Anda di halaman 1dari 31

TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG MOTIVASI KERJA

Untuk memenuhi nilai mata kuliah Tafsir Ayat-Ayat Manajemen

Dosen Pengampu: Ahmad Mukhlasin M.Pd

Disusun oleh:

Kelompok 4

Casyariadi Vana Hafizah : 0307202096

Ezra Aisaura : 0307202042

M. Arif Pratama Manurung : 0307202082

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-nya yang tak
terhitung. Kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan harapan dapat bermanfaat
untuk menambah ilmu dan wawasan terhadap ilmu pengetahuan. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya,
serta orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya ajarannya dengan baik.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Ayat-Ayat
Manajemen. Adapun tema makalah ini adalah tentang “Tafsir Ayat-Ayat tentang
Motivasi Kerja”. Jadi makalah ini telah kami susun dengan maksimal sesuai referensi
yang kami dapatkan sehingga dapat membantu kita untuk memahami isi dari makalah
ini dengan sebaik-baiknya.

Kami juga ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yakni Ahmad


Mukhlasin M.Pd yang telah memberikan tugas ini sehingga kami lebih banyak belajar.
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga semua ini bisa
memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan kearah yang lebih
baik lagi.

Tentunya kami berharap isi makalah ini tidak meninggalkan celah, berupa
kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa kekurangan yang
tidak disadari oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar kami bisa melakukan perbaikan di masa mendatang. Akhir kata,
penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Silomlom, 15 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

I. Latar Belakang.........................................................................................1
II. Rumusan Masalah....................................................................................1
III. Tujuan Masalah........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2

I. Konsep Dasar Motivasi Kerja..................................................................2


II. Implementasi Motivasi Kerja Dunia Pendidikan.....................................23

BAB III PENUTUP..................................................................................................27

I. Kesimpulan..............................................................................................27
II. Saran.........................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................28

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Motivasi menyangkut soal perilaku manusia dan merupakan elemen vital
pada manajemen termasuk dalam sebuah organisasi maupun lembaga pendidikan.
Motivasi dapat diartikan sebagai usaha agar seseorang dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan semangat karena ia ingin melaksanakannya.
Kinerja seseorang sangat dipengaruhi oleh motivasi dalam melakukan
pekerjaannya. Seorang yang termotivasi akan mampu melaksanakan segala tugas
dan tanggung jawab dengan baik, tanpa harus diawasi oleh atasannya. Seseorang
yang memiliki motivasi yang tinggi, akan melaksanakan pekerjaannya dengan
semaksimal mungkin.
Motivasi di mulai dengan komitmen dengan niat ikhlas. Imbalan atas
pekerjaan yang sepadan dengan niat. Setiap bekerja tanpa niat tidak diakui, karna
setiap pekerjaan yang dikatakan amal soleh adalah amalan yang mempunyai niat
yang tulus ikhlas. Dan kepuasan kerja yang tinggi sangat berhubungan langsung
dengan motivasi tinggi pula. Pekerja termotivasi bahwa bekerja adalah ibadah dan
Allah mengamati semua yang mereka lakukan sehingga mereka berusaha untuk
mencapai keunggulan, dan mencurahkan waktu dan energi untuk bekerja sebaik
mungkin.
Kemudian penulis membahas pada makalah ini tidak hanya menjelaskan
motivasi kerja pada pandangan umum (menurut para ahli), dan juga dijelaskan
dengan pandangan Islam lewat ayat-ayat yang terkandung didalam Alquran.
II. Rumusan Masalah
1. Jelaskan konsep dasar motivasi kerja?
2. Bagaimana implementasi motivasi kerja dalam dunia pendidikan?
III. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui konsep dasar motivasi kerja.
2. Untuk mengetahui bagaimana implementasi motivasi kerja dalam dunia
pendidikan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

I. Konsep Dasar Motivasi Kerja


A. Pengertian Morivasi Kerja
Motivasi kerja terdiri dari dua kata yaitu motivasi dan kerja. Motivasi
ialah pemberian daya penggerak yang menciptakan kinerja seseorang agar
lebih baik lagi. Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti dorongan
atau menggerakkan1. Menurut Hasibuan, motivasi berasal dari kata dasar motif,
yang berarti suatu perangsang, keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja
seseorang, atau segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak
melakukan sesuatu2. Sartain dalam Purwanto mengungkapkan bahwa motif
ialah suatu pernyataan yang kompleks dalam suatu organisme yang
mengarahkan tingkah laku atau perbuatan kepada suatu tujuan atau
perangsang3.
Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia motivasi merupakan
dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau usaha-usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu bergerak melakukan
sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat
kepuasan atas perbuatannya4.
Kerja menurut Fattah merupakan kegiatan dalam melakukan sesuatu5.
Kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan suatu
pekerjaan6. Adapun bekerja menurut Djaali suatu bentuk aktivitas yang
bertujuan untuk mendapatkan kepuasan7.
1
Sudarwan Danim dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan:
Visi dan Strategi Sukses Era Teknologi, Situasi Krisis, dan Internasionalisasi Pendidikan,( Jakarta:
Rineka Cipta, 2009), h. 30
2
Malayu Hasibuan SP., Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2003), h. 95
3
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Cet. Ke-14, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998),
h.60
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Cet. ke-3,(Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 593
5
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rodaskarya, 2006), Cet ke-
8, h. 19
6
Malayu Hasibuan SP., op.cit., h. 94
7
Djaali, Psikologo Pendidikan, Cet. ke-4, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 113

2
Adapun motivasi kerja adalah sesuatu yang Menimbulkan semangat atau
dorongan dan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi sebagai
pendorong semangat kerja8. Menurut As’ad, motivasi kerja ialah sesuatu yang
menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Motivasi kerja adalah sesuatu
yang menimbulkan semangat atau Dorongan, dimana kuat lemahnya motivasi
tersebut ikut menentukan tinggi rendahnya prestasi kinerjanya9.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud motivasi kerja ialah sesuatu yang dapat menimbulkan semangat atau
dorongan bekerja pada seseorang atau kelompok terhadap pekerjaannya untuk
mencapai tujuan, baik dorongan yang berasal dari dalam maupun luar diri
seseorang.
Alqur‟an menjelaskan bahwa dorongan dan segala sesuatu yang indah
dimuka bumi ini diciptakan oleh Allah SWT dapat dijadikan motivasi untuk diri
kita, misalnya dihadirkannya orang yang kita cintai di muka bumi ini membuat
kita semangat berjuang untuk meningkatkan kinerja kita dan membuat kita
semakin termotivasi dalam bekerja. Sebagaimana firman Allah dalam surah At-
taubah ayat 111, yang berbunyi:

۞ َ‫يل ٱهَّلل ِ فَيَ ْقتُلُون‬ ِ ِ‫إِ َّن ٱهَّلل َ ٱ ْشتَ َر ٰى ِمنَ ْٱل ُم ْؤ ِمنِينَ أَنفُ َسهُ ْم َوأَ ْم ٰ َولَهُم بِأ َ َّن لَهُ ُم ْٱل َجنَّةَ ۚ يُ ٰقَتِلُونَ فِى َسب‬
۟ ‫َويُ ْقتَلُونَ ۖ َو ْعدًا َعلَ ْي ِه َحقًّا فِى ٱلتَّوْ َر ٰى ِة َوٱإْل ن ِجي ِل َو ْٱلقُرْ َءان ۚ َوم ْن أَوْ فَ ٰى ب َع ْه ِد ِهۦ ِمنَ ٱهَّلل ِ ۚ فَٱ ْستَ ْب ِشر‬
‫ُوا بِبَ ْي ِع ُك ُم ٱلَّ ِذى‬ ِ َ ِ ِ
َ ِ‫بَايَ ْعتُم بِ ِهۦ ۚ َو ٰ َذل‬
‫ك هُ َو ْٱلفَوْ ُز ْٱل َع ِظي ُم‬
Artinya:
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta
mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan
Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang
benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih
menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual
beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”

Asbabun Nuzul:

8
Pandji Anoraga, Psikologi Kerja, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 35
9
Kenneth N. Wexley, dan Gary A. Yukl, Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Penerj. Muh.
Shobaruddin. Cet. II. (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h. 83

3
Ayat ini turun mengenai baiat Aqabah Al-Kubra pada tahun ke-13
kenabian. Tahun itu, sekelompok kaum Anshar datang dengan jundah yang
lebih banyak dari sebelumnya, yaitu 70 orang berbaiat kepada Rasulullah
Shalallahu „alaihi wasallam untuk selalu membela dan berkoban baginya.

Tafsir:
Jalalain: (Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin
diri dan harta mereka) lantaran mereka menginfakkannya di jalan ketaatan
kepada-Nya, seperti untuk berjuang di jalan-Nya (dengan memberikan surga
untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah lalu mereka membunuh atau
dibunuh) ayat ini merupakan kalimat baru yang menjadi penafsir bagi makna
yang terkandung di dalam lafal fa yuqtaluuna wa yaqtuluuna, artinya sebagian
dari mereka ada yang gugur dan sebagian yang lain meneruskan
pertempurannya (sebagai janji yang benar) lafal wa`dan dan haqqan keduanya
berbentuk mashdar yang dinashabkan fi`ilnya masing-masing yang tidak
disebutkan (di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur'an?) artinya tiada seorang pun
yang lebih menepati janjinya selain dari Allah. (Maka bergembiralah) dalam
ayat ini terkandung pengertian iltifat/perpindahan pembicaraan dari gaib kepada
mukhathab/dari orang ketiga kepada orang kedua (dengan jual-beli yang telah
kalian lakukan itu dan yang demikian itu) yaitu jual-beli itu (adalah
kemenangan yang besar) yang dapat mengantarkan kepada tujuan yang paling
didambakan.
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan
tafsir negeri Suriah 111. Setelah menerangkan aib orang-orang munafik, Allah
menjelaskan keutamaan jihad, yaitu mengganti jiwa dan harta dengan surga.
Sesungguhnya Allah memberi pahala para mujahid berupa surga. Mereka
terbunuh karena meninggikan kalimat dan agama Allah. Mereka membunuh
orang-orang kafir dalam perang atau mati syahid. Allah memberi mereka janji
yang benar dan pasti berupa surga dalam kitab-kitabNya yang telah diturunkan,
yaitu Taurat, Injil dan Al-Qur’an. Tidak ada yang lebih baik dalam berjanji dan
menepatinya selain Allah yang tidak pernah mengingkari janji. Maka
tampakkanlah rahasia-rahasiamu wahai para mujahid dengan perniagaan dan

4
ganti rugi ini. Sesungguhnya itu adalah penawaran yang menguntungkan.
Kemenangan surga tersebut adalah kemenangan agung yang tidak ada
bandingnya. Ayat ini turun ketika 70 orang berjanji kepada Rasulallah SAW di
tembok besar kedua untuk beribadah hanya kepada Allah dan meninggalkan
kesyirikan, dan Allah membalas mereka sebagai mana mereka mengorbankan
diri dan harta mereka. Dan bayarannya adalah surga. Mereka berkata:
“Keuntungan perniagaan tidak membuat kami jauh dan menyerah, maksudnya
kami tidak akan mengingkari janji dan tidak mengharapkan balasan dari janji
tersebut.”
Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI Setelah dijelaskan orang yang
mendirikan bangunan atas landasan kedurhakaan kepada Allah, maka
pembangunnya akan hancur bersama bangunannya tersebut, lalu Allah memberi
perumpamaan jual beli antara Allah dengan pejuang di jalan-Nya sebagaimana
tertera pada ayat berikut: sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang
mukmin, yakni menjanjikan secara pasti kepada mereka yang secara tulus
berjuang di jalan Allah, baik berupa diri, yakni jiwa maupun harta mereka,
maka dengan pasti Allah akan memberikan balasan surga untuk mereka.
Mereka berperang di jalan Allah dengan harta bahkan jiwa; sehingga mereka
mem-bunuh atau terbunuh. Masuknya mereka ke dalam surga adalah
merupakan janji yang benar dari Allah sebagaimana tertulis di dalam taurat,
injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain daripada
Allah' pasti tidak ada. Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu
lakukan itu, sehingga kamu mendapatkan surga, dan demikian itulah
kemenangan yang agung. Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat baik
karena melakukan dosa maupun tidak melakukan dosa, beribadah secara
berkesinambungan, memuji Allah sebagai rasa syukur, mengembara untuk
tujuan kebaikan, rukuk, sujud, yakni salat sebagai wujud tunduk dan patuh
kepada Allah, menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari yang mungkar dan
yang memelihara, yakni melaksanakan hukum-hukum Allah. Dan
gembirakanlah orang-orang yang beriman yang mempunyai sifat-sifat yang
sudah disebutkan.

5
Dapat disimpulkan bahwa ayat di atas menjelaskan semakin kita
meningkatkan kinerja kita sebaik dan semaksimal mungkin maka semakin
banyak balasan yang baik yang setimpal kita dapatkan dari apa yang telah kita
usahakan.
Diriwayatkan oleh Muhammad ibnu Ka‟b Al-Qurazi , ia berkata, dan
lain-lainnya mengatakan bahwa Abdullah ibnu Rawwahah r.a. pernah berkata
kepada Rasulullah Saw. dalam malam „Aqabah, “Berilah persyaratan bagi
Tuhanmu dan bagi dirimu sesuka hatimu.” Maka Rasulullah Saw. menjawab
melalui sabdanya: Aku memberikan syarat bagi Tuhanku, hendaklah kalian
menyembah-Nya dan janganlah kalian mempersekutukan Dia dengan sesuatu
pun. Dan aku memberikan syarat bagi diriku, hendaklah kalian membelaku
sebagaimana kalian membela diri dan harta benda kalian sendiri. Mereka (para
sahabat) bertanya, “Apakah yang akan kami peroleh jika kami mengerjakan hal
tersebut?” Rasulullah Saw. menjawab, “Surga.” Mereka berkata, “Jual beli yang
menguntungkan, kami tidak akan mundur dan tidak akan mengundurkan diri.”
Lalu turunlah firman-Nya: Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang
mukmin, diri. (At-Taubah: 111).

B. Motivasi Dalam Perspektif Islam


Motivasi kerja dalam islam ialah untuk mencari nafkah yang merupakan
bagian dari ibadah. Motivasi kerja dalam islam bukanlah untuk mengejar hidup
hedonis, bukan juga untuk status, apa lagi untuk mengejar kekayaan dengan
segala cara tapi untuk beribadah. Bekerja untuk mencari nafkah adalah hal yang
istimewa dalam pandangan islam. Dalam islam motivasi kerja dijelaskan dalam
Al-Quran surat Al-Jumu’ah ayat 10:

۟ ‫وا ِمن فَضْ ِل ٱهَّلل ِ َو ْٱذ ُكر‬


َ‫ُوا ٱهَّلل َ َكثِيرًا لَّ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬ ۟ ‫ُوا فِى ٱأْل َرْ ض َوٱ ْبتَ ُغ‬
۟ ‫صلَ ٰوةُ فَٱنتَ ِشر‬
َّ ‫ت ٱل‬ ِ ُ‫فَإ ِ َذا ق‬
ِ َ‫ضي‬
ِ

Artinya : apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu Dimuka


bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak Banyak supaya
kamu beruntung (QS Al-Jumu”ah :10).1

6
Tafsir QS Al-Jumu’ah: 10:
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia. Bila kalian
telah mendengar khutbah dan menunaikan shalat, maka bertebaranlah di muka
bumi dan carilah rizki Allah dengan usaha kalian, serta ingatlah Allah banyak-
banyak dalam segala keadaan kalian, semoga kalian meraih kebaikan dunia dan
akhirat.
An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Maka jika selesai kalian dari mengerjakan shalat wahai orang-orang yang
beriman; Bertebaranlah di muka bumi untuk berikhtiar dan berdagang, dan
carilah rezeki Allah dengan usaha dan amal, dan ingatlah Allah dengan banyak
berdzikir pada segala kondisi kalian dan janganlah perdaganganmu melalikan
dari dzikir kepada Allah, dan barangsiapa yang banyak mengingat Allah maka
dia adalah orang-orang yang beruntung, menang dengan kemenangan yang
besar.
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa,
M.Pd.I Perintah setelah larangan menunjukkan mubah, yakni silahkan
bertebaran lagi di bumi untuk mencari rezeki. Oleh karena kesibukan untuk
bekerja dan berdagang biasanya membuat lalai dari mengingat Allah, maka
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan untuk banyak mengingat-Nya.
Baik ketika berdiri, duduk maupun berbaring. Karena banyak berdzikr
merupakan sebab terbesar untuk beruntung.
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir
abad 14 H. Perintah untuk meninggalkan jual beli ini berlaku selama shalat
berlangsung, dan “apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di
muka bumi,” untuk mencari rizki dan berbagai perdagangan. Karena sibuk
dengan berdagang merupakan penyebab orang melalaikan Allah. Allah
memerintahkan supaya banyak mengingatNya agar hal itu bisa dihindari seraya
berfirman, “Dan ingatlah Allah banyak-banyak,” maksudnya ketika kalian
berdiri, duduk, dan berbaring, “supaya kamu beruntung.” Karena banyak
mengingat Allah merupakan sebab keberuntungan terbesar.
Ayat di atas menjelaskan apabila seseorang sudah menghadiri panggilan
adzan Jumat dan selesai menunaikan shalatnya, maka silahkan bertebaran

7
kembali dimuka bumi untuk berdagang atau melakukan aktivitas lain yang
membawa maslahat bagi kehidupanmu, dan silahkan juga mencari pemberian
Allah dan nikmat Pemberi nikmat (al-mun‟im) dan Yang Maha Pemberi yang
tidak pernah menyia-nyiakan prestasi dan profesi seseorang, dan Dzat yang
tidak pernah mengecewakan (menghilangkan harapan) orang yang meminta
kepada-Nya.
Disaat seseorang berdagang atau berbisnis, sebaiknya tetap berdzikir
kepada Allah dengan dzikir yang sangat banyak. Intinya jangan sampai urusan
duniawi (termasuk bisnis dan semua aktivitas yang bermotifkan ekonomi), itu
menyebabkan kamu (manusia) lupa dari hal-hal yang memberikan manfaat buat
kehidupan diakhirat kelak10.
Setiap manusia yang ada di bumi ini harus memiliki dorongan untuk
lebih baik lagi dalam dirinya, hal tersebut di karenakan Allah SWT hanya
memberi karunia, rahmat, serta rizkinya kepada orang-orang yang memiliki
semangat serta motivasi yang kuat dalam dirinya. Oleh karena itu sudah saatnya
para pekerja bekerja dengan motivasi yang dapat memberikan kepribadian yang
baik dan dibenarkan oleh islam yang harus memenuhi cirri-ciri sebagai
berikut11:
a. Niat baik dan benar (mengharap ridho Allah SWT)
Sebelum seseorang bekerja, harus mengetahui apa niat dan motivasi
dalam bekerja, niat inilah yang akan menentukan arah pekerjaan. Jika niat
bekerja hanya untuk mendapatkan gaji, maka hanya itulah yang akan
didapat. Tetapi jika niat bekerja sekaligus untuk menambah simpanan
akhirat, mendapat harta halal, serta menafkahi keluarga, tentu akan
mendapatkan sebagaimana yang diniatkan.
b. Taqwa dalam bekerja
Taqwa di sini terdapat dua pengertian. Pertama, taat melaksanakan
perintah dan menjauhi segala bentuk larangan-Nya. Kedua, sikap tanggung
jawab seseorang muslim terhadap keimanan yang telah diyakini dan

10
Muhammad Amin Suma, Tafsir Ayat Ekonomi (Teks, Terjemah, Dan Tafsir), Jakarta : Amzah : 2013,
h. 72
11
Akh. Muwafik Saleh, Bekerja dengan Hati Nurani, (Erlangga, 2009), h. 65

8
diikrarkannya. Orang yang bertaqwa dalam bekerja adalah orang yang
mampu bertanggung jawab terhadap segala tugas yang diamanahkan.
Allah SWT menjamin balasan kepada orang-orang yang bertaqwa
dalam kehidupan ini, termasuk dalam bekerja. Firman Allah SWT dalam
QS. At-Talaq/65: 2

۟ ‫ُوا َذ َوىْ َع ْد ٍل ِّمن ُك ْم َوأَقِي ُم‬


۟ ‫ُوف َوأَ ْش ِهد‬
‫وا‬ ِ َ‫ُوف أَوْ ف‬
ٍ ‫ارقُوه َُّن بِ َم ْعر‬ ٍ ‫فَإ ِ َذا بَلَ ْغنَ أَ َجلَه َُّن فَأ َ ْم ِس ُكوه َُّن بِ َم ْعر‬

ٰ
ِ َّ‫ٱل َّش ٰهَ َدةَ هَّلِل ِ ۚ َذلِ ُك ْم يُو َعظُ بِ ِهۦ َمن َكانَ ي ُْؤ ِمنُ بِٱهَّلل ِ َو ْٱليَوْ ِم ٱلْ َءا ِخ ِر ۚ َو َمن يَت‬
‫ق ٱهَّلل َ يَجْ َعل لَّ ۥهُ َم ْخ َرجًا‬

Artinya:
“Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah
mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan
hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah
diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan
hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
Mengadakan baginya jalan keluar”.

Tafsir QS. At-Talaq ayat 2:


Tafsir Jalalain (Apabila mereka telah mendekati akhir idahnya)
atau masa idah mereka hampir habis (maka tahanlah mereka) seumpamanya
kalian rujuk dengan mereka (dengan baik) artinya tidak memudaratkan
kepada mereka (atau lepaskanlah mereka dengan baik) biarkanlah mereka
menyelesaikan idahnya dan janganlah kamu menjatuhkan kemudaratan
terhadap mereka melalui rujuk (dan persaksikanlah dengan dua orang saksi
yang adil di antara kalian) dalam masalah rujuk atau talak ini (dan
hendaklah kalian tegakkan kesaksian itu karena Allah) bukan karena demi
rang yang dipersaksikan atau bukan karena demi rujuk atau talaknya.
(Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada
Allah dan hari akhirat. Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya
Dia akan mengadakan baginya jalan keluar) dari malapetaka di dunia dan di
akhirat.

9
Tafsir Quraish Shihab. Apabila mereka telah mendekati akhir
masa idahnya, rujukilah mereka dengan perlakuan yang baik atau lepaskan
dengan tidak menyakiti. Persaksikanlah rujuk tersebut dengan dua orang
saksi yang adil dari kalian. Tegakkanlah kesaksian itu secara benar dan tulus
karena Allah. Perintah yang disampaikan kepada kalian itu adalah nasihat
bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Barangsiapa bertakwa
kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya, akan diberi jalan keluar dari segala macam kesulitan.
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah
pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil
Haram) 2. Jika mereka telah mendekati masa berakhirnya iddah mereka
maka rujuklah mereka demi cinta dan hubungan yang baik, atau biarkan
kalian tidak merujuk mereka hingga iddah mereka berakhir lalu mereka
berkuasa atas diri mereka dengan kalian berikan kepada mereka hak-hak
mereka. Jika kalian hendak merujuk mereka atau berpisah dengan mereka
maka persaksikan dua saksi yang adil dari kalian sebagai upaya mencegah
pertikaian. Dan bersaksilah -wahai para saksi- dengan kesaksian untuk
mencari rida Allah. Hukum-hukum tersebut untuk mengingatkan orang yang
beriman kepada Allah dan beriman kepada hari Kiamat, karena dia adalah
orang yang bisa mendapatkan manfaat dari peringatan dan nasihat.
Barangsiapa bertakwa kepada Allah dengan menjalankan segala perintah-
Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, niscaya Allah memberikan baginya
jalan keluar dari segala kesempitan dan kesusahan yang terjadi padanya.
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar
fiqih dan tafsir negeri Suriah 2. Jika mereka telah mendekati akhir masa
iddah, maka ruju’ilah mereka dengan baik tanpa menyakiti atau melepaskan
mereka sampai habis masa iddahnya. Penuhilah hak-hak mereka, Berhati-
hatilah jangan sampai menyakiti mereka jika ingin melakukan ruju’, seperti
melakukan ruju’ dengannya kemudian menalaknya lagi selama masa
iddahnya. Bersaksilah kalian (meliputi kalian semua) sebagai saksi yang
adil atas perkala talak dan ruju’ agar terhindar dari keragu-raguan dan
menghentikan perselisihan. Lakukanlah hal itu wahai para saksi dengan

10
ikhlas karena Allah tanpa berpihak (pada siapapun) atau tanpa menyimpang
dari kebenaran. Itulah hal-hal yang diperintahkan bagi orang yang beriman
kepada Allah dan hari akhir dalam perkara talak atau ruju’ dan kesaksian.
Karena itu adalah nasehat yang bermanfaat. Barangsiapa bertakwa kepada
Allah dengan melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-
laranganNya, maka dimudahkan urusan-urusannya. Ibnu Mardawiyah dan
Al-Khutaib dari Ibnu Abbas: “Sesungguhnya ayat ini diturunkan berkenaan
dengan anak Auf bin Malik yang ditawan musuh, kemudian kedua orang
tuanya memperbanyak bacaan hauqalah. Setelah itu, musuhnya
mengabaikannya, lalu dia menaiki kambingnya dan kembali pulang ke
ayahnya”
Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI Maka apabila mereka, para
istri yang dijatuhi talak telah mendekati akhir masa idahnya, maka rujuklah,
kembali kepada mereka dengan baik guna mempertahankan ikatan
perkawinan; atau lepaskanlah mereka, yakni terus menceraikannya dengan
baik dengan memperhatikan hak-hak anak. Dan persaksikanlah keputusan
kamu untuk menceraikannya dengan dua orang saksi yang adil di antara
kamu, yakni dua orang laki-laki atau satu orang laki-laki dan dua orang
perempuan; dan hendaklah kamu menegakkan kesaksian itu karena Allah
dengan jujur dan adil, serta dengan menaati hukum Allah. Demikianlah
pengajaran itu, perintah untuk mematuhi hukum Allah dengan tulus
diberikan kepada orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat di
antara hamba-hamba-Nya. Barang siapa bertakwa kepada Allah dalam
segala urusan; niscaya dia akan membukakan jalan keluar baginya dari
segala kesulitan. 3. Dan dia pun akan memberinya rezeki dari arah yang
tidak disangka-sangkanya dengan memberikan kebutuhan fisik maupun
kebutuhan ruhani. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah dalam segala
urusan, niscaya Allah cukup sebagai tempat mengadu bagi diri-Nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya dengan penuh hikmah bagi
manusia. Sungguh, Allah telah menjadikan segala sesuatu dengan kadarnya
sehingga setiap orang tidak akan menghadapi masalah di luar batas
kemampuannya.

11
Dari penjelasan di atas jika di kaitkan dengan ketaqwaan maka
akan di temui pada akhir ayat yaitu “Barang siapa bertaqwa kepada Allah
niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar”. Nah dari sini kita bisa
mengambil kesimpulan bahwa ketaqwaan dalam hidup ataupun bekerja
akan sangan bermanfaat bagi kita, apa lagi jikalau kita sering di hadapkan
dengan suatu masalah. Maka kuncinya adalah bertaqwa agar kita mendapat
jalan keluar dari masalah itu.
c. Ikhlas dalam Bekerja
Ikhlas adalah syarat kunci diterimanya amal perbuatan manusia
disisi Alla SWT. Suatu aktivitas atau kegiatan termasuk kerja jika dilakukan
dengan keikhlasan maka akan mendatangkan rahmat dari Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam QS Ali Imran/3: 29

ِ ‫ُور ُك ْم أَوْ تُ ْبدُوهُ يَ ْعلَ ْمهُ ٱهَّلل ُ ۗ َويَ ْعلَ ُم َما فِى ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
‫ت َو َما فِى‬ ۟ ُ‫قُلْ إن تُ ْخف‬
ِ ‫صد‬ ُ ‫وا َما فِى‬ ِ
ِ ْ‫ٱأْل َر‬
‫ض ۗ َوٱهَّلل ُ َعلَ ٰى ُك ِّل َش ْى ٍء قَ ِدي ٌر‬

Artinya:
Katakanlah: "Jika kamu Menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu
atau kamu melahirkannya, pasti Allah Mengetahui". Allah mengetahui
apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. dan Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu. 18

Tafsir Ayat:
Tafsir QS. Ali Imran (3) : 29. Oleh Kementrian Agama RI. Allah
mengetahui segala apa yang terkandung di dalam hati seorang Muslim
ketika ia mengadakan hubungan yang akrab dengan orang kafir. Apakah
karena mereka suka kepada orang kafir itu, atau itu dilakukan karena
maksud untuk menyelamatkan diri. Kalau seorang Muslim berbuat demikian
karena memang cenderung kepada kekufuran, tentu Allah akan menyiksa
mereka. Sedang kalau mereka melakukan itu untuk memelihara diri dan hati
mereka tetap dalam iman, Allah akan mengampuni mereka dan tidak akan
mengazab mereka atas pekerjaan yang tidak merusakkan agama dan umat.

12
Allah memberi balasan kepada mereka menurut ilmu-Nya sendiri yang
meliputi semua isi langit dan bumi. Pada akhir ayat ini Allah mengatakan
bahwa: "Allah Mahakuasa atas segala sesuatu". Sebab itu, janganlah kamu
kaum Muslimin berani mendurhakai-Nya dan janganlah mengadakan kerja
sama dengan musuh-musuh-Nya. Semua bentuk maksiat, baik yang
tersembunyi maupun yang tampak senantiasa diketahui Allah dan Dia
berkuasa memberi pembalasan atasnya.
Tafsir QS. Ali Imran (3) : 29. Oleh Muhammad Quraish Shihab:
Katakanlah, wahai Nabi, "Kalau kalian menyembunyikan apa yang ada
dalam hati atau kalian tampakkan dalam bentuk perbuatan dan perkataan,
niscaya tetap diketahui Allah. Dia mengetahui semua yang ada di langit dan
di bumi, baik yang tampak maupun yang tak tampak".
Tafsir Muyassar Oleh tim Mujamma’ Raja Fahd arahan Syaikh
al-Allamah Dr. Shalih bin Muhammad Alu asy-Syaikh: Katakanlah wahai
Nabi kepada orang-orang yang beriman, "Bila kalian menyembunyikan apa
yang terbetik didalam hati kalian berupa loyalitas kepada orang-orang kafir
dan dukungan kepada mereka, atau kalian menampakkan hal itu, tidak ada
sesuatu pun yang samar bagi Allah, karena ilmu-Nya mencakup apa yang
ada di langit dan di bumi, bagi-Nya kekuasaan sempurna atas segala
sesuatu."
Tafsir Ibnu Katsir Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Al-Bashri Ad-Dimasyqi: Allah subhanahu wa ta’ala memberitahukan
kepada hamba-hamba-Nya bahwa Dia mengetahui semua yang tersembunyi
dan semua yang tampak, dan bahwa tiada yang samar bagi Allah suatu hal
pun dari mereka, melainkan Dia mengetahuinya dan meliputi mereka dalam
semua keadaan, zaman, hari-hari, jam dan detik-detik mereka, serta
mengetahui semua yang ada di bumi dan di langit. Tidak ada sesuatu pun
yang tersembunyi bagi-Nya walau seberat zarrah, dan bahkan yang lebih
kecil lagi dari itu di semua kawasan bumi, laut, dan bukit-bukit. Dan Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu. Yakni kekuasaan-Nya langsung dan benar-
benar nyata atas semuanya. Di balik kalimat ini terkandung makna yang
memperingatkan kepada hamba-hamba-Nya agar takut kepada-Nya dan

13
selalu khawatir akan siksaan-Nya, supaya mereka tidak berani mengerjakan
apa-apa yang dilarang dan tidak disukai oleh-Nya. Karena sesungguhnya
Allah mengetahui semua perkara mereka, dan Dia Mahakuasa untuk
menyegerakan siksaan-Nya terhadap mereka. Jika Dia memberikan masa
tangguh kepada seseorang di antara mereka, maka sesungguhnya Dia
sengaja menangguhkan siksaan-Nya, kemudian pada saatnya Dia akan
menimpakan siksaan kepadanya dengan siksaan dari Tuhan Yang
Mahaperkasa lagi Mahakuasa.
Dalam penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ayat tersebut
memerintahkan untuk bekerja dengan hati yang ikhlas yaitu mengharap
ridho Alla. Karena sesunggunya Allah mengetahui apa yang tidak di ketahui
orang lain.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja


Menurut Herzberg dalam Siagian mengungkapkan bahwa karyawan
Termotivasi bekerja disebabkan oleh dua faktor, yaitu:
1) Faktor Intrinsik, yaitu faktor daya dorong yang timbul dari dalam diri
masing-Masing karyawan, berupa:
a. Pekerjaan itu sendiri (the work it self). Berat ringannya tantangan
yang Dirasakan tenaga kerja dari pekerjaannya
b. kemajuan (advancement). Besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja
berpeluang maju dalam pekerjaannya seperti naik pangkat.
c. tanggung jawab (responsibility). Besar kecilnya yang dirasakan
terhadap tanggung jawab di berikan kepada seorang tenaga kerja.
d. pengakuan (recognition). Besar kecilnya pengakuan yang diberikan
kepada tenaga kerja atas hasil kerja.
e. pancapaian (achievement). Besar kecilnya kemungkinan tenaga
kerja mencapai prestasi kerja tinggi.

Allah berfirman dalam QS Ar’ad ayat 11:

۟ ‫ت ِّم ۢن بَ ْين يَ َد ْي ِه َو ِم ْن َخ ْلفِِۦه يَحْ فَظُونَهۥُ ِم ْن أَ ْمر ٱهَّلل ِ ۗ إ َّن ٱهَّلل َ اَل يُ َغيِّ ُر ما بقَوْ ٍم َحتَّ ٰى يُ َغيِّر‬
‫ُوا َما‬ ٌ َ‫لَ ۥهُ ُم َعقِّ ٰب‬
ِ َ ِ ِ ِ
‫بِأَنفُ ِس ِه ْم ۗ َوإِ َذٓا أَ َرا َد ٱهَّلل ُ بِقَوْ ٍم س ُٓو ًءا فَاَل َم َر َّد لَهۥُ ۚ َو َما لَهُم ِّمن دُونِ ِهۦ ِمن َوا ٍل‬

14
Artinya:

”Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,


di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.

Tafsir Ayat:

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia Allah


memiliki maliakat yang datang secara bergantian kepada manusia, baik dari
depan maupun dari belakangnya, yang menjaganya dari perintah Allah dan
menghitung apa-apa yang berasal darinya;kebaiakn maupun
keburukan.Sesungguhnya Allah tidak merubah nikmat yang telah Dia
berikan kepada suatu kaum, kecuali apabila mereka sendiri yang merubah
apa yang Dia perintahkan kepada mereka, lalu mereka berbuat maksiaat
kepadaNya. Dan apabila Allah ingin menimpakan malapetaka kepada suatu
kelompok, maka tidak jalan untuk menghindarinya, dan tidak ada penolong
bagi mereka selain Allah yang akan menangani urusan mereka, yang akan
mendatangkan apa-apa yang mereka cintai dan menolak Dari mereka apa-
apa yang tidak mereka sukai.

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman


ٌ ‫( لَ ۥهُ ُم َعقِّ ٰب‬Bagi
Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah 11. ‫ت‬
manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran)
Mereka adalah para malaikat penjaga yang datang secara bergiliran. ‫ِّم ۢن بَ ْي ِن‬
‫(يَ َد ْي ِه َو ِم ْن َخ ْلفِِۦه‬di muka dan di belakangnya) Yakni para malaikat penjaga itu
menjaga manusia dari segala sisi. ِ‫( يَحْ فَظُونَهۥُ ِم ْن أَ ْم ِر هللا‬mereka menjaganya atas
perintah Allah) Yakni mereka menjaga sesuai dengan perintah Allah, dan
mereka tidak dapat mencegah takdir Allah. Dikatakan bahwa mereka
menjaga manusia dari jin.

15
Dikatakan pula bahwa mereka menjaga manusia dari ketetapan Allah
dengan perintah-Nya, dan apabila telah datang takdir Allah maka mereka
akan menyingkir. ‫(إِ َّن هللاَ اَل يُ َغيِّ ُر َم··ا بِقَ··وْ ٍم‬Sesungguhnya Allah tidak merubah
keadaan sesuatu kaum) Dari keadaan penuh nikmat dan kesehatan. ‫ُوا‬ ۟ ‫َحتَّ ٰى يُ َغيِّر‬

‫ ( ۗ َما بِأَنفُ ِس ِه ْم‬sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri) Dengan ketaatan kepada Allah. Maka Allah tidak mencabut
kenikmatan yang Allah berikan kepada hamba-Nya sampai seseorang itu
merubah kebaikan dan amal shalih mereka menjadi keburukan. ُ‫َوإِ َذآ أَ َرا َد هللا‬
‫(بِقَوْ ٍم س ُٓو ًءا‬Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum)
Yakni kebinasaan dan siksaan. ُ‫ (ۚ فَاَل َم··· َر َّد لَ ۥه‬maka tak ada yang dapat
menolaknya) Maka tidak akan dapat ditolak.

Terdapat pendapat mengatakan maknanya adalah apabila Allah


menghendaki keburukan bagi suatu kaum maka Allah akan membutakan
hati mereka sehingga mereka memilih sesuatu yang mendatangkan musibah.
ٍ ‫( َو َم··ا لَهُم ِّمن دُونِ ِهۦ ِمن َو‬dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain
‫ال‬
Dia) Yang mengatur urusan mereka dan menjadi pelindung beri mereka,
yang mencegah siksaan yang turun kepada kaum itu.

Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih


dan tafsir negeri Suriah 11. Bagi setiap manusia itu ada malaikat-malaikat
yang mengikutinya untuk menjaga dan memeliharanya. Mereka adalah para
malaikat penjaga yang menjaga manusia dengan perintah dan pertolongan
Allah, bukan untuk menolak perintahNya. Dan jika berlaku suatu takdir,
maka mereka akan berlepas darinya. Mereka menghitung amal
perbuatannya yang baik dan buruk. Sesungguhnya Allah tidak mengubah
nikmat atau kesehatan suatu kaum, sampai mereka mengubah ketaatan dan
kebaikannya sendiri menjadi kemaksiatan dan keburukan. Jika Allah
menghendaki suatu azab dan kehancuran bagi suatu kaum, maka itu tidak
akan bisa ditolak. Dan tidak ada bagi mereka selain Allah seorang penolong
yang membantu urusan mereka, yang membimbing mereka menuju
kebaikan dan melindungi mereka dari keburukan.

16
Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI Tidak saja mengetahui
sesuatu yang tersembunyi di malam hari dan yang tampak di siang hari,
Allah, melalui malaikat-Nya, juga mengawasinya dengan cermat dan teliti.
Baginya, yakni bagi manusia, ada malaikat-malaikat yang selalu menjaga
dan mengawasi-Nya secara bergiliran, dari depan dan dari belakangnya.
Mereka menjaga dan mengawasinya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah yang mahakuasa tidak akan mengubah keadaan suatu kaum dari suatu
kondisi ke kondisi yang lain, sebelum mereka mengubah keadaan diri
menyangkut sikap mental dan pemikiranmereka sendiri.

Dan apabila, yakni andaikata, Allah menghendaki keburukan


terhadap suatu kaum'dan ini adalah hal yang mustahil bagi Allah'maka tak
ada kekuatan apa pun yang dapat menolaknya dan tidak ada yang dapat
menjadi pelindung bagi mereka selain dia. Melanjutkan penyebutan tanda-
tanda kekuasaan-Nya pada ayatayat yang lalu, beberapa ayat berikut Allah
berbicara tentang kilat, halilintar, mendung, dan air hujan. Allah berfirman,
dialah Allah, tuhan yang mahakuasa, yang memperlihatkan kilat kepadamu,
yakni seberkas cahaya yang memancar dan menghilang secara cepat, yang
kadangkala menimbulkan ketakutan pada diri kamu, dan kadangkala
menimbulkan harapan yang menggembirakan'yakni pertanda segera turun
hujan. Dan dia pula yang menjadikan mendung yang akan menurunkan
hujan.

Dari ayat di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa ternyata


motivasi yang paling kuat adalah dari dalam diri seseorang. Motivasi sangat
berpengaruh dalam gerak-gerik seseorang dalam setiap tindak tanduknya.
Motivasi adalah kekuatan-kekuatan diri dalam diri individu yang
menggerakkan individu untuk berbuat. Jadi, suatu kekuatan atau keinginan
yang datang dari dalam hati nurani manusia untuk melakukan suatu
perbuatan tertentu.

Peranan motivasi itu sangat besar artinya dalam bimbingan dan


mengarahkan seseorang terhadap tingkah laku keagamaan. Namun demikian
ada motivasi tertentu yang sebenarnya timbul dalam diri manusia karena

17
terbukanya hati manusia terhadap hidayah Allah SWT. Sehingga orang
tersebut menjadi orang yang beriman dan kemudian dengan iman itulah ia
lahirkan tingkah laku keagaman.

Sebelum seseorang bekerja, harus mengetahui apa niat dan motivasi


dalam bekerja, niat inilah yang akan menentukan arah pekerjaan. Jika niat
bekerja hanya untuk mendapatkan gaji, maka hanya itulah yang akan
didapat. Tetapi jika niat bekerja sekaligus untuk menambah simpanan
akhirat, mendapat harta halal, serta menafkahi keluarga, tentu akan
mendapatkan sebagaimana yang diniatkan.

2) Faktor Ekstrinsik yaitu faktor pendorong yang datang dari luar diri
seseorang Terutama dari organisasi tempatnya bekerja. Faktor ekstrinsik ini
mencakup:
a. Administrasi dan kebijakkan perusahaan. Tingkat kesesuaian yang
Dirasakan tenaga kerja terhadap semua kebijakkan dan peraturan yang
Berlaku dalam perusahaan.
b. Pengawasan. Tingkat kewajaran pengawasan dirasakan yang oleh tenaga
Kerja.
c. Gaji. Tingkat kewajaran gaji yang diterima sebagai imbalan terhadap
tugas Pekerjaan.
d. Hubungan antar pribadi. Tingkat kesesuaian yang dirasakan dalam
Berintraksi antar tenaga kerja lain.
e. Kondisi kerja. Tingkat kesesuaian kondisi kerja dengan proses
Pelaksanaan tugas pekerjaan-pekerjaannya.

D. Tujuan dan Fungsi Motivasi Kerja


Tujuan motivasi dalam Malayu S.P Hasibuan mengungkapkan bahwa :
a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
c. Mengefektifkan pengadaan karyawana
d. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
e. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan

18
f. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
g. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tuganya
h. Memperahankan kestabilan karyawan perusahaan
i. Meningkatkan kedisiplinan absensi karyawan

Fungsi motivasi yaitu:

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa motivasi


tidak akan timbul suatu tindakan atau perbuatan
b. Motivasi berfungsi sebagai pengaruh , artinya mengarahkan perbuatan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan
menentukan capat atau lambatnya suatu pekerjaan

Dalam Al-Quran Allah pun memotivasi hamba-Nya dengan dorongan


untuk bekerja, hal ini terdapat dalam QS At-Taubah ayat 105:

۟ ُ‫َوقُ ِل ٱ ْعمل‬
ِ ‫وا فَ َسيَ َرى ٱهَّلل ُ َع َملَ ُك ْم َو َرسُولُهۥُ َو ْٱل ُم ْؤ ِمنُونَ ۖ َو َستُ َر ُّدونَ إِلَ ٰى ٰ َعلِ ِم ْٱل َغ ْي‬
‫ب َوٱل َّش ٰهَ َد ِة فَيُنَبِّئُ ُكم‬ َ
َ‫بِ َما ُكنتُ ْم تَ ْع َملُون‬

Artinya:

"Dan katakanlah, "bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberikan-Nya kepada kam apa yang telah kamu kerjakan."

Tafsir ayat:

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia Dan katakanlah


(wahai nabi), kepada orang-orang yang telah ikut berjihad, ”berbuatlah kalian
karena Allah dengan apa yang Dia ridoi dari ketaatan kepadaNya, dan
menunaikan kewajibanNya dan menjauhi maksiat kepadaNya, maka Allah akan
melihat amal kalian, begitu pula rasulNya dan kaum mukminin, dan jati diri
kalian akan menjadi jelas urusan kalian. Dan kalian akan dikembalikan pada hari
kiamat kepada dzat yang mengetahui perkara rahasia dan perkara nyata dari

19
kalian, lalu Dia akan memberitakan kepada kalian tentang apa yang dahulu
kalian kerjakan. Dalam ayat ini termuat peringatan dan ancaman bagi orang
yang tetap bertahan di atas kebatilan dan keangkuhannya.

Jalalain menafsirkan (Dan katakanlah) kepada mereka atau kepada


manusia secara umum ("Bekerjalah kalian) sesuka hati kalian (maka Allah dan
Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaan kalian itu dan
kalian akan dikembalikan) melalui dibangkitkan dari kubur (kepada Yang
Mengetahui alam gaib dan alam nyata) yakni Allah (lalu diberikan-Nya kepada
kalian apa yang telah kalian kerjakan.") lalu Dia akan membalasnya kepada
kalian.

Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan
tafsir negeri Suriah 105. Wahai rasul, katakanlah kepada orang-orang yang
bertaubat: “Beramal baiklah dan ikhlaskanlah amal kalian kepada Allah, niscaya
Dia (Allah), rasulallah dan orang-orang mukmin akan melihat amal kalian
sebagai amal baik atau buruk, Dan setelah mati kalian akan dikembalikan
kepada Dzat yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang tampak. Lalu Dia
akan memberitahu kalian tentang amal kalian lalu membalas kalian atas amal
tersebut.”

Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI Dan katakanlah, kepada mereka


yang bertobat, bekerjalah kamu, de-ngan berbagai pekerjaan yang mendatangkan
manfaat, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, yakni memberi penghargaan
atas pekerjaanmu, begitu juga rasul-Nya dan orang-orang mukmin juga akan
menyaksikan dan menilai pekerjaanmu, dan kamu akan dikembalikan, yakni
meninggal dunia dan pada hari kebangkitan semua makhluk akan kembali
kepada Allah yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakannya
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan di dunia, baik yang kamu
tampakkan atau yang kamu sembunyikan. Selain terdapat kelompok yang
mengakui dosa-dosa mereka lalu dianjurkan untuk bertobat dan melakukan
pekerjaan yang bermanfaat, ada pula orang-orang lain yang ditangguhkan
sampai ada keputusan Allah; mungkin Allah akan mengazab mereka, karena
mereka tetap dalam kedurhakaan, dan mungkin Allah akan menerima tobat

20
mereka, jika mereka bertobat dengan sungguh-sungguh. Allah maha mengetahui
orang yang bertobat secara tulus, mahabijaksana dalam menetapkan
keputusannya.

Dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan mengenai ayat tersebut.


Allah memerintahkan hamba-Nya untuk beramal dan bekerja. Sebaliknya, Allah
melarang sikap malas dan membuang-buang waktu. Allah melihat dan menilai
setiap amal hamba-Nya. Karenanya setiap amal harus dilakukan dengan ikhlas,
bukan karena riya’ dan mengharap pujian manusia.

Allah memotivasi hamba-Nya untuk bersungguh-sungguh dalam proses


amal dan pekerjaannya karena proses itulah yang dilihat dan dinilai-Nya. Allah
tidak menilai hasil dari usaha tersebut. Allah Maha Mengetahui seluruh
perbuatan manusia baik yang tersembunyi maupun yang yang terang-terangan.
Setiap manusia akan kembali kepada Allah dan mempertanggungjawabkan
setiap amalnya.

Selanjutnya Allah SWT berfirman dalam QS Al-An’am: 162-163

Artinya:

Katakanlah : sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku


hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan
demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah) (QS Al-An’am :162-163)

Tafsir ayat:

Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di


bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-
Qur'an Universitas Islam Madinah 162-163. Hai Muhammad, Katakanlah:

21
"Sesungguhnya shalatku yang aku persembahkan untuk Tuhanku, ibadahku,
kebaikan yang aku lakukan dalam hidupku, dan kematian yang telah Allah
tetapkan bagiku, semua itu hanya aku persembahkan bagi Allah sebagai Tuhan
yang berhak disembah, Tuhan bagi seluruh makhluk, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Dengan ketauhidan yang sempurna ini, aku diperintahkan oleh Tuhanku, dan
aku adalah orang yang pertama kali dalam umat ini, yang tunduk kepada Allah.

Tafsir Al-Mukhtashar Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan


Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) 162-163.
Hai Muhammad, Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku yang aku persembahkan
untuk Tuhanku, ibadahku, kebaikan yang aku lakukan dalam hidupku, dan
kematian yang telah Allah tetapkan bagiku, semua itu hanya aku persembahkan
bagi Allah sebagai Tuhan yang berhak disembah, Tuhan bagi seluruh makhluk,
tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan ketauhidan yang sempurna ini, aku
diperintahkan oleh Tuhanku, dan aku adalah orang yang pertama kali dalam
umat ini, yang tunduk kepada Allah.

Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI Katakanlah, wahai nabi


Muhammad, sesungguhnya salatku yang aku kerjakan selama hidupku, ibadahku
atau kurbanku, hidupku dengan berbagai amalan yang aku kerjakan selama itu,
dan matiku dengan membawa iman dan amal saleh, hanyalah untuk Allah, tuhan
seluruh alam, bukan untuk lain-Nya. Ayat ini menegaskan tentang keharusan
manusia untuk mengabdi hanya kepada Allah, baik dalam bentuk ibadah ritual
atau lainnya, semenjak hidup sampai mati. Tidak ada sekutu bagi-Nya dalam
bentuk apa pun, karena hal itu mustahil bagi Allah. Dan demikianlah yang
diperintahkan kepadaku, karena inti dari ajaran islam, yaitu ajaran yang dibawa
oleh nabi-nabi terdahulu, adalah ketauhidan. Dan aku adalah orang yang
pertama-tama berserah diri atau muslim. Sebagai nabi, beliaulah yang harus
mengawal ketauhidan ini sebelum umatnya.

Maksud dari ayat tersebut tentang motivasi adalah motivasi sebagai


pendorong membuat seseorang (karyawan) menjadi lupa akan rasa letih, lelah
dan jenuh dalam bekerja sehingga dirinya mampu bekerja dengan semaksimal
mungkin. Islam memandang serius mengenai niat dan motivasi kerja, lurusnya

22
niat dan murninya motivasi karena Allah SWT akan menjadikan urusan duniawi
menjadi ukhrowi, dan sebaliknya niat yang kotor dan motivasi ,yang buruk tidak
akan ada harganya di hadapan Allah SWT, apalagi orang yang tidak memiliki
motivasi maka Allah SWT tidak akan memberikan rahmat-Nya.

II. Implementasi Motivasi Kerja Dunia Pendidikan


Pengembangan kompetensi karyawan sangat diperlukan dalam
mendorong kemampuan kerja sekaligus menentukan tingkat kinerja yang dihasilkan
karyawan. Semakin tinggi kompetensi maka kinerja karyawan akan semakin tinggi.
Seberapa besar kompetensi seseorang apabila tidak didukung motivasi yang tinggi
maka kinerja yang akan dicapai tidak akan optimal, oleh karena itu harapan dari
sebuah prestasi dapat diraih apabila dalam diri setiap individu memiliki motivasi
yang tinggi.
Motivasi dalam bekerja diperlukan karena merupakan kekuatan yang
dapat mengarahkan sikap dan perilaku karyawan untuk mencapai tujuan. Pemberian
motivasi yang tepat sesuai kebutuhan karyawan akan memberikan peluang bagi
organisasi dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi. Motivasi yang dimiliki
setiap individu akan semakin efektif apabila dorongan untuk melakukan pekerjaan
tumbuh dari dalam diri individu itu12.
Adapun beberapa teknik memotivasi kinerja karyawan antara lain
sebagai berikut:
a. Teknik pemenuhan kebutuhan karyawan/pegawai
Pemenuhan kebutuhan karyawan/pegawai merupakan sebuah hal yang sangat
penting yang menjadi dasar perilaku kerja. Kita tidak mungkin dapat
memotivasi kinerja karyawan/pegawai jika kita tidak memperhatikan apa yang
diinginkannya.
b. Teknik komunikasi persuasive
Teknik komunikasi persuasif ialah salah satu cara memotivasi kinerja
karyawan/pegawai yang dilakukan dengan memengaruhi karyawan/pegawai
secara halus dan sopan. Teknik ini dirumuskan sebagai “ADIDAS” yaitu

12
Sriwidodo, U., & Haryanto, A. B. Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Komunikasi
Dan Kesejahteraan Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan dalam Manajemen
Sumberdaya Manusia, Vol. 4 No. 1, 2010, hal. 47-57.

23
attention (perhatian), desire (hasrat), interest (minat), decision (keputusan),
action (tindakan) dan satisfaction (kepuasan).
Seorang pemimpin harus memberikan perhatian kepada
karyawan/pegawai tentang pentingnya tujuan dan suatu pelaksanaan kerja. Jika
minat karyawan/pegawai telah muncul, maka hasratnya akan menjadi kuat untuk
mengambil keputusan dan melakukan tindakan (bekerja) dalam mencapai tujuan
yang diharapkan. Dengan demikian, karyawan/pegawai akan bekerja dengan
motivasi yang tinggi dan merasa puas dengan hasil kerjanya.
Dalam dunia pendidikan guru memiliki peran yang sangat penting
dalam konteks proses pengembangan kualitas pendidikan di sekolah. Akan tetapi,
tidak jarang guru yang kemudian kurang memiliki semangat dalam mengajar dan
melaksanakan tugasnya dengan baik, yang secara otomatis akan berdampak pada
terhambatnya proses pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan. Jika berbicara
faktor penyebabnya, maka salah satu yang pasti adalah kurangnya motivasi kerja
guru.
Dalam hal ini kepala sekolah harus mengambil peran penting dengan
melakukan upaya peningkatan motivasi kerja guru, upaya tersebut dapat dilakukan
dengan cara13:
a. Memberikan pujian
Pujian berarti ucapan yang membuat orang yang mendengarnya merasa
tersanjung, sehingga dapat memberi semangat lebih kepada orang yang di puji.
b. Memberi penghargaan
Penghargaan merupakan sesuatu yang diberikan pada perorangan atau
kelompok jika mereka berhasil melakukan sebuah keunggulan atau kebanggan
di bidang tertentu.
c. Bonus
Bonus ialah pemberian tambahan di luar gaji kepada pegawai.
d. Fasilitas
Agar motivasi dan produktivitas kerja guru dapat meningkat maka salah satu
syaratnya ialah tersedianya suasana dan ruang kerja yang nyaman.

Simarmata, R. H, Upaya Peningkatan Motivasi Kerja Guru Sekolah Dasar,


13

Bahana Manajemen Pendidikan, Vol.2 No.1, 2014, hal. 654–831

24
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Schwartz David, kepala
sekolah dapat meningkatkan motivasi guru dengan cara sebagai berikut14:

a. Menunjukkan kepada pendidik dan tenaga kependidikan tentang bagaimana


cara untuk sukses.
b. Membantu guru berprestasi dan memperoleh informasi baru.
c. Mengatakan sesuatu yang baik tentang guru (keluarga dan lain-lain).
d. Mengakui prestasi guru (aktualisasi diri).
e. Mengagumi apabila guru memiliki gagasan atau bahkan barang yang patut
dikagumi.
f. Memuji guru karena gagasan dan usahanya.
g. Meneruskan pujian kepada teman guru lain, kepala sekolah lain, maka anda
akan mendapatkan teman.
h. Bertekad untuk memajukan guru.

Motivasi akan relatif mampu mendongkrak dan melejitkan sebuah


lembaga pendidikan jika motivasi dasar pekerja mampu dikelola dengan baik dan
benar serta sesuai kadar porsinya. Disamping itu, komponen pendidikan yang lain
seperti iklim akademik, iklim kerja yang bagus juga membawa dampak yang nyata
dalam menjaga dan mengembangkan lembaga pendidikan. Sehingga sinergi dari
berbagai komponen pendidikan tersebut tentu wajib untuk dilakukan dengan baik.
Peran strategis yang harus dimainkan oleh lembaga pendidikan sebagai sebuah
organisasi adalah upaya mengelola sumberdaya dalam rangka menciptakan iklim
akademik yang baik, iklim kerja yang baik, serta menjaga harmonisasi antar guru
juga wajib dilakukan sebagai satu kesatuan yang saling kait dan tidak dapat
dipisahkan.

Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin di dalam lembaga


pendidikan yaitu sekolah harus memiliki strategi tertentu untuk mengembangkan
motivasi pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan kerjanya.15

Adapun beberapa strategi yang dapat diterapkan yaitu:16

14
David J. Schwartz. Berpikir dan Berjiwa Besar, Terj F.X Budiyanto, (Jakarta:
Binarupa Aksara, 1996), hlm. 54.
15
A Rusdiana. (2016). Pengembangan Organisasi, hal. 195.

25
a. Mengenali dengan baik seluruh personel bawahannya
b. Menempatkan bawahan pada pekerjaan yang sesuai dengan minat, kemampuan,
keahlian serta kesenangannya
c. Tidak ada bawahan yang “dekat” atau “jauh” atau “anak emas”. Artinya semua
diperlakukan sama secara adil
d. Menerapkan strategi yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu Ing
Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.

BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan
Motivasi kerja ialah sesuatu yang dapat menimbulkan semangat atau
dorongan bekerja pada seseorang atau kelompok terhadap pekerjaannya untuk
16
V. Martyushev Nikita, S. Sinogina Elena, M. Sheremetyeva Ulyana,. Motivation System of Students
and Teaching Staff of Higher Educational Institutions for Research Work Accomplishment dalam
Procedia - Social and Behavioral Sciences,Vol. 166, 2015, hal.265-269. V. Martyushev Nikita, S.
Sinogina Elena, M. Sheremetyeva Ulyana,. Motivation System of Students and Teaching Staff of Higher
Educational Institutions for Research Work Accomplishment dalam Procedia - Social and Behavioral
Sciences,Vol. 166, 2015, hal.265-269.

26
mencapai tujuan, baik dorongan yang berasal dari dalam maupun luar diri
seseorang.
Motivasi kerja dalam islam ialah untuk mencari nafkah yang merupakan
bagian dari ibadah. Motivasi kerja dalam islam bukanlah untuk mengejar hidup
hedonis, bukan juga untuk status, apa lagi untuk mengejar kekayaan dengan segala
cara tapi untuk beribadah.
Terdapata dua faktor yang mempengaruhi motivasi kerja, antara lain:
1. Faktor instrinsik, Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang baik
itu berupa niat ataupun maksud tujuan yang ingin dicapai.
2. Faktor ekstrinsik, yaitu faktor yang berasal dari luar seperti dari karyawan
layin ataupun organisasi dan suatu lembaga tempat bekerja.

Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau


mengunggah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan
sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.

II. Saran
Demikian makalah ini di susun, penulis berharap semoga tulisan ini
dapat menambah wawasan untuk kita semua dan terima kasih atas antusias kepada
pembaca yang telah mencoba memahami isi makalah ini. Tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahan dari makalah ini. Kami berharap pembaca memberikan
saran dan kritik kepada kami demi sempurnanya makalah ini di kesempatan
berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Nabila, Maya Sari Dewi & Samsir Damanik. 2021. Tafsir Ayat-Ayat
Tentang Motivasi Kerja, Cybernetics: Journal Educational Research
and Social Studies, Vol. 2, No. 1, h. 73-87
Akh. Muwafik Saleh. 2009. Bekerja dengan Hati Nurani. Erlangga

27
Anisa Wahyuni, Elva Siti Fatimah, & Bambang Samsul Arifin. Motivasi Kerja
dalam Organisasi Pendidikan, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Ayok Ariyanto dan Sulistyrini. 2020, Konsep Motivasi Dasar dan Aplikasi
Dalam Pendidikan Islam, Al-Asasyya: Journal Basic Of Education,
Vol. 4
https://tafsirweb.com/
Malayu Hasibuan SP. 2003. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan
Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara
Rahmat Hidayat dan H. Candra Wijaya. 2020. Ayat-Ayat Al-Quran Tentang
Manajemen Pendidikan Islam. Medan: LPPPI
Tri Sukitman. 2018. Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan,
Jurnal Autentik, Vol. 2, No. 1

28

Anda mungkin juga menyukai