Anda di halaman 1dari 2

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK KERUPUK DAN PENERAPAN

METODE 5S

Latar Belakang

Menurut Siska (2012) pada Hadiguna (2008) mendefinisikan tata letak sebagai kumpulan
unsur-unsur fisik yang diatur mengikuti aturan atau logika tertentu. Sistem material
handling yang kurang sistematis menjadi masalah yang cukup besar dan mengganggu
kelancaran proses produksi sehingga mempengaruhi sistem secara keseluruhan. Menurut
Wignjosoebroto (2009), tata letak yang baik adalah tata letak yang dapat menangani
sistem material handling secara menyeluruh sedangkan Purnomo (2004) menyebutkan
tata letak fasilitas yang dirancang dengan baik pada umumnya akan memberikan
kontribusi yang positif dalam optimalisasi proses operasi perusahaan dan pada akhirnya
akan menjaga kelangsungan hidup perusahaan serta keberhasilan perusahaan.

Tata letak pabrik ini meliputi perencanaan dan pengaturan letak mesin, peralatan, aliran
bahan dan orang-orang yang bekerja pada masing-masing stasiun kerja. Jika disusun
secara baik, maka operasi kerja menjadi lebih efektif dan efisien (Wignjosoebroto, 2009).
Pada dasarnya tujuan utama perancangan tata letak adalah optimasi pengaturan fasilitas-
fasilitas operasi sehingga nilai yang diciptakan oleh sistem produksi akan maksimal
(Purnomo, 2004). UD. Dhika Putra merupakan sebuah home industry yang bergerak
dalam pembuatan tahu. UD. Dhika Putra berdiri sejak tahun 2003, terletak di Jalan
Sukajadi, Desa Tarai Bangun Kubang Raya Kabupaten Kampar. Saat ini kondisi layout
fasilitas produksi dan kondisi fisik lingkungan kerja di perusahaan mengalami kendala.

Kondisi tata letak fasilitas di produksi pabrik mengalami kendala dalam produksi dan hal-
hal yang berkaitan dengan pemindahan bahan baku (material handling) yang kurang
efisien. Dimana dalam aliran bahan menuju proses pencetakan pekerja yang kelelahan,
kurang handal (belum pofesional), atau kekeliruan pererakan serta perubahan posisi
tangan menyebabkan aktifitas produksi di detik berikutnya atau langkah berikutnya
terganggu. Sedangkan pekerja yang lebih handal dapat memproduksi krupuk dengan
gerakan yang lebih efisien, dan efektif karena lebih sedikit kegagalan proses yang
berpengaruh pada langkah berikutnya. Jarak antar adonan krupuk yang masih lembek
juga mempengaruhi aktifitas produksi pada langkah berikutnya. Kondisi fisik lingkungan
kerja yang ditata rapi mempengaruhi proses perpindahan bahan atau aktifitas distribusi
dalam produksi krupuk.

Area pabrik kerupuk tempat pekerja bekerja menunjukkan kurang oprimumnya proses
produksi dalam hal tata keteraturan dan pembersihan dengan adonan hasil cetak yang
gagal berserakan dapat digabung kembali menjadi adonan tahap dua. Hal tersebut
menunjukkan pula sistem yang diterapkan masih tradisonal, sederhana, dan merupakan
manual material handling namun cermat karena adonan (slurry) dapat diatur diameternya
seperti keran. Sehingga merancang ulang tata letak fasilitas pabrik pembuatan krupuk di
Cipacing ini diharapkan dapat meminimalkan panjang lintasan material handling serta
menerapkan metode 5S untuk meningkatkan produktifitas kerja guna mendapatkan tata
letak fasilitas pabrik krupuk yang berestetika.
DAFTAR PUSTAKA

Hadiguna,1 R. A. dan Setiawan, H. 2008. Tata Letak Pabrik. Andi Offset, Yogyakarta.2
Purnomo, H. 2004. Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Cetakan Pertama. Graha
Ilmu,Yogyakarta.
Wignjosoebroto, S. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi ketiga
Cetakan keempat. Guna Widya, Surabaya.

1
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim
Jl.H.R.Soebrantas No.155, KM 18, Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293
E-mail : merrysiska@yahoo.com
2
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim
Jl.H.R.Soebrantas No.155, KM 18, Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293
Naskah diterima: 10 Okt 2012, direvisi: 1 Des 2012, disetujui: 16 Des 2012

Anda mungkin juga menyukai