingan, karena munculnya pesaing yang lebih
kreatif, adanya perubahan selera konsumen serta munculnya teknologi
baru dalam proses produksi. Pada masa sekarang, perusahaan tidak lagi
bersaing dengan produk yang dihasilkannya saja, tetapi lebih banyak
bersaing dalam aspek tambahan pada produknya, seperti aspek
packaging, pelayanan, iklan, pemberian kredit, pengiriman, dan
sebagainya. Dalam hal ini, terdapat beberapa tingkatan produk, yakni
sebagai berikut:19

a. Care Benefit, yaitu keuntungan yang mendasar dari sesuatu yang


dibeli oleh pelanggan. Aspek mendasar ini harus dapat dipenuhi
secara baik oleh perusahaan. Misalnya seperti pelanggan yang
ingin meminum kopi yang nikmat, pengelola kedai kopi harus
menyiapkan kopi agar pelanggan dapat meminum kopi dengan
memuaskan harapannya.

b. Basic Product, kemudian care benefit diubah menjadi basic


product. Oleh sebab itu, kopi diberi tambahan seperti susu, gula,
dan sebagainya.

c. Expected Product, konsumen mempunyai harapan terhadap barang


dan jasa yang dibelinya. Misalnya perlengkapan kedai harus
disediakan yang terbaik, gelas dan tempat yang bersih, terdapat
wifi, dan sebagainya.

d. Augmented Product, yaitu ada suatu nilai tambah yang diluar apa
yang dibayangkan oleh konsumen, misalnya di kedai kopi terdapat
TV dengan remot control dan memiliki saluran dunia, layanan
memuaskan, dan sebagainya.

e. Potential Product, yaitu mencari nilai tambah produk yang lain


untuk masa depan. Produsen harus mencari tambahan nilai lain

19
., hlm. 27

Ibid
yang dapat memuaskan pelanggannya dan dapat disajikan sebagai
surprise bagi pelanggan.

Kualitas produk adalah keseluruhan ciri dari suatu produk atau pelayanan
pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan/tersirat.
Konsumen akan sangat merasa puas bila hasil evaluasi mereka
menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas (sesuai
dengan yang diinginkan/dibutuhkan).20

Berdasarkan beberapa pendapat berikut, kualitas produk adalah


standar yang harus dicapai oleh seseorang, kelompok, atau lembaga
organisasi serta perusahaan mengenai mutu SDM, kualitas cara kerja,
serta barang dan jasa yang dihasilkan. Kualitas produk juga mempunyai
arti memuaskan kepada yang dilayani baik secara internal maupun
eksternal, yaitu dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan
atau masyarakat.21

2. Dimensi Kualitas Produk


Menurut Orville, Larreche dan Boyd, apabila perusahaan ingin
mempertahankan keunggulan yang dapat bersaing di pasaran, maka
perusahaan harus mengerti apa saja aspek yang harus diterapkan oleh
pelanggan untuk membedakan produk yang ditawarkan perusahaan
tersebut dengan produk pesaing lain. Dimensi kualitas produk tersebut
antara lain :22

a. Performance (kinerja), merupakan suatu yang berhubungan dengan


karakteristik operasi dasar dari sebuah produk perusahaan.

b. Durability (daya tahan), yakni berapa lama atau umur produk yang
bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti.
Semakin besar frekuensi atau daya tahan atas pemakaian produk oleh
pelanggan terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan
produk.

20
Ibid., hlm. 29
21
Ibid.,
22
Ibid.,
c. Conformance to Specification (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu
sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk
memenuhi spesifikasi tertentu dari pelanggan atau tidak
ditemukannya kecacatan pada produk.

d. Feature (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk


menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan
pelanggan terhadap produk yang ditawarkan perusahaan.

e. Reability (reabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja


dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu terhadap
pelanggan.

f. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan


produk, bias dilihat dari tampak, rasa, aroma dan bentuk dari produk.

g. Perceived Quality (kesan kualitas), merupakan hasil dari penggunaan


dan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena
terdapat kemungkinan bahwa pelanggan tidak mengerti atau
kekurangan informasi terhadap produk.

Jadi, persepsi pelanggan terhadap produk didapat dari harga, merek,


periklanan, reputasi dan Negara asal. Kemudian menurut Sviokla dalam
jurnal Caesar Andreas, dimensi kualitas produk meliputi:23

a. Kinerja (Performance), yakni merujuk pada karakter produk inti


yang meliputi merek, atribut-atribut yang dapat diukur, dan
aspekaspek lainnya dari suatu kinerja individu.

b. Keistimewaan tambahan (Features), dapat berbentuk produk


tambahan dari suatu produk inti yang dapat menambah nilai suatu
produk.

23
., hlm.30

Ibid
c. Kehandalan (Reliability), dimensi ini berkaitan dengan timbulnya
kemungkinan suatu produk yang mengalami keadaan dimana produk
tidak dapat berfungsi.
d. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Specification),
dimensi lain yang berhubungan dengan kualitas suatu barang adalah
kesesuaian produk dengan standar dalam perusahaannya.

e. Daya tahan (Durability), ukuran ketahanan suatu produk meliputi


segi ekonomis sampai segi teknis.

f. Estetika (Asthethic), adalah dimensi pengukuran yang paling


subyektif yaitu daya tarik produk terhadap panca indra pelanggan.

g. Kualitas yang dirasakan (Perceived Quality), citra dan reputasi


produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

3. Sifat Pengganti
Sering terjadi kesulitan untuk mengukur secara langsung sifat-sifat
kualitas yang dikehendaki pelanggan sehingga diterapkan sifat-sifat
kualitas lain, yang disebut sifat pengganti. Sifat pengganti juga harus
mencerminkan tuntutan-tuntutan para pelanggan. Disini Raos Kopi juga
menerapkan sifat pengganti guna mengukur langsung kualitas produk
olahan kopi yang dikehendaki pelanggannya. Unsur-unsur kualitas
produk Raos Kopi yang diterapkan sebagai sifat pengganti adalah
sebagai berikut :24

a. Harga yang wajar. Sebuah produk tidak perlu secara mutlak


kualitasnya baik, yang terpenting ialah bahwa produk olahan kopi
tersebut memenuhi tuntutan pelanggan. Selain sifat fisik, konsumen
juga harus mencari harga yang wajar. Karena itu Raos Kopi harus
memperhatikan harga.

b. Ekonomis. Pelanggan mencari sifat ekonomis seperti kebutuhan


energi sedikit mungkin, kemungkinan kopi rusak sedikit mungkin,
dan penggunaan atau konsumsi seluas mungkin.

24
Ibid., hlm.31
c. Awet. Pelanggan mengharapkan agar produk olahan kopi yang dibeli
awet dan tahan terhadap perubahan yang drastis sepanjang waktu.

d. Aman. Produk diharapkan aman untuk dikonsumsi dan tidak


membahayakan kesehatan pelanggan.

e. Mudah dikonsumsi. Umumnya produk dirancang untuk digunakan


oleh rata-rata konsumen pada umumnya. Konsumen berharap dapat
menggunakan produk itu segera, terus menerus dan tanpa kesulitan,
dan diharapkan akan ada tanda-tanda bahaya sebelum timbul
kerusakan pada olahan kopi.

f. Mudah dibuat. Hal ini berkaitan dengan biaya produksi. Produk


olahan biji kopi atau biji mentah harus mudah diperoleh, mudah
disimpan, dan pemanufakturannya harus memerlukan proses dan
keterampilan seefisien mungkin.

g. Mudah dibuang. Pada masyarakat sekarang yang padat populasinya,


produk yang sudah habis kegunaannya diharapkan bias dibuang
begitu saja dengan mudah. Produk olahan kopi yang sudah tidak
berguna atau ampas kopi bersifat mudah dibuang bukan berarti
dibuang di sembarang tempat, tetapi dibuang pada tempatnya.
Produk yang sudah habis manfaatnya dapat di daur ulang untuk
menghindari pencemaran lingkungan dan juga dapat menjadi pupuk
untuk melestarikan sumber daya alam.

d. Aspek Lokasi
Menurut Kotler (2008:51) “Salah satu kunci menuju sukses adalah
lokasi, lokasi dimulai dengan memilih komunitas”. Keputusan ini sangat
bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas,
25
persaingan, iklim politik, dan sebagainya. Menurut Jeni Raharjani

25
Saktiyanto, loc.cit
(2005), strategi lokasi / tempat adalah salah satu determinan yang paling
penting dalam perilaku konsumen, perusahaan harus memilih lokasi yang
strategis dalam menempatkan tokonya di suatu kawasan / daerah yang
dekat dengan keramaian dan aktivitas masyarakat. Lokasi mempunyai
peran penting dalam membangun loyalitas pelanggan. Faktor lokasi juga
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan untuk mendapatkan suatu
pelayanan. Lokasi yang mudah dijangkau oleh pelanggan dan dekat
dengan pusat keramaian merupakan lokasi yang tepat untuk suatu
usaha.26

Lokasi perusahaan yang sering disebut tempat kediaman perusahaan


yaitu, tempat di mana perusahaan melakukan kegiatan industri
seharihari. Pemilihan lokasi sangat perlu diperhatikan bagi perusahaan,
dikarenakan jika salah memilih suatu lokasi perusahaan maka akan
mengakibatkan suatu kerugian bagi perusahaan. Terdapat beberapa
faktor dalam memilih lokasi perusahaan biasanya berdasarkan
pertimbangan guna kelancaran hubungan dengan pihak lain. Tujuan
pemilihan lokasi perusahaan diantaranya agar dapat membantu
perusahaan beroperasi atau berproduksi dengan lancar, supaya lebih
berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan. Hal ini berarti bahwa dalam
menentukan lokasi perusahan perlu diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi biaya produksi dan distribusi, agar dapat ditekan
seminimal mungkin. Jadi dengan lokasi yang strategis, mudah dijangkau
oleh pelanggan merupakan daya tarik tersendiri bagi pelanggan untuk
meningkatkan keloyalitsannya. Fandy Tjiptono (1997) mengemukakan
cara menetukan lokasi perusahaan memerlukan pertimbangan yang
cermat. Yaitu beberapa faktor sebagai berikut:27

a. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau yang mudah dijangkau oleh
calon pelanggan.

26
Samuel Adhimas Putra, loc.cit
27
Tino Hadianto, op.cit., hlm. 14
b. Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi
jalan yang dilewati pelanggan.

c. Lalu-lintas, misalnya banyaknya orang yang lalu-lalang bisa


memberikan peluang besar terjadinya impulse buying. Impulse
buying adalah proses pembelian yang sering tanpa terencana atau
tanpa melalui usaha-usaha khusus. Selanjutnya kepadatan dan
kemacetan lalu-lintas bisa pula merupakan sebuah hambatan yang
dialami perusahaan.

d. Tempat parkir yang aman dan luas.


e. Ekspansi, misalnya tersedia tempat yang cukup luas atau ruang
kosong untuk perluasan usaha di kemudian hari.

f. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk atau jasa


yang ditawarkan perusahaan.

g. Pesaing, yaitu lokasi pesaing.


h. Peraturan pemerintah.
Jadi dari beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan lokasi
merupakan salah satu aspek penting untuk menjaga loyalitas pelanggan
dikarenakan aspek lokasi memiliki pengaruh terhadap kepuasan
pelanggan untuk mendapatkan suatu layanan dari perusahaan.
Diperlukan pertimbangan yang cermat untuk menentukan sebuah lokasi
perusahaan. Lokasi yang mudah dijangkau oleh pelanggan dan dekat
dengan pusat keramaian merupakan lokasi yang tepat untuk suatu usaha.
Tujuan pemilihan lokasi perusahaan diantaranya agar dapat membantu
perusahaan beroperasi atau berproduksi dengan lancar, supaya lebih
berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan.

e. Harga Produk
Menurut Tjiptono (2016:218) penetapan harga merupakan salah satu
keputusan terpenting dalam pemasaran. Harga merupakan satu-satunya
unsur bauran pemasaran yang mendatangkan pendapatan atau
pemasukan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk,
distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran).
Selain itu, harga dapat digolongkan dalam unsur bauran pemasaran yang
bersifat fleksibel, dikarenakan dapat diubah dengan cepat. Grewal dan
Levy dalam Tjiptono (2016) mendefinisikan harga sebagai pengorbanan
keseluruhan yang bersedia dilakukan pelanggan dalam rangka
mendapatkan produk atau jasa yang sesuai spesifikasi atau yang
dibutuhkan dan diinginkannya. Biasanya pengorbanan tersebut
mencakup uang yang harus dibayarkan kepada penjual agar bisa
mendapatkan produk, serta pengorbanan lainnya, baik dalam bentuk
moneter (biaya transportasi, pajak, biaya pengiriman, dan seterusnya)
maupun non-moneter (nilai waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan
produk atau jasa).28

Menurut Kotler dan Amstrong dalam Bulan (2010) harga merupakan


sejumlah uang yang ditangguhkan kepada pelanggan atas suatu produk
atau jumlah dari nilai yang tukar oleh pelanggan atas manfaat-manfaat
dan harapannya karena memiliki atau menggunakan produk tersebut.
Sementara menurut Dharmesta dalam Bulan (2010) harga dapat diartikan
sebagai sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dan spesifikasi dari produk dan pelayanannya. Sementara itu,
dari sudut pandang konsumen menurut Tjiptono (2016:219) harga sering
kali digunakan sebagai indikator nilai jika harga tersebut dihubungkan
dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa yang dibeli.
Nilai (value) dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara manfaat
yang didapatkan dari produk dengan harga yang dibayarkan. Pada tingkat
harga tertentu, bila manfaat yang didapatkan konsumen meningkat, maka
nilainya akan meningkat pula. Demikian pula sebaliknya, pada tingkat
harga tertentu, nilai suatu barang atau jasa akan meningkat seiring
dengan meningkatnya manfaat yang didapatkan. Dalam penentuan nilai
sebuah produk atau jasa, pelanggan dapat membandingkan kemampuan
produk atau jasa bersangkutan dalam memenuhi dengan kemampuan
barang atau jasa subtitusi. Dapat disimpulkan bahwa harga merupakan
nilai suatu produk atau jasa yang dapat diindikatori dengan jumlah uang
tertentu yang harus dibayarkan pembeli kepada penjual atas produk atau
jasa tersebut.29

1. Tujuan Penetapan Harga

28
Andrian, op.cit., hlm 27
29
., hlm. 27-28
Ibid
Menurut Tjiptono (2016:220-222) pada dasarnya terdapat beberapa
tujuan penetapan harga. Yakni beberapa tujuan penatapan harga adalah
sebagai berikut:30

a. Survival (Kelangsungan Hidup)


Yakni meningkatkan volume penjualan untuk menutup biaya-biaya
yang dikeluarkan dengan menetapkan tingkat harga sedemikian
rupa terhadap perusahaan.

b. Laba
Yaitu untuk memaksimumkan laba dengan mengidentifikasikan
tingkat harga dan biaya yang memungkinkan perusahaan.

c. Return On Investment (ROI)


Tujuan berorientasi pada ROI dinyatakan dalam bentuk rasio laba
terhadap investasi total yang dikeluarkan perusahaan dalam riset
dan pengembangan, serta fasilitas produksi dan asset yang
mendukung produk yang dipasarkan.

d. Pangsa pasar
Yaitu untuk meningkatkan penjualan secara relatif dibandingkan
penjualan para pesaing atau menetapkan tingkat harga agar
perusahaan dapat mempertahankan.

e. Aliran kas (Cash Flow)


Sebagian perusahaan menetapkan harga agar dapat menghasilkan
kas secepat mungkin. Tujuan ini biasanya dipilih dikarenakan
perusahaan bermaksud menutup biaya pengembangan produk
secepatnya. Semisal siklus hidup diperkirakan berlangsung singkat,
maka tujuan ini dapat menjadi pilihan yang strategik bagi
perusahaan.

f. Status Quo

30
., hlm. 29
Ibid
Yaitu untuk mengidentifikasi tingkat harga yang dapat
menstabilkan permintaan dan penjualan. Tujuan status quo
berfokus pada beberapa dimensi, seperti mempertahankan pangsa
pasar tertentu, menyamai (namun tidak mengalahkan) harga
pesaing, mewujudkan stabilitas harga, dan mempertahankan citra
publik yang positif. Tujuan tersebut dapat membantu perusahaan
dalam menekan risiko dengan jalan mengstabilisasikan permintaan
produk.

g. Kualitas produk
Citra kualitas produk dapat dibentuk melalui strategis penetapan
harga. Harga mahal biasanya dijadikan indikator kualitas tinggi
oleh para pelanggan. Upaya menghasilkan produk berkualitas
tinggi membutuhkan biaya besar, di antaranya biaya riset dan
pengembangan, serta biaya bahan baku yang digunakan.

Kotler dan Amstrong dalam Adi (2013) terdapat empat pendekatan


dalam penetapan harga, yakni sebagai berikut:31

a. Strategi harga premium


Yaitu dengan menghasilkan produk bermutu tinggi dan mematok
harga paling tinggi.

b. Strategi ekonomi
Yaitu dengan menghasilkan produk yang berkualitas rendah dan
memasang harga yang murah.

c. Strategi nilai baik


Yaitu dengan menghasilkan suatu produk yang berkualitas tinggi
tetapi dengan tingkat harga yang lebih murah.

d. Strategi penetapan harga tinggi


Yaitu dengan menetapkan harga produk tinggi sehubungan dengan
produk tinggi, namun untuk kedepannya produk tersebut

31
., hlm.30
Ibid
ditinggalkan oleh konsumen karena keluhan terhadap harga pada
produk tersebut.

2. Strategi Penetapan Harga

Menurut Peter dan Olson dalam Amanah (2010:73-74) mengatakan


strategi penetapan harga menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan dalam
tiga kondisi berikut ini:32

a. Ketika harga pada suatu produk baru sedang ditetapkan.


b. Ketika sedang mempertimbangkan melakukan perubahan jangka
panjang bagi suatu produk yang telah mapan.

c. Ketika sedang mempertimbangkan melakukan perubahan harga


jangka pendek.

Ada beberapa tahapan proses penetapan harga yang dikembangkan


oleh Peter dan Olson dalam Amanah (2010:73) proses penetapan harga
33
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Analisis hubungan
konsumen-produk

Langkah pertama yang sangat penting dalam proses tersebut adalah


melakukan analisis hubungan konsumen produk. Perusahaan harus
mengerti apa saja produk yang diinginkan oleh pelanggan dan
kegunaan produk tersebut bagi pelanggan.

b. Analisis situasi lingkungan


Perusahaan harus dapat memikirkan situasi lingkungan yang terdapat
di sekitarnya, seperti tren ekonomi di daerah tersebut, dan lain
sebagainya.

c. Tentukan-tujuan penetapan harga


Tujuan penetapan harga harus diturunkan dari tujuan pemasaran
keseluruhan, pada akhirnya aman, akan diturunkan dari tujuan

32
Ibid., hlm. 31
33
., hlm. 32
Ibid
perusahaan. Pada dasarnya, tujuan yang paling umum digunakan
adalah berupa pengembalian investasi pada tingkat penetrasi tertentu.

d. Kembangkan strategi harga dan tetapkan harga


Tugas penetapan harga yaitu untuk mempertimbangkan suatu strategi
penetapan harga kedepannya dan harga tertentu yang cukup berada di
atas biaya untuk dapat menciptakan tingkat laba yang diinginkan dan
mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan, kemudian yang
merupakan harga yang dapat bersaing dalam arti lain harga tersebut
dapat terus konsisten dalam strategi pemasarannya.

Dari tahapan-tahapan di atas, dapat kita simpulkan bahwa


perusahaan dapat menetapkan harga suatu produk. Dengan melalui
semua proses tahapan tersebut harga akan dapat dikendalikan dengan
keadaan perusahaan dan konsumen tertentu.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga


Menurut Kotler dan Amstrong dalam Bulan (2010:595-596)
menjelaskan bahwa dalam menjalankan penetapan harga, maka produsen
harus dapat memperhatikan hal-hal sebagai berikut:34 a. Kondisi Pasar

Pada kondisi pasar ini, produsen harus bisa lebih mengenal secara
mendalam tentang kondisi pasar yang akan dimasuki, perusahaan
kompetitor termasuk bentuk perusahaan serta peta kekuatan atau
kelemahan kompetitor.

b. Harga Produk Saingan


Dalam menentukan harga sebaiknya kita harus mengenal harga
pesaing yang ada di pasar dan harga yang diberikan ke pelanggan.
Biasanya harga yang ada dipasaran dan harga yang diberikan ke
pelanggan itu berbeda. Hal ini karenakan strategi kompetitor dan
aspek lainnya antara kompetitor dengan pelanggannya.

c. Elasitas Permintaan dan Besaran Permintaan

34
., hlm.34
Ibid
Elasitas yaitu untuk mengetahui berapa besar perubahan permintaan
yang disebabkan dengan perubahan harga.

d. Differensiasi dan Life Cycle Produk


Dalam memenangkan pasar bagi suatu produk tentunya sangat
dibutuhkan perbedaan dengan produk kompetitor.

Untuk itu sangat diperlukan pemahaman akan perbedaan terhadap


kompetitor baik aspek kualitas, pelayanan dan faktor yang lain. Di
samping itu, harus mengenal juga posisi produk yang dikaitkan dengan
waktu dan besarnya penjualan. Dengan pengenalan dan pemahaman
kondisi produk tersebut, maka produsen akan lebih mudah dan bebas
untuk menentukan tarif.

4. Indikator Harga
Menurut Stanton dalam Yusup (2011:27) terdapat beberapa
indikator harga yang dapat digunakan, yaitu:35

a. Keterjangkauan harga, yaitu aspek yang dilakukan oleh produsen


harga yang dilakukan oleh produsen atau penjual yang sesuai
dengan kemampuan beli pelanggan.

b. Daya saing harga, yaitu merupakan penawaran harga yang


diberikan oleh produsen atau penjual berbeda dan bersaing dengan
yang diberikan oleh produsen lain pada satu jenis produk yang
sama.

c. Kesesuaian harga dengan kualitas produk, yaitu aspek penetapan


harga yang dilakukan oleh produsen atau penjual yang sesuai
dengan kualitas produk yang dapat diperoleh oleh pelanggan.

d. Kesesuaian harga dengan manfaat, yaitu aspek penetapan harga


yang dilakukan oleh produsen atau penjual yang sesuai dengan
manfaat yang dapat diperoleh konsumen dari produk yang dibeli.

35
., hlm 35
Ibid
2. KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian yang dilakukan oleh Mitha Lestari (2016) yang berjudul
“Pengaruh Lokasi dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada
Rumah Makan Nanda Soto Sei Blutu Medan” pada hasil penelitian ini
bahwa variabel lokasi dan kepuasan secara simultan dapat berpengaruh
positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan.

Ibid
Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati dan Tati Handayani
(2014) yang berjudul “Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap
Loyalitas Melalui Kepuasan Pelanggan Bolt” pada hasil penelitian ini bahwa
Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan, harga
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan, kualitas produk
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan, harga berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas pelanggan, kepuasan pelanggan berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas pelanggan, kualitas produk berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas pelanggan dan memiliki pengaruh secara tidak
langsung melalui kepuasan pelanggan, harga berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas pelanggan dan memiliki pengaruh secara tidak langsung
melalui kepuasan pelanggan.

Penelitian yang dilakukan oleh Cindy Phasalita Widayatma dan Sri


Puji Lestari (2018) yang berjudul “Pengaruh Kualitas Produk Terhadap
Loyalitas Konsumen dengan Kepuasan Konsumen sebagai Variabel
Intervening” pada hasil penelitian ini bahwa variabel kualitas produk
terbukti berpengaruh terhadap loyalitas konsumen Rifa Kuliner di Kendal
melalui kepuasan konsumen sebagai variabel intervening, artinya Kualitas
produk Rifa Kuliner Kendal akan mempengaruhi loyalitas apabila terlebih
dahulu ada kepuasan konsumen.

Penelitian yang dilakukan oleh Triandhika Saktiyanto (2017) yang


berjudul “Pengaruh Harga, Lokasi dan Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas
Konsumen Ahass Primadana Motor Pesanggaran – Banyuwangi” pada hasil
penelitian ini bahwa hasil pengujian hipotesis telah membuktikan terdapat
pengaruh harga, lokasi, dan kualitas layanan pada loyalitas konsumen.
Melalui hasil perhitungan yang telah dilakukan hipotesis penelitian diterima.

Penelitian yang dilakukan oleh Virginia Besta (2009) yang berjudul


“Pengaruh Harga, Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan dan Lokasi Terhadap
Loyalitas Pelanggan Melalui Kepuasan Pelanggan Istana Mie dan Ice
Cabang Citraland Semarang” pada hasil penelitian ini bahwa kualitas
produk, lokasi dan harga produk bepengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan. Dengan hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa
adanya peningkatan kualitas produk, penetapan lokasi yang stragtegis serta
harga yang lebih terjangkau pada menu makanan dan minuman kepada
pelanggan, maka akan meningkatkan kepuasan pelanggan yang bepengaruh
positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Dengan hasil ini maka
dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan kepuasan pelanggan, maka
akan meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap Istana Mie dan Ice Cabang
Citraland Semarang.

Penelitian yang dilakukan oleh Juwita Magdalena Sitanggang, Sukaria


Sinulingga dan Khaira Amalia Fachruddin (2019) yang berjudul “Analysis
Of The Effect Of Product Quality On Customer Satisfaction And Customer
Loyalty Of Indihome ATPT Telkom Regional 1 Sumatera, Medan, North
Sumatra, Indonesia” pada hasil penelitian ini bahwa variabel kualitas produk
memiliki efek positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan melalui
kepuasan pelanggan sebagai variabel intervensi dan efek tidak langsung dari
kinerja produk sebesar 0,297 pada loyalitas pelanggan.

Penelitian yang dilakukan oleh Rina Rahmawati1, I P. dan Eka


Sentana (2021) yang berjudul “The Effect of Product Quality on Customer
Loyalty with the Mediation of Customer Satisfaction”. Menurut hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kualitas produk memiliki positif dan
efek yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Indikator yang
memberikan kontribusi efek terkuat adalah "tinggi" kualitas genetik dan
bebas dari penyakit", "kontrol kualitas yang ketat selama proses produksi"
dan "SNI jaminan bersertifikat". Hal ini juga menunjukkan bahwa kepuasan
pelanggan memiliki efek positif dan signifikan pada loyalitas pelanggan.

Penelitian yang dilakukan oleh Euis Soliha, Ajeng Aquinia, Kristina


Anindita Hayuningtias dan Kartiko Rizkika Ramadhan (2021) yang berjudul
“The Influence of Experiential Marketing and Location on Customer
Loyalty” pada hasil penelitian ini bahwa variabel lokasi pelanggan yang
terpengaruh secara positif dan signifikan kepuasan pelanggan di Cafe
Excelso Rinjani Semarang. Ini menunjukkan bahwa semakin strategis
lokasi, semakin banyak kepuasan pelanggan meningkat. Kepuasan
pelanggan memediasi efek lokasi terhadap loyalitas pelanggan.

Penelitian yang dilakukan oleh Djumarno, Santrianimatina Anjani,


dan Said Djamaluddin (2018) yang berjudul “Effect of Product Quality and
Price on Customer Loyalty through Customer Satisfaction” pada hasil
penelitian ini bahwa variabel harga produk terbukti berefek positif yang
signifikan terhadap loyalitas pelanggan secara online di Bali Ratih terhadap
produk body scrub.

Penelitian yang dilakukan oleh Amir Hortamani, Azarnoosh Ansari dan


Mohtaram Akbari (2013) yang berjudul “Studying Impact of price
Satisfaction on Loyalty: a Case Study in Electric Generating Plant Snowa”.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis efek dari variabel harga
terhadap loyalitas pelanggan dalam pabrik pembangkit listrik bisnis Snowa
dengan menganalisis output yang dihasilkan dari pengujian hipotesis itu
dapat disimpulkan bahwa variabel harga memiliki pengaruh positif pada
loyalitas pelanggan dalam bisnis.

A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN

4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual diatas, hipotesis yang dapat disusun dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. H01 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kualitas produk terhadap
loyalitas pelanggan Raos Kopi.

b. Hi1 : Ada pengaruh yang signifikan antara kualitas produk terhadap loyalitas
pelanggan Raos Kopi.

c. H02 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara aspek lokasi terhadap
loyalitas pelanggan Raos Kopi.

d. Hi2 : Ada pengaruh yang signifikan antara aspek lokasi terhadap loyalitas
pelanggan Raos Kopi.

e. H03 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara harga produk terhadap
loyalitas pelanggan Raos Kopi.

f. Hi3 : Ada pengaruh yang signifikan antara harga produk terhadap loyalitas
pelanggan Raos Kopi.

g. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kualitas produk, aspek lokasi
dan harga produk terhadap loyalitas pelanggan Raos Kopi

h. Hi : Ada ada pengaruh yang signifikan antara kualitas produk, aspek lokasi
dan harga produk terhadap loyalitas pelanggan Raos Kopi.

H. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Metode
kuantitatif yaitu jenis penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
acak / random, untuk pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis penelitian, bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.36

b. Jenis Penelitian
Penelitian kuantitatif ini mendasarkan jenisnya pada penelitian
asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini, maka dapat
dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,
meramalkan, dan mengontrol suatu gejala. Dalam hal ini peneliti
mencoba menjelaskan tentang pengaruh Kualitas Produk, Aspek
Lokasi, dan Harga Produk terhadap loyalitas pelanggan Raos Kopi.

2. Populasi, Sampling, dan Sampel Penelitian


a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetepakan
oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya.39
Populasi dari penelitian ini diambil dari pelanggan yang membeli
produk dari Raos Kopi.

b. Sampling
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah
Sampling (Sampel Acak Sederhana), yaitu cara pengambilan sampel
secara acak (random) dengan benar-benar memberikan peluang yang
sama bagi masing-masing sampel.

c. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Karena populasi pada penelitian ini diketahui,
maka dalam pengambilan jumlah sampel penelitian ini menggunakan
teknik perhitungan slovin. Dengan tingkat kesalahan atau standart error
5% dan diolah menggunakan aplikasi SPSS 21.

36
Aisyah A. Rahman dan Susi Yanti, Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kelas VII SMP Negeri 1 Peudada, Jurnal Pendidikan
Rumus slovin yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Almuslim, Vol. 04, No.02, Agustus 2016, hlm. 2-3


39
Mahir Pradana dan Alvian Reventiary, Pengaruh Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian
Sepatu Merek Customade (Studi di merek dagang customade Indonesia), Jurnal
Manajemen, Vol. 06 No.01, Juni 2016, hlm.4

Dimana :
n = Jumlah anggota sampel N = Jumlah
anggota populasi

E = error lvel (tingkat kesalahan) 5% atau 0,05


3. Sumber Data, Variabel, dan Skala Pengukuran
a. Sumber Data
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan sumber data adalah
subjek dari mana data tersebut dapat diperoleh dan memiliki informasi
dan kejelasan tentang bagaimana mengambil data tersebut dan
bagaimana data tersebut diolah. Sumber data terdiri dari data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang didapat dari sumber data
pertama, sedangkan data sekunder didapat sebelum penelitian
dilakukan, misal dari buku. Dalam penelitian ini digunakan data primer
yang didapat langsung data loyalitas pelanggan.

b. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah sasaran-sasaran penelitian yang
mempunyai nilai untuk diteliti. Variabel dapat dibedakan ke dalam dua
jenis, yaitu variabel independen atau bebas (mempengaruhi) dan
variabel dependen atau terikat (terpengaruh). Variabel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :

1) Variabel independen atau bebas


Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Kualitas Produk (X1),
Aspek Lokasi (X2), Harga Produk (X3) yang ditetapkan pada
loyalitas pelanggan Raos Kopi.

2) Variabel dependen atau terikat


Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu loyalitas pelanggan (Y) dalam
membeli produk Raos Kopi.

c. Skala Pengukuran
Skala pengukuran adalah aturan pengukuran yang diperlukan untuk
menganalisis data pada penelitian. Misalkan seseorang dapat digambarkan
dari beberapa karakteristik seperti pembelian ulang, kebiasaan
mengkonsumsi merek, rasa suka yang besar pada merek, ketetapan pada
merek, keyakinan bahwa merek tertentu adalah merek terbaik,
perekomendasian merek pada orang lain.. Skala pengukuran yang sesuai
dapat digunakan untuk menunjukkan karakteristik ini. Dalam penelitian ini
skala pengukurannya adalah skala nominal, yang artinya skala pengukuran
yang menyatakan kategori. Misalkan berdasarkan rasa suka pada merek,
seperti sangat suka, suka, biasa, tidak suka dan sangat tidak, kelima kategori
ini diberi kode angka 1 untuk “sangat tidak suka”, 2 untuk “tidak suka”, 3
untuk “biasa”, 4 untuk “suka” dan 5 untuk “sangat suka”.

4. Teknik Pengumpulan data dan Instrumen Penelitian


a. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan penelitian lapangan yang
dilakukan dengan peninjauan langsung pada perusahaan yang menjadi
objek yang bertujuan untuk menggambarkan dan memaparkan keadaan
yang ada pada instansi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data dengan metode observasi dan wawancara.

1) Observasi adalah teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri


spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan
kuisioner. Kalau teknik wawancara dan kuisioner selalu
berkomunikasi dengan pelanggan, maka observasi tidak terbatas
pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.

2) Wawancara adalah proses tanya jawab secara lisan. Wawancara


dilakukan dengan pelanggan yang loyal membeli produk Raos Kopi.

b. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial instrument penelitian sangat
berperan penting dalam menentukan kualitas suatu penelitian karena
validitas data yang diperoleh sangat ditentukan oleh kualitas dari
instrument yang digunakan, disamping teknik pengumpulan data yang
ditempuh. Dalam penelitian ini instrument penelitian yang digunakan
adalah skala likert.

Skala likert adalah skala dalam penelitian yang mempunyai gradasi


yang sangat positif sampai sangat negatif dan digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat serta persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial dengan menggunakan skor yang diberi
klasifikasi untuk pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Misalnya
skornya adalah 1,2,3,4 dan 5. Dari skor tersebut diberi klarifikasi,
misalnya : 1 untuk “sangat tidak suka”, 2 untuk “tidak suka”, 3 untuk
“biasa”, 4 untuk “suka”, dan 5 untuk “sangat suka”.

5. Teknik analisis data


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data antara lain
:

a. Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan suatu tingkatan
kevalidan suatu instrument. Suatu instrument sudah dapat dikatakan
valid jika sudah mampu mengukur apa yang diinginkan sesuai dengan
tujuan tertentu dalam penelitian. Secara sederhana bila rhitung > rtabel (0,3)
maka dinyatakan valid dan sebaliknya bila rhitung < rtabel (0,3), maka
dinyatakan tidak valid. Jadi, uji validitas adalah instrument penelitian
untuk menguji kevalidan dari data dalam suatu penelitian.

Uji validitas ini dilakukan menggunakan SPSS 16.0.


b. Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur apakah suatu item
pertanyaan kuesioner merupakan indikator dari suatu variabel atau
konstruk. Uji reliabilitas digunakan untuk menguji tingkat
kekonsistenan kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan reliable jika nilai
alpha cronbach’s > 0,6. Uji tersebut dilakukan dengan bantuan software
SPSS 16.0.

c. Uji asumsi klasik


1) Uji normalitas
Uji normalita digunakan untuk menguji penelitian dalam
sebuah model regresi, apakah variabel memiliki distribusi data
normal. Dalam penelitian ini akan digunakan uji one sample
kolmogrov-smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05.

Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi >0,05.


Pengolahan data pada uji normalitas ini menggunakan SPSS 16.0.
2) Uji multikolinieritas
Uji multikolinieritas merupakan keadaan dimana ada
hubungan linier secara sempurna atau mendekati sempurna antara
variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik
adalah yang tidak mengandung multikolinieritas. Mendeteksi
multikolinieritas dapat melihat nilai tolerance dan varian inflation
factor (VIF) sebagai tolak ukur. Apabila nilai tolerance ≤ 0,1 dan
nilai VIF ≥10, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian
tersebut terdapat multikolinieritas. Pada uji multikolinieritas ini
menggunakan bantuan SPSS 16.0.

3) Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah
dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari
suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Prasyarat yang harus
terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala
heteroskedastisitas. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan
apakah terjadi heteroskedastisitas digunakan perbandingan antara
nilai alpha yang ditentukan dengan tingkat signifikansi dari hasil
olahan data dengan menggunakan SPSS 16.0. Alpha yang
digunakan sebesar 5% maka dapat ditarik kesimpulan jika koefisien
signifikansi <0.05, maka terjadi heteroskedastisitas dan sebaliknya
jika koefisien signifikansi >0,05 maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.

d. Uji regresi linier berganda


Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara
dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen yang
digunakan untuk memprediksi atau meramalkan suatu nilai variabel
dependen berdasarkan variabel independen (Priyatno, 2010). Selain itu,
uji regresi linier berganda juga berguna untuk mengukur kekuatan
hubungan antara dua variabel atau lebih, dan menunjukkan arah
hubungan variabel dependen dengan variabel independen. Model uji
regresi linier berganda dipilih karena dalam penelitian ini ingin
diketahui pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap
variabel terikat.

Rumus yang digunakan adalah Y= a + Bx + Cz yang kemudian


diterjemahkan kedalam rumus sebagai berikut :

𝑌 = 𝑏0 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑏3𝑋3 Dimana


:
Y = loyalitas pelanggan
X1 = kualitas produk
X2 = aspek lokasi
X3 = harga produk

𝑏1,2,𝑏3 = koefesien regresi

𝑏0 = konstanta
e. Koefisien determinasi
Koefisien determinasi dilakukan dengan tujuan untuk melihat
seberapa baik variabel independen menerangkan atau memperjelas
keberadaan variabel dependen. Hal ini dapat terlihat dari nilai koefisien
determinasi yang tinggi, maka semakin tinggi pula kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai koefesien (R2)
adalah diantara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil (mendekati 0), berarti
kemampuan variabel-variabel independen menjelaskan variasi variabel
dependen sangat terbatas. Sedangkan jika nilai R2 mendekati 1, berarti
variabel–variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Nilai R2
didapat dari pengolahan data menggunakan SPSS

16.0.
f. Uji hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang
telah dirumuskan. Oleh sebab itu, jawaban sementara harus diuji
kebenarannya secara empirik. Dalam penelitian ini uji hipotesis
menggunakan uji parsial (uji t) dan uji simultan (uji f) dengan
menggunakan SPSS 16.0.

1) Uji t (parsial)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah konstanta
dan koefesien regresi dari variabel bebas signifikan atau tidak secara
individual terhadap variabel terikat. Caranya adalah dengan
membandingkan nilai signifikan dari alpha. Jika nilai signifikansi
alpha <0,05, maka ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat (hipotesis diterima). Sebaliknya jika nilai signifikansi alpha
>0,05, maka tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terkait (hipotesis ditolak).

2) Uji f (simultan)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara
bersama – sama variabel bebas berpengaruh terhadap variabel
terikat. Apabila secara bersama-sama variabel bebas berpengaruh
terhadap variabel terikat yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi
F<0,05, maka model regresi dikatakan bagus (hipotesis diterima).
Sebaliknya jika secara bersama-sama variabel bebas tidak
berpengaruh terhadap variabel terikat yang ditunjukkan dengan nilai
signifikansi F > 0,05 maka model regresi adalah tidak baik
(hipotesis ditolak).
I. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
1. Bagian Awal, terdiri dari : Halaman sampul depan, halaman sampul dalam,
halaman persetujuan, halaman pengesahan penguji, halaman motto, halaman
persembahan, kata pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar table, halaman
daftar gambar, halaman daftar lampiran, dan halaman abstrak.

2. Bagian Utama, terdiri dari :


BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari : a) Latar belakang masalah, b) identifikasi
masalah, c) rumusan masalah, d) tujuan penelitian, e)
kegunaan penelitian, f) ruang lingkup dan keterbatasan
penelitian, g) penegasan istilah, dan h) sistematika skripsi.

BAB II : LANDASAN TEORI


Terdiri dari : a) Teori yang membahas variabel / sub variabel
pertama, b) teori yang membahas variabel / sub variabel
kedua, c) dan seterusnya jika ada, d) kajian penelitian
terdahulu, e) kerangka konseptual, dan f) hipotesis
penelitian (jika diperlukan)

BAB III : METODE PENELITIAN


Terdiri dari : a) pendekatan dan jenis penelitian, b) populasi,
sampling dan sampel penelitian, c) sumber data, variabel,
dan skala pengukurannya, d) teknik pengumpulan data dan
instrument penelitian, dan e) analisis data.

BAB IV

: HASIL PENELITIAN
Berisikan tentang hasil penelitian (deskripsi data dan
pengujian hipotesis).
BAB V : PEMBAHASAN
Berisikan tentang pembahasan data penelitian dan analisis
data.
BAB VI : PENUTUP
Terdiri dari : a) kesimpulan dan b) saran atau rekomendasi.
3. Bagian Akhir, terdiri dari : a) Daftar pustaka, b) lampiran-lampiran, c) surat
pernyataan keaslian skripsi, dan d) daftar riwayat hidup.
DAFTAR PUSTAKA

Alyas dan Muhammad Rakib. 2017. Strategi Pengembangan Usaha MIkro, Kecil,
dan Menengah Dalam Penguatan Ekonomi Kerakyatan (Studi Kasus pada
Usaha Roti Maros di Kabupaten Maros). No. 2, Juli 2017. Universitas Negeri
Makassar: 2017.
Andrian. 2020. PENGARUH KUALITAS PRODUK, LAYANAN DAN HARGA
TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN( STUDI PADA WARUNG
KOPI MINI COFFEE DI BANDA ACEH ). Skripsi S-1 Kearsipan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam. UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Arrohman, Arief. 2018. PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK FAN


ELEKTRIK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DALAM

PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada CV. Cahaya Elektronik dan


Furnitur, Sukabumi, Bandar Lampung). Skripsi S-1 Kearsipan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam. UIN Raden Intan Lampung.

Cindy Phasalita Widayatma, Sri Puji Lestari. 2013. PENGARUH KUALITAS


PRODUK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN DENGAN KEPUASAN
KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(Studi Kasus Pada Rifa Kuliner Kendal). Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang, Vol.
7 No. 3.

Diasari, Setia Ayu. 2016. Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Kualitas Pekayanan
Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen, Vol.5, No 12.

Hadianto, Tino. 2010. PENGARUH LOKASI, PELAYANAN, DAN HARGA


TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN Studi Kasus pada Konsumen

Hypermart. Skripsi S-1 Kearsipan Fakultas Ekonomi. Universitas Sanata Dharma


Yogyakarta.

Mitha Lestari, Amrin Mulia U, Adelina Lubis. Pengaruh Lokasi dan Kepuasan
Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Rumah Makan Nanda Soto Sei Blutu
Medan. Jurnal Kearsipan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Medan
Area.

Pradana, Mahir dan Alvian Reventiary. 2016. Pengaruh Atribut Produk terhadap
Keputusan Pembelian Sepatu Merek Customade (Studi di merek dagang
customade Indonesia). Jurnal Manajemen, Vol. 06 No.01.

Putra, Samuel Adhimas. 2013. ANALISIS PENGARUH LOKASI, PERSEPSI HARGA


DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DI
TOKO KALI SARIWAGE, SEMARANG. Skripsi S-1

Kearsipan Fakultas Ilmu Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro.


Rahman, Aisyah A. dan Susi Yanti. 2016. Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kelas VII SMP Negeri 1
Peudada. Jurnal Pendidikan Almuslim, Vol. 04, No.02.

Retno Ayu Dewi Novitawati, Ari Mahfud, Totok Sasongko. PENGARUH


KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP LOYALITAS
PELANGGAN PADA SANGER WARUNG KOPI ACEH KOTA

MALANG. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akutansi. Vol. 7 No. 2.


Rohman, A. Kepemimpinan Pelayanan Prima di Pedesaan. Jurnal Reformasi, Vol. 7 No.
1.

Saktiyanto, Triandhika. 2017. Pengaruh Harga, Lokasi Dan Kualitas Layanan


Terhadap Loyalitas Konsumen Ahass Primadana Motor Pesanggaran –
Banyuwangi. Jurnal Ekonomi Manajemen.

Sudati Nur Sarfiah dan Hanung Eka Atmaja, Dian Marlina Verawati. 2019. UMKM
Sebagai Pilar Membangun Ekonomi Bangsa. Jurnal REP Vol 4/ No.1.
Universitas Tidar, Magelang.

Zuhri, Riri Rizki Syahputri. 2018. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Loyalitas
Konsumen Pada Shampo Dove (Studi Pada Mahasiswa/i Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara), Skripsi S-1 Kearsipan Fakultas Psikologi.

Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai