Disusun oleh:
Kelompok 4
SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-nya yang tak
terhitung. Kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan harapan dapat bermanfaat
untuk menambah ilmu dan wawasan terhadap ilmu pengetahuan. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya,
serta orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya ajarannya dengan baik.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Ayat-Ayat
Manajemen. Adapun tema makalah ini adalah tentang “Tafsir Ayat-Ayat tentang
Motivasi Kerja”. Jadi makalah ini telah kami susun dengan maksimal sesuai referensi
yang kami dapatkan sehingga dapat membantu kita untuk memahami isi dari makalah
ini dengan sebaik-baiknya.
Tentunya kami berharap isi makalah ini tidak meninggalkan celah, berupa
kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa kekurangan yang
tidak disadari oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar kami bisa melakukan perbaikan di masa mendatang. Akhir kata,
penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
I. Latar Belakang.........................................................................................1
II. Rumusan Masalah....................................................................................1
III. Tujuan Masalah........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
I. Kesimpulan..............................................................................................27
II. Saran.........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Motivasi menyangkut soal perilaku manusia dan merupakan elemen vital
pada manajemen termasuk dalam sebuah organisasi maupun lembaga pendidikan.
Motivasi dapat diartikan sebagai usaha agar seseorang dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan semangat karena ia ingin melaksanakannya.
Kinerja seseorang sangat dipengaruhi oleh motivasi dalam melakukan
pekerjaannya. Seorang yang termotivasi akan mampu melaksanakan segala tugas
dan tanggung jawab dengan baik, tanpa harus diawasi oleh atasannya. Seseorang
yang memiliki motivasi yang tinggi, akan melaksanakan pekerjaannya dengan
semaksimal mungkin.
Motivasi di mulai dengan komitmen dengan niat ikhlas. Imbalan atas
pekerjaan yang sepadan dengan niat. Setiap bekerja tanpa niat tidak diakui, karna
setiap pekerjaan yang dikatakan amal soleh adalah amalan yang mempunyai niat
yang tulus ikhlas. Dan kepuasan kerja yang tinggi sangat berhubungan langsung
dengan motivasi tinggi pula. Pekerja termotivasi bahwa bekerja adalah ibadah dan
Allah mengamati semua yang mereka lakukan sehingga mereka berusaha untuk
mencapai keunggulan, dan mencurahkan waktu dan energi untuk bekerja sebaik
mungkin.
Kemudian penulis membahas pada makalah ini tidak hanya menjelaskan
motivasi kerja pada pandangan umum (menurut para ahli), dan juga dijelaskan
dengan pandangan Islam lewat ayat-ayat yang terkandung didalam Alquran.
II. Rumusan Masalah
1. Jelaskan konsep dasar motivasi kerja?
2. Bagaimana implementasi motivasi kerja dalam dunia pendidikan?
III. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui konsep dasar motivasi kerja.
2. Untuk mengetahui bagaimana implementasi motivasi kerja dalam dunia
pendidikan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Adapun motivasi kerja adalah sesuatu yang Menimbulkan semangat atau
dorongan dan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi sebagai
pendorong semangat kerja8. Menurut As’ad, motivasi kerja ialah sesuatu yang
menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Motivasi kerja adalah sesuatu
yang menimbulkan semangat atau Dorongan, dimana kuat lemahnya motivasi
tersebut ikut menentukan tinggi rendahnya prestasi kinerjanya9.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud motivasi kerja ialah sesuatu yang dapat menimbulkan semangat atau
dorongan bekerja pada seseorang atau kelompok terhadap pekerjaannya untuk
mencapai tujuan, baik dorongan yang berasal dari dalam maupun luar diri
seseorang.
Alqur‟an menjelaskan bahwa dorongan dan segala sesuatu yang indah
dimuka bumi ini diciptakan oleh Allah SWT dapat dijadikan motivasi untuk diri
kita, misalnya dihadirkannya orang yang kita cintai di muka bumi ini membuat
kita semangat berjuang untuk meningkatkan kinerja kita dan membuat kita
semakin termotivasi dalam bekerja. Sebagaimana firman Allah dalam surah At-
taubah ayat 111, yang berbunyi:
۞ َيل ٱهَّلل ِ فَيَ ْقتُلُون ِ ِإِ َّن ٱهَّلل َ ٱ ْشتَ َر ٰى ِمنَ ْٱل ُم ْؤ ِمنِينَ أَنفُ َسهُ ْم َوأَ ْم ٰ َولَهُم بِأ َ َّن لَهُ ُم ْٱل َجنَّةَ ۚ يُ ٰقَتِلُونَ فِى َسب
۟ َويُ ْقتَلُونَ ۖ َو ْعدًا َعلَ ْي ِه َحقًّا فِى ٱلتَّوْ َر ٰى ِة َوٱإْل ن ِجي ِل َو ْٱلقُرْ َءان ۚ َوم ْن أَوْ فَ ٰى ب َع ْه ِد ِهۦ ِمنَ ٱهَّلل ِ ۚ فَٱ ْستَ ْب ِشر
ُوا بِبَ ْي ِع ُك ُم ٱلَّ ِذى ِ َ ِ ِ
َ ِبَايَ ْعتُم بِ ِهۦ ۚ َو ٰ َذل
ك هُ َو ْٱلفَوْ ُز ْٱل َع ِظي ُم
Artinya:
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta
mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan
Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang
benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih
menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual
beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”
Asbabun Nuzul:
8
Pandji Anoraga, Psikologi Kerja, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 35
9
Kenneth N. Wexley, dan Gary A. Yukl, Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Penerj. Muh.
Shobaruddin. Cet. II. (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h. 83
3
Ayat ini turun mengenai baiat Aqabah Al-Kubra pada tahun ke-13
kenabian. Tahun itu, sekelompok kaum Anshar datang dengan jundah yang
lebih banyak dari sebelumnya, yaitu 70 orang berbaiat kepada Rasulullah
Shalallahu „alaihi wasallam untuk selalu membela dan berkoban baginya.
Tafsir:
Jalalain: (Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin
diri dan harta mereka) lantaran mereka menginfakkannya di jalan ketaatan
kepada-Nya, seperti untuk berjuang di jalan-Nya (dengan memberikan surga
untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah lalu mereka membunuh atau
dibunuh) ayat ini merupakan kalimat baru yang menjadi penafsir bagi makna
yang terkandung di dalam lafal fa yuqtaluuna wa yaqtuluuna, artinya sebagian
dari mereka ada yang gugur dan sebagian yang lain meneruskan
pertempurannya (sebagai janji yang benar) lafal wa`dan dan haqqan keduanya
berbentuk mashdar yang dinashabkan fi`ilnya masing-masing yang tidak
disebutkan (di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur'an?) artinya tiada seorang pun
yang lebih menepati janjinya selain dari Allah. (Maka bergembiralah) dalam
ayat ini terkandung pengertian iltifat/perpindahan pembicaraan dari gaib kepada
mukhathab/dari orang ketiga kepada orang kedua (dengan jual-beli yang telah
kalian lakukan itu dan yang demikian itu) yaitu jual-beli itu (adalah
kemenangan yang besar) yang dapat mengantarkan kepada tujuan yang paling
didambakan.
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan
tafsir negeri Suriah 111. Setelah menerangkan aib orang-orang munafik, Allah
menjelaskan keutamaan jihad, yaitu mengganti jiwa dan harta dengan surga.
Sesungguhnya Allah memberi pahala para mujahid berupa surga. Mereka
terbunuh karena meninggikan kalimat dan agama Allah. Mereka membunuh
orang-orang kafir dalam perang atau mati syahid. Allah memberi mereka janji
yang benar dan pasti berupa surga dalam kitab-kitabNya yang telah diturunkan,
yaitu Taurat, Injil dan Al-Qur’an. Tidak ada yang lebih baik dalam berjanji dan
menepatinya selain Allah yang tidak pernah mengingkari janji. Maka
tampakkanlah rahasia-rahasiamu wahai para mujahid dengan perniagaan dan
4
ganti rugi ini. Sesungguhnya itu adalah penawaran yang menguntungkan.
Kemenangan surga tersebut adalah kemenangan agung yang tidak ada
bandingnya. Ayat ini turun ketika 70 orang berjanji kepada Rasulallah SAW di
tembok besar kedua untuk beribadah hanya kepada Allah dan meninggalkan
kesyirikan, dan Allah membalas mereka sebagai mana mereka mengorbankan
diri dan harta mereka. Dan bayarannya adalah surga. Mereka berkata:
“Keuntungan perniagaan tidak membuat kami jauh dan menyerah, maksudnya
kami tidak akan mengingkari janji dan tidak mengharapkan balasan dari janji
tersebut.”
Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI Setelah dijelaskan orang yang
mendirikan bangunan atas landasan kedurhakaan kepada Allah, maka
pembangunnya akan hancur bersama bangunannya tersebut, lalu Allah memberi
perumpamaan jual beli antara Allah dengan pejuang di jalan-Nya sebagaimana
tertera pada ayat berikut: sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang
mukmin, yakni menjanjikan secara pasti kepada mereka yang secara tulus
berjuang di jalan Allah, baik berupa diri, yakni jiwa maupun harta mereka,
maka dengan pasti Allah akan memberikan balasan surga untuk mereka.
Mereka berperang di jalan Allah dengan harta bahkan jiwa; sehingga mereka
mem-bunuh atau terbunuh. Masuknya mereka ke dalam surga adalah
merupakan janji yang benar dari Allah sebagaimana tertulis di dalam taurat,
injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain daripada
Allah' pasti tidak ada. Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu
lakukan itu, sehingga kamu mendapatkan surga, dan demikian itulah
kemenangan yang agung. Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat baik
karena melakukan dosa maupun tidak melakukan dosa, beribadah secara
berkesinambungan, memuji Allah sebagai rasa syukur, mengembara untuk
tujuan kebaikan, rukuk, sujud, yakni salat sebagai wujud tunduk dan patuh
kepada Allah, menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari yang mungkar dan
yang memelihara, yakni melaksanakan hukum-hukum Allah. Dan
gembirakanlah orang-orang yang beriman yang mempunyai sifat-sifat yang
sudah disebutkan.
5
Dapat disimpulkan bahwa ayat di atas menjelaskan semakin kita
meningkatkan kinerja kita sebaik dan semaksimal mungkin maka semakin
banyak balasan yang baik yang setimpal kita dapatkan dari apa yang telah kita
usahakan.
Diriwayatkan oleh Muhammad ibnu Ka‟b Al-Qurazi , ia berkata, dan
lain-lainnya mengatakan bahwa Abdullah ibnu Rawwahah r.a. pernah berkata
kepada Rasulullah Saw. dalam malam „Aqabah, “Berilah persyaratan bagi
Tuhanmu dan bagi dirimu sesuka hatimu.” Maka Rasulullah Saw. menjawab
melalui sabdanya: Aku memberikan syarat bagi Tuhanku, hendaklah kalian
menyembah-Nya dan janganlah kalian mempersekutukan Dia dengan sesuatu
pun. Dan aku memberikan syarat bagi diriku, hendaklah kalian membelaku
sebagaimana kalian membela diri dan harta benda kalian sendiri. Mereka (para
sahabat) bertanya, “Apakah yang akan kami peroleh jika kami mengerjakan hal
tersebut?” Rasulullah Saw. menjawab, “Surga.” Mereka berkata, “Jual beli yang
menguntungkan, kami tidak akan mundur dan tidak akan mengundurkan diri.”
Lalu turunlah firman-Nya: Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang
mukmin, diri. (At-Taubah: 111).
6
Tafsir QS Al-Jumu’ah: 10:
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia. Bila kalian
telah mendengar khutbah dan menunaikan shalat, maka bertebaranlah di muka
bumi dan carilah rizki Allah dengan usaha kalian, serta ingatlah Allah banyak-
banyak dalam segala keadaan kalian, semoga kalian meraih kebaikan dunia dan
akhirat.
An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Maka jika selesai kalian dari mengerjakan shalat wahai orang-orang yang
beriman; Bertebaranlah di muka bumi untuk berikhtiar dan berdagang, dan
carilah rezeki Allah dengan usaha dan amal, dan ingatlah Allah dengan banyak
berdzikir pada segala kondisi kalian dan janganlah perdaganganmu melalikan
dari dzikir kepada Allah, dan barangsiapa yang banyak mengingat Allah maka
dia adalah orang-orang yang beruntung, menang dengan kemenangan yang
besar.
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa,
M.Pd.I Perintah setelah larangan menunjukkan mubah, yakni silahkan
bertebaran lagi di bumi untuk mencari rezeki. Oleh karena kesibukan untuk
bekerja dan berdagang biasanya membuat lalai dari mengingat Allah, maka
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan untuk banyak mengingat-Nya.
Baik ketika berdiri, duduk maupun berbaring. Karena banyak berdzikr
merupakan sebab terbesar untuk beruntung.
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir
abad 14 H. Perintah untuk meninggalkan jual beli ini berlaku selama shalat
berlangsung, dan “apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di
muka bumi,” untuk mencari rizki dan berbagai perdagangan. Karena sibuk
dengan berdagang merupakan penyebab orang melalaikan Allah. Allah
memerintahkan supaya banyak mengingatNya agar hal itu bisa dihindari seraya
berfirman, “Dan ingatlah Allah banyak-banyak,” maksudnya ketika kalian
berdiri, duduk, dan berbaring, “supaya kamu beruntung.” Karena banyak
mengingat Allah merupakan sebab keberuntungan terbesar.
Ayat di atas menjelaskan apabila seseorang sudah menghadiri panggilan
adzan Jumat dan selesai menunaikan shalatnya, maka silahkan bertebaran
7
kembali dimuka bumi untuk berdagang atau melakukan aktivitas lain yang
membawa maslahat bagi kehidupanmu, dan silahkan juga mencari pemberian
Allah dan nikmat Pemberi nikmat (al-mun‟im) dan Yang Maha Pemberi yang
tidak pernah menyia-nyiakan prestasi dan profesi seseorang, dan Dzat yang
tidak pernah mengecewakan (menghilangkan harapan) orang yang meminta
kepada-Nya.
Disaat seseorang berdagang atau berbisnis, sebaiknya tetap berdzikir
kepada Allah dengan dzikir yang sangat banyak. Intinya jangan sampai urusan
duniawi (termasuk bisnis dan semua aktivitas yang bermotifkan ekonomi), itu
menyebabkan kamu (manusia) lupa dari hal-hal yang memberikan manfaat buat
kehidupan diakhirat kelak10.
Setiap manusia yang ada di bumi ini harus memiliki dorongan untuk
lebih baik lagi dalam dirinya, hal tersebut di karenakan Allah SWT hanya
memberi karunia, rahmat, serta rizkinya kepada orang-orang yang memiliki
semangat serta motivasi yang kuat dalam dirinya. Oleh karena itu sudah saatnya
para pekerja bekerja dengan motivasi yang dapat memberikan kepribadian yang
baik dan dibenarkan oleh islam yang harus memenuhi cirri-ciri sebagai
berikut11:
a. Niat baik dan benar (mengharap ridho Allah SWT)
Sebelum seseorang bekerja, harus mengetahui apa niat dan motivasi
dalam bekerja, niat inilah yang akan menentukan arah pekerjaan. Jika niat
bekerja hanya untuk mendapatkan gaji, maka hanya itulah yang akan
didapat. Tetapi jika niat bekerja sekaligus untuk menambah simpanan
akhirat, mendapat harta halal, serta menafkahi keluarga, tentu akan
mendapatkan sebagaimana yang diniatkan.
b. Taqwa dalam bekerja
Taqwa di sini terdapat dua pengertian. Pertama, taat melaksanakan
perintah dan menjauhi segala bentuk larangan-Nya. Kedua, sikap tanggung
jawab seseorang muslim terhadap keimanan yang telah diyakini dan
10
Muhammad Amin Suma, Tafsir Ayat Ekonomi (Teks, Terjemah, Dan Tafsir), Jakarta : Amzah : 2013,
h. 72
11
Akh. Muwafik Saleh, Bekerja dengan Hati Nurani, (Erlangga, 2009), h. 65
8
diikrarkannya. Orang yang bertaqwa dalam bekerja adalah orang yang
mampu bertanggung jawab terhadap segala tugas yang diamanahkan.
Allah SWT menjamin balasan kepada orang-orang yang bertaqwa
dalam kehidupan ini, termasuk dalam bekerja. Firman Allah SWT dalam
QS. At-Talaq/65: 2
ٰ
ِ َّٱل َّش ٰهَ َدةَ هَّلِل ِ ۚ َذلِ ُك ْم يُو َعظُ بِ ِهۦ َمن َكانَ ي ُْؤ ِمنُ بِٱهَّلل ِ َو ْٱليَوْ ِم ٱلْ َءا ِخ ِر ۚ َو َمن يَت
ق ٱهَّلل َ يَجْ َعل لَّ ۥهُ َم ْخ َرجًا
Artinya:
“Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah
mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan
hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah
diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan
hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
Mengadakan baginya jalan keluar”.
9
Tafsir Quraish Shihab. Apabila mereka telah mendekati akhir
masa idahnya, rujukilah mereka dengan perlakuan yang baik atau lepaskan
dengan tidak menyakiti. Persaksikanlah rujuk tersebut dengan dua orang
saksi yang adil dari kalian. Tegakkanlah kesaksian itu secara benar dan tulus
karena Allah. Perintah yang disampaikan kepada kalian itu adalah nasihat
bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Barangsiapa bertakwa
kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya, akan diberi jalan keluar dari segala macam kesulitan.
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah
pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil
Haram) 2. Jika mereka telah mendekati masa berakhirnya iddah mereka
maka rujuklah mereka demi cinta dan hubungan yang baik, atau biarkan
kalian tidak merujuk mereka hingga iddah mereka berakhir lalu mereka
berkuasa atas diri mereka dengan kalian berikan kepada mereka hak-hak
mereka. Jika kalian hendak merujuk mereka atau berpisah dengan mereka
maka persaksikan dua saksi yang adil dari kalian sebagai upaya mencegah
pertikaian. Dan bersaksilah -wahai para saksi- dengan kesaksian untuk
mencari rida Allah. Hukum-hukum tersebut untuk mengingatkan orang yang
beriman kepada Allah dan beriman kepada hari Kiamat, karena dia adalah
orang yang bisa mendapatkan manfaat dari peringatan dan nasihat.
Barangsiapa bertakwa kepada Allah dengan menjalankan segala perintah-
Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, niscaya Allah memberikan baginya
jalan keluar dari segala kesempitan dan kesusahan yang terjadi padanya.
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar
fiqih dan tafsir negeri Suriah 2. Jika mereka telah mendekati akhir masa
iddah, maka ruju’ilah mereka dengan baik tanpa menyakiti atau melepaskan
mereka sampai habis masa iddahnya. Penuhilah hak-hak mereka, Berhati-
hatilah jangan sampai menyakiti mereka jika ingin melakukan ruju’, seperti
melakukan ruju’ dengannya kemudian menalaknya lagi selama masa
iddahnya. Bersaksilah kalian (meliputi kalian semua) sebagai saksi yang
adil atas perkala talak dan ruju’ agar terhindar dari keragu-raguan dan
menghentikan perselisihan. Lakukanlah hal itu wahai para saksi dengan
10
ikhlas karena Allah tanpa berpihak (pada siapapun) atau tanpa menyimpang
dari kebenaran. Itulah hal-hal yang diperintahkan bagi orang yang beriman
kepada Allah dan hari akhir dalam perkara talak atau ruju’ dan kesaksian.
Karena itu adalah nasehat yang bermanfaat. Barangsiapa bertakwa kepada
Allah dengan melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-
laranganNya, maka dimudahkan urusan-urusannya. Ibnu Mardawiyah dan
Al-Khutaib dari Ibnu Abbas: “Sesungguhnya ayat ini diturunkan berkenaan
dengan anak Auf bin Malik yang ditawan musuh, kemudian kedua orang
tuanya memperbanyak bacaan hauqalah. Setelah itu, musuhnya
mengabaikannya, lalu dia menaiki kambingnya dan kembali pulang ke
ayahnya”
Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI Maka apabila mereka, para
istri yang dijatuhi talak telah mendekati akhir masa idahnya, maka rujuklah,
kembali kepada mereka dengan baik guna mempertahankan ikatan
perkawinan; atau lepaskanlah mereka, yakni terus menceraikannya dengan
baik dengan memperhatikan hak-hak anak. Dan persaksikanlah keputusan
kamu untuk menceraikannya dengan dua orang saksi yang adil di antara
kamu, yakni dua orang laki-laki atau satu orang laki-laki dan dua orang
perempuan; dan hendaklah kamu menegakkan kesaksian itu karena Allah
dengan jujur dan adil, serta dengan menaati hukum Allah. Demikianlah
pengajaran itu, perintah untuk mematuhi hukum Allah dengan tulus
diberikan kepada orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat di
antara hamba-hamba-Nya. Barang siapa bertakwa kepada Allah dalam
segala urusan; niscaya dia akan membukakan jalan keluar baginya dari
segala kesulitan. 3. Dan dia pun akan memberinya rezeki dari arah yang
tidak disangka-sangkanya dengan memberikan kebutuhan fisik maupun
kebutuhan ruhani. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah dalam segala
urusan, niscaya Allah cukup sebagai tempat mengadu bagi diri-Nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya dengan penuh hikmah bagi
manusia. Sungguh, Allah telah menjadikan segala sesuatu dengan kadarnya
sehingga setiap orang tidak akan menghadapi masalah di luar batas
kemampuannya.
11
Dari penjelasan di atas jika di kaitkan dengan ketaqwaan maka
akan di temui pada akhir ayat yaitu “Barang siapa bertaqwa kepada Allah
niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar”. Nah dari sini kita bisa
mengambil kesimpulan bahwa ketaqwaan dalam hidup ataupun bekerja
akan sangan bermanfaat bagi kita, apa lagi jikalau kita sering di hadapkan
dengan suatu masalah. Maka kuncinya adalah bertaqwa agar kita mendapat
jalan keluar dari masalah itu.
c. Ikhlas dalam Bekerja
Ikhlas adalah syarat kunci diterimanya amal perbuatan manusia
disisi Alla SWT. Suatu aktivitas atau kegiatan termasuk kerja jika dilakukan
dengan keikhlasan maka akan mendatangkan rahmat dari Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam QS Ali Imran/3: 29
ِ ُور ُك ْم أَوْ تُ ْبدُوهُ يَ ْعلَ ْمهُ ٱهَّلل ُ ۗ َويَ ْعلَ ُم َما فِى ٱل َّس ٰ َم ٰ َو
ت َو َما فِى ۟ ُقُلْ إن تُ ْخف
ِ صد ُ وا َما فِى ِ
ِ ْٱأْل َر
ض ۗ َوٱهَّلل ُ َعلَ ٰى ُك ِّل َش ْى ٍء قَ ِدي ٌر
Artinya:
Katakanlah: "Jika kamu Menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu
atau kamu melahirkannya, pasti Allah Mengetahui". Allah mengetahui
apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. dan Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu. 18
Tafsir Ayat:
Tafsir QS. Ali Imran (3) : 29. Oleh Kementrian Agama RI. Allah
mengetahui segala apa yang terkandung di dalam hati seorang Muslim
ketika ia mengadakan hubungan yang akrab dengan orang kafir. Apakah
karena mereka suka kepada orang kafir itu, atau itu dilakukan karena
maksud untuk menyelamatkan diri. Kalau seorang Muslim berbuat demikian
karena memang cenderung kepada kekufuran, tentu Allah akan menyiksa
mereka. Sedang kalau mereka melakukan itu untuk memelihara diri dan hati
mereka tetap dalam iman, Allah akan mengampuni mereka dan tidak akan
mengazab mereka atas pekerjaan yang tidak merusakkan agama dan umat.
12
Allah memberi balasan kepada mereka menurut ilmu-Nya sendiri yang
meliputi semua isi langit dan bumi. Pada akhir ayat ini Allah mengatakan
bahwa: "Allah Mahakuasa atas segala sesuatu". Sebab itu, janganlah kamu
kaum Muslimin berani mendurhakai-Nya dan janganlah mengadakan kerja
sama dengan musuh-musuh-Nya. Semua bentuk maksiat, baik yang
tersembunyi maupun yang tampak senantiasa diketahui Allah dan Dia
berkuasa memberi pembalasan atasnya.
Tafsir QS. Ali Imran (3) : 29. Oleh Muhammad Quraish Shihab:
Katakanlah, wahai Nabi, "Kalau kalian menyembunyikan apa yang ada
dalam hati atau kalian tampakkan dalam bentuk perbuatan dan perkataan,
niscaya tetap diketahui Allah. Dia mengetahui semua yang ada di langit dan
di bumi, baik yang tampak maupun yang tak tampak".
Tafsir Muyassar Oleh tim Mujamma’ Raja Fahd arahan Syaikh
al-Allamah Dr. Shalih bin Muhammad Alu asy-Syaikh: Katakanlah wahai
Nabi kepada orang-orang yang beriman, "Bila kalian menyembunyikan apa
yang terbetik didalam hati kalian berupa loyalitas kepada orang-orang kafir
dan dukungan kepada mereka, atau kalian menampakkan hal itu, tidak ada
sesuatu pun yang samar bagi Allah, karena ilmu-Nya mencakup apa yang
ada di langit dan di bumi, bagi-Nya kekuasaan sempurna atas segala
sesuatu."
Tafsir Ibnu Katsir Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Al-Bashri Ad-Dimasyqi: Allah subhanahu wa ta’ala memberitahukan
kepada hamba-hamba-Nya bahwa Dia mengetahui semua yang tersembunyi
dan semua yang tampak, dan bahwa tiada yang samar bagi Allah suatu hal
pun dari mereka, melainkan Dia mengetahuinya dan meliputi mereka dalam
semua keadaan, zaman, hari-hari, jam dan detik-detik mereka, serta
mengetahui semua yang ada di bumi dan di langit. Tidak ada sesuatu pun
yang tersembunyi bagi-Nya walau seberat zarrah, dan bahkan yang lebih
kecil lagi dari itu di semua kawasan bumi, laut, dan bukit-bukit. Dan Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu. Yakni kekuasaan-Nya langsung dan benar-
benar nyata atas semuanya. Di balik kalimat ini terkandung makna yang
memperingatkan kepada hamba-hamba-Nya agar takut kepada-Nya dan
13
selalu khawatir akan siksaan-Nya, supaya mereka tidak berani mengerjakan
apa-apa yang dilarang dan tidak disukai oleh-Nya. Karena sesungguhnya
Allah mengetahui semua perkara mereka, dan Dia Mahakuasa untuk
menyegerakan siksaan-Nya terhadap mereka. Jika Dia memberikan masa
tangguh kepada seseorang di antara mereka, maka sesungguhnya Dia
sengaja menangguhkan siksaan-Nya, kemudian pada saatnya Dia akan
menimpakan siksaan kepadanya dengan siksaan dari Tuhan Yang
Mahaperkasa lagi Mahakuasa.
Dalam penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ayat tersebut
memerintahkan untuk bekerja dengan hati yang ikhlas yaitu mengharap
ridho Alla. Karena sesunggunya Allah mengetahui apa yang tidak di ketahui
orang lain.
۟ ت ِّم ۢن بَ ْين يَ َد ْي ِه َو ِم ْن َخ ْلفِِۦه يَحْ فَظُونَهۥُ ِم ْن أَ ْمر ٱهَّلل ِ ۗ إ َّن ٱهَّلل َ اَل يُ َغيِّ ُر ما بقَوْ ٍم َحتَّ ٰى يُ َغيِّر
ُوا َما ٌ َلَ ۥهُ ُم َعقِّ ٰب
ِ َ ِ ِ ِ
بِأَنفُ ِس ِه ْم ۗ َوإِ َذٓا أَ َرا َد ٱهَّلل ُ بِقَوْ ٍم س ُٓو ًءا فَاَل َم َر َّد لَهۥُ ۚ َو َما لَهُم ِّمن دُونِ ِهۦ ِمن َوا ٍل
14
Artinya:
Tafsir Ayat:
15
Dikatakan pula bahwa mereka menjaga manusia dari ketetapan Allah
dengan perintah-Nya, dan apabila telah datang takdir Allah maka mereka
akan menyingkir. (إِ َّن هللاَ اَل يُ َغيِّ ُر َم··ا بِقَ··وْ ٍمSesungguhnya Allah tidak merubah
keadaan sesuatu kaum) Dari keadaan penuh nikmat dan kesehatan. ُوا ۟ َحتَّ ٰى يُ َغيِّر
( ۗ َما بِأَنفُ ِس ِه ْمsehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri) Dengan ketaatan kepada Allah. Maka Allah tidak mencabut
kenikmatan yang Allah berikan kepada hamba-Nya sampai seseorang itu
merubah kebaikan dan amal shalih mereka menjadi keburukan. َُوإِ َذآ أَ َرا َد هللا
(بِقَوْ ٍم س ُٓو ًءاDan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum)
Yakni kebinasaan dan siksaan. ُ (ۚ فَاَل َم··· َر َّد لَ ۥهmaka tak ada yang dapat
menolaknya) Maka tidak akan dapat ditolak.
16
Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI Tidak saja mengetahui
sesuatu yang tersembunyi di malam hari dan yang tampak di siang hari,
Allah, melalui malaikat-Nya, juga mengawasinya dengan cermat dan teliti.
Baginya, yakni bagi manusia, ada malaikat-malaikat yang selalu menjaga
dan mengawasi-Nya secara bergiliran, dari depan dan dari belakangnya.
Mereka menjaga dan mengawasinya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah yang mahakuasa tidak akan mengubah keadaan suatu kaum dari suatu
kondisi ke kondisi yang lain, sebelum mereka mengubah keadaan diri
menyangkut sikap mental dan pemikiranmereka sendiri.
17
terbukanya hati manusia terhadap hidayah Allah SWT. Sehingga orang
tersebut menjadi orang yang beriman dan kemudian dengan iman itulah ia
lahirkan tingkah laku keagaman.
2) Faktor Ekstrinsik yaitu faktor pendorong yang datang dari luar diri
seseorang Terutama dari organisasi tempatnya bekerja. Faktor ekstrinsik ini
mencakup:
a. Administrasi dan kebijakkan perusahaan. Tingkat kesesuaian yang
Dirasakan tenaga kerja terhadap semua kebijakkan dan peraturan yang
Berlaku dalam perusahaan.
b. Pengawasan. Tingkat kewajaran pengawasan dirasakan yang oleh tenaga
Kerja.
c. Gaji. Tingkat kewajaran gaji yang diterima sebagai imbalan terhadap
tugas Pekerjaan.
d. Hubungan antar pribadi. Tingkat kesesuaian yang dirasakan dalam
Berintraksi antar tenaga kerja lain.
e. Kondisi kerja. Tingkat kesesuaian kondisi kerja dengan proses
Pelaksanaan tugas pekerjaan-pekerjaannya.
18
f. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
g. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tuganya
h. Memperahankan kestabilan karyawan perusahaan
i. Meningkatkan kedisiplinan absensi karyawan
۟ َُوقُ ِل ٱ ْعمل
ِ وا فَ َسيَ َرى ٱهَّلل ُ َع َملَ ُك ْم َو َرسُولُهۥُ َو ْٱل ُم ْؤ ِمنُونَ ۖ َو َستُ َر ُّدونَ إِلَ ٰى ٰ َعلِ ِم ْٱل َغ ْي
ب َوٱل َّش ٰهَ َد ِة فَيُنَبِّئُ ُكم َ
َبِ َما ُكنتُ ْم تَ ْع َملُون
Artinya:
"Dan katakanlah, "bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberikan-Nya kepada kam apa yang telah kamu kerjakan."
Tafsir ayat:
19
kalian, lalu Dia akan memberitakan kepada kalian tentang apa yang dahulu
kalian kerjakan. Dalam ayat ini termuat peringatan dan ancaman bagi orang
yang tetap bertahan di atas kebatilan dan keangkuhannya.
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan
tafsir negeri Suriah 105. Wahai rasul, katakanlah kepada orang-orang yang
bertaubat: “Beramal baiklah dan ikhlaskanlah amal kalian kepada Allah, niscaya
Dia (Allah), rasulallah dan orang-orang mukmin akan melihat amal kalian
sebagai amal baik atau buruk, Dan setelah mati kalian akan dikembalikan
kepada Dzat yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang tampak. Lalu Dia
akan memberitahu kalian tentang amal kalian lalu membalas kalian atas amal
tersebut.”
20
mereka, jika mereka bertobat dengan sungguh-sungguh. Allah maha mengetahui
orang yang bertobat secara tulus, mahabijaksana dalam menetapkan
keputusannya.
Artinya:
Tafsir ayat:
21
"Sesungguhnya shalatku yang aku persembahkan untuk Tuhanku, ibadahku,
kebaikan yang aku lakukan dalam hidupku, dan kematian yang telah Allah
tetapkan bagiku, semua itu hanya aku persembahkan bagi Allah sebagai Tuhan
yang berhak disembah, Tuhan bagi seluruh makhluk, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Dengan ketauhidan yang sempurna ini, aku diperintahkan oleh Tuhanku, dan
aku adalah orang yang pertama kali dalam umat ini, yang tunduk kepada Allah.
22
niat dan murninya motivasi karena Allah SWT akan menjadikan urusan duniawi
menjadi ukhrowi, dan sebaliknya niat yang kotor dan motivasi ,yang buruk tidak
akan ada harganya di hadapan Allah SWT, apalagi orang yang tidak memiliki
motivasi maka Allah SWT tidak akan memberikan rahmat-Nya.
12
Sriwidodo, U., & Haryanto, A. B. Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Komunikasi
Dan Kesejahteraan Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan dalam Manajemen
Sumberdaya Manusia, Vol. 4 No. 1, 2010, hal. 47-57.
23
attention (perhatian), desire (hasrat), interest (minat), decision (keputusan),
action (tindakan) dan satisfaction (kepuasan).
Seorang pemimpin harus memberikan perhatian kepada
karyawan/pegawai tentang pentingnya tujuan dan suatu pelaksanaan kerja. Jika
minat karyawan/pegawai telah muncul, maka hasratnya akan menjadi kuat untuk
mengambil keputusan dan melakukan tindakan (bekerja) dalam mencapai tujuan
yang diharapkan. Dengan demikian, karyawan/pegawai akan bekerja dengan
motivasi yang tinggi dan merasa puas dengan hasil kerjanya.
Dalam dunia pendidikan guru memiliki peran yang sangat penting
dalam konteks proses pengembangan kualitas pendidikan di sekolah. Akan tetapi,
tidak jarang guru yang kemudian kurang memiliki semangat dalam mengajar dan
melaksanakan tugasnya dengan baik, yang secara otomatis akan berdampak pada
terhambatnya proses pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan. Jika berbicara
faktor penyebabnya, maka salah satu yang pasti adalah kurangnya motivasi kerja
guru.
Dalam hal ini kepala sekolah harus mengambil peran penting dengan
melakukan upaya peningkatan motivasi kerja guru, upaya tersebut dapat dilakukan
dengan cara13:
a. Memberikan pujian
Pujian berarti ucapan yang membuat orang yang mendengarnya merasa
tersanjung, sehingga dapat memberi semangat lebih kepada orang yang di puji.
b. Memberi penghargaan
Penghargaan merupakan sesuatu yang diberikan pada perorangan atau
kelompok jika mereka berhasil melakukan sebuah keunggulan atau kebanggan
di bidang tertentu.
c. Bonus
Bonus ialah pemberian tambahan di luar gaji kepada pegawai.
d. Fasilitas
Agar motivasi dan produktivitas kerja guru dapat meningkat maka salah satu
syaratnya ialah tersedianya suasana dan ruang kerja yang nyaman.
24
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Schwartz David, kepala
sekolah dapat meningkatkan motivasi guru dengan cara sebagai berikut14:
14
David J. Schwartz. Berpikir dan Berjiwa Besar, Terj F.X Budiyanto, (Jakarta:
Binarupa Aksara, 1996), hlm. 54.
15
A Rusdiana. (2016). Pengembangan Organisasi, hal. 195.
25
a. Mengenali dengan baik seluruh personel bawahannya
b. Menempatkan bawahan pada pekerjaan yang sesuai dengan minat, kemampuan,
keahlian serta kesenangannya
c. Tidak ada bawahan yang “dekat” atau “jauh” atau “anak emas”. Artinya semua
diperlakukan sama secara adil
d. Menerapkan strategi yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu Ing
Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Motivasi kerja ialah sesuatu yang dapat menimbulkan semangat atau
dorongan bekerja pada seseorang atau kelompok terhadap pekerjaannya untuk
16
V. Martyushev Nikita, S. Sinogina Elena, M. Sheremetyeva Ulyana,. Motivation System of Students
and Teaching Staff of Higher Educational Institutions for Research Work Accomplishment dalam
Procedia - Social and Behavioral Sciences,Vol. 166, 2015, hal.265-269. V. Martyushev Nikita, S.
Sinogina Elena, M. Sheremetyeva Ulyana,. Motivation System of Students and Teaching Staff of Higher
Educational Institutions for Research Work Accomplishment dalam Procedia - Social and Behavioral
Sciences,Vol. 166, 2015, hal.265-269.
26
mencapai tujuan, baik dorongan yang berasal dari dalam maupun luar diri
seseorang.
Motivasi kerja dalam islam ialah untuk mencari nafkah yang merupakan
bagian dari ibadah. Motivasi kerja dalam islam bukanlah untuk mengejar hidup
hedonis, bukan juga untuk status, apa lagi untuk mengejar kekayaan dengan segala
cara tapi untuk beribadah.
Terdapata dua faktor yang mempengaruhi motivasi kerja, antara lain:
1. Faktor instrinsik, Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang baik
itu berupa niat ataupun maksud tujuan yang ingin dicapai.
2. Faktor ekstrinsik, yaitu faktor yang berasal dari luar seperti dari karyawan
layin ataupun organisasi dan suatu lembaga tempat bekerja.
II. Saran
Demikian makalah ini di susun, penulis berharap semoga tulisan ini
dapat menambah wawasan untuk kita semua dan terima kasih atas antusias kepada
pembaca yang telah mencoba memahami isi makalah ini. Tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahan dari makalah ini. Kami berharap pembaca memberikan
saran dan kritik kepada kami demi sempurnanya makalah ini di kesempatan
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah Nabila, Maya Sari Dewi & Samsir Damanik. 2021. Tafsir Ayat-Ayat
Tentang Motivasi Kerja, Cybernetics: Journal Educational Research
and Social Studies, Vol. 2, No. 1, h. 73-87
Akh. Muwafik Saleh. 2009. Bekerja dengan Hati Nurani. Erlangga
27
Anisa Wahyuni, Elva Siti Fatimah, & Bambang Samsul Arifin. Motivasi Kerja
dalam Organisasi Pendidikan, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Ayok Ariyanto dan Sulistyrini. 2020, Konsep Motivasi Dasar dan Aplikasi
Dalam Pendidikan Islam, Al-Asasyya: Journal Basic Of Education,
Vol. 4
https://tafsirweb.com/
Malayu Hasibuan SP. 2003. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan
Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara
Rahmat Hidayat dan H. Candra Wijaya. 2020. Ayat-Ayat Al-Quran Tentang
Manajemen Pendidikan Islam. Medan: LPPPI
Tri Sukitman. 2018. Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan,
Jurnal Autentik, Vol. 2, No. 1
28