Landasan Historis Pendidikan Pancasila
Landasan Historis Pendidikan Pancasila
Sejarah / historis adalah keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian
atau kegiatan yang didasari oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah penuh dengan
informasi-informasi yang mengandung kejadian, model, konsep, teori, praktik,
moral, cita-cita, bentuk dan sebagainya (Pidarta, 2007: 109). Secara historis,
Pancasila dirumuskan dengan tujuan untuk dipakai sebagai dasar Negara
Indonesia. Proses perumusannya diambil dari nilai-nilai pandangan hidup
masyarakat.
Bangsa Indonesia terbentuk dalam suatu proses sejarah yang cukup panjang
sejak Zaman kutai. Beratus – ratus tahun bangsa Indonesia berjuang menemukan
jati dirinya sebagai suatu bangsa yang merdeka , mandiri serta filsafat hidup
bangsa. Setelah melalui suatu proses yang panjang dalam perjalanan sejarah
bangsa Indonesia menemukan jati dirinya , yang di dalamnya tersimpul ciri khas ,
sifat, dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain.
Dalam hidup berbangsa dan bernegara dewasa ini terutama dalam masa
reformasi, bangsa Indonesia sebagai bangsa yang harus memiliki visi harus serta
pandangan hidup yang kuat agar tidak terombang – ambing ditengah masyrakat
Internasional. Jadi, secara historis bahwa nilai – nilai yang terkandung dalam
setiap sila pancasila, sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara
Indonesia secara objektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri
sehingga asal nilai – nilai pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa
Indonesia sendir, atau dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai kuasa materialis
pancasila.
1
merancang dasar negara yang justru bersumber pada nilai-nilai yang telah
tumbuh, hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia dalam rancangan dasar negara yang diberi nama Pancasila. Nama
tersebut diberikan oleh salah seorang penggagasnya yaitu Ir. Soekarno dalam
pidatonya tanggal 1 juni 1945 dalam persidangan Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atas saran dan petunjuk seorang
temannya yang ahli bahasa. Dengan demikian sudah jelas pada kita bahwa secara
historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dilepaspisahkan dari dan dengan
nilai-nilai Pancasila serta telah melahirkan keyakinan demikian tinggi dari bangsa
Indonesia terhadap kebenaran dan ketepatan Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa dan dasar negara Republik Indonesia.
2. Landasan Kultural
2
kepribadiannya sendiri. Oleh karena itu, para generasi penerus bangsa terutama
kalangan intelektual kampus sudah seharusnya untuk mendalam secara dinamis
dalam arti mengembangkannya sesuai dengan tuntunan zaman.
Berbeda dengan bangsa – bangsa lain , bangsa Indonesia mendasarkan
pandangan hidupnya dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara pada suatu asas
cultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Satu – satunya karya
besar bangsa Indonesia yang sejajar dengan karya besar bangsa lain di dunia ini
adalah hasil pemikiran tentang bangsa dan Negara yang mendasarkan pandangan
hidup suatu prinsip nilai yang terutang dalam sila – sila pancasila.
Contoh :
Warga negara Indonesia memiliki kebudayaan, norma-norma dan aturan-
aturan dalam masyarakat yang beerlandaskan Pancasila. Misalnya hidup
bertoleransi antar umat beragama, gotong royong dalam masyarakat, juga dalam
pembuatan tata tertib dan organisasi politik yang didasarkan pada Pancasila.
Dengan norma-norma dalam Pancasila masyarakat Indonesia memiliki batasan-
batasan dalam menerima budaya asing, misalnya dari cara berpakaian, cara
bertingkah laku, juga bagaimana cara kita bersikap kepada orang yang labih tua,
karena tidak semua budaya asing bisa diterima atau sesuai dengan kebudayaan
Indonesia yang brdasarkan Pancasila, dengan begitu kita sebagai warga negara
Indonesia memiliki perbedaan budaya dengan budaya luar.
3. Landasan Yuridis
3
negara yang bersangkutan. Negara Republik Indonasia mempunyai berbagai
peraturan perundang-undangan yang bertingkat, mulai dari Undang-Undang Dasar
1945, Undang-Undang, peraturan pemerintah, ketetapan, sampai dengan surat
keputusan. Semuanya mengandung hukum yang patut di taati, dimana Undang-
Undang Dasar 1945 merupakan hukum yang tertinggi.
Contoh:
Landasan Yuridis perkuliahan pendidikan pancasila di pendidikan Tinggi
tertuang dalam undang – undang No 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan
nasional. Pasal 29 telah menetapkan bahwa ia isi kurikulum setiap jenis, jalur dan
jenjang pendidikan, wajib memuat pendidikan pancasila, pendidikan agama dan
pendidikan kewarganegaraan konseptual tersebut kemudian dikokohkan kembali
oleh kehadiran dan undang – undang Nomor tahun 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional sebagai pengganti undang – undang no 2 tahun 1989.
4. Landasan Filosofis
4
1. Filsafat pendidikan “ Konservatif”
Didasari oleh filsafat idealisme, realisme humanisme (humanisme rasional),
dan supernaturalisme atau realisme religius.
2. Filsafat pendidikan “Progresif”
Di antaranya didukung oleh filsafat pragmatisme dari John Dewey, dan
romantic, naturalisme dari Roousseau, Progressivisme, dan sebagainya.
Contoh:
Pancasila adalah sebagai dasar filsafat Negara dan pandangan, bangsa
Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara mendasarkan pada nilai –
nilai yang tertuang dalam sila – sila pancasila yang secara filosofis merupakan
filosofis bangsa Indonesia sebelum mendirikan Negara.