Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mochamad Chairul Rachmat

Npm : 175001061
Kelas : Agroteknologi A
Mata Kuliah : Pengelolaan Air

IRIGASI SEBAGAI SISTEM SOSIO-TEKNIS DAN TRANSFORMASI


SOSIO-KULTURAL MASYARAKAT

Sistem irigasi dapat diterjemahkan sebagai upaya manusia memodifikasi distribusi air,
yang tedapat dalam saluran alamiah, dengan menggunakan bangunan dan saluran buatan untuk
memanipulasi seluruh atau sebagian air untuk keperluan produksi tanaman pertanian ( Small
dan Svendsen, 1995;Sinulingga, 1997 ). Pengertian tersebut dengan jelas memperlihatkan
adanya unsur fisik sekaligus unsur kelembagaan yang saling terkait dalam suatu sistem irigasi.
Unsur fisik adalah infrastruktur yang digunakan dalam mengambil/ menyalurkan air dari
sumber air, sementara unsur kelembagaan adalah proses memfasilitasi dan mengendalikan
pergerakan air mulai dari sumbernya hingga ke petakan lahan.
Secara keseluruhan sistem irigasi teknis merupakan suatu bangunan irigasi yang dimulai dari
suatu daerah bendungan dan menyebar ke berbagai saluran-saluran pembagi primer sampai
kuarter. Setidaknya terdapat dua sistem yaitu sistem irigasi dan sistem pertanian (SOSIO-
KULTURAL Masyarakat).

Kajian mengenai sistem irigasi memerlukan kemampuan untuk memahami adanya


kaitan yang erat antara sistem irigasi dengan sistem-sistem lainnya. Sistem pertanian tentu saja
merupakan sistem terdekat dengan irigasi, sebab air irigasi ditujukan untuk produksi pertanian.
Namun bila pembahasan sudah masuk ke wilayah keterkaitan antara sistem irigasi dengan
produk pertanian, maka kita sudah masuk beranjak memasuki persoalan sistem ekonomi-
pertanian. Keterkaitan ini jika terus diurut ke tingkat yang lebih besar akan menuju ke arah
sistem ekonomi-politik.

Tentu saja faktor-faktor input lain bagi sistem perekonomian di luar sisten irigasi harus
dipertimbangkan pula. Keterkaitan antarsistem dari sistem irigasi dengan sistem lainnya pada
akhirnya akan menunjukan suatu tinjauan menyeluruh mengenai pentingnya persoalan irigasi
bagi kehidupan petani.
Irigasi sebagai sistem Sosio-Teknis dan Transformasi Sistem Sosio-Kultural masyarakat adalah
perkembangan yang terjadi pada perancangan sistem irigasi, dimaksudkan agar memperhatikan
sistem sosial dan budaya masyarakat yang berbeda beda tiap daerahnya dan sekaligus dengan
memperhatikan perkembangan teknologi yang ada, agar sistem irigasi efektif digunakan.
Karena selama ini perancangan irigasi selalu ditengarai sebagai suatu aplikasi teknologi saja
tanpa memperhatikan disiplin ilmu lain.
Dilihat dari pengertiannya saja irigasi adalah upaya manusia memodifikasi distribusi air untuk
kepentingan pertanian, itu berarti tidak terlepas dari sistem sosio-teknis dan juga sistem sosio-
kultural masyarakat.

Dalam sistem irigasi sebagai sistem sosio-kultural masyarakat tersebut pada gambar
siklus diatas terdapat beberapa sistem yang terkait diantaranya kebijakan, sos-ek, ekologi, dan
fisik serta aspek-aspek didalamnya yaitu pola pikir, artefak, non human, dan sosial-ek. Dimana
semuanya dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya.
Fisik adalah infrastruktur yang digunakan dalam mengambil/ menyalurkan air dari sumber air
beda dengan Kebijakan irigasi yang termasuk pada kelembagaan, struktur organisasi, dan sdm
pengelolaan irigasi adalah proses memfasilitasi dan mengendalikan pergerakan air mulai dari
sumbernya hingga ke petakan lahan. Untuk dapat melaksanakan fungsinya lembaga pengelola
harus mempunyai kemampuan organisasi dan kemampuan pendanaan, struktur organisasi dan
sdm pengelolaan harus memenuhi kapasitas dan kemampuan dalam bidangnya sesuai dengan
pengetahuan, keterampilan dan perilaku ( pola pikir ).
Namun bila pembahasan sudah masuk ke wilayah keterkaitan antara sistem irigasi dengan
produk pertanian, maka kita sudah masuk beranjak memasuki persoalan sistem ekonomi-
pertanian atau sosial-ekonomi.
Sedangkan ekologi merupakan sistem diluar campur tangan manusia, seperti hal nya sumber
daya yang ada untuk perancangan irigasi dan kondisi nyata masing masing daerah yang
menentukan baik tidaknya hasil dari sistem irigasi yang digunakan.
Dan lingkungan adalah aspek terpenting karena perubahan lingkungan akan berdampak pada
sistem irigasi yang ada, untuk itu sistem irigasi harus mampu beradaptasi dengan perkembangan
lingkungan dari waktu ke waktu.

Dengan demikian sistem irigasi sebagai sistem sosio-kultural masyarakat banyak


dipengaruhi oleh budaya,sosial ekonomi,dan aspek bukan manusia sehingga setiap daerahnya
mempunyai sifat dan karakterisik yang berbeda. Dengan demikian sistem irigasi tidak bisa
disama ratakan dalam penentuan kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai