Anda di halaman 1dari 5

Tugas Hukum Perusahaan

Nama : Muhammad Firizky Hayqal

NPM : 6051801219

Kelas : C

Analisis Hukum Kedudukan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas Dalam Peraturan


Perundang-Undangan

Konseptualisasi Anggaran Dasar Perseroan Terbatas

Anggaran Dasar (“AD”) merupakan kesepakatan sekumpulan orang dalam suatu organisasi
(Partai Politik, Koperasi, Perusahaan dll.) yang memuat dan mengatur “aturan main” dalam
organisasi tersebut untuk mencapai tujuannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Anggaran Dasar adalah peraturan penting yang menjadi dasar peraturan yang lain-lain (bagi
perusahaan, perkumpulan dan sebagainya). Dalam praktiknya, Anggaran Dasar digunakan
oleh organisasi, badan atau perkumpulan sebagai pedoman menjalankan kepengurusan
sehari-hari, atau mengatur hal-hal yang berkaitan dengan internal organisasi/ badan/
perkumpulan tersebut.

Bagi Perseroan Terbatas (“PT”), Menurut Yahya Harahap dalam buku Hukum Perseroan
Terbatas (hal.192) menerangkan bahwa Anggaran Dasar merupakan ketentuan tertulis
mengenai kekuasaan dan hak-hak yang dapat dilakukan pengurus Perseroan Terbatas,
Dokumen yang berisi aturan internal dan pengurusan Perseroan Terbatas, serta memuat
aturan pokok mengenai penerbitan saham, perolehan saham, modal, Rapat Umum
Pemegang Saham (“RUPS”), hak suara, direksi dan lain sebagainya.1 Dalam Pasal 4 Undang-

1 Yahya Harahap. Hukum Perseroan Terbatas. (Jakarta: Sinar Grafika), 2009.


Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UU PT”) yang berbunyi
“Terhadap Perseroan berlaku undang-undang ini, Anggaran Dasar Perseroan, dan Ketentuan
Peraturan Perundang-undangan lainnya.” Dalam Pasal ini ditegaskan bahwa Perseroan
Terbatas (“PT”) tunduk pada Anggaran Dasar PT.

Adapun hal yang harus dimuat dalam suatu Anggaran Dasar Perseroan Terbatas
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 15 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas yaitu:

❖ Nama dan Tempat Kedudukan Perseroan Terbatas

❖ Maksud dan Tujuan

❖ Jangka Waktu

❖ Besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor

❖ Jumlah saham, klasifikasi saham, dan nilai nominal saham

❖ Nama jabatan dan jumlah anggota Direksi serta Dewan komisaris

❖ Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS

❖ Tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota Direksi dan Dewan


Komisaris

❖ Tata cara penggunaan laba dan pembagian Dividen

Anggaran Dasar Perseroan Terbatas juga dimungkinkan untuk memuat ketentuan lain untuk
mewujudkan kepentingan PT dan para pengurusnya sepanjang tidak bertentangan
peraturan perundang-undangan yang ada sebagaimana yang diatur dalam Pasal 15 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Apabila terdapat
ketentuan lain yang bertentangan dengan Undang-Undang PT maka berdasarkan ketentuan
dalam Pasal 4 UU PT maka yang berlaku adalah Undang-Undang PT sehingga ketentuan itu
batal demi hukum dan dianggap tidak pernah ada, sehingga ketentuan itu tidak mempunyai
kekuatan mengikat.
Anggaran Dasar Perseroan dapat juga dikatakan merupakan perjanjian yang berisi
ketentuan tertulis mengenai kekuasaan dan hak-hak yang dapat dilakukan pengurus
perseroan. Anggaran Dasar merupakan dokumen yang berisi aturan internal dan
pengurusan perseroan dan oleh karenanya Anggaran Dasar merupakan salah satu elemen
yang bersifat esensial dalam proses pendirian perseroan yang harus dibuat secara hati-hati
demi memperkecil kemungkinan terjadinya dispute diantara organ PT dan para pemegang
saham.

Anggaran Dasar sebagai Hukum Positif Perseroan Terbatas

Dalam ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, yang
berwenang menyusun dan/ atau menetapkan substansi dalam Anggaran Dasar yang
kemudian dimuat dalam akta pendirian Perseroan Terbatas ialah para pendiri PT sekaligus
pemegang saham, sedangkan yang berwenang menetapkan perubahan Anggaran Dasar ialah
Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”).

Maka secara umum dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud dengan Anggaran Dasar
adalah suatu peraturan yang berlaku di suatu organisasi atau badan hukum, sehingga
penulis berpendapat bahwa Anggaran Dasar Perseroan Terbatas merupakan hukum positif
yang berlaku mengikat terhadap suatu Perseroan Terbatas dan Pengurus nya. Anggaran
Dasar PT berfungsi sebagai sarana untuk memberikan batasan wewenang untuk setiap
organ PT dan berfungsi untuk melindungi kepentingan para pemegang saham dalam
Perseroan Terbatas.

Kedudukan Anggaran Dasar dalam peraturan perundang-undangan


Yang dimaksud dengan Peraturan Perundang-Undangan sebagaimana yang diatur dalam
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan yaitu, adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang
mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang
berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.

Berdasarkan definisi Peraturan Perundang-Undangan menurut Undang-Undang Nomor 20


Tahun 2012 diatas, maka sebuah peraturan perundang-undangan memiliki beberapa unsur
yaitu:

1. Berbentuk Peraturan Tertulis.


2. Memuat norma hukum yang bersifat mengikat secara umum (publik).
3. Dibentuk atau ditetapkan Lembaga negara atau pejabat berwenang melalui prosedur
yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan

Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa Anggaran Dasar Perseroan Terbatas tidak
termasuk ke dalam hierarkhi peraturan perundang-undangan jika dikaitkan dengan sifat
dan karateristik Anggaran Dasar Perseroan Terbatas sebagaimana yang telah penulis
paparkan diatas. Anggaran Dasar Perseroan Terbatas berlaku internal bagi suatu Perseroan
Terbatas, sedangkan peraturan perundang-undangan berifat umum dan berlaku eksternal.

Selain itu, jika ditinjau secara yuridis, penulis juga berpendapat bahwa Anggaran Dasar suatu
perseroan merupakan implementasi langsung dari asas “kebebasan berkontrak”
sebagaimana yang termuat dalam Pasal 1338 KUHPerdata. Oleh karena itu Anggaran Dasar
Perseroan Terbatas merupakan ranah hukum perdata yang berifat internal, sehingga tidak
dapat dicampuri siapapun diluar dari anggota suatu perseroan (publik), kecuali dalam hal
yang berkaitan dan bertentangan dengan norma dan kaidah ideologi, kesusilaan dan hal-hal
sensitif lainnya yang dimana sejak awal telah ditinjau dan ditelaah oleh Kementrian Hukum
Dan Hak Asasi Manusia dalam proses perolehan Keputusan Menteri mengenai pengesahan
Badan Hukum Perseroan Terbatas.

Oleh karena Anggaran Dasar suatu perseroan merupakan ranah hukum privat/ perdata,
maka Anggaran Dasar Perseroan Terbatas tidak dapat dimasukkan ke dalam sistem
Hierarkhi Peraturan Perundang-Undangan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 7 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang -
Undangan yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan. Karena segala peraturan perundang-undangan sebagaimana yang
diatur dalam UU. No.12 Tahun 2011 jo. UU. No.15 Tahun 2019 tersebut merupakan ranah
Hukum Publik.

Penutup

Anggaran Dasar Perseroan Terbatas sebagai dokumen berbentuk peraturan tertulis yang
dibuat dengan tujuan mencapai tujuan PT dan bersifat internal merupakan sarana yang
mengatur “aturan main” didalam perseroan dan sebagai sarana untuk memberikan batasan
wewenang untuk setiap organ PT. Anggaran Dasar PT memiliki fungsi untuk melindungi
kepentingan para pemegang saham dalam Perseroan Terbatas. Oleh karena itu, Anggaran
Dasar Perseroan Terbatas merupakan hukum positif yang berlaku mengikat terhadap suatu
Perseroan Terbatas dan Pengurusnya. Namun Anggaran Dasar Perseroan Terbatas hanya
merupakan produk hukum yang bersifat internal untuk suatu perseroan dan masuk kedalam
ranah hukum privat/ perdata sehingga tidak bisa dikatakan sebagai salah satu elemen dari
hierarkhi perundang-undangan di Indonesia yang bersifat Hukum Publik.

Anggaran Dasar Perseroan Terbatas adalah hasil kesepakatan dari para pendiri Perseroan
Terbatas dan pemegang saham yang bertujuan untuk melindungi kepentingan mereka dan
mencapai tujuan perseroan serta tunduk pada asas kebebasan berkontrak sehingga berlaku
sebagai undang-undang atau hukum positif yang hanya berlaku mengikat bagi para
pembuatnya serta pengurus perseroan, dengan tetap memperhatikan keselarasan dengan
ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Anda mungkin juga menyukai