1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................4
C. Tujuan Masalah............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Keuangan dan
pembiayaan.................................................................5
B. Ayat-Ayat tentang keuangan dan
pembiayaan.......................................................7
C. Tafsir ayat-ayat tentang Keuangan dan
Pembiayaan..............................................8
D. Implementasi Tafsir ayat-ayat tentang Keuangan dan Pembiayaan dalam dunia
pendidikan...................................................................................................................11
BAB III PENITUP
A. Kesimpulan.................................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Unsur-unsur yang meliputi Pendanaan serta Pendanaan pada suatu lembaga pendidikan
baik itu sekolah ataupun madrasah merupakan unsur kegiatan yang dikerjakan untuk
terlaksananya proses kegiatan belajar mengajar baik di sekolah ataupun di madrasah bersama
dengan unsur-unsur lainnya. Setiap kegiatan yang dilaksanakan di sekolah ataupun di
madrasah pastinya memerlukan Pendanaan. Unsur-Unsur Pendanaan atau Pendanaan
kegiatan ini harus atau wajib dikelola sebaik mungkin, supaya yang dikumpulkan dapat
bermanfaat secara baik sehingga tujuan dari pelaksanaan kegiatan pendidikan tersebut
tercapai sesuai dengan keinginan bersama. Pendanaan menjadi pokok utama bagi suatu
lembaga terkhusus di lembaga pendidikan, baik itu sekolah ataupun madrasah.
Pendanaan disini digunakan untuk meningkatkan sarana atau prasarana, meningkatkan
derajat guru atau lain sebagainya. Secara logikanya, jika sarana atau prasarana terlengkapi
siswa ataupun peserta didik akan semangat melalui menuntut ilmu atau melaksanakan
kegiatan belajar mengajar juga termotivasi, begitu juga guru ataupun pendidik jika diberikan
kesejahteraan akan lebih optimal melalui melaksanakan tugasnya sebagai pendidik baik di
sekolah ataupun madrasah. Pendanaan di ruang lingkup pendidikan merupakan kajdirinyan
administrasi melalui pendidikan, yang dimana membahas seperti dari mana sumber
Pendanaan itu didapatkan atau bagaimana cara pengelolaan Pendanaan itu dikelola dengan
baik, sehingga nantinya akan sesuai dengan keinginan.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Konsep Dasar dari Keuangan dan pembiayaan
b. Apa saja Ayat-Ayat tentang keuangan dan pembiayaan.
c. Bagaimana Tafsir ayat-ayat tentang Keuangan dan Pembiayaan
d. Bagaimana Implementasi Tafsir ayat-ayat tentang Keuangan dan Pembiayaan
dalam dunia pendidikan.
C. Tujuan Masalah
a. Mengetahui konsep dasar dari keuangan dan pembiayaan
b. Memahami ayat-ayat tentang keuangan dan pembiayaan
c. Mengetahui tafsir ayat tentang keuangan dan pembiayaan
d. Memahami implementasi tafsir ayat-ayat tentang keuangan dan pembiayaan
dalam dunia pendidikan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Sistem pembiayaan pendidikan sangat bervariasi tergantung dari kondisi masing-masing
negara seperti kondisi geografis, tingkat pendidikan, kondisi politik pendidikan, hukum
pendidikan, ekonomi pendidikan, program pembiayaan pemerintah dan administrasi sekolah.
sementara itu terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk mengetahui sesuai
tidaknya sistem dengan kondisi negara.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembiayaan pendidikan adalah dana yang diberikan kepada
sekolah untuk memfasilitasi setiap kegiatan proses pembelajaran di sekolah, dan berbagai
keperluan dalam penyelenggaraan pendidikan.
Tujuan dari manajemen keuangan dan pembiayaan adalah untuk memperoleh, dan mencari
peluang sumber-sumber pendanaan bagi kegiatan sekolah, agar bisa menggunakan dana
secara efektif dan tidak melanggar aturan, dan membuat laporan keuangan yang transparan
dan akuntabel. Di sinilah peran seorang manager sekolah atau Kepala Sekolah untuk
mengelola keuangan dengan sebaik mungkin dengan memperdayakan sumber daya manusia
yang ada di lingkungan sekolah Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan
pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan
secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara
efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen keuangan adalah:
1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
3. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam
menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam
pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai
peraturan perundangan yang berlaku. Selanjutnya fungsi manajemen keuangan dalam
pendidikan adalah untuk melaksanakan kegiatan agar suatu tujuan tercapai dengan efektif dan
efisien. secara tegas tidak ada rumusan yang sama dan berlaku umum untuk fungsi
manajemen
2. Konsep manajemen keuangan islam
Kegiatan manajemen merupakan sebuah proses kegiatan atau aktivitas yang terorganisir
untuk mengelola sumber daya dan peluang dengan menggunakan pendekatan ilmiah yang
sistematis untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien,
atau sekurang-kurangnya itulah yang didambakan dari sebuah manajemen. Allah SWT
menganugerahkan kepada kita akal dan ilmu guna melakukan suatu ikhtiar untuk
menghindari kerugian atau kegagalan. Ikhtiar di sini adalah perwujudan dari proses berfikir
dan aplikasi dari suatu perencanaan. Semua tindakan atau perbuatan seseorang haruslah
dipikirkan terlebih dahulu, kemudian diikhtiarkan agar mendapatkan hasil yang terbaik dan
meminimalisir kerugian. Dengan demikian, manajemen sangat berguna untuk mengatasi
permasalahan yang ada, terlebih dengan hal yang menyangkut masalah keuangan. Oleh
karena itu, Seyogyanya dapat kita lihat bagaimana pemahaman tentang manajemen keuangan
itu sendiri baik dalam sebuah organisasi atau pendidikan.
3. Jenis Pembiayaan
Pada dasarnya, pembiayaan pendidikan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain:
6
a. Biaya Langsung (direct cost)
Menurut Anwar (1993:30) Biaya langsung merupakan
pengeluaran uang secara langsung yang membiayai jalannya proses
penyelenggaraan pendidikan, pengajaran, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat, termasuk biaya yang secara
langsung menyentuh aspek dan proses pendidikan. Biaya
pendidikan juga dapat dikatakan sebagai biaya yang secara
langsung menyentuh aspek dan proses pendidikan Biaya rutin
(recurrent cost). Biaya rutin merupakan biaya yang digunakan
untuk membiayai kegiatan operasional pendidikan selama satu
tahun anggaran. Biaya ini digunakan untuk menunjang pelaksanaan
program pengajaran, pembayaran gaji guru, personil sekolah,
administrasi kantor, pemeliharaan dan perawatan sarana dan
prasarana sekolah.
b. Biaya tidak langsung (indirect cost)
Biaya tidak langsung merupakan biaya yang pada umumnya, biaya
pengeluaran yang tidak secara langsung menunjang proses
pendidikan yang terjadi di sekolah. Biaya tidak langsung memiliki
beberapa jenis antara lain: a. Biaya Pribadi (private cost), adalah
biaya yang dikeluarkan keluarga untuk membiayai sekolah
anaknya. b. Biaya masyarakat (social cost), adalah biaya yang
dikeluarkan oleh masyarakat untuk membiayai sekolah (di
dalamnya termasuk biaya pribadi).
c. Semua bentuk pengeluaran dalam bentuk uang, baik langsung
maupun tidak langsung yang dikeluarkan untuk biaya
pendidikan
d. Semua bentuk pengeluaran yang tidak dalam bentuk uang,
meskipun didalam-Nya terdapat nilai dalam bentuk uang, baik
langsung maupun tidak langsung yang dikeluarkan untuk
kegiatan pendidikan.
َ ب تَ َعا لَوْ ا اِ ٰلى َكلِ َم ٍة َس َوٓا ۢ ٍء بَ ْينَـنَا َوبَ ْينَ ُك ْم اَ اَّل نَـ ْعبُ َد ِااَّل هّٰللا َ َواَل نُ ْش ِر ۤ
ك بِ ٖه َشيْــئًا َّواَل ِ قُلْ ٰيـا َ ْه َل ْال ِك ٰت
َضنَا بَ ْعضًا اَرْ بَا بًا ِّم ْن ُدوْ ِن هّٰللا ِ ۗ فَا ِ ْن تَ َولَّوْ ا فَقُوْ لُوا ا ْشهَ ُدوْ ا بِا َ نَّا ُم ْسلِ ُموْ ن ُ يَتَّ ِخ َذ بَ ْع
7
kita persekutuan Dirinya dengan sesuatu pun atau tidak (pula)
sebagian dirinya kita membentuk kan sebagian dirinya yang lain
sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling serta ucapkanlah
untuk mereka: “Saksikanlah, maka kami menjadi umat-umat yang
berserah diri (untuk Allah)”.
ّ ٰ َواِ َذا قُ ْلتُ ْم فَا ْع ِدلُوْ ا َولَوْ َكا نَ َذا قُرْ ٰبى ۚ َوبِ َع ْه ِد هّٰللا ِ اَوْ فُوْ ا ٰۗ ذ لِ ُك ْم َو
ۚ َصٮ ُك ْم بِ ٖه لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ ن
َ ِولٓئ
ك هُ ُم ٰ ُۗ وا ِ َْو ْلتَ ُك ْن ِّم ْن ُك ْم اُ َّمةٌ يَّ ْد ُعوْ نَ اِلَى ْال َخي ِْر َويَأْ ُمرُوْ نَ بِا ْل َم ْعرُو
َ ف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر
َْال ُم ْفلِحُوْ ن
) َواَل182( اس ْال ُم ْستَقِ ِيم ِ َ) َو ِزنُوا بِ ْالقِ ْسط181( َْال ُم ْخ ِس ِرين َأَوْ فُوا ْال َكي َْل َواَل تَ ُكونُوا ِمن
َ) َواتَّقُوا الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم َو ْال ِجبِلَّة183( َض ُم ْف ِس ِدين ِ ْتَ ْعثَوْ ا فِي اأْل َر اس أَ ْشيَا َءهُ ْم َواَل
َ َّتَبْخَ سُوا الن
)184( َاأْل َ َّولِين
ََواَ ْنفِقُوْ ا فِ ْي َسبِ ْي ِل هّٰللا ِ َواَل تُ ْلقُوْ ا بِا َ ْي ِد ْي ُك ْم اِلَى التَّ ْهلُ َك ِة ۛ َواَ حْ ِسنُوْ ا ۛ اِ َّن هّٰللا َ ي ُِحبُّ ْال ُمحْ ِسنِ ْين
Terjemahannya : “Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan
janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan
tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-
orang yang berbuat baik.”
8
C.Tafsir Ayat-Ayat Tentang Keuangan Dan Pembiayaan
4. Tafsir ayat Q.S Ali Imran Ayat 64
Tafsir QS. Ali Imran (3) : 64. Oleh Muhammad Quraisy Shihab: Katakan, wahai
Nabi, “Hai Ahlul al-Kitab, mari kita bersatu untuk kalimah sawa’ (titik temu)
yang selalu kita ingat bersama-sama. Yaitu, maka masing-masing kita hanya
menyembah untuk allah, tidak mengakui atau sekutu bagi-Nya, atau tidak tunduk
atau taat untuk pihak lain demi menghalalkan atau mengharamkan sesuatu dengan
meninggalkan hukum allah yang pernah ditetapkan.
Tafsir Muyassar: Ucapkanlah wahai Rasul untuk Ahli Kitab dari kalangan umat-
umat Yahudi atau Nasrani, “Marilah kita semuanya bersatu untuk ucapan yang
jujur lagi haq, yaitu hendaknya kita mengkhususkan ibadah hanya untuk-Nya atau
tidak mengangkat sekutu apapun bersama-Nya, baik berupa patung, berhala, salib,
thaghut atau selainnya, atau hendaknya sebagian dirinya dari kita tidak
memberikan ketaatan untuk sebagian dirinya yang lain selain Allah.”
Tafsir Jalalin: (Ucapkanlah, “Hai Ahli Kitab!) yakni Yahudi atau Nasrani
(Marilah kita menuju suatu ucapan yang sama) mashdar dengan penjelasan sifat,
terjemahannya yang serupa (di antara kami atau dirimu) yakni (maka kita tidak
menyembah kecuali Allah atau tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun
juga atau maka sebagian dirinya kita tidak mengambil lainnya sebagai Tuhan
selain daripada allah) sebagaimana halnya dirimu mengambil para rahib atau
pendeta.
Tafsir Ibnu Katsir : “Ucapkanlah: ‘Hai ahli Kitab, Marilah (bersatu) untuk suatu
ucapan (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami atau dirimu, maka
tidak kita sembah kecuali Allah atau tidak kita persekutukan Dirinya dengan
sesuatu pun atau tidak (pula) sebagian dirinya kita membentuk kan sebagian
dirinya yang lain sebagai tuhan selain Allah’.
Hadits Shahih Yang Berhubungan Dengan Surah Ali Imran (3) surah 64: Atau
Pernah menceritakan untuk kami Abu Bakar bin Abu Syaibah pernah
menceritakan untuk kami Abu Khalid Al Ahmar dari Utsman bin Hakim dari Said
bin Yasar dari Ibnu Abbas Katanya, Melalui dua raka’at fajarnya, Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam membaca Ucapkanlah, kami beriman untuk Allah
atau apa yang diturunkan untuk kami.
Berdasarkan surah tersebut didapatkan konsep tauhid maka pelaksanaan hukum
ekonomi Islam merupakan ibadah. Dengan sedemikian dirinya, bagi seumat
muslim yang bekerja menyusun anggaran, serta tidak lain sebab beribadah atau
memenuhi aturan atau ketetapan Allah, sehingga anggaran yang disusun akan
transparan, akuntabel, disiplin atau dapat dipertanggungjawabkan.
5. Tafsir QS. Al An’am Ayat 152
Tafsir Al-Mishbah: Tidak menggunakan sebagian dirinya barang harta anak
yatim kecuali dengan cara terbaik yang dapat menjamin atau mengembangkannya,
sampai dirinya mencapai usia dewasa atau mampu mengatur sendiri
9
Pendanaannya dengan baik. Saat itu, serahkan sebagian dirinya barang harta itu
untuknya.
Tafsir Muyassar: Atau sempurnakanlah timbangan atau takaran dengan jujur
sebab itu merupakan kesempurnaan menjaga amanah. Jika dirinya pernah
sungguh-sungguh melaksanakan itu, tidak ada dosa atas dirinya apabila ternyata
ada kekurangan (tanpa sepengetahuan dirinya).
Tafsir Jalalain: (Atau tidaklah dirimu dekati sebagian dirinya barang harta anak
yatim kecuali dengan cara) dengan sikap yang (lebih baik) yaitu cara yang di
melaluinya mengandung kemaslahatan/manfaat bagi anak yatim hingga dirinya
dewasa) seumpamanya dirinya sudah balig
6. Tafsir Q.S Ali Imran Ayat 104
Tafsir QS. Ali Imran (3) : 104: Oleh Muhammad Quraish Shihab: Jalan
terbaik untuk bersatu melalui kebenaran di bawah naungan Alquran atau
Rasul-Nya, menjadi dengan membentuk umat yang menyerukan segala bentuk
kebaikan dunia atau akhirat, menyerukan kewajiban mendorong manusia
dirinya pada kebaikan bersama atau mencegah kejahatan (amar makruf).
Tafsir Jalalain: (Hendaklah ada di antara dirimu satu golongan yang menyeru
untuk kebaikan) ajaran Islam (atau menyuruh untuk yang makruf atau
melarang dari yang mungkar.
Tafsir Ibnu Katsir: Allah subhanahu wa ta’ala berfirman hendaklah ada dari
dirinya sejumlah umat yang bertugas untuk menegakkan aturan Allah, yaitu
dengan menyeru umat-umat untuk berbuat kebaikan atau melarang perbuatan
yang mungkar, mereka menjadi golongan umat-umat yang beruntung.
Hadis disejarahkan oleh Ibnu Murdawaih. Penjelasan yang dimaksud dari
surah ini menjadi hendaklah ada segolongan umat dari kalangan umat ini yang
bertugas untuk mengemban urusan tersebut, sekalipun urusan tersebut
memang diwajibkan pula atas setiap individu dari umat ini.
Hadits Shahih Yang Berhubungan Dengan QS. Ali Imran ayat 104 menjadi
“Jika di antara dirimu melihat kemungkaran serta ubahlah dengan tanganmu,
atau jika dirimu tidak cukup kuat untuk melaksanakannya, serta gunakanlah
lisan, namun jika dirimu masih tidak cukup kuat, serta ingarilah dengan
hatimu sebab itu menjadi selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim)
Berdasarkan surah ini Konsep Amar Makruf Nahi Munkar dapat dijadikan
konsep yang memposisikan anggaran sebagai pedoman kerja, sehingga bagi
yang melaksanakan penyimpangan (kemungkaran) dapat diberi sanksi, atau
yang berprestasi diberi reward.
7. Tafsir QS. Asy- Syu’ara Ayat 181-184
Melalui Tafsir Al-Mishbah maka Syu’ayb memerintahkan penduduk Aykah
untuk memberikan timbangan yang jujur secara jujur, aturan ini didasarkan
sebab mereka memiliki kebiasaan yang merugikan umat lain dengan
berperilaku tidak jujur. Syu’ayb juga memerintahkan, “Timbanglah dengan
sempurna dengan benar, tidaklah mengurangi hak umat lain. Sehingga semua
umat dapat mendapatkan haknya secara benar atau jujur.
Melalui Tafsir Muyassar menjelaskan maka Syua’aib mengungkapkan untuk
mereka yang selalu tidak jujur dengan mengurangi timbangan, berikanlah
10
takaran sepenuhnya atau tidaklah mencurangi hak umat lain. Timbanglah
dengan takaran yang lurus, tidaklah dirinya membentuk umat-umat yang
selalu mengurangi hak milik umat lain. Tidaklah dirinya berbuat kerusakan
dibumi dengan pembunuhan, kejahatan, kesyirikan atau melaksanakan
kemaksiatan.
Melalui Tafsir Al-Wajiz oleh Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili
menjelaskan maka beserta kesyirikan yang mereka lakukan, mereka juga
mencurangi takaran atau timbangan. Dengan sedemikian dirinya dikatakan
oleh syu’aib untuk mereka, ”jalankanlah takaran,” maksudnya, sempurnakan
atau lengkapilah dirinya, “atau tidaklah dirimu termasuk umat-umat yang
merugikan,” yaitu umat-umat yang mengurangi sebagian dirinya barang harta
umat lain atau merampasnya dengan mencurangi takaran atau timbangan.
Timbanganlah dengan lurus, maksudnya, dengan timbangan yang tidak miring
yaitu jujur. “atau bertakwalah untuk Allah yang pernah menciptakan dirimu
atau umat-umat yang dahulu,” maksudnya, manusia-manusia terdahulu.
Sebagaimana Dirinya sendiri menciptakan dirinya atau menciptakan umat-
umat sebelum dirinya, tanpa ada sekutu bagi-Nya melalui hal ini, Serta dari itu
esakanlah Dirinya dengan ibadah atau tauhid.
Kejujuran melalui mengukur tersebut terkait dengan pengukuran pada
kekayaan, modal pendapatan, pembiayaan atau lain-lain, sehingga seumat
Akuntan memiliki tugas untuk mengukur kekayaan secara benar atau jujur.
Akuntan akan bertanggung jawab menyusun atau menyajikan sebuah laporan
Pendanaan dari bukti-bukti yang ada melalui sebuah organisasi yang
dijalankan oleh sebuah manajemen yang ditunjuk sebelumnya. Melalui
melaksanakan pemeriksaan atas laporan beserta bukti-buktinya dibutuhkan
yang Akuntan Independen.
8. Tafsir Q.S Al-Baqarah Ayat 195
Tafsir Qur’an Surat Al-Baqarah Surah 195 menjelaskan Wahai dirinya umat-
umat mukmin, infakkanlah sebagian dirinya barang harta dirinya untuk
berjihad atau membela agama Allah. Atau tidaklah dirinya menjerumuskan
dirinya ke tempat kebinasaan dengan tidak berjihad dijalan Allah atau
meninggalkan infak. Atau lakukanlah kebaikan dengan berinfak atau
jadikanlah amal shalih seutuhnya murni untuk berharap ridho Allah,
sesungguhnya Allah menyukai umat-umat yang berbuat baik dengan ikhlas.
Melalui Tafsir Al-Mishbah: sesungguhnya berjihad juga dapat dilakukan
atau disalurkan dengan pengorbanan sebagian dirinya barang harta. Serta
berinfaklah dirinya untuk menyiapkan peperangan, sebab memerangi mereka
itu merupakan perang di jalan Allah. Tidaklah dirinya berpangku tangan atau
sedekahkanlah sebagian dirinya barang harta dirinya untuk peperangan itu.
Melalui Tafsir Jalalain: Belanjakanlah sebagian dirinya barang hartamu di
jalan allah yang terjemahannya dengan menaatinya seperti melalui berjihad
untuk memperkuat peperangan. Berbuat baiklah dirinya dengan mengeluarkan
nafkah atau lain-lainnya untuk mendapatkan pahala, sesungguhnya Allah
mengasihi umat-umat yang berbuat kebaikan.
Sebab diturunkannya surah Al-Baqarah (2) surah 195: Melalui at-Tirmidzi
menjelaskan maka kaum Anshar saling berbisik dengan sesamanya: “Sebagian
11
dirinya barang harta kita pernah habis, atau Allah pernah menjayakan Islam.
Bagaimana kaum kita membangun atau memperbaiki ekonomi kembali?” lalu
turunlah surah ini sebagai teguran bagi kaum Anshar untuk tidak terjerumus
ke tahlukah. Diketahui maka mereka terkenal gemar bersedekah sebagian
dirinya barang harta sebanyak-banyaknya, namun pada musim kelaparan
kaum Anshar tidak lagi mengeluarkan sedekah sebagian dirinya barang harta
mereka. Serta turunlah surah ini (al-Baqarah: 195).Dengan sedemikian dirinya
maka wakaf sebagai sumber dari Pendanaan pendidikan yang modalnya tetap
atau terus menerus sehingga lebih bernilai.
12
Penggunaan anggaran dan keuangan, baik dari sumber pemerintah maupun masyarakat perlu
didasarkan pada prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan, antara lain:
1. Efisiensi dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan.
2. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan.
3. Terbuka dan transparan, dalam pengertian dari dan untuk apa keuangan lembaga
tersebut perlu dicatat dan dipertanggungjawabkan disertai bukti penggunaannya.
4. Menggunakan kemampuan/hasil produksi dalam negeri sejauh hal ini dimungkinkan.
Maksud dari pengertian tersebut mengisyaratkan tidak semua pengeluaran dapat dianggap
biaya. Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi supaya pengeluaran dapat disebut
biaya, diantaranya:
A) Bahwa pengeluaran itu tak dapat dihindarkan.
B) Bahwa pengeluaran itu dapat diduga sebelumnya.
C) Bahwa pengeluaran itu secara kuantitatif dapat dihitung.
D) Bahwa pengeluaran itu inheren pada hasil.
Menurut Soepadjo Adikusumo yang dikutip oleh Moch. Idochi Anwar, menghitung biaya
secara tepat, sebenarnya telah dilakukan kontrol atau pengawasan terhadap pendidikan
sendiri. Semua pengeluaran yang tidak memenuhi kriteria dianggap sebagai wastags atau
pemborosan. Menurut Rietveld yang dikutip oleh Moch. Idochi Anwar, berkesimpulan bahwa
dengan menghitung biaya secara tepat dan benar, secara internal merupakan alat pengawas
efisiensi. Perhitungan yang tidak tepat dan benar dalam menetapkan biaya akan menyulitkan
dalam menentukan beberapa laba atau Benefit yang diterima dan juga menyulitkan dalam
menentukan efisiennya.
Sumber keuangan atau pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi tiga sumber, yaitu:
1. Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah, maupun keduanya, bersifat umum dan
khusus serta diperuntukkan bagi kepentingan kependidikan.
2. Orang tua atau peserta didik.
3. Masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.
Sementara itu, dilihat dari segi penggunaan, sumber dana dapat dibagi menjadi dua :
1. Anggaran untuk kegiatan rutin, yaitu gaji dan biaya operasional sehari-hari di sekolah.
2. Anggaran untuk pengembangan sekolah.
Pelaksanaan manajemen keuangan di sekolah terdapat beberapa langkah, yaitu
perencanaan keuangan sekolah,
pelaksanaan keuangan Sekolah, dan
evaluasi serta pertanggungjawaban pelaporan keuangan sekolah.
13
..
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen keuangan adalah proses pengambilan keputusan tentang aset pembiayaan
dari aset tersebut dan pendistribusian dari aset tersebut pendistribusian dari seluruh Cash fow
yang potensial yang dihasilkan dari aset tadi. Manajemen Pendanaan merupakan aktivitas
mengatur yang berhubungan atau Pendanaan, atau mengelolanya secara menyeluruh sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Manajemen terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan atau tahap penilaian dirinya. Semua tahapan manajemen
Pendanaan disebut dengan Budgeting, Akunting atau Auditing. melalui pandangan melalui
Islam maka untuk Pendanaan pendidikan pada seluruh tingkatan seluruhnya disediakan
secara gratis oleh negara sebab merupakan tanggung jawab negara. Terkait dengan gaji
pendidik/guru, infrastruktur serta sarana atau prasarana pendidikan atau seluruh Pendanaan
pendidikan sepenuhnya membentuk tanggungan atau kewajiban negara.
14
Manajemen Pendanaan atau Pembiayaan bertujuan untuk memperoleh, mencari peluang,
mengatur seluruh sumber-sumber Pendanaan/Pembiayaan pada kegiatan sekolah, atau
mengelola supaya bisa menggunakan atau secara efektif dan tidak melanggar aturan, atau
membuat laporan Pendanaan secara transparan atau akuntabel.
B. Saran
Dalam makalah yang kami buat apabila nantinya terdapat kesalahan mungkin karena
kekeliruan dan keteledoran kami dalam membuatnya, kami selaku pemakalah memohon maaf
yang sebesar- besarnya. Karena, kami bukanlah makhluk yang sempurna dan yang sempurna
hanya Allah Swt. Maka dari itu kami menghimbau kepada teman-teman mahasiswa/(i) untuk
turut berpartisipasi dalam memberikan keritik, saran, dan masukan yang membangun buat
kami kedepannya nanti, semoga makalah yang kami buat bisa memberikan manfaat buat kita
semua.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Karim
Al Mahalli, Imam Jalaluddin, 2008. Tafsir Jalalain. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Ahmad, Munir, Manajemen Pembiayaan Pendidikan dalam Perspektif Islam. Jurnal At-
Ta‟dib, Vol. 8, No. 2, Desember 2013.
Dr. Rahmat Hidayat, MA, Dr. H. Candra Wijaya, M.Pd. Ayat-Ayat Al-qur’an tentang
manajemen pendidikan islam. Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia, JL.
Seser komplek citra mulia Residence Blok D. 14 Medan.
Ali Hasan Al-Aridh, 1994. Sejarah Metodologi Tafsir, Jakarta: PT. Raja Grapindo persada.
15
Abdul Al-Hayy Al-Farmawiy, 1977. Al-Bidayah fi al-Tafsir al-Maudhu’, Kairo:
Al-‘Arabiyah.
Ramayulis, 2008. Manajemen Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Muldirinya.
Rohimin, 2007. Metodologi Ilmu Tafsir atau Aplikasi Model Penafsiran, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
http://realitaspendidikan.blogspot.com/2017/12/tafsir-ayat-al-quran-tentang-
manajemen.html?m=1
http://drarifinwordpress. Com/ 2010/ 07/ 15/ konsep- perencanaan-pendekatan- dan- model-
perencanaan- pendidikan/
http://etheses.uin-malang.ac.id/12161/
https://123dok.com/document/yjr3372z-tafsir-keuangan-pembiayaan-manajemen-pendidikan-
universites-negeri-sumatera.html
16