1
Koordinator Divisi Penindakan Bawaslu Kota Balikpapan
I. PENDAHULUAN
Pemilu 2019 telah usai yang ditandai dengan terpilihnya
Presiden/Wakil Presiden serta wakil rakyat pada tingkatan DPR, DPRD
Provinsi, DPRD Kabupaten Kota serta DPD sebagai perwakilan daerah
tanpa ada lagi penyelesaian sengketa hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi
yang berarti tinggal menunggu pelantikan pada tiap-tiap tingkatan.
Berdasarkan pernyataan Komisioner KPU, Pramono Ubaid, terdapat
peningkatan jumlah partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 jika dibanding
dengan pelaksanaan Pemilu 2014. Pada Pemilu 2014, angka partisipasi
pemilih untuk Pileg mencapai 75,11% sedangkan untuk Pilpres mencapai
angka 69,58%. Pada Pemilu 2019, angka partisipasi pemilih untuk Pileg
meningkat menjadi 81,69%, sedangkan untuk Pilpres juga meningkat tinggi
mencapai 81,97%.2 Meningkatnya partisipasi pemilih tentu layak
mendapatkan apresiasi terlepas dari apapun motifnya karena Pemilu
merupakan sarana ekspresi kedaulatan rakyat dalam memilih wakil dan
Presiden/Wakil Presiden mereka.
Namun berdasarkan fakta yang diperoleh Divsi Penindakan Bawaslu
Kota Balikpapan pada penyelenggaraan Pemilu 2019 Di Kota Balikpapan,
peningkatan angka partisipasi pemilih tidak berbanding lurus dengan angka
partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilu. Hal ini dilihat dari
penanganan dugaan pelanggaran Pemilu kurang lebih 99% berasal dari hasil
temuan Pengawas, sedangkan yang berasal dari laporan masyarakat hanya
mencapai angka kurang lebih 1% saja. Dari laporan 1% itu pun tidak semua
dapat ditindaklanjuti karena tidak ada masyarakat yang mau menjadi saksi.
Minimnya partisipasi masyarakat dalam pengawasan dan penegakan
hukum Pemilu tentu sangat mempengaruhi upaya Bawaslu dalam
mewujudkan keadilan pemilu karena untuk menindaklanjuti
2
https://www.medcom.id/pemilu/news-pemilu/1bVyLM1N-partisipasi-pemilih-
meningkat-drastis-di-pemilu-2019
2. HASIL PENELITIAN
Dugaan Pelanggaran Pemilu yang tidak dapat ditindaklanjuti
A. Dugaan Pelanggaran yang ditangani Panwaslu Kecamatan3
STATUS
NO PERISTIWA SUMBER JENIS
PERKARA
KECAMATAN BALIKPAPAN SELATAN
3
Hasil penanganan pelanggaran Bawaslu Kota Balikpapan
4
Ibid
5
Miriam Budiarjo, 2009, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustakan Utama.
Hlm. 367
10 | V o l . 1 / J u r n a l P e m i l u B a w a s l u K o t a B a l i k p a p a n
2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban, Saksi dan
Korban berhak:
a. memperoleh perlindungan atas keamanan pribadi,
Keluarga, dan harta bendanya, serta bebas dari
Ancaman yang berkenaan dengan kesaksian yang akan,
sedang, atau telah diberikannya;
b. ikut serta dalam proses memilih dan menentukan bentuk
perlindungan dan dukungan keamanan;
c. memberikan keterangan tanpa tekanan;
d. mendapat penerjemah;
e. bebas dari pertanyaan yang menjerat;
f. mendapat informasi mengenai perkembangan kasus;
g. mendapat informasi mengenai putusan pengadilan;
h. mendapat informasi dalam hal terpidana dibebaskan;
i. dirahasiakan identitasnya;
j. mendapat identitas baru;
k. mendapat tempat kediaman sementara;
l. mendapat tempat kediaman baru;
m. memperoleh penggantian biaya transportasi sesuai
dengan kebutuhan;
n. mendapat nasihat hukum;
o. memperoleh bantuan biaya hidup sementara sampai
batas waktu Perlindungan berakhir; dan/atau
p. mendapat pendampingan.
11 | V o l . 1 / J u r n a l P e m i l u B a w a s l u K o t a B a l i k p a p a n
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilu
sebagai dasar pengaturan kepemiluan dan tentunya sebagai
sumber hukum utama dalam penegakan hukum Pemilu,
nomenklatur “perlindungan” hanya ada dalam satu Pasal,
yakni pada Pasal 440 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
Tentang Pemilihan Umum yang berbunyi “Pemantau
Pemilu mempunyai hak mendapat perlindungan hukum dan
keamanan dari Pemerintah Indonesia”. Jelas, bahwa subjek
hukum dalam Pasal tersebut adalah Pemantau Pemilu yang
telah mendapatkan akreditasi dari Bawaslu, bukan saksi atau
Pelapor. Secara normatif dan otomatis jika di dalam undang-
undang Pemilu saja tidak mengatur tentang perlindungan
hukum bagi saksi dan pelapor, maka tidak mungkin bagi
Bawaslu untuk membuatkan aturan teknisnya yang biasa
disebut dengan Peraturan Bawaslu (Perbawaslu).
12 | V o l . 1 / J u r n a l P e m i l u B a w a s l u K o t a B a l i k p a p a n
Atas kesimpulan tersebut, Penulis menyampaikan beberapa saran
sebagai sebagai berikut:
1. Bahwa sangat diperlukan aturan perundang-undangan yang mengatur
secara khusus tentang perlindungan saksi dan pelapor dalam penegakan
hukum Pemilu;
2. Bahwa penghargaan terhadap masyarakat yang mau menjadi saksi atau
pelapor dalam proses penegakan Pemilu harus diberikan bukan atas
inisiatif dari Bawaslu Kabupaten/ Kota masing-masing tapi perintah
terpusat dari Bawaslu Republik Indonesia yang diharapkan mampu
menjadi stimulan bagi masyarakat.
13 | V o l . 1 / J u r n a l P e m i l u B a w a s l u K o t a B a l i k p a p a n