Anda di halaman 1dari 11

TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DAN PENEMPATAN DEPARTEMEN

PADA PENGOLAHAN BIJI KOPI MENTAH PADA “RAOS KOPI” KABUPATEN


TULUNGAGUNG
Ivan Fadila B. W.1), Ryaas Muhammad Arif2)
Manajemen Operasi dan Rantai pasok
Jurusan Manajemen Bisnis Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulunggaung
e-mail : ivanfadilla77@gmail.com, ryaasmuhammadarif11@gmail.com
ABSTRAK
Perancangan fasilitas poduksi merupakan salah satu faktor yang sangat
berpengaruh pada kinerja suatu perusahaan. Hal ini disebabkan oleh tata letak
fasilitas yang kurang baik akan menyebabkan pola aliran bahan yang kurang
baik dan perpindahan bahan, produk, informasi, peralatan dan tenaga kerja
menjadi relatif tinggi yang menyebabkan keterlambatan penyelesaian produk
dan menambah biaya produksi. Selain itu pembagian departemen dalam
perusahaan juga mempenmgaruhi kegiatan operasional perusahaan agar
menciptakan kegiatan yang efisien dan cepat. Dalam hal ini penelitian
bertumpu terhadap kegiatan produksi usaha pengolahan biji kopi “Raos Kopi”
yang memiliki tata letak fasilitas dan pembagian departemen kerja yang unik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penempatan tata letak
fasilitas produksi dari Raos Kopi dan melihat keefektifitasan distribusi
produksi dari penempatan tata letak fasilitas Raos Kopi terhadap kegiatan
pengolahan kopi dari awal sampai menjadi sebuah produk siap pakai. Selain
itu pembagian departemen kerja juga menjadi target dalam penelitian ini.

Kata kunci : Raos Kopi, Tata letak, Departemen.

I. PENDAHULUAN
Tata letak merupakan salah satu kegiatan pengaturan fasilitas produksi dan
operasional area kerja yang meliputi semua kegiatan dalam sebuah industry. Pad
dasarnya tata letak tempat usaha atau sebuah industry yang terencana dengan baik akan
ikut menetukan efisiensi tingkat opersaional perusahaan dan dalam beberapa hal juga
akan menjaga keberlangsungan hidup atau kemudahan dalam kerja sebuah industry.
Tata letak fasilitas produksi mempunyai dampak tehadap proses operasi perusahaan,
terutama dalam hal yang ditinjau dari segi kegiatan atau proses produksi salah satunya
perpindahan material dari satu unit ke unit lainya, sampai material tersebut menjadi
barang jadi.
Tata letak (layout) memang secara langsung mempengaruhi kegiatan produksi
dalam sebuah perusahaan, hal ini tidak lain karena tata letak fasilitas dari sebuah
perusahaan akan mempengaruhi rantai pasok bahan baku dan produk yang dihasilkan
oleh sebuah perusahaan. Penempatan sebuah alat produksi memang berperan penting
dalam mendukung kegiatan operasional dan semua aktivitas kegiatan perusahaan. Dan
dalam hal ini tata letak akan mempengaruhi kinerja semua unit baik dari yang terkecil
sampai yang terbesar dalam sebuah industri.
Selain itu Perancangan fasilitas poduksi merupakan salah satu faktor yang sangat
berpengaruh pada kinerja suatu perusahaan. Hal ini disebabkan oleh tata letak fasilitas
yang kurang baik akan menyebabkan pola aliran bahan yang kurang baik dan
perpindahan bahan, produk, informasi, peralatan dan tenaga kerja menjadi relatif tinggi
yang menyebabkan keterlambatan penyelesaian produk dan menambah biaya produksi.
Tata letak pabrik (layout) dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-
fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi (Hadiguna, 2008).
Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area untuk menempatkan mesin atau
fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerak perpindahan material baik
bersifat temporer maupun permanen, personal pekerja dan lain sebagainya. Dalam tata
letak pabrik terdapat 2 (dua) hal yang harus diperhatikan yaitu pengaturan mesin dan
pengaturan departemen dalam pabrik. Dengan adanya perencanaan tata letak pabrik
yang baik, maka alur distribusi bahan baku dan jarak bidang atau departemen dalam
perusahaan dapat diatur dalam keadaan yang paling efisien.
Tatak letak fasilitas memang sangat mempengarudi kegiatan opersaional, maka
dari itu dalam proses produksi tata letak fasilitas akan sangat berpengaruh. Mulai dari
operasi bahan baku mentah sampai kepada kegiatan produksi dan menghasilkan sebuah
produk jadi yang siap pakai.
Bila kita lihat tata letak sebuah fasilitas meliputi beberapa elemen dasar dan
penting dalam kegiatannya. Adapun elemen-elemen ini meliputi bahan baku, pekerja
dan pelatan produksi atau mesin. Dalam hal ini, bahan baku akan sangat mempengaruhi
kegiatan produksi dan maka dari itu perlu adanya perencanaan atau penempatan tata
letak peralatan produksi agar pekerja sebagai agen distribusi dapat melakukan kegiatan
produksi dengan baik dan mudah.
Raos kopi merupakan salah satu persahaan yang mengolah bahan baku biji kopi
menjadi produk minuman yang siap dikonsumsi. Raos Kopi adalah tempat usaha
produksi biji kopi mentah menjadi biji kopi sangrai atau biasa dikenal dengan nama
Coffee Roastery. Dalam hal ini Kopi diambil dari petani secara langsung kemudian
disortir dan dipilih biji dengan kualitas terbaik, kemudian diolah menjadi kopi siap
seduh. Pasarnya meliputi café, kedai, warung kopi dan juga para pecinta kopi rumahan.
Raos Kopi merupakan sebuah usaha pengolahan kopi yang mengolah kopi dari
bahan mentah menjadi beberapa produk seperti bubuk dan terkadang juga memproduksi
produk kopi siap minum. Dalam penempatan fasilitas produksi Raos Kopi
menempatkan beberapa peralatan produksi sesuai urutan proses kegiatan pengolahan
kopi. Jadi penempatan tata letak fasilitas seperti mesin dan alat produksi ditempatkan
sesuai urutan kegiatan pengolahan kopi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penempatan tata letak fasilitas
produksi dari Raos Kopi dan melihat keefektifitasan distribsi produksi dari penempatan
tata letak mesin dan peralatan produksi, yang meliputi kegiatan awal sampai menjadi
sebuah produk yang siap digunakan. Jadi secara garis besar penelitian ini berorientasi
terhadap pengaruh tata letak fasilitas Raos Kopi terhadap kegiatan pengolahan kopi dari
awal sampai menjadi sebuah produk siap pakai. Selain itu pembagian departemen kerja
juga menjadi target dalam penelitian ini.
Berdasarkan hal tersebut, penepatan fasilitas menjadi pokok bahasan kami karena
menjadi aspek penting dalam kegiatan distribusi produksi yang mempengaruhi kegiatan
perusahaan secara total. Selain itu pengaturan fasilitas-fasilitas produksi merupakan
kunci dari semua kegiatan perusahaan yang akan mempengaruhi kelancaran dan
kemudahan perpindahan alur distribusi produksi yang secara langsung menyangkut
kegiatan pengaturan tata letak agar menciptakan rantai distribusi yang efektif dan
efisien. Penelitian ini diharapkan dapat melakukan analisis tata letak berdasarkan desain
tata letak fasilitas, khususnya aliran bahan yang disebabkan posisi fasilitas produksi
yang kurang tepat penempatannya, oleh karena itu diperlukan pengaturan penataan
ulang fasilitas produksi di masa yang akan datang.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Menurut Handoko (2013), Salah satu hal yang terpenting dari tata letak pabrik
adalah jarak, waktu dan biaya, jarak perpindahan material yang jauh akan menyebabkan
rentang waktu yang dibutuhkan cukup tinggi maka dapat menyebabkan tingginya
ongkos yang dikeluarkan, karena lamanya proses yang dilakukan. Dengan kata lain
melakukan perencanaan tata letak yang baru, jarak dapat diperpendek lagi, sehingga
pemborosan waktu semakin kecil.
Wignjosoebroto (2009) menyatakan, tata letak yang baik adalah tata letak yang
dapat menangani sistem material handling secara menyeluruh sedangkan menurut
Purnomo (2004) mengatakan, tata letak fasilitas yang dirancang dengan baik pada
umumnya akan memberikan kontribusi yang positif dalam optimalisasi proses operasi
perusahaan dan pada akhirnya akan menjaga kelangsungan hidup perusahaan serta
keberhasilan perusahaan. Menurut Sahroni (2003), kelancaran aliran proses produksi
merupakan faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap efesiensi dan produktifitas
produksi perusahaan. Kelancaran proses produksi dipengaruhi beberapa faktor salah
satunya desain tata letak atau tata cara pengaturan fasilitas- fasilitas perusahaan. Dalam
hal ini pengaturan tata letak dari sebuah fasilitas perusahaan menjadi begitu penting dan
sangat menentukan kegaiatan operasional dari sebuah perusahaan dan perlu adanya
penempatan yang tempat dalam pengaturannya.
III. METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di industri kopi “Raos Kopi” berlokasi di Jalan
Supriadi Gang 1, No. 30, Desa Bago, Tamanan, Tulungagung. lokasi industry Raos
Kopi dipilih dengan mempertimbangkan lokasi dekat perkotaan dan untuk
mempermudah alur produksi dan distribusi produk. Penelitian ni dilaksanakan pada
tanggal 25 Juni 2021.

Penentuan Responden
Penentuan responden dilakukan secara sengaja yang diambil dari 3 responden
utama yang terdiri dari pemiliki usaha, asisten pemilik usaha dan satu pegawai. Hal ini
didasarkan pada pemilik usaha dan asisten perusahaan sangatlah mengetahui alur
produksi dan alasan penempatan tata letak fasilitas dan pegawai sebagai indikator
keefektifitasan dari penempatan fasilitas produksi.

Metode Pengumpulan Data


Metode Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Observasi
Pengumpulan data diperoleh dengan melakukan pengamatan secara langsung
ke tempat usaha Raos kopi dengan melihat objek-objek utama yaitu mengenai
tata letak fasilitas usaha Raos Kopi.
2. Wawancara
Dalam pengumpulan data cara yang digunakan adalah metode wawancara
dengan mengajukan poko-pokok pertanyaan kepada responden yang terdiri
dari pemiliki usaha, manajer, dan pekerja di Raos Kopi. Dari proses
wawancara ini akan menghasilkan beberapa informasi mengenai kegiatan tata
letak fasilitas dari usaha Raos Kopi.
3. Dokumentasi
Pengumpulan data melalui metode dokumentasi dilakukan edngan
pengambilan gambar mulai dari letak fasilitas dan data-data dari perusahaan
terkait.

Deskripsi Penelitian
jenis penelitian yang digunakan ini adalah dengan metode penelitian kualitatif
deskriptif dalam memperoleh hasil penelitian yang dibutuhkan. Penelitian kualitatif
sendiri merupakan sebuah penelitian yang digunakan untuk meneliti ketika kondisi
objek ilmiah dimana peneliti merupakan instrument kunci dan utama dalam sebuah
penelitian. Sedangkan penelitian deskriptif sendiri merupakan sebuah rumusan masalah
yang berkoridor pada eksplorasi situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh dan
mendalam oleh peneliti.

IV. HASIL PENELITIAN


Usaha produksi kopi Raos Kopi merupakan sebuah industry pengolahan kopi dari
biji kopi mentah yang diolah menjadi beberapa komoditi mulai dari produk biji kering,
bubuk, dan kopi siap minum. Dalam kegiatannya Raos Kopi sangat bergantung
terhadap operasi mesin dan peralatan produksi yang berperan penting dalam setiap
kegiatan perusahaan. Maka dari itu, penempatan peralatan merupakan aspek utama
dalam kegiatan operasional dari usaha Raos Kopi. Tata letak (Layout) dalam sebuah
usaha merupakan sebuah hal kunci dalam mendukung kegiatan perusahaan mulai dari
produksi sampai distribusi, dan hal ini juga berlaku bagi usaha Raos Kopi. Dari
penelitian ke tempat usaha Raos Kopi didapat beberapa hasil data yang menyangkut
mengenai tata letak fasilitas dari Raos Kopi.

Fasilitas dan Peralatan Produksi


Adapun fasilitas dan perlatan produksi pada raos kopi meliputi beberapa alat dibawah
ini :
1. Mesin Roasting
Menggunakan merk Kaldi Coffee Roaster tipe Fortis dengan kapasitas 800 gram,
berfungsi memproses pemanggangan biji yang masih mentah (green bean) hingga
tingkat kematangan tertentu. Biji yang dipanggang akan siap untuk dikonsumsi
setelah melewati first crack, biasanya ditandai dengan aroma manis karena proses
karamelisasi di dalam biji. Dalam proses roasting kopi, suhu dan waktu akan
mempengaruhi hasil akhir dan rasa kopinya.
Ada tiga level roasting kopi secara umum, yaitu light, medium, dan dark roast. Biji
dark roast memiliki warna paling gelap dan biasanya berminyak, sementara biji
light roast berwarna coklat muda kekuningan dan paling terang.
Fungsi dari proses pemanggangan adalah untuk memunculkan rasa asli dari biji
kopinya agar rasanya lebih nikmat. Semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu
roasting kopinya, biji akan semakin gosong. Jika semakin gosong, karakter asli dan
aroma khas roasting-nya akan semakin kuat.
2. Blower
Fungsi blower pada mesin roasting kopi sebagai penurun suhu pada kopi (cooling)
yang baru disangrai yang bertujuan untuk mengunci aroma pada kopi yang
diinginkan.
3. Kompor
Fungsi kompor pada mesin roasting kopi sebagai pemanas mesin yang digunakan
untuk menyangrai kopi. Kompor dapat dikendalikan oleh roaster untuk proses jenis
apa yang diinginkan, seperti light roast, medium roast, atau dark roast.
4. Termometer
Fungsi termometer pada mesin roasting kopi sebagai indikator suhu dalam proses
menyangrai. Suhu untuk roasting kopi biasanya kurang lebih 200°C.
5. Mesin Giling
6. Impulse Sealer
Merupakan sebuah mesin pres otomatis yang digunakan untuk membantu
pengemasan produk dari usaha Raos Kopi. Alat press ini memiliki fungsi untuk
pengemasan pada produk bubuk dan biji kopi yang digunakan untuk membantu
proses packing.
7. Kulkas
Kulkas atau pendingin minuman pada Raos kopi digunakan sebagai media
penyimpanan produk dan bahan baku produksi. Adapun bahan baku seperti susu
dan produk yang disimpan adalah produk kopi siap minum yang disimpan dan
didinginkan dalam lemari pendinginin untuk menjaga produk dan mengawetkan
produk dan bahan baku agar tahan lama.
Selain fasilitas di atas, Raos Kopi juga nenbuat prencanaan fasilitas baru guna
mendukung kegiatan industry pengolahan biji kopi. Hal ini terjadi karena terdapat
permintaan yang lebih banyak daripada penawaran, maka diperlukan mesin roasting
kopi dengan kapasitas yang lebih banyak. Pemilik usaha berencana untuk
mendatangkan mesin kopi dengan kapasitas 2 kg sehingga permintaan dan penawaran
dapat seimbang.

Pembagian Departemen Kerja


Pada industri pengolahan biji kopi usaha “Raos Kopi” dibagi atas 3 departemen
penting dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan mulai dari produksi dan
distribusi. Adapun 3 departemen ini terdiri atas Departemen Roaster, Departemen
Pertokoan, dan Departemen Penyimpanan. Adapun tugas dari pembagian ini adalah
sebagai berikut :
1. Departemen Roaster
Departemen Roaster dipimpin dan atur langsung oleh pemiliki usaha Raos Kopi
sendiri. Dalam hal ini pemilik usaha sebagai roaster bertugas memindahkan biji
kopi mentah (coffee bean), menjadi kopi yang sudah dipanggang (roasted bean).
Dalam departemen Roaster ini meliputi kegiatan yang komplek dan cukup bayak.
Depertemen Roaster ini memnggunakan fasilitas Mesin Roasting guna membantu
kegiatan produksi. Pada dasarnya departemen roasting bertugas sebagai pengolah
biji kopi mentah sampai menjadi biji kopi kering.
Hamper semua kegiatan produksi dilakukan oleh departemen ini, sekitar 80%
kegiatan produksi terjadi di departemen roster. Urutan kegiatan departemen ini
adalah pertama pembersian biji kopi mentah yangdimulai dari pembersihan biji kopi
yang sudah lepas dari kulitnya, dan tak lupa kegiatan penyortiran ukuran biji opi
dilakukan di sini. Dalam departemen proses utama adalah proses pemanggangan
menggunakan mesin roasting. Yang kemudian akan didistribusikan kepada
departemen pertokoan dan depatemen penyimpanan.
2. Departemen Pertokoan
Departemen pertokoan adalah departemen yang meliputi kegiatan pengemasan,
produksi minuman, dan pemasaran.
a. Pengemasan.
Kegiatan pengemasan dapa departemen pertokoan ini meliputi dua kegiatan.
Yaitu pengemasan produk biji kopi matang dari proses Roasting dan kegiatan
penggilingan biji menjadi bubuk kopi. Dalam pengemasan biji kopi, Raos Kopi
menyerahkan kepada pihak karyawan dengan melakukan packing biji kopi
matang sesuai jenisnya, adapun jenis biji kopi adalah Arabika, Robusta, dan
Blend dari seluruh komoditi kopi di nusantara.
Sementara itu produksi kopi bubuk juga dilakukan di departemen ini, dengan
proses penggilingan biji kopi menggunakan Mesin Giling yang diguakan utuk
menggiling kopi menjadi bubuk. Dalam proses packing menggunakan 2 jenis
media yaitu media kertas dan plastik.
b. Produksi Minuman
Departemen pertokoan juga meliputi kegiatan produksi minuman, yang di
kerjakan oleh satu pekerja. Dalam sub departemen ini, pekerja melakukan
proses produksi minuman kopi dari kegiatan penggilinga biji kopi yang diolah
menjadi minuman kopi siap minum dalam varian dingin. Dalam sub departemen
ini kopi diolah dengan mencampurkan beberapa kombinasi rasa. Adapun bahan-
bahan dalam produksi minuman ini antara lain yaitu paper filter, fresh milk,
powder minuman, air, dan Es. Sedangkan perlatan produksi meliputi mesin
blender, mesin penyaring bubuk, dan mesij pendingin.
c. Pemasaran
Subdepartemen dalam departemen pertokoan yang terakhir adalah kegiatan
pemasaran. Di subdepartemen ini dikendalikan satu karyawan diamana semua
produk mulai dari biji kopi, bubuk kopi dan minuman kopi dipasarkan. Dimana
biji kopi dan bubuk kopi ditaruh dalam etalase took dan dekelompokkan sesuai
jenisnya. Selain itu sub departemen ini juga bertugas sebagai bidang penerima
pesanan minuman Raos Kopi yang meliputi kopi pesanan ataupun produk siap
jual secara langsung.
Selain itu sub departemen pemasaran juga bertugas untuk mendistribusikan biji
kopi ataupun produk lain kepada kafe-kafe lain. Selain itu pemasaran juga
menerima kegiatan pemasaran COD kepada para pelanggan khusus wilayah
kota.
3. Departemen Penyimpanan
Departemen terakhir dalam departemen Raos Kopi adalah departemen
penyimpanan atau departemen Gudang. Departemen ini bertugas sebagi penyimpan
produk biji kopi mentah dan biji kopi kering baik biji sebelum roasting ataupun
sebelum di roasting. Departemen ini diatur langsung oleh manajer Raos Kopi.
Departemen ini juga bertugas sebagai tempat penyimpanan kopi dalam jangka
waktu tertentu guna mempengaruhi rasa kopi karena kegiatan penyimpanan ini.
Dalam proses penyimpanan, ruangan penyimpanan harus selalu kering sehingga
membutuhkan kipas untuk menjaga ruangan agar tidak lembab.

Pembagian Tata Letak Fasilitas dan Alur Distribusi

Pembagian tata letak fasilitas dalam industry Raos Kopi terdiri dari tiga departemen.
Jadi terdapat tiga depertemen dalam pembagian ruang kerja pada industry Raos Kopi.
Adpaun pembagian fasilitas tiap departemen adalah sebagai berikut :

NO Departemen Peralatan/Fasilitas Luas


1 Departemen Roaster Mesin roasting, blower, 30 M2
kran air, selang, dan
Thermometer.
2 Departemen Pertokoan Mesin Giling, Blender 24 M2
(2), Impulse Sealer,
kulkas, kompor, dan
perangkat Komputer
3 Departemen penyimpanan Kipas angin 25 M2

Adapun alur distribusi dari kegiatan ini produksi Raos Kopi meliputi :
1. Departemen Roaster
Merupakan depatemen pengolahan biji kopi mentah menjadi biji kopi matang yang
kemudian didistribusikan kepada dua departemen yaitu departemen pertokoan dan
penyimpanan. Jarak antara depertemen roaster ke departemen pertokoan adalah 2
M dan antara departemen penyimpanan 3 M. alasan jarak antar departemen dekat
adalah untuk mempermuadah alur distribusi.
2. Departemen Pertokoan.
Menerima produksi dari departemen roaster dan penyimpanan. Bertugas sebagai
tempat packing produk dan pemasaran produk. Memiliki jarak denga departemen
penyimapanan 5 M.
3. Departemen Penyimpanan.
Merupakan departemen penyimpanan semua bahan baku mentah ataupun bahan
baku setengah jadi. Merupakan sebuah departemen tengah-tengah dalam kegiatan
operasional dari Raos Kopi. Selain itu departemen penyimpanan juga bertanggung
jab atas penyediaan bahan baku produksi. Bahan baku sendiri merupakan kopi
mentah yang dihasilkan dari proses pemanenan kopi petik merah dengan berbagai
proses seperti full wash, semi wash, natural process, honey process, wine process
dari berbagai wilayah di Nusantara. Seperti Aceh Gayo, Sumatera Mandailing,
Kersik Tuo Jambi, Kerinci Sungai Penuh, Sumatra Pollung, Sindoro Temanggung,
Dampit Malang, Bali Kintamani, Flores Bajawa, Toraja Tongkonan, dan lain
sebagainya. Terdapat juga kopi impor seperti Afrika Kivu Kongo, Yellow Katura,
Ethiopia Sidamo, Nikaragua, dan lain sebagainya.

Bila melihat semua kegiatan Raos Kopi mulai dari penempatan fasilitas dan
pembagian departemen kerja, maka dapat diambil garis besar bahwa kegiatan
pengolahan biji kopi pada Raos Kopi sangatalah kompleks dan berjalan dengan lancar
tanpa kendala sampai saat ini. Namun keefektifitasan dari operasional Raos Kopi
sangatlah bertumpu terhadap kegiatan roasting kopi yang merupakan kegiatan kunci
dari usaha Raos Kopi.

V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari penelitian tata letak fasilitas dan departemen pada penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan produksi pada Raos Kopi bertumpu terhadap beberapa alat penujang
seperti mesin roasting, mesin blower, mesin giling, kompor, mesin impulse sealer,
kulkas, dan blender.
2. Raos Kopi membagi departemen kerja dalam industrinya menjadi tiga departemen,
diaman ada departemen Roaster, departemen pertokoan, dan departemen
penyimpanan.
3. Alur distribusi kegiatan antar departemen adalah departemen Roaster sebagai
pengolah bahan baku biji mentah menjadi biji kopi matang. Departemen pertokoan
mengolah bahan setengah jadi dari departemen Roaster menjadi produk bar dan
packing. Sementara departemen penyimpanan sebagai depertemen yang bertugas
menyimpan bahan baku mentah dan setengah jadi.

VI. SARAN
Adapun saran dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan di Raos Kopi adalah,
sebaiknya pembagian fasilitas peralatan bisa lebih ditingkatkan. Karena banyak
kegiatan departemen yang memerlukan beberap alat yang berada dipartemen lain dan
memerlukan perpindahan dari alat tersebut yang dapat mengganggu proses produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Hadiguna, R. A & Setiawan, H. 2008. Tata Letak Pabrik. Yogyakarta. Andi Group
Purnomo, H., 2004. Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Cetakan Pertama. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sahroni. 2003. Perencanaan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi dengan metode Algoritma
Craft. Jurnal, Vol 4 (1).

Anda mungkin juga menyukai