Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM PASCASARJANA (S2)

TUGAS No. Dokumen UTS – Genap – 20/21


UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN 2020/2021
No. Revisi
UNIVERSITAS PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN Tanggal
PGRI Juli 2021
SEMARANG Dibuat untuk memenuhi Berlaku
Tugas UTS Mata Kuliah Pengembangan Kepala Sekolah
Dosen Pengampu Dr. Ghufron Abdullah, M.Pd.

Oleh:
Syaifi Abdurrahman / 20510135
Kelas 2H

PROGRAM PASCASARJANA
MANAJEMEN PENDIDIKAN S2
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2021
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
No. Dokumen UTS – Genap – 20/21
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
No. Revisi
UNIVERSITAS PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN Tanggal
PGRI Juli 2021
Berlaku
SEMARANG

Mata Kuliah : Pengembangan Kepala Sekolah


Semester/Kelas : II /B, D, F, G dan H.
Dosen Pengampu : Dr. Ghufron Abdullah, M.Pd.
Waktu Pengumpulan : Dikumpulkan tujuh hari setelah menerima soal UTS

PENTUNJUK MENGERJAKAN:
1. Pilih 5 (lima) nomor soal dari 10 (sepuluh) nomor soal yang tersedia!
2. Mulailah dari nomor soal yang paling Anda kuasai!
3. Tidak bekerjasama dengan siapa pun dan dengan cara apa pun, serta siap menerima
sanksi atas pelanggarannya!

SOAL/PERTANYAAN

1. Sekolah sebagai sistem sosial sering melahirkan beragam konflik yang penyelesaiannya
memerlukan teknik yang tepat.
a. Saudara sebut apa saja konflik sosial dimaksud dan berikan penjelasan seperlunya
bagaimana cara menyelesaikannya?
Jawaban :
Konflik dalam suatu lembaga (misalnya sekolah dan kampus) dapat terjadi
dalam semua tingkatan, baik intrapersonal, interpersonal, intragroup, intergroup,
intraorganisasi, maupun interorganisasi.
1) Konflik intrapersonal,
Merupakan sejenis konflik social internal yang terjadi dalam diri seseorang
karena kondisinya dan melibatkan orang disekitarnya. Konflik intrapersonal akan
terjadi apabila suatu personal/individu harus memilih dua/lebih tujuan yang saling
berseberangan dan ragu mana yang dipilah untuk dilakukan. Misalnya, konflik
diantara tugas tambahan sekolah dengan kondisi pribadi. Konflik ini bisa diibaratkan
dengan makan buah simalakama, dimakan salah tidak juga salah, dan kedua pilihan
yang ada memiliki akibat yang seimbang. Konflik intrapersonal juga bisa
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
No. Dokumen UTS – Genap – 20/21
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
No. Revisi
UNIVERSITAS PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN Tanggal
PGRI Juli 2021
Berlaku
SEMARANG

disebabkan oleh tuntutan tugas yang melebihi kemampuan. Konflik ini menjadi
konflik social karena apabila individu tersebut selalu selalu berfikiran mengenai tugas
tambahan itu melampuai kemampuannya maka akan berimbas pada suasana hati yang
ada pada dirinya dan akan berakibat pula pada suasana hati yang buruk pada rekan
kerjanya di sekolah.
2) Konflik interpersonal,
Merupakan konflik social yang timbul antar individu. Konflik interpersonal
terjadi pada saat adanya perselisihan tentang isu tertentu, tindakan dan tujuan
dimana perolehan akhir bersama sangat menentukan. Misalnya di SMK, konflik antar
prodi dalam memilih Kompetensi keahlian unggulan sekolah.
3) Konflik Intragroup,
Merupakan salah satu konflik sosial antar anggota di dalam satu group dalam
satu kelompok. Setiap kelompok berpotensi mengalami konflik substantif atau
efektif. Konflik substantif ini timbul sebab adanya latar belakang keahlian yang
berbeda. Pada saat anggota dari satu komite menghasilkan kesimpulan yang
berbeda atas data yang sama. Sedangkan konflik efektif terjadi sebab persepsi
emosional terhadap suatu kondisi tertentu. Contoh konflik intragroup misalnya
konflik yang terjadi pada beberapa guru dalam musyawarah guru mata pelajaran
(MGMP) karena perbedaan konsep.
4) Konflik intergroup
Merupakan salah satu konflik sosial yang terjadi antar kelompok. Konflik
intergroup terjadi disebabkan oleh adanya saling ketergantungan, perbedaan
persepsi, perbedaan arah serta meningginya tuntutan akan keahlian. Misalnya konflik
antara kelompok pengajar bidang kesenian dengan kelompok pengajar bidang
fisika. Kelompok pengajar bidang kesenian menilai bahwa untuk pembelajaran lagu
tertentu dan melatih pernafasan perlu dibunyikan dengan keras, sementara
kelompok pengajar bidang fisika merasa terganggu karena para siswanya tidak
fokus belajar karena suara bising.
5) Konflik intraorganisasi,
Merupakan suatu konflik sosial yang terjadi antar bagian dalam suatu
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
No. Dokumen UTS – Genap – 20/21
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
No. Revisi
UNIVERSITAS PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN Tanggal
PGRI Juli 2021
Berlaku
SEMARANG

organisasi. Misalnya konflik antara bidang sarpras dengan bidang


humas. Konflik intraorganisasi meliputi empat sub jenis, yaitu: (1)
konflik vertikal, yang terjadi antara atasan dan bawahan yang tidak
sependapat tentang cara terbaik untuk menyelesaikan sesuatu.
Misalnya antara kepala sekolah dengan guru; (2) konflik horizontal,
yang terjadi antara karyawan atau departemen yang memiliki hirarki
yang sama dalam organisasi, misalnya konflik antar guru; (3) konflik
lini-staf, yang sering terjadi karena adanya perbedaan persepsi
tentang keterlibatan staf dalam proses pengambilan keputusan oleh
penanggung jawab lini. Misalnya konflik antara kepala sekolah
dengan tenaga administrasi; (4) konflik peran, yang terjadi karena
seseorang memiliki lebih dari satu peran. Misalnya kepala sekolah
menjabat sebagai ketua dewan pendidikan.
6) Konflik interorganisasi
Merupakan salah satu konflik sosial yang terjadi perselisihan antar
organisasi. Konflik interorganisasi terjadi sebab mereka mempunyai
saling ketergantungan antara individu satu dengan yang lain, konflik
terjadi bergantung pada tindakan suatu organisasi yang menimbulkan
dampak negative terhadap organisasi lain. Misalnya, konflik yang
terjadi antara sekolah dengan salah satu organisasi masyarakat.

b. Ragam konflik sosial yang mana yang sering terjadi di lingkungan saudara dan
jelaskan latar belakangnya serta bagaimana cara mengatasinya?
Jawaban:
Ragam konflik sosial yang mana yang sering terjadi di lingkungan sekolah kami
adalah konflik interpersonal, konflik intergroup dan konflik intragroup.
Latar Belakang konflik Sosial di Sekolah:
Latar Belakang konflik dari konflik interpersonal, konflik intergroup dan konflik
intragroup kebanyakan adalah dari
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
No. Dokumen UTS – Genap – 20/21
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
No. Revisi
UNIVERSITAS PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN Tanggal
PGRI Juli 2021
Berlaku
SEMARANG

1) Perbedaan interest (kepentingan). Seperti halnya konflik interpersonal setiap dari


prodi di SMK kami pasti akan mengunggulkan prodinya masing-masing ini akan
memberikan keinginan dari prodi untuk didengar oleh pimpinan sekolah yaitu
kepala sekolah. Konflik Inter group dan intragroup juga sama, mereka memiliki
interest atau kepentingan untuk individu dan kelompoknya masing-masing.
Konflik intragroup misalnya konflik yang terjadi pada beberapa guru dalam
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) karena perselisihan menentukan
program kerja MGMPnya perbedaan kepentingan inilah jadi sebab utama.
Konflik intergroup seperti konflik antara kelompok pengajar bidang kesenian
dengan kelompok pengajar bidang fisika tentang perbedaan kepentingan konsep
dari penilaiannya.
2) Perbedaan interprestasi (mengartikan sesuatu). Banyak dari penyebab atau latar
belakang dari ketiga konflik sosial tersebut baik konflik interpersonal, konflik
intergroup maupun konflik intragroup. Dari konflik interpersonal ini banyak
konflik yang yang timbul karena salah interprestasi/mengartikan sesuatu.
Misalnya korelasi dengan masalah yang sudah dijelaskan diatas. Bahwa
sebenarnya mereka mengunggulkan setiap prodi adalah untuk kepentingan
sekolah juga. Begitu juga konflik Inter group dan intragroup juga sama.
3) Interdependensi Tugas. Hal ini memicu Konflik terjadi karena adanya saling
ketergantungan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Kelompok yang
satu tidak dapat bekerja karena menunggu hasil kerja dari kelompok lainnya.
Penyebab ini juga sangat memicu konflik dari konflik interpersonal, konflik
intergroup maupun konflik intragroup di SMK kami.
Cara Mengatasi Konflik Sosial di Sekolah:
1) Dengan melakukan diskusi
Salah satu cara menanggulangi konflik dengan melakukan diskusi. Dengan
kepala dingin, pihak yang berselisih di sekolah bisa mulai berdiskusi bersama
orang yang terlibat langsung dalam konflik. Selain itu, pilih tempat atau lokasi
yang nyaman supaya menyelesaikan perselisihan dengan baik. Setelah
menentukan lokasi yang nyaman, kemudian bisa memulai merundingkan masalah
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
No. Dokumen UTS – Genap – 20/21
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
No. Revisi
UNIVERSITAS PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN Tanggal
PGRI Juli 2021
Berlaku
SEMARANG

dengan cara memaparkan pemikiran atau keinginan masing-masing. Pastikan


menggunakan kata-kata yang baik agar tidak memancing emosi dari kedua belah
pihak.
2) Saling membuat kesepakatan
Setelah pihak-pihak yang terkait konflik di sekolahan mengutarakan
pendapatnya, bersama pihak yang berkonflik harus membuat kesepakatan
bersama. Kesepakatan ini harus dibuat secara adil dan tidak merugikan salah satu
pihak. Adapun kesepakatan yang ditentukan mungkin berhubungan dengan apa
yang harus dilakukan atau diberikan untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Hanya dengan menyampaikan masalah secara jujur dan terbuka, maka masalah
bisa ditangani dengan baik.
3) Saling Memaafkan
Salah satu cara menangani konflik sosial di sekolah baik itu konflik
interpersonal, konflik intergroup maupun konflik intragroup, yaitu saling
memaafkan. Pada saat menangani konflik, pastikan untuk bisa bersama menahan
amarah serta bisa saling memaafkan. Dengan begitu, masalah dapat ditangani
akan dengan cepat terselesaikan. Selain itu, juga perlu memperjelas masalah yang
ada setelah saling memaafkan. Sehingga akan dihindari kesalahpahaman kembali
dari setiap pihak.

Referensi:
Mulyasa, E. (2003). Managemen Berbasis Sekolah. Bandung : Penerbit PT. Remaja
Rosdakarya.

3. Salah satu indikator demokratisasi dalam dunia pendidikan adalah Manajemen Berbasis
Sekolah.
a. Saudara jelaskan karakteristik Manajemen Berbasis sekolah tersebut !
Jawaban :
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memiliki 8 karakteristik.
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
No. Dokumen UTS – Genap – 20/21
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
No. Revisi
UNIVERSITAS PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN Tanggal
PGRI Juli 2021
Berlaku
SEMARANG

1) Sekolah dengan MBS memiliki misi atau cita-cita menjalankan sekolah untuk
mewakili sekelompok harapan bersama, keyakinan dan nilai-nilai sekolah,
membimbing warga sekolah di dalam aktivitas pendidikan dan memberi arah
kerja.
Misi ini memiliki imbas yang sangat berpengaruh terhadap fungsi dan
efektivitas sekolah, karena dengan misi ini sivitas akademika sekolah dapat
menumbuh kembangkan budaya organisasi sekolah yang tepat, menciptakan
komitmen yang tinggi terhadap sekolah, serta mempunyai insiatif untuk
memberikan tingkat layanan pendidikan yang lebih tepat.
2) Aktivitas pendidikan dijalankan berdasarkan karakteristik kebutuhan dan situasi
sekolah.
Pada dasarnya, aktivitas sangat penting bagi sekolah untuk meninggikan
kualitas pendidikan, karena secara tidak langsung memperkenalkan tranformasi
manajemen sekolah dari menajemen kontrol eksternal menjadi model berbasis
sekolah.
3) Terjadinya proses perubahan strategi manajemen yang menyangkut hakikat
manusia, organisasi sekolah, gaya pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan,
penggunaan kekuasaan, dan keterampilan-keterampilan manajemen.
Oleh sebab itu dalam kondisi pengimplementasian MBS, perubahan strategi
manajemen lebih memandang pada aspek pengembangan yang tepat dan relevan
dengan kebutuhan sekolah pada saat sekarang.
4) Keleluasaan dan kewenangan dalam pengelolaan sumber daya yang efektif untuk
mencapai tujuan pendidikan, guna memecahkan masalah-masalah pendidikan
yang dihadapi, baik tenaga kependidikan, keuangan dan sebagainya.
Diberikan kebebasan dalam pengelolaan sumber daya dalam sekolah untuk
mencapai fungsi dari manajen lembaga itu tadi. Pihak manajemen sekolah akan
mampu memberikan supporting dari semua lini baik itu dari bawah sampai ke
atas dalam fungsinya untuk memecehkan problematika di sekolah.
5) MBS menuntut peran aktif sekolah, adiministrator sekolah, guru, orang tua, dan
pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan di sekolah.
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
No. Dokumen UTS – Genap – 20/21
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
No. Revisi
UNIVERSITAS PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN Tanggal
PGRI Juli 2021
Berlaku
SEMARANG

Dengan MBS sekolah dapat meningkatkan kemampuan dari siswa dan guru
sesuai dengan karakteristik sekolah masing-masing. Dalam konteks ini, sekolah
berperan mengembangkan insiatif, memecahkan masalah, dan merumuskan
segala kemungkinan untuk memfasilitasi efektivitas pembelajaran. Demikian
halnya dengan unsur-unsur lain seperti guru, orang tua, komite sekolah,
administrator sekolah, dinas pendidikan, dan sebagainya sesuai dengan perannya
masing-masing.
6) MBS menekankan hubungan antar manusia yang cenderung terbuka, bekerja
sama, semangat tim, dan komitmen yang saling menguntungkan.
Oleh karena itu, iklim orgnanisasi cenderung mengarah ke tipe komitmen
sehingga efektivitas sekolah dapat tercapai. Mewujudkan instansi yang good
governance. Manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang
sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien serta transparan
7) Peran administrator sangat penting dalam kerangka MBS, termasuk di dalamnya
kualitas yang dimiliki administrator.
Berusaha agar pendidikan memberikan performa secara formal dengan
jalan merumuskan, menyelesaikan, menjabarkan dan menetapkan tujuan
pendidikan yang akan dicapai sesuai dengan lembaga atau organisasi pendidikan
yang bersangkutan secara formal.
8) Dalam MBS, efektivitas sekolah dinilai menurut indikator multitingkat dan
multisegi.
Penilaian tentang efektivitas sekolah harus mencakup proses pembelajaran
dan metode untuk membantu kemajuan sekolah. Oleh karena itu, penilaian
efektivitas sekolah harus menitik beratkan pada esensi yang multitingkat, antara
lain pada tingkat sekolah, kelompok, dan individu, serta indikator multisegi yaitu
input, proses dan output sekolah serta perkembangan akademik siswa.

b. Pilih salah satu karakteristik dari MBS dan jelaskan problematiknya ?


Jawaban:
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
No. Dokumen UTS – Genap – 20/21
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
No. Revisi
UNIVERSITAS PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN Tanggal
PGRI Juli 2021
Berlaku
SEMARANG

Salah satu karakteristik dari MBS Keleluasaan dan kewenangan dalam


pengelolaan sumber daya yang efektif untuk mencapai tujuan pendidikan, guna
memecahkan masalah-masalah pendidikan yang dihadapi, baik tenaga kependidikan,
keuangan dan sebagainya.
Dalam pelaksanaannya ada problematika yang dihadapi. Mengubah manajemen
kewenangan dari yang tadinya berbasis pusat menjadi manajemen berbasis sekolah
(transisi) merupakan proses yang panjang serta melibatkan banyak pihak. Transisi ini
memerlukan penyesuaian‐penyesuaian, baik sistem (struktur)‐nya, kulturnya, maupun
figurnya, dengan tuntutan‐tuntutan baru manajemen berbasis sekolah. Oleh karena itu,
tidak bermimpi bahwa perubahan ini akan berlangsung sekali jadi dan baik hasilnya.
Dengan demikian, fleksibilitas dan eksperimentasi‐eksperimentasi yang menghasilkan
kemungkinan‐kemungkinan baru dalam penyelenggaraan manajemen berbasis
sekolah perlu didorong. Kenyataannya di lapangan manajemen berbasis sekolah
sering dilaksanakan dengan kesan terburu buru dan dipaksakan. Dari model
pelaksanaan yang demikian lahirlah kerancuan dalam melaksanakan manajemen
berbasis sekolah. Kerancuan ini terutama terlihat dalam kegiatan pemecahan masalah
serta dalam pengambilan keputusan yang hanya berbasis pada kepala sekolah saja.
Padahal kerancuan ini dapat menyebabkan ketidakberhasilan pelaksanaan manajemen
berbasis sekolah.
c. Mengapa terjadi permasalahan seperti tersebut pada butir b ? Berikan argumentasi
Saudara !
Permasalahan mengenai kerancuan ini terutama terlihat dalam kegiatan
pemecahan masalah serta dalam pengambilan keputusan dalam sekolah disebabkan
karena kurang dilibatkannya warga sekolah dalam memutuskan dan mengelola
keputusan yang akan dijalankan sekolah. Pengambilan keputusan partisipatif ini
sangat diperlukan. Pengambilan keputusan partisipatif digunakan untuk mengambil
keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan demokratik, di mana
warga sekolah (guru, siswa, karyawan, orang tua siswa, tokoh masyarakat) didorong
untuk terlibat secara langsung dalam proses pengambilan keputusan yang akan dapat
berkontribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah. Hal ini didasari oleh keyakinan
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
No. Dokumen UTS – Genap – 20/21
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
No. Revisi
UNIVERSITAS PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN Tanggal
PGRI Juli 2021
Berlaku
SEMARANG

bahwa jika suatu warga sekolah dilibatkan (berpartisipasi) dalam pengambilan


keputusan, sehingga yang bersangkutan akan ada "rasa memiliki" terhadap keputusan
tersebut, maka yang seseorang yang terlibat itu juga akan bertanggung jawab dan
berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan sekolah. Dengan kata lain, makin
besar tingkat kontribusi, makin besar pula rasa memiliki; makin besar rasa memiliki,
makin besar pula rasa tanggung jawab; dan makin besar rasa tanggung jawab, makin
besar pula dedikasinya. Tentu saja keterlibatan warga sekolah pada pengambilan
keputusan wajib mempertimbangkan keahlian serta relevansinya dengan tujuan
pengambilan keputusan sekolah yang ada.

8. Menurut saudara, seberapa penting perencanaan dalam pendidikan? dan bagaimana


penerapan perencanaan dalam mencapai tujuan sekolah?
Jawaban:
Dalam bidang apa pun, perencanaan adalah elemen penting dan krusial yang
memberikan tujuan dalam implementasi suatu kegiatan untuk memperoleh tujuan atau
arah yang dikehendaki. Dalam bidang pendidikan, perencanaan merupakan salah satu
elemen kunci efektivitas keberlangsungan kegiatan – kegiatan pendidikan untuk
mencapai tujuan dari pendidikan yang dicita-citakan bagi setiap jenjang dan jenis
pendidikan pada tingkat nasional maupun lokal. Selain itu, perencanaan pendidikan telah
tumbuh menjadi disiplin ilmu atau menjadi disiplin ilmu pengetahuan yang baru.
Apabila dilihat dari sudut pandang ideologi, maka perencanaan pendidikan itu memiliki
perbedaan dari berbagai masyarakat yang ada. Konsepsi dan prinsip-prinsip perencanaan
pendidikan bersifat universal serta applicable untuk setiap elemen masyarakat. Fungsi
pokok perencanaan pendidikan adalah memastikan keadaan yang sebaik-baiknya baik itu
hubungan internal dan eksternal dalam suatu sistem pendidikan untuk memperoleh
keseimbangan yang sebaik-baiknya dalam keadaan yang berubah secara dinamis dan
berdampak ke arah perubahan yang diinginkan.
Cara penerapan perencanaan dalam mencapai tujuan sekolah dengan cara
pengumpulan Data/Analisis. Data tentang perencanaan dalam mencapai tujuan sekolah
tersebut. Langkah berikut ini adalah berupa pengumpulan data dan atau informasi. Data
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
No. Dokumen UTS – Genap – 20/21
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
No. Revisi
UNIVERSITAS PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN Tanggal
PGRI Juli 2021
Berlaku
SEMARANG

dan informasi ini diperlukan dalam usaha untuk mengantisipasi keadaan dan masalah
yang mungkin timbul akibat penerapan perencanaan itu. Data yang dikumpulkan perlu
dibatasi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dari sekolah. Fakta dan data yang telah
terkumpul,terolah dengan sistematis serta tersimpan hanyalah merupakan alat yang lebih
penting, apabila fakta dan data tersebut diharapkan mampu menggambarkan potensi-
potensi yang sebenarnya. Dari situ dapat digambarkan kondisi dan situasi saat ini untuk
memulai realisasi dari perencanaan. Dapat dipahami bahwa ada beberapa unsur penting
yang terkandung dalam penerapan perencanaan pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan, yaitu :
a. Penggunaan analisis yang bersifat rasional dan sistematik dalam penerapan
perencanaan pendidikan, termasuk di dalamnya metodologi dalam perencanaan.
b. Proses pembangunan dan pengembangan pendidikan. Artinya penerapan
perencanaan pendidikan dilakukan dalam rangka perbaikan pendidikan atau
reformasi pendidikan.
c. Prinsip efektifitas dan efesien, artinya dalam penerapan perencanaan pendidikan
perlu dipikirkan.
d. Kebutuhan dan tujuan peserta didik dan masyarakat, regional, nasional dan
internasional, artinya penerapan perencanaan lembaga pendidikan hendaknya
mencakup aspek internal dan eksternal dari organisasi sistem lembaga pendidikan.
Dengan demikian penerapan perencanaan pendidikan sekedar untuk internal
lembaga pendidikan, anak didik, lebih dari itu pertimbangan lingkungan masyarakat
sebagai pengguna sekaligus penerima hsil perlu dipertimbangkan, termasuki juga
kebutuhan regional, nasional dan internasional. Dengan kata lain, menyusun penerapan
perencanaan hendaknya bersifat universal untuk jangka pendek dan jangka panjang yang
kesemuanya bermuara kepada kebutuhan dan tujuan universal dari suatu instansi
sekolah.
9. Bagaimana menurut saudara, kriteria sistem seleksi kepala sekolah yang dapat menjamin
mutu sekolah?
Jawaban:
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
No. Dokumen UTS – Genap – 20/21
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
No. Revisi
UNIVERSITAS PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN Tanggal
PGRI Juli 2021
Berlaku
SEMARANG

Kriteria sistem seleksi kepala sekolah yang dapat menjamin mutu sekolah adalah
dengan melalui tahapan Proses Rekrutmen Calon Kepala Sekolah yang runtut. Proses
Rekrutmen Calon Kepala Sekolah yang runtut meliputi:
a. Tahap Pengusulan Calon
Pengusulan guru sebagai calon kepala sekolah/madrasah dilakukan melalui
langkah-langkah pengumuman, identifikasi guru potensial, menyiapkan berkas
usulan, dan pengajuan usulan calon kepala sekolah/ madrasah. Guru potensial yang
memenuhi persyaratan dapat diusulkan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota atau
kantor Kementerian Agama kabupaten/kota oleh kepala sekolah/madrasah atau
bersama-sama dengan pengawas sekolah/madrasah.
b. Tahap Seleksi Administratif
Seleksi administratif dilakukan melalui penilaian kelengkapan dokumen guru
sebagai calon kepala sekolah/madrasah yang dikeluarkan oleh pihak berwenang
sebagai bukti bahwa calon kepala sekolah/madrasah bersangkutan telah memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan. Seleksi administratif dilakukan oleh dinas
pendidikan kabupaten/kota atau kantor kementerian agama wilayah kabupaten/kota
melalui panitia seleksi yang ditunjuk dan ditetapkan.
c. Tahap Seleksi Akademik
Seleksi akademik dilakukan melalui penilaian potensi kepemimpinan, serta
penguasaan awal terhadap kompetensi kepala sekolah/madrasah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Seleksi akademik dilakukan melalui Penilaian
Potensi Kepemimpinan (PPK).
Seleksi akademik dilakukan melalui Penilaian Potensi Kepemimpinan (PPK).
Adapun Penilaian Potensi Kepemimpinan (PPK) atau Leadership Potential
Assessment (LPA) adalah suatu proses pengumpulan informasi yang berkaitan
dengan kemampuan, kekuatan atau daya kepemimpinan yang dimiliki oleh calon
kepala sekolah/madrasah yang memungkinkan untuk dikembangkan. Penilaian
Potensi Kepemimpinan (PPK) mencakup 4 (empat) instrumen:
1) Instrumen 1a: respon situasional 1.a
2) Instrumen 1b: respon situasional 1.b
3) Instrumen 2: kreativitas dan pemecahan masalah, dan
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
No. Dokumen UTS – Genap – 20/21
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
No. Revisi
UNIVERSITAS PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN Tanggal
PGRI Juli 2021
Berlaku
SEMARANG

4) Instrumen 3: wawasan kepemimpinan dan pengambilan keputusan berdasarkan


bukti-bukti.
Tahapan rekrutmen kepala sekolah yang baik belum cukup untuk menghasilkan
kepala sekolah yang tangguh dan profesional apabila belum disertai pembinaan yang
baik, yaitu pembinaan yang berorientasi pada kinerja dan prestasi dengan ”reward &
punishment” yang tegas dan konsisten berdasarkankan pada azas Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti korupsi. Dibutuhkan sistem
pembinaan yang menimbulkan motivasi berprestasi, seperti penghargaan dan promosi
bagi kepala sekolah berprestasi dan sebaliknya peninjauan kembali jabatan kepala
sekolah bagi mereka yang tidak berprestasi sehingga mutu dari sekolah dapat terjamin.
10. Apa yang dimaksud dengan sekolah yang unggul?, bagaimana tujuan dan prinsip untuk
mencapai sekolah unggul? dan bagaimana peran kepala sekolah dalam pengembangan
sekolah efektif dan mencapai sekolah yang unggul?
Jawaban:
Sekolah yang unggul memiliki definisi sebagai lembaga pendidikan yang mampu
berprestasi di tingkat nasional dan dunia dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta memiliki pelayanan prima. Pengertian sekolah unggulan merupakan
sekolah yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan dalam keluaran (out put)
pendidikannya. Untuk mencapai keunggulan itu, maka masukan (input), proses
pendidikan, guru dan tenaga kependidikan, manajemen, layanan pendidikan, serta sarana
penunjangnya wajib ditujukan untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut. Keluaran
(output) sekolah itu akan memperoleh kemampuan intelektual, moral dan keterampilan
yang dapat berguna bagi masyarakat yang lebih dibandingkan dengan sekolah yang lain.
Tujuan sekolah yang unggul/sekolah unggulan adalah meningkatkan kualitas
Pendidikan Indonesia dan mutu lulusannya. Sekolah unggul ini juga tumbuh dari satu
visi yang jauh menjangkau ke depan, wawasan keunggulan. Selain mengharapkan
terjadinya distribusi ilmu pengetahuan tujuan dari sekolah yang unggul ini adalah
sebagai media peningkatan SDM menjadi sasaran berikutnya. Bahwa kehadiran sekolah
unggul bukan untuk diskriminasi terhadap sekolah yang lain, tetapi untuk menyiapkan
SDM yang berkualitas dan bermutu serta mempunyai wawasan keunggulan.
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
No. Dokumen UTS – Genap – 20/21
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
No. Revisi
UNIVERSITAS PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN Tanggal
PGRI Juli 2021
Berlaku
SEMARANG

Prinsip untuk mencapai sekolah unggul adalah dengan kualitas sekolah itu sendiri.
Pada hakikatnya, sekolah unggul merupakan sekolah yang memusatkan pada kualitas
proses pembelajaran, bukan pada kualitas input siswanya. Kualitas proses pembelajaran
bergantung pada mutu guru yang bekerja di sekolah tersebut. Jika mutu guru di sekolah
tersebut baik, maka guru tersebut akan berperan sebagai agen pencetak siswanya, dan
menekankan kepada kemandirian dan kreatif sekolah yang memfokuskan pada perbaikan
proses pendidikan. Di samping itu ada juga Sekolah unggul adalah sekolah yang
dikembangkan untuk mencapai keunggulan yang dihasilkan (output) dari pendidikannya.
Dengan demikian sekolah unggulan dapat didefinisikan sekolah yang dikembangkan dan
dikelola sebaik-baiknya dengan mengarahkan semua komponennya untuk mencapai
hasil lulusan yang lebih baik dan cakap daripada lulusan sekolah lainnya. Kemudian dari
segi Fasilitas belajar, Sekolah unggul wajib dilengkapi dengan fasilitas yang memadahi.
memiliki sarana dan prasarana penunjnag yang mewadahi untuk peserta didik guna
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Selanjutnya dari segi Kurikulum, Sekolah
unggul tidak harus menggunakan kurikulum yang berstandar internasional. Kurikulum
nasional dengan berbagai penyempurnaan sesuai kebutuhan perkembangan siswa pun
cukup baik. Terutama dari segi bahan, misalnya di SMK prodi Pengelasan digunakan
bahan yang mencukupi untuk dilakukan praktek secara terus menurus sampai mahir.
Kemudian Metode pembelajaran juga tidak kalah penting, Sekolah unggul harus
menggunakan metode pembelajaran yang membuat siswa menjadi aktif dan kreatif yang
disertai dengan kebebasan untuk menuangkan ide gagasannya. Lalu Program
ekstrakurikuler memiliki variasi yang beragam, Sekolah unggul harus memiliki
seperangkat kegiatan ekstrakurikuler yang mampu mewadahi semua potensi,
kemampuan, minat, dan bakat siswa. keberagaman ekstrakurikuler akan membuat siswa
bisa menumbuhkembangkan berbagai potensinya di berbagai bidang secara maksimal.
Konsep yang terakhir adalah adanya Jaringan kerjasama. Sekolah unggul mempunyai
jaringan kerjasama yang baik dengan berbagai instansi, terutama instansi yang
berhubungan dengan pendidikan dan pengembangan kompetensi siswa. Dengan adanya
kerjasama dengan berbagai instansi akan mempermudah siswa untuk menerapkan
sekaligus memahami berbagai sektor kehidupan (life skill).
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
No. Dokumen UTS – Genap – 20/21
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
No. Revisi
UNIVERSITAS PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN Tanggal
PGRI Juli 2021
Berlaku
SEMARANG

Peran kepala sekolah dalam pengembangan sekolah efektif dan mencapai sekolah
yang unggul diantaranya adalah Pertama, kepala sekolah harus memiliki komitmen yang
tinggi terhadap peningkatan sekolah, fokus pada pengembangan kurikulum, menfasilitasi
dan mendukung guru dalam pengembangan kompetensinya. Peran serta yang dapat
dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru yaitu dengan
mengarahkan guru supaya mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk
memperbaiki kompetensinya, misalnya, mengikuti seminar atau workshop. Peningkatan
kompetensi guru dibutuhkan adanya pelatihan yang disesuaikan dengan kompetensi
masing-masing guru. Kedua, peran yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam
upaya mencapai sekolah unggul adalah dengan mengalokasikan anggaran untuk
peningkatan kompetensi guru. Kepala sekolah harus mampu menyusun anggaran yang
sesuai dengan kebutuhan sekolah termasuk kebutuhan dalam pengembangan
profesionalisme guru. Dengan adanya opimalisasi dana untuk pengembangan
kompetensi guru, maka proses pendidikan dan pelatihan serta kegiatan yang berkaitan
dengan pengembangan profesionalisme guru dapat berjalan dengan lancar. Ketiga,
kepala sekolah dapat memberikan saran dan bimbingan kepada guru atas kinerjanya
dalam pembelajaran. Artinya, ketika guru menghadapi berbagai kendala dalam
pembelajaran, kepala sekolah harus memberikan bantuan supaya guru dapat
menyelesaikan persoalan pembelajaran yang dihadapi. Bantuan terhadap guru yang
dapat dilakukan oleh kepala sekolah, misalnya, memberikan supervisi klinis atau training
lanjutan kepada guru. Keempat, kepala sekolah harus menciptakan budaya organisasi
sekolah yang kondusif supaya kinerja guru dan tenaga kependidikan tidak terganggu.
Untuk pencapaian sekolah yang unggul, Kepala sekolah juga harus mampu menciptakan
budaya organisasi di sekolah sekondusif mungkin sehingga prestasi belajar siswa dan
kinerja guru dapat meningkat. Dengan adanya perasaan nyaman yang dialami oleh guru,
maka akan dapat meningkatkan motivasi komitmen dan loyalitas mereka dalam
mengerjakan tugus-tugas yang diemban demi terwujud sekolah yang unggul. Dengan
demikian, kepala sekolah memiliki peran vital adan harus mampu menciptakan budaya
organisasi dan iklim kerja kondusif di sekolah. Kelima, kepala sekolah dapat
menciptakan pembaruan, keunggulan komparatif, dan memanfaatkan berbagai peluang
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
No. Dokumen UTS – Genap – 20/21
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
No. Revisi
UNIVERSITAS PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN Tanggal
PGRI Juli 2021
Berlaku
SEMARANG

supaya proses pembelajaran dapat berlanngsung dengan baik. Keenam, pemberian


penghargaan atas prestasi yang diperoleh guru haruslah menjadi pemicu supaya kualitas
dari guru dan tendik dapat dipertahankan. Artinya, kepala sekolah harus memberikan
perhatian serius terhadap pencapaian-pencapaian yang sudah diperjuangkan oleh guru.
Adapun keenam peranan kepala sekolah yang diuraikan sebelumnya adalah solusi untuk
pengembangan dan pencapaian sekolah yang unggul. Meskipun hal tersebut tidak begitu
mudah untuk dilakukan, tetapi kepala sekolah dapat bekerja sama dengan steakholder
pendidikan untuk mewujudkannya.

Anda mungkin juga menyukai