Oleh karena itu, untuk menciptakan sebuah kesepakatan sebagai ketentuan yang
wajib dipatuhi, maka dibutuhkan adanya suatu kontrak yang dalam hukum Islam
disebut sebagai akad.
Apa saja yang akan kita pelajari?
pengertian akad
Secara garis besar, akad dalam sudut pandang bahasa berarti ikatan dan
merupakan lawan kata dari kata al-hall (terlepas/terurai), baik ikatan
secara konkrit, seperti mengikat tali, maupun secara abstrak, seperti
mengikat janji.
Akad Secara Terminologi Fuqaha
Pasal 1 UUPB pada angka 13 mengatakan: “Akad adalah kesepakatan tertulis antara
bank syariah atau UUS dan pihak lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi
masing-masing pihak sesuai dengan prinsip syariah.”
UUSBSN dalam Pasal 1 angka 5 mengatakan: “Akad adalah perjanjian tertulis yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
Shighat
Objek Akad
Shighat
Shighat adalah sesuatu yang menjadi sebab terjadinya akad, baik ucapan atau
tindakan sebagai penjelasan bagi kehendak pelaku kontrak dan pewujudan dari kata
hati mereka.Yang dimaksud ucapan adalah susunan kalimat yang menunjukkan
kehendak dua pihak atau lebih dalam membentuk akad, baik dengan lisan atau
dengan tulisan.
Wali, Wakil, dan Fudhuli (Orang Lain). Pembahasan wali dan wakil sudah banyak dibicarakan
dalam kitab-kitab fiqih. Maka, saya fokuskan pembahasan soal akad yang dilakukan secara
fadhalah. Yang dimaksud fudhuli adalah orang yang melakukan akad dengan menggunakan hak
orang lain tanpa izin darinya atau dari syara’
Objek Akad
Objek akad berupa muawad dan iwad. Muawwad atau Mutabarra’ bih
adalah barang atau objek tabarru’. Mu’awad disyaratkan harus: 1) berupa
harta dalam pandangan syara’ 2) nyata 3) bisa diserahkan.
Sedangkan Iwadl adalah sesuatu yang diberikan sebagai ganti dari barang,
bisa berupa uang (nuqud) atau yang lain. Jika bukan berupa uang,
syaratnya sama dengan muawwadl. Dan jika berupa uang, harus diketahui
sifat dan nominalnya
Syarat Akad Secara Umum
Kedua, Kehendak harus selamat dari cacat. Ada beberapa catat yang merusak akad,
yaitu:Paksaan , Kesalahan, Tadlis (Pengaburan fakta), Ghabn (kerugian),
Kelima, akad harus bermanfaat dan diterima oleh syara’ dan akal
Menurut Keabsahan, akad ada tiga jenis: Akad Sahih, Akad Fasid, dan Akad Batil
Menurut nama, akad ada dua: Akad Bernama dan Akad tidak Bernama
Akad dari segi mengikat dan tidak mengikat ada dua: Akad Mengikat dan Akad
tidak Mengikat
Bentuk-bentuk Akad
Akad jual beli, yaitu: Salam, istishna’, murabahah, bai’ al-wafa, bai’ bi al-dhaman al-ajil, bai’
al-inah, bai’ al-tawarruq, bai’ al-dain.
Akad jasa, yaitu: hawalah, wadiah, rahn, wakalah, kafalah, ju’alah, syuf’ah, sharf.
Akad Sosial, yaitu: ‘ariyah, qardl, hibah, sedekah, hadiah, zakat, wakaf.
Produk Bank Syariah
Pendanaan:
A. Pola titipan (wadiah yad dhamanah), bentuk produknya adalah giro dan tabungan.
C. Pola lainnya (wakalah, kafalah, hawalah, rahn, ujr, sharf) jasa keuangan.