Anda di halaman 1dari 13

Pemanfaatan Aset Tanah Miiik Instansi Pemerintah (Yosef B.

Badeoda)

ARTIKEL

.
Yosef B Badeoda SH MH. . ..

PEMANFAATAN ASET TANAH


MILIK INSTANSI PEMERINTAH

Assets of the land belongs to the


government is state-owned. It's
used for the interests of the
T anah memiliki arti yang sangat
penting bagi manusia karena
selain memiliki hubungan yang
erat dengan kehidupan manusia, juga
mempunyai nilai ekonomis yang dapat
government agencies. If it is dimanfaatkan untuk kepentingan hidup
manusia. Arti penting tanah bagi kelang-
used by the other party, it must sungan hidup manusia dikarenakan
to be permission from the manusia hidup, tumbuh dan berkembang
authorities under the law. The di atas tanah, bahkan merupakan tempat
peristirahatan terakhir ketika meninggal
state-owned land shall be dunia. Oleh sebab itu tanah selain
reserved for the public interests. memiliki nilai ekonomi yang tinggi juga
mengandung aspek spiritual. Dari sisi
Aset tanah Instansi Pemerintah ekonomi, tanah dapat memberikan
penghidupan kepada manusia untuk
adalah barang miiik Negara. dimanfaatkan dan didayagunakan. Untuk
Untuk itu harus dipergunakan itulah , keberadaan tanah ini sangat
untuk kepentingan Instansi diperlukan untuk membangun dan me-
ningkatkan kesejahteraan warga
yang bersangkutan. Apabila masyarakat. Tuntutan untuk melaksana-
dipergunakan oleh pihak lain kan pembangunan membuka peluang
maka harus ada izin dari pemilik tanah untuk melaksanakan
keijasama dengan pihak ketiga, termasuk
instansi yang bersangkutan dan pembangunan terhadap aset tanah miiik
berdasarkan suatu hubungan instansi pemerintah.1
hukum yang jelas. Tanah miiik Mengingat pentingnya arti tanah bagi
Negara tetap harus masyarakat, maka Pemerintah sejak
dahulu melakukan pengaturan terhadap
,

dipergunakan untuk aset tanah Instansi Pemerintah sejak aset


kepentingan orang banyak. itu diperoleh , atau dilepas ataupun
perbuatan-perbuatan hukum lainnya

1
Surojo Wignjodipuro, Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat ,
GunungAgung, Jakarta, 1982, him .197.

I 45
t
Jurnal Keadilan Vol. 6, No.1, Tahun 2012

melalui berbagai peraturan perundang- ta peraturan pelaksanaannya merupakan


undangan. Hal ini dapat dimaklumi perangkat hukum yang mengatur bidang
karena aset tanah Instansi Pemerintah pertanahan, dan menciptakan· Hukum
merupakan "barang milik negara". Tanah Nasional yang tunggal didasarkan
Pengelolaan terhadap ''barang milik pada hukum adat.' Hukum adat sebagai
negara" telah diatur dalam UU No.1 dasar UUPA, adalah "hukum aslinya
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan golongan rakyat Indonesia yang merupa-
Negara dan Peraturan Pemerintah No. 6 kan hukum yang hidup dalam bentuk
Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang tidak tertulis dan mengandung unsur-
Milik Negara/Daerah. Di dalam unsur nasional yang asli, yaitu sifat
pengelolaan aset tanah instansi kemasyarakatan dan kekeluargaan, yang
Pemerintah, jelas Pemerintah tidak berasaskan keseimbangan serta diliputi
sendiri, sudah pasti diperlukan kerja sarna oleh suasanakeagamaan".'
dengan pihak ketiga sebagai mitra kerja Hukum adat sebagai hukum positif
sarna, karena tidak semua Instansi (hukum yang berlaku), merupakan
Pemerintah memiliki dana yang cukup rangkaian norma-norma hukum yang
untuk melakukan kegiatan operasionall menjadi pegangan bersama dalam
pembangunan/maupun pemeliharaan- kehidupan bermasyarakat. Norma hukum
nya. Hanya sayangnya akhir-akhir ini adat sebagai sumber hukum tidak tertulis,
pemanfaatan dan pendayagunaan aset adalah rumusan para ahli (hukum) dan
tanah milik intansi Pemerintah sarat KKN Hakim. Rumusan tersebut bersumber
sehingga perlu adanya upaya-upaya per- pada rangkaian kenyataan mengenai
baikan dan penindakan terhadap oknum- sikap dan tingkah laku para anggota
oknum Pemerintah dan pihak ketiga yang masyarakat hukum adat dalam menerap-
terlibat di dalarnnya. kan konsepsi dan asas-asas hukum yang
Tidak semua orang memahami merupakan perwujudan kesadaran hukum
tentang keberadaan aset tanah milik warga masyarakat hukum adat tersebut
Instansi pemerintah ini bahkan dalam menyelesaikan kasus-kasus
Pemerintah khususnya instansi di daerah konkret yang dihadapi. Keberadaan tanah
belum dapat memanfaatkan aset-aset ini dalam hukum adat yang dikenal sebagai
secara maksimal. Atau, jika telah diman- hak ulayat berada dalam penguasaan
faatkan, aroma KKN terasa ada dimana- masyarakat hukum adat (Persekutuan
mana. Ini menjadi kendala dan motivasi hukum adat) dan diperuntukan bagi
bagi instansi Pemerintah untuk mengkaji segenap masyarakat adat. Keberadaan
kembali keberadaan aset-aset instansi tanah juga merupakan sumber .peng-
Pemerintah tersebut. Untuk itu, dalam hidupan dan kesejahteraan bagi warga
masyarakatnya.
tulisan ini akan dipaparkan tentang
Hukum adat sebagai konsepsi yang
masalah penguasaan tanah oleh instansi
mendasari Hukum Tanah Nasional,
Pemerintah dan bagaimana inemanfaat- adalah konsepsi yang komunalistik
kan dan mendayagunakannya untuk religius yang memungkinkan penguasaan
kepentingan masyarakat.

Penguasaan Tanah oleh Instansi


l Pasal6 UUPAjo Penjelasan UmumAngka III (I) UUPA
Pemerintah 1 Boedi Harsono. Hukum Agraria Indonesia. Sejarah
Pembentukan UUPA, lsi, dan Pelaksanaannya, Penerbit Djambatan,
UU No.5 Tahun 1960 (UUPA) beser- Iakarta HIm '7Q
nw,u Ii'll LlIU:~
, UPT. p;:Rr"UST.-\:'~fl.J~
.. ./ ..
.,.".",
'.
Har~p DljaO;l ICcu.. .uh.mny<i 46
,\<\£RCU.BU,\NA
Pemanfaatan Aset Tanah Milik Instansi Pemerintah (Yosef B. Badeoda)

tanah secara individual dengan hak-hak perlindungan hukum terhadap tanah asset
atas tanah yang bersifat pribadi, sekaligus instansi pemerintah dan kepastian hukum
mengandung unsur kebersamaan. Dalam dalam "kepemilikan" perlu didasari oleh
hal ini diakui oleh UUPA bahwa hak-hak dasar-dasar penguasaan hak yang sah agar
atas tanah mempunyai fungsi sosial', dengan mudah dapat membuktikan
dalam pengertian ini, keperluan tanah dirinya sebagai pemegang hak atas tanah
tidak dipergunakan semata-mata untuk yang bersangkutan. Perlindungan dan
kepentingan pribadi, kegunaannya hams kepastian hukum kepada pemegang hak
disesuaikan dengan keadaannya dan sifat atas tanah dapat diberikan melalui
dari haknya sehingga bermanfaat baik pendaftaran tanah. Dengan ini, kepada
untuk kesejahteraan dan kebahagiaan pemegang hak atas tanah diberikan
yang mempunyai serta baik dan berman- sertipikat sebagai tanda bukti haknya.
faat unink masyarakat dan kepentingan Inilah yang menjadi tujuan utama
negara.' Dalam konteks fungsi sosial ini, pendaftaran tanah yang
kepentingan perseorangan dan kepenting- penyelenggaraannya diperintahkan oleh
an masyarakat haruslah '. berjalan se- Pasal 19 UUPA. Dengan demikian
imbang sebagai dwi tunggal.' Pengertian memperoleh sertifikat bukan sekadar
ini merupakan penyangkalan terhadap fasilitas melainkan merupakan "hak"
hak subjektif dari tanah yang pemegang hak atas tanah yang dijamin
dikemukakan oleh Leon Duguit, yang oleh Undang-Undang.' Sertipikat adalah
menyatakan bahwa "pemakaian sesuatu tanda bukti hak sebagaimana dimaksud
hak atas tanah hanya memperhatikan Pasal19 ayat (2) UUPA untuk suatu Hak
kepentingan suatu masyarakat semata- Atas Tanah (sebagaimana tertuang dalam
mata dan mengingkari keberadaan hak Pasal 16 ayat 1 UUPA) termasuk Hak
individu".' Keberadaan hak subjektif Pengelolaan, Hak Milik atas Satuan
diakui oleh UUPA disamping hak Rumah Susun, dan Hak Tanggungan,
masyarakat atas tanah; dengan cara yang masing-masing sudah dibukukan
negara memberikan perlindungan hukum dalam buku tanah yang bersangkutan.
dan kepastian hukum bagi setiap Adapun, buku tanah adalah dokumen
pemegang hak atas suatu bidang tanah. dalam bentuk daftar yang memuat data
Perlindungan hukum dan kepastian yuridis dan data teknis suatu objek pen-
hukum dalam pendayagunaan dan pe- daftaran tanah yang sudah ada haknya.
manfaatan tanah tertuang dalam berbagai Data yuridis dan data teknis tersebut
peraturan perundang-undangan. Peng- keduanya harus "teridentifikasi" dengan
aturan pendayagunaan dan pemanfaatan baik, agar data-data tersebut selalu dalam
tanah aset instansi pemerintah telah diatur keadaan mutakhir. Oleh karenanya
dalam UU No. I Tahun 2004 tentang Per- kepada setiap pemegang hak atas tanah
bendaharaan Negara jo Peraturan Pe- dikenakan suatu "kewajiban" untuk
merintah No. 6 Tahun 2006 tentang selalu mendaftarkan perubahan-perubah-
Pengelolaan Barang Milik- Negara/ an yang dimaksudkan kepada Kantor
Daerah. Dalam rangka memberikan Pendaftaran Tanah. Perubahan mana
dapat terjadi karena dilakukannya
• Pasal6UUPA
perbuatan-perbuatan hukum tertentu oleh
, Penjelasao UUPAangkaII.4
• AP. Parlindungan., Komentar UUPA. Mandar Maju, Bandung,
blm.60 'Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia. Sejarah
'Ibid. hIm.59 Pcmbentukan UUPA. lsi dan Pelaksanaannya. Djambatan, 2003

47
Jumal Keadilan Vol. 6, No.1, Tahun 2012

pemegang hak atas tanah yang bersang- budaya, jumlah Hak-hak


kutan diantaranya adalah perolehan hak, kebutuhan akan penguasaan
pelepasan hak, dan perbuatan-perbuatan tanah terus
hukum lainnya bagi Pemilik yang meningkat.
tanah berisikan
bermaksud mengalihkan hak atas Pergeseran budaya wewenang,
tanahnya. Tanah merupakan sumber daya misalnya, telah kewajiban,
penting dan strategis karena menyangkut merubah corak
hajat hidup seluruh rakyat Indonesia yang sekaligus
negara Indonesia
sangat mendasar. Di samping itu tanah yang dulu agraris larangan bagi
juga memiliki karakteristik yang bersifat menjadi negara pemegang hak
multi-dimensi, multi-sektoral, multi- yang secara
disiplin dan memiliki kompleksitas yang
untuk berbuat
perlahan mengarah
tinggi. Sebagaimana diketahui masalah pada negara sesuatu dengan
tanah memang merupakan masalah yang Industri. Tanah tanahyang
sarat dengan berbagai kepentingan, baik yang dulu menjadi dihaki.
ekonomi, sosial, politik, bahk\lD untuk sumber mata
Indonesia, tanah juga mempunyai nilai pencaharian utama sebagian besar rakyat
religius yang tidak dapat diukur secara khususnya di bidang pertanian, kini
ekonomis. pemanfaatannya bergeser sebagai lahan
Hak-hak penguasaan atas tanah yang diperuntukkan bagi industri dan
berisikan serangkaian wewenang, kewa- perdagangan. Kebijakan pembangunan
jiban dan/atau larangan bagi pemegang pemerintah yang menitikberatkan pada
haknya untuk berbuat sesuatu dengan pertumbuhan ekonomi dengan fokus
tanah yang dihaki. "Sesuatu" disini pembangunan di bidang industri dan
adalah yang boleh, wajib, dan/atau di- perdagangan, tanpa memperhatikan
larang untuk diperbuat itulah yang me- masalah agraria sebagai basis pem-
rupakan tolok pembeda antara berbagai bangunan telah berdampak pada alih
hak penguasaan atas tanah yang diatur fungsi tanah sekaligus marginalisasi
dalam Hukum Tanah Negara yang masyarakat pedesaan. Alih fungsi tanah
bersangkutan. Kita juga mengetahui, juga terjadi di daerah perkotaan. Seiring
bahwa hak-hak penguasaan atas tanah itu dengan meningkatnya aktivitas
dapat diartikan sebagai lembaga hukum. pembangunan khususnya di kota-kota
jika belum dihubungkan dengan tanah besar, banyak lahan dan pemukiman
dan subjek tertentu. Hak-hak penguasaan penduduk di sekitar pusat pemerintahan
atas tanah dapat juga merupakan dan pusat perdagangan beralih fungsi
hubungan hukum konkret (subjective menjadi pabrik, pertokoan, atau fasilitas
recht). jika sudah dihubungkan dengan umum lainnya. Meningkatnya kebutuhan
tanah tertentu dan subjek tertentu sebagai akan tanah yang diperuntukkan bagi
pemegang haknya.' kegiatan pembangunan baik yang
Dari waktu ke waktu, seiring dengari. dilakukan oleh pemerintah maupun oleh
pertambahan penduduk, kemajuan swasta membawa konsekuensi pada
teknologi dan industri, serta pergeseran pemerintah untuk menyediakan lahan
bagi kegiatan tersebut, sementara lahan
yang tersedia bersifat terbatas. Keadaan
'Budi harsono.HukumAgrarialndonesia, Sejarah pembentukall
ufldang-undang POW Agraria, lsi dan PeJaksanaannya, Djambatan,
ini memaksa pemerintah untuk melaku-
Jakarta, Hlm. 253 kan pengambilalihan tanah rakyat. Dalam

48
Pemanfaatan Asel Tanah Milik Instansi Pemerintah (Vesel B. Badeoda)

prakteknya pengambilalihan tanah untuk pertanahanjuga mengakui prinsip-prinsip


kepentingan umum baik yang dilakukan yang menggariskan bahwa negara
oleh Pemerintah maupun swasta sering menjamin hak-hak masyarakat atas
kali menjadi salah satu penyebab tanahnya dan memberikan pengakuan
sengketa atas tanah yang terjadi di hampir atas hak-hak atas tanah yang ada di
seluruhwilayah Indonesia. Implementasi masyarakat. 10 Hal ini menunjukan bahwa
strategi pembangunan nasional sangat tugas negara untuk menyelenggarakan
berpengaruh pada pelaksanaan "Hak kesejahteraan umum bagi warganya
Menguasai Negara" yang dilakukan oleh termasuk dalam melindungi hak-hak
pemerintah, yaitu dengan menerapkan warga negara atas tanah. Hal ini
kebijakan pertanahan yang arah dan Pemerintah, kemudian diperkuat dan
tujuannya untuk mendukung pelaksanaan dilegitimasi oleh Ketetapan MPR Nomor
pembangunan tersebut. Berbagai peratur- IX Tahun 2001 yang di dalamnya
an pertanahan dan peraturan lairmya yang mengamanatkan kepada pemerintah
memerlukan akses tanah cenderung untuk melakukan berbagai hal baik me-
mengedepankan kepentin'gan pemilik nyangkut upaya penataan, penguasaan,
modal. Lemahnya posisi rakyat terutama pemilikan, penggunaan, peruntukkan,
terhadap akses informasi pertanahan dan penyediaan tanah yang semuanya
seperti sertifikasi dan keterbatasan diletakan dalam kerangka membangun
pengetahuan akan hak-hak yang dimiliki- kesejahteraan rakyat secara berkelanjut-
nya menjadikarmya sasaran kesewenang- an.
wenangan. Kasus sengketa tanah Mesuji Terkait dengan kewenangan peme-
dan sengketa Tanah Karawang adalah rintah untuk mengatur penggunaan,
contoh dari amburadulnya administrasi peruntukkan dan penyediaan tanah maka
pertanahan kita. hak-hak privat yang terkristalisasi dalam
Ketentuan Pasal 28H Ayat (4) UUD berbagai hak sebagaimana tertuang dalam
1945 merupakan komitrnen negara dalam Pasal 16 UUPA hams tunduk pada
mengakui dan menghormati hak milik peraturan-peraturan yang didasarkan
perorangan, termasuk hak warganegara pada hak menguasai dari negara atas
atas tanah. Namun hak atas tanah yang tanah dan kekayaan alam yang terkan-
berlaku di Indonesia tidak bersifat dung di dalamnya. Termasuk dalam hal
mutlak, artinya tidak sepenuhnya dapat ini hak milik atas tanah warga dapat
dipertahankan terhadap siapapun oleh diambil alih atau dicabut haknya guna
pemegang hak. Dalam kondisi tertentu pemenuhan kebutuhan atas tanah yang
dimana kepentingan negara menghen- diperuntukkan bagi pelaksanaan kegiatan
daki, maka pemegang hak atas tanah pembangunan untuk kepentingan
harus rela melepaskan haknya untuk ke- umum. 11 Mengingat pengambilalihan
pentingan yang lebih besar. Jika ditilik tanah menyangkut hak-hak individu atau
dari konstitusi, UUD 1945 telah meng- . masyarakat, maka pengambilalihan tanah
gariskan bahwa bumi air dan kekayaan hams memperhatikan prinsip keadilan
alam yang terkandung di dalarnnya diper- sehingga tidak merugikan pemilik asal.
gunakan untuk sebesar-besar kemakmur-
an rakyat. UUPA, sebagai peraturan dasar
yang menjadi acuan dari keberadaan ,. Sulasi Rongiyati, Parlementaria (Majalah Dewan PelWaJdlan.
RakyaJ Indonesia); Pembaruan Agraria Sebagoi Upaya Mengatasi
berbagai peraturan perundangan bidang Sengketa Pertanallan, Agustus 2007.
"Ibid.

49
Jumal Keadilan Vol. 6, No.1, Tahun 2012

Upaya menjembatani kepentingan rakyat jawab masing-masing;


atas tanahnya dan pemenuhan kebutuhan b. Asas kepastian hukum, yaitu penge-
tanah untuk kegiatan pembangunan telah lolaan barang milik negara/daerah
dilakukan pemerintah dengan mengeluar- harus dilaksanakan berdasarkan
kan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun hukum dan peraturan perundang-
2005 tentang Pengadaan Tanah bagi undangan;
Pelaksanaan Pembangunan untuk c. Asas transparansi, yaitu penyelengga-
Kepentingan Umum sebagai pengganti raan pengelolaan barang milik
Keppres No. 55 Tahun 1991. Pada dasar- negaraidaerah harns transparan ter-
nya masyarakat tidak keberatanj ika tanah hadap hak masyarakat dalam mem-
miliknya harus diambilalih untuk peroleh informasi yang benar.
kepentingan pembangunan yang tujuan- d. Asas efisiensi, yaitu pengelolaan
nya adalah tlntuk kesejahteraan bersama, barang milik negara/daerah diarahkan
Namun praktek-praktek pengambilalihan agar barang milik negara/daerah
tanah selama ini seringkali dimanfaatkan digunakan sesuai batasan-batasan
oleh kelompok-kelompok tertentu untuk standar kebutuhan yang diperlukan
keuntungan sendiridengan berkedok dalam rangka menunjang penyeleng-
'kepentingan umum", telah menciptakan garaa)1 tugas pokok dan fungsi
keraguan pada masyarakat setiap kali ada pemerintahan secara optimal;
kegiatan pengambilalihan tanah untuk e. Asas akuntabilitas, yaitu setiap
kepentingan umum. Semua Rak atas kegiatan pengelolaan barang milik
Tanah mempunyai fungsi sosial, untuk negara/daerah harns dapat dipertang-
tidak merugikan kepentingan umum gungjawabkan kepada rakyat;
maka pemilikan dan penguasaan tanah f. Asas kepastian nilai, yaitu pengelolaan
yang melebihi batas tidak diperkenankan. barang milik negara/daerah harns
Pemerintah menetapkan luas maksimum didukung oleh adanya ketepatan
dan/atau minimum tanah yang dapat jumlah dan nilai barang dalam rangka
dipunyai oleh suatu keluarga atau badan optimalisasi pemanfaatan dan
hukum. Tanah-tanah yang merupakan pemindahtanganan barang milik
kelebihan dari batas maksimum tersebut negara/daerah serta penyusunan
diambil oleh Pemerintah dengan ganti Neraca Pemerintah.
kerugian, untuk selanjutnya dibagikan Berdasarkan Peraturan Pemerintah
kepada rakyat yang membutuhkannya. N omor. 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan barang milik negara/ Pengelolaan Barang Milik Daerah,
daerah sebagaimana diatur dalam Peratur- dinyatakan bahwa Barang milik daerah
an Pemerintah ini dilaksanakan dengan adalah semua barang yang dibeli atau
memperhatikan asas-asas sebagai diperoleh atas beban APBD atau berasal
berikut: dari perolehan lainnya yang sah termasuk
a. Asas fungsional, yaitu pengambilan salah satunya tanah. Dalam ketentuan
keputusan dan pemecahan masalah- tersebut hal-hal penting yang terkait
masalah di bidang pengelolaan barang dengan pengelolaan tanah antara lain
milik negara/daerah yang dilaksana- Bangun guna serah adalah pemanfaatan
kan oleh kuasa pengguna barang, barang milik negara/daerah berupa tanah
pengguna barang, pengelola barang oleh pihak lain dengan cara mendirikan
dan gubernurlbupati/walikota sesuai bangunan dan/atau sarana berikut
fungsi, wewenang, dan tanggung fasilitasnya, kemudian didayagunakan

50
Pemanfaatan Asel Tanah Milik Instansi Pemerintah (Vasel B. Badeoda)

oleh pihak lain tersebut dalam jangka bangunan tersebut diperlukan untuk
waktu tertentu yang telah disepakati, kepentingan penyelenggaraan tugas
untuk selanjutnya diserahkan kembali pokok dan fungsi pengguna barang
tanah beserta bangunan dan!atau sarana danJatau kuasa pengguna barang yang
berikut fasilitasnya setelah berakhirnya bersangkutan. Pengguna barang dan!atau
jangka waktu. kuasa pengguna barang wajib menyerah-
Pemegang kekuasaan pengelolaan kan tanah dan/atau bangunan (yang tidak
barang milik daerah mempunyai digunakan) kepada: pengelola barang
wewenang untuk menetapkan kebijakan untuk barang milik negara; atau gubernur/
pengelolaan barang milik daerah; bupatilwalikota melalui pengelola barang
menetapkan penggunaan, pemanfaatan untuk barang milik daerah.
atau pemindahtanganan tanah dan Dalam Pasal 17 dinyatakam
bangun"an; menetapkan kebijakan Pengelola barang menetapkan barang
pengamanan barang milik daerah; milik negara bempa tanah dan/atau
mengajukan usul pemindahtanganan bangunan yang harns diserahkan oleh
barang milik daerah yang ',memerlukan pengguna barang karena sudah tidak
persetujuan DPRD; menyetujui usul digunakan untuk menyelenggarakan
pemindahtanganan dan penghapusan tugas pokok dan fungsi instansi
barang milik daerah sesuai balas bersangkutan. Gubernurlbupatilwalikota
kewenangannya; menyetujui usul menetapkan barang milik daerah bempa
pemanfaatan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan yang harns
tanah dan/atau bangunan. diserahkan oleh pengguna barang karena
Pengadaan barang milik negaral sudah tidak digunakan untuk
daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip- menyelenggarakan tugas pokok dan
prinsip efisien, efektif, transparan dan fungsi instansi bersangkutan
terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif Dalam menetapkan penyerahan,
dan akuntabel. Pengaturan mengenai pengelola barang memperhatikan hal-hal
pengadaan tanah dilaksanakan sesuai sebagai berikut: standar kebutuhan tanah
dengan peraturan perundang-undangan dan/atau bangunan untuk menyeleng-
(ketentuan mengenai pertanahan). Dalam garakan dan menunjang tugas pokok dan
Pasal 15 Peraturan Pemerintah No. 6 fungsi instansi bersangkutan; kemudian
Tahun 2006 dinyatakan bahwa barang hasil audit atas penggunaan tanah
milik negaraldaerah dapat ditetapkan dan/atau bangunan. Tindak lanjut
status penggunaannya untuk penyeleng- pengelolaan atas penyerahan tanah
garaan tugas pokok dan fungsi kemen- dan/atau bangunan meliputi hal-hal
terian negara/lembaga/satuan kerja sebagai berikut: ditetapkan status peng-
perangkat daerah, untuk dioperasikan gunaannya untuk penyelenggaraan tugas
oleh pihak lain dalam rangka menjalan- pokok dan fungsi instansi pemerintah
kan pelayanan umum sesuai tugas pokok lainnya; dimanfaatkan dalam rangka
dan fungsi kementerian negara/lembagal optimalisasi barang milik negaraldaerah;
satuan keIj a perangkat daerah yang dipindahtangankan Terkait dengan
bersangkutan. Terkait dengan permasa- pemanfaatan tanah dalam BAB VI
lahan pertanahan dalam pasal dinyatakan Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006
bahwa penetapan status penggunaan dinyatakan hal-hal antara lain
tanah dan/atau bangunan dilakukan Pemanfaatan barang milik daerah bempa
dengan ketentuan bahwa tanah dan/atau tanah dan/atau bangunan dilaksanakan

51
Jumal Keadilan Vol. 6, No.1, Tahun 2012

oleh pengelola barang setelah mendapat tertulis, siapapun Pendaftaran


persetujuan gubemurlbupati/walikota. y a n g ~n~
Pemanfaatan barang milik negaraJ berkepentingan
daerah berupa tanah dan/atau bangunan a k and eng a n merupakan tugas
yang diperlukan untuk menunjang pe- mudah dapat negarayang
nyelenggaraan tugas pokok dan fungsi men get a h u i dilaksanakan
pengguna barang/kuasa pengguna barang
kemungkinan apa oleh Pemerintah
dilakukan oleh pengguna barang dengan yang tersedia
persetujuan pengelola barang. Peman- baginya untuk bagi kepentingan
faatan barang milik negaraidaerah selain menguasai dan rakyat dan
tanah dan/atau bangunan dilaksanakan men g gun a k a n kepastilln hukum
oleh pengguna barang dengan perse- tanah yang
tujuan pengelola barang; Pemanfaatan d iperl ukannya, pertanahan.
barang milik negaraidaerah dilaksanakan bagaimana cara
berdasarkan pertimbangan teknis dengan memperolehnya, hak-hak, kewajiban
memperhatikan kepentingan '. negaraJ serta larangan-Iarangan apa yang ada
daerah dan kepentingan umum. dalam menguasai tanah dengan hak-hak
tertentu, sanksi apa yang dihadapinya j ika
Tertib Administrasi Pertanahan diabaikan ketentuan-ketentuan yang
Penyelenggaraan pendaftaran tanah bersangkutan, serta hal-hal lain yang
dalam masyarakat merupakan tugas berhubungan dengan penguasaan dan
Negara yang dilaksanakan oleh Peme- penggunaan tanah yang dipunyainya. 12
rintah bagi kepentingan rakyat dalam Ketentuan-ketentuan Hukum Tanah
rangka memberikan kepastian hukum Administratif hampir semuanya
bidang pertanahan. Untuk memperoleh meruPakan hukum yang tertulis, tetapi
kekuatan hukum, maka rangkaian jumlahnya amat banyak, dalam berbagai
kegiatan pendaftaran tanah dilakukan bentuk peraturan perundang-undangan
secara sistematik, melalui pengajuan tersebar tidak terkodifikasi. Ada yang
kebenaran materiil pembuktian data fisik berlaku untuk seluruh wilayah Hindia
dan data yuridis hak atas tanah, ataupun Belanda, ada yang hanya untuk wilayah
lain hal yang dibutuhkan sebagai dasar atau daerah-daerah tertentu saja. Bahkan
hak pendaftaran tanah termasuk ada pula yang disediakan untuk golongan
mengetahui status hak dan atau riwayat rakyat tertentu saja misalnya peraturan
asal usul pemilikan atas tanah, jual-beli, hak erfpacht yang dikenal sebagai
warisan, kesemuanya memerlukan suatu "pertanian kecil", khusus untuk golongan
peraturan perundang-undangan selaku eropa yang kurang mampu. Dalam hal
payung hukum dan pengesahan pejabat orang memerlukan tanah, dari ketentuan
pendaftaran yang berwenang dan akan hukumnya ia mengetahui cara bagaimana
dijadikan sebagai bukti kepemilikan yang memperolehnya dan apa yang akan
terkuat dan terpenuhi. menjadi alat buktinya. Jika tanah yang
Pemberian kepastian hukum di bersangkutan berstatus hak milik, dia
bidang pertanahan memerlukan kondisi akan mengetahui, bahwa tanah yang
tersedianya perangkat hukum tertulis, bersangkutan boleh dikuasai dan
yang lengkap dan jelas serta dilaksanakan
secara konsisten dan efektif. Dengan
tersedianya perangkat hukum yang II Budi Harsono, Op. Cit. Him. 69

52
Pemanlaatan Asel Tanah Milik Instansi Pemerintah (Vosel B. Badeoda)

digunakan tanpa batas waktu. Jika dibukukan melalui proses pencatatan


memerlukan uang dari ketentuan hukum dalam Daftar Barang Kuasa Pengguna
yang bersangkutan ia mengetahui, bahwa oleh kuasa pengguna barang, Daftar
tanah yang dimilikinya itu akan dapat Barang Pengguna oleh pengguna barang
dijadikannya agunan dengan dibebani dan Daftar Barang Milik NegaraIDaerah
hak jaminan. Juga bahwa tanah itu pun oleh pengelola barang. Proses
dapat dijualnya kepada pihak lain. Kalau inventarisasi, baik berupa pendataan,
tanah itu tanah pertanian, dari ketentuan pencatatan, dan pelaporan hasil
peraturan yang mengatur landreform di pendataan barang milik negaraldaerah
Indonesia, ia akan mengetahui, bahwa ia merupakan bagian dari penatausahaan.
akan diwajibkan bertempat tinggal di Hasil dari proses pembukuan dan
wilayah kecamatan tempat letak tanah inventarisasi diperlukan dalam
yang dibelinya. Iajuga mengetahui sanksi melaksanakan proses pelaporan barang
apa yang dihadapinya, kalau kewajiban milik negaraldaerah yang dilakukan oleh
tersebut tidak dipenuhinya. kuasa pengguna barang, pengguna
Tertib administrasi pertailahan secara barang, dan pengelola barang.
sistematik merupakan pendaftaran Hasil penatausahaan barang milik
bidang-bidang hak atas tanah yang belum negaraldaerah digunakan dalam rangka
pernah dibukukan/disertifikatkan, penyusunan neraca pemerintah
termasuk tanah hak milik yang berasal pusatldaerah setiap tahun; perencanaan
dari tanah negara yang diberikan kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan
pemerintah kepada seseorang atau barlan barang milik negaraldaerah setiap tahun
hukum yang memenuhi syarat subyek untuk digunakan sebagai bahan
hak. Pendaftaran tanah sistematik penyusunan rencana anggaran
mempunyai keistimewaan tersendiri pengamanan administratif terhadap
antara lain sifat pelaksanaannya yang barang milik negaraldaerah.
massal, serentak, proaktif dan pemohon
sertifikat tidak dipungut biaya apapun Landasan Hukum Penguasaan Hak
(sepanjang pelaksanaan pendaftaran Atas Tanah Oleh Instans! Pemerintah
sistematik dikaitkan dengan Proyek Dasar-dasar hukum penguasaan hak
Administrasi Pertanahan). Proyek- atas tanah oleh Instansi Pemerintah bisa
proyek administrasi pertanahan seperti berasal dari pengadaan tanah, pemberian
Proyek Ajudikasi dan Proyek Nasional hak atas tanah eks hak-hak barat, tukar
Agraria (prona) yang biayanya Woolo menukar (ruislag), penguasaan Atas
ditanggung oleh pemerintah dan Tanah Negara Bekas Balatentara Jepang,
dibebankan kepada APBN walaupun nasionalisasi perusahaan milik Belanda,
sebagian besarnya berasal dari pinjaman dan Pencabutan hak atas tanah. Salah satu
luar negeri (bank Dunia) memang dasar hukumnya adalah Peraturan
mempunyai misi khusus yaitu Presiden Nomor 36 _Tahun 2005 jo
mempercepat proses pendaftaran tanah, Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006
dan 'pemerataan' Penatausahaan barang tentang Pengadaan Tanah Bagi
milik negara/daerah meliputi Pelaksanaan Pembangunan untuk
pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan. Kepentingan Umum yang menggantikan
barang milik negaraldaerah yang berada Keppres No. 55 Tahun 1993 tentang
di bawah penguasaan pengguna Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
baranglkuasa pengguna barang hams Pembangunan Untuk Kepentingan

53
Jumal Keadilan Vol. 6, No.1, Tahun 2012

Umum. Menurut Pasal I Perpres Nomor negara yang penguasaannya diserahkan


65 Tahun 2006 "Pengadaan tanah adalah kepadanya menurut peruntukannya,
setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah Pemda dapat diberikan izin kepada pihak
dengan cara memberikan ganti rugi lain untuk memakai tanah-tanah itu dalam
kepada yang melepaskan atau waktu tertentu (Pasal9 PPNomor 8 Tahun
menyerahkan tanah, bangunan, tanaman, 1953). Tanah HGU, HGB, HP asal
dan benda-benda yang berkaitan dengan konversi Hak Barat yang jangka waktu-
tanah". nya akan berakhir selambat-Iambatnya
Cakupan Pengadaan Tanah Untuk tanggal 24 September 1980, pada saat
Kepentingan Umum dalam Pasal 2 ayat berakhimya hak yang bersangkutan
(I) Perpres Nomor 36 Tahun 2005 jo 65 menjadi tanah negara (Pasal 1 ayat (I)
Tahun 2006 menyatakan Pengadaan Keppres No. 32 Tahun 1979).
tanah bagi' pelaksanaan pembangunan Keppres No. 16 Tahun 1994 jo
untuk kepentingan umum oleh Keppres No. 24 Tahun 1995 dan Surat
Pemerintah atau Pemerintah Daerah Keputusan Menteri Keuangan R1 No.
dilaksanakan dengan cara pelep'asan atau 360IKMK.03/1994 tentang Tata Cara
penyerahan hak alas tanah. Pasal 2 ayat Tukar Menukar Barang Milik/Kekayaan
(2) Perpres Nomor 36 Tahun 2005 jo 65 Negara dan PMNA/Kepala BPN No.
Tahun 2006 menyatakan Pengadaan 500-468 tanggal12 Februari Tahun 1996
tanah selain bagi pelaksanaan pem- tentang Masalah Ruislag Tanah-Tanah
bangunan untuk kepentingan umum oleh Pemerintah menyatakan bahwa Tukar
Pemerintah atau Pemerintah Daerah Menukar/ Ruislag Barang Milik/
dilakukan dengan cara jual beli, tukar Kekayaan Negara adalah pengalihan
menukar, atau cara lain yang disepakati pemilikan dan atau penguasaan barang
secara sukarela oleh pihak-pihak yang tidak bergerak milik Negara kepada pihak
bersangkutan. lain dengan menerima penggantian utama
Peraturan Pemerintah Nomor 8 dalam bentuk barang tidak bergerak dan
Tahun 1953 tentang Penguasaan Tanah- tidak merugikan negara (Pasal 1
Tanah Negara jo Keputusan Presiden Keputusan Menteri Keuangan R1 No.
Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pokok- 360/KMK.03/1994). Ruislag dapat
Pokok Kebijaksanaan Dalam Rangka dilakukan antara Departemen/LPND
Pemberian Hak Baru Atas Tanah Asal dengan Pemda, BUMN, BUMD,
Konversi Hak-Hak Barat antara lain Koperasi dan Swasta (Pasal 4 Keputusan
menyatakan bahwa Kepada Daerah Menteri Keuangan R1 No.360IKMK.
Swatantra dapat diberikan penguasaan 03/1994). Untuk tukar menukar tanah
atas tanah negara untuk menyeleng- perlu izin dari Menteri Keuangan dan
garakan kepentingan daerahnya (Pasal 4 telah ditetapkan keanggotaan Panitia
ayat (2) PP Nomor 8 Tahun 1953) kecuali Penaksir (untuk menaksir harga tanah
jika penguasaan atas tanah negara dengan dengan menggunakan komponen
UU atau dengan peraturan lain pada nilailharga yang ada, yaitu harga dasar,
waktu berlakunya PP ini, telah diserahkan NJOP, harga umum (dari PPAT) diambil
kepada sesuatu Kementerian atau angka tertinggi. Segera diikuti dengan
Jawatan maka penguasaan atas tanah pensertifikatan tanah yang telah dilepas
negara berada pada Menteri Dalam oleh instansi Pemerintah, dan terhadap
Negeri (Pasal 2 PP No.8 Tahun 1953. tanah pengganti diminta haknya oleh
Sebelum dapat menggunakan tanah-tanah Instansi Pemerintah yang menerimanya

54
Pemanfaafan Aset Tanah Milik Insfansi Pemerinfah (Vasel B. Badeoda)

dan kemudian didaftarkan sebagai aset dengan undang-undang". Berkenaan


pihak penerima atau aset Instansi dengan kriteria Kepentingan Umum,
Pemerintah yang bersangkutan. Dalam Pasal 5 Peraturan Presiden No.65 Tahun
penyelesaian hak atas tanah untuk 2006 menyatakan antara lain
masing-masing pihak, sebelum dilakukan dilaksanakan oleh Pemerintah atau
ruislag perlu diketahui seeara pasti Pemerintah Daerah, dan dirniliki atau
mengenai status hak dan luas tanah, akan dimiliki oleh Pemerintah/
dengan meminta SKPT dan Gambar Pemerintah Daerah. Adapun Jenis-Jenis
Situasi ke Kantor Pertanahan. Kepentingan Umum (sebagaimana diatur
Selanjutnya, Surat Edaran Menteri dalam Pasal 5 Perpres 36/Tahun 2005 jo
Dalam Negeri No .20/5/7 Tanggal 09-05- Perpres 65/Tahun 2006) antara lain Jalan
1950 dan No. 40/25/13 Tanggal 13-05- umum dan jalan tol, rei kereta api (di atas
1953 mengenai Penyelesaian Tanah- tanah, di ruang atas tanah, ataupun di
Tanah Yang Dahulu Diambil Oleh ruang bawah tanah), saluran air
Pemerintah Pendudukan J epang minum/air bersih, .saluran pembuangan
menyatakan bahwa tanah-tanah asal air dan sanitasi; waduk, bendungan,
kepunyaan pendllduk Indonesia yang bendungan irigasi dan bangunan
diambil Pemerintah Pendudukan Jepang pengairan lainnya; Pelabuhan, Bandar
dengan pemberian ganti kerugian, udara, stasiun kereta api, dan terminal;
dipandang sebagai tanah negara. Dalam Fasilitas keselamatan umum, seperti
hal pengambilan tanah-tanah dari tanggul penanggulangan bahaya banjir,
penduduk Indonesia tidak dengan lahar, dan lain-lain beneana; Tempat
pemberian ganti rugi, maka tanah-tanah pembuangan sampah; eagar alam, eagar
tersebut tetap menjadi kepunyaan budaya; dan pembangkit, transmisi,
penduduk. Sedangkan Surat Edaran distribusi tenaga Iistrik".
Ditjen Agraria No. 593/III/Agr Tanggal
07-01-1953 menyatakan antara lain Hak-Hak Atas Tanah Yang Dapat
bahwa batas waktu mengajukan tuntutan Dimiliki Oleh Instansi Pemerintah
ganti rugi sampai dengan akhir tahun Instansi Pemerintah memiliki hak-
1953 dan setelah tahun 1953, tuntutan hak atas tanah. Pengertian Instansi
ganti rugi lewat Pengadilan. Selain itu, Pemerintah menurut Surat Edaran Kepala
terkait perusahaan Belanda ada peraturan Badan Pertanahan Nasional tanggal4 Mei
nasionalisasiyaitu UUNo. 86 Tahun 1958 1992 Nomor 500-1255 dan PMNA
tentang Nasionalisasi Perusahaan- Nomor I Tahun 1994, adalah Lembaga
Perusahaan Milik Belanda. Tinggi Negara, Departemen, Lembaga
UUPA No.5 Tahun 1960 jo Undang- Pemerintah Non Departemen, dan
Undang No. 20 Tahun 1961 tentang Pemda. Dengan demikian Instansi
Peneabutan Hak-Hak Atas Tanah dan Pemerintah yang bertindak sebagai
Benda-Benda Yang Ada Di Atasnya subyek hak atas tanah adalah Lembaga
dalam Pasal 18 UUPA menyatakan Tinggi Negara, Departemen, Lembaga
bahwa: "Untuk kepentingan umum, Pemerintah Non Departemen, Pemerintah
termasuk kepentingan bangsa dan Kabupaten/Kota, Bank Milik Pemerintah,
Negara serta kepentingan bersama dari Bank Milik Daerah, BUMD, dan PT
seluruh rakyat. hak-hak atas tanah dapat Persero.
dicabut, dengan memberi ganti kerugian Barang Milik/Kekayaan Negara
yang layak dan menurut cara yang diatur berdasarkan SK Menkeu No. 470/KMK

55
Jumal Keadilan Vol. 6, No.1, Tahun 2012

01/1994 tanggal 20-09-1994 adalah tersebut menjadi Tanah aset


barang bergerakltidak bergerak yang aset Instansi yang
dimiliki/dikuasai oleh Instansi
Instansi
bersangkutan;
Pemerintah yang dibeli atas bebanAPBN Tanah yang Pemerintah
atau perolehan lain yang sah. Surat dikuasai apabila
Keputusan Menteri Keuangan Rl No. berdasarkan dipergunakan
360/KMK.03/1994 tentang Tata Cara Peraturan
Tukar Menukar Barang MilikIKekayaan Pemerintah No. 8
oleh pihak lain
Negara jo Surat Menteri Negara Tahun 1953 maka harus ada
Agraria/Kepala Badan Pertanahan (ten tang ijin atau
Nasional tanggal 12-02-1996 Nomor Penguasaan persetujuan dari
500-468) menyatakan aset tanah yang Tanah-Tanah
dikuasai iristansi Pemerintah adalah Negara) kecuali instansi yang
tanah-tanah bukan tanah pihak lain dan j ika penguasaan bersangkutan
telah dikuasai baik secara fisik maupun atas tanah negara berdasarkan
secara yuridis oleh Instansi P~merintah dengan Undang-
yang bersangkutan; atau tanah yang Un dang atau hubungan hukum
dikelola dan dirawat dengan dana Instansi peraturan lain pada yangjelas.
Pemerintah yang bersangkutan; dan telah waktu mulai
terdaftar dalam Daftar Inventaris Instansi berlakunya Peraturan Pemerintah 1m
Pemerintah yang bersangkutan. telah diserahkan kepada suatu
Apabila secara fisik telah dihuni atau Kementerian, Jawatan atau Daerah
dipergunakan atau dikuasai oleh pihak Swatantra, maka penguasaan atas tanah
lain harns seijin atau atas persetujuan dari Negara ada pada Mendagri; Aset Tanah
instansi yang bersangkutan dengan yang dikuasai Instansi Pemerintah bisa
hubungan hukum yangjelas. Tanah-tanah berdasarkan UU Nomor 86 Tahun 1958
dimaksud adalah meliputi tanah-tanah (tentang Nasionalisasi perusahaan-
yang telah bersertifikat (terdaftar) dan perusahaan milik Belanda); Pembelian
yang belum bersertifikat (belum Pemerintah berdasarkan Bijblad Nomor
terdaftar). Dalam hal ini tidak termasuk 11372 Jo Nomor 12476; pembebasan
dalam pengertian aset pemerintah adalah tanah berdasarkan Kepmendagri Nomor 2
tanah kepunyaan pihak lain yang dikuasai Tahun 1976; pengadaan tanah oleh swasta
atau digunakan atau dimanfaatkan oleh untuk kepentingan umum berdasarkan
Instansi Pemerintah atau disebut dengan Keppres Nomor 55 Tahun 1993 Jo
"tanah dalam penguasaan". PMNAlKepala BPN Nomor I Tahun
Berdasarkan Surat Edaran Kepala 1994; pelepasan hak secara cuma-curna
Badan Pertanahan Nasional Nomor oleh pemiliknya; penguasaan secara
110.500.1255 Tanggal 4 Mei 1992, ciri- historis dari bala tentara Jepang; Surat
ciri Tanah Aset Instansi Pemerintah Yang Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
Belum Bersertifikat antara lain tanah 20/5/7 tanggal 09-05-1950 dan Nomor
yang dikuasai berdasarkan 40/25/13 tanggal 13-05-1953; Surat
Stb.1911.110.110 (tentang: Penguasaan Edaran Ditjen Agraria Nomor 593 /III
Benda-Benda Tidak Bergerak, Gedung- IAgr Tanggal 07-01-1983; batas waktu
Gedung dll); jika Instansi Pemerintah mengajukan tuntutan ganti rugi sid akhir
menguasai tanah dan dipelihara dengan tahun 1953. Setelah tahun 1953; tuntutan
Anggaran Belanjanya maka tanah ganti rugi lewat pengadilan; Tanah yang

56
Pemanfaalan Aset Tanah Milik Inslansi Pemerinlah (Yosef B. Badeoda)

sejak dahulu dikuasai oleh Instansi pemindahtanganan, dan kerjasama


Pemerintah yang bersangkutan dan tidak pemanfaatan lahan merupakan perbuatan
pemah ada sengketa; dan terakhir, Tanah hukum yang menjadi dasar pengelolaan
yang dikuasai berdasarkan pencabutan aset tanah instansi pemerintah.
hak berdasarkan UU No. 20 Tahoo 1961 Prinsipnya, aset negara tidak hanya
dll. sekadar dikuasai oleh Instansi Peme-
Sementara itu, hak-hak atas tanah rintah, tetapi yang lebih penting lagi
yang dapat dipunyai oleh Instansi adalah bagaimana aset itu dimanfaatkan
Pemerintah berdasarkan ketentuan UUPA dan didayagunakan untuk kepentingan
yaitu, Hak Gooa Bangunan, Hak Gooa masyarakat. D
Usaha, Hak Pakai, dan Hak Pengelolaan. Penulis:
Pemimpin Redaksi Jumal Keadilan
Penutup
Dari uraian di atas maka penguasaan DAFTARPUSTAKA
hak atas tanah oleh Instansi Pemerintah 1. Undang-UndangDasar 1945.
dapat dilakukan melalui pengadaan tanah, 2. Undang-Undang No.5 Tahun 1960,
pencabutan hak, dan penguasaan hak atas tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
tanah berdasarkan Stb.1911.11 0.11 0 Agraria.
(tentang Penguasaan Benda-Benda Tidak 3. Undang-Undang No.1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara.
Bergerak, Gedung-Gedung dll),
4. Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006
penguasaan tanah berdasarkan Peraturan
tentang Pengelolaan Barang Milik
Pemerintah No. 8 Tahun 1953 (tentang NegaraJDaerah.
Penguasaan Tanah- Tanah Negara);
5. Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997
penguasaan tanah berdasarkan UU tentang Pendaftaran Tanah.
Nomor 86 Tahun 1958 (tentang 6. Peraturan Menteri Agraria/Kepala BPN
Nasionalisasi perusahaan-perusahaan No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
milik Belanda), pembelian pemerintah Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24
berdasarkan Bijblad Nomor 11372 Jo Tahun 1997.
. Nomor 12476, pembebasan tanah 7. A.P. Parlindungan, Komentar UUPA,
berdasarkan Kepmendagri Nomor 2 Mandar Maju, Bandung.
Tahoo 1976, pengadaan tanah oleh swasta 8. Boedi Harsono, Hukum Agraria
ootuk kepentingan umum berdasarkan Indonesia, Sejarah, lsi dan Pelaksanaan-
Keppres Nomor 55 Tahun 1993 Jo nya, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2003.
PMNAlKepala BPN Nomor I Tahoo 9. Herman Hermit, Cara Memperoleh
1994, pelepasan hak secara cuma-cuma Sertifikat Tanah Hak Milik, Tanah Negara
oleh pemiliknya, konversi hak yang dan Tanah Pemda, teori dan Praktek, Cy'
bersumber dari penguasaan secara Mandar Maju, Bandung 2004.
historis aset tanah negara bekas 10.Ronny Hanitijo, 1988, Metodologi
Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia
penguasaan oleh Jepang dan Belanda. Indonesia, Jakarta.
Hak-hak atas tanah yang dapat
II.Sulasi Rongiyati, Parlementaria
dikuasai oleh Instansi Pemerintah yaitu (Majalah Dewan Perwakilan Rakyat
hak-hak atas tanah yang dapat dimiliki Indonesia); Pembaruan Agraria Sebagai
oleh Instansi Pemerintah yaitu, Hak Gooa Upaya Mengatasi Sengketa Pertanahan,
Bangunan, Hak Guna Usaha, Hak Pakai, Agustus 2007.
dan Hak Pengeiolaan. Pelepasan hak atas 12.Surojo Wignjodipuro, 1982, Pengantar
tanah dan atau bangunan, persewaan, Asas-Asas Hukum Adat, Gunung Agung,
Jakarta.
57

Anda mungkin juga menyukai