Etika Pemerintahan
Etika Pemerintahan
ETIKA ARISTOTELES
Dibuat Oleh
52418022
Akuntansi
ABSTRAK
Politik uang merupakan cara bagaimana para calon anggota legislatif dan
calon pemimpin dalam bepolitik kotor. Politik uang dilakukan karena seseorang
tidak mempunyai etika baik, maka tindakan yang dilakukan tidak menuju kepada
kebaikan. Dalam teori Aristoteles etika dan politik sangatlah berhubungan karena
seorang manusia haruslah mempunyai etika yang baik, maka dalam berpolitik
etika baik akan ada dengan sendirinya sesuai dengan tindakan yang dilakukan
sehingga tujuan dari politik tersebut mengarah kepada kebaikan. Jika langkah
awal para calon anggota legislatif dan calon pemimpin melakukan tindakan yang
mengarah kepada tujuan kebaikan maka pada saat menjabat tidak akan terjadi
suatu hal yang merugikan.
1. PENDAHULUAN
Kasus politik uang bukan sesuatu yang baru didengar oleh masyarakat akan
tetapi politik uang merupakan suatu permainan dari berbagai calon yang akan
mengajukan sebagai pejabat ataupun pimpinan negara. Mereka kadang melakukan
politik uang dengan mencari kesempatan pada saat ada perkumpulan atau
biasanya juga dilakukan satu hari sebelum dilaksanakannya pemilu. Negara
Indonesia adalah negara demokrasi, maka kebanyakan masyarakat biasanya
1
langsung terpengaruh dengan adanya politik uang sehingga pemberian suara pada
saat pemilu tidak sesuai dengan kenyataan akan tetapi dapat diperumpamakan jika
ada uang maka itulah yang akan dipilih.
2. PEMBAHASAN
2.1 Penjelasan Mengenai Etika
Banyak orang yang mengatakan bahwa etika itu sama dengan etiket, akan
tetapi sebenarnya etika dengan etiket itu sangatlah berbeda. Etika merupakan baik
buruk yang dilakukan manusia, sedangkan etiket merupakan bagaimana manusia
itu berperilaku sopan ataupun tidak sopan. Maka sebagai manusia mempunyai
akal budi yang baik sangatlah dibutuhkan karena untuk berfikir kepada sesuatu hal
dan juga pengetahuan. Ketika seseorang melakukan tindakan ia akan berfikir
dengan akal budi sehingga jika terjadi tindakan yang tidak baik sama saja telah
melanggar etika kebaikan. Maka jika terjun dalam dunia politik etika juga sangat
diperlukan.
2
politik. Sehingga calon pemimpin negara ataupun anggota legislatif yang sudah
mempunyai etika baik dengan itu politik akan berjalan mempunyai tujuan untuk
kebaikan.
Karena Aristoteles mengatakan bahwa kebaikan adalah itu yang dituju atau itu
yang dikejar. Ketika seorang pemimpin yang ingin mendapatkan kekuasaan
ataupun yang berada dalam dunia politik maka ketika mereka mempunyai
tujuan,tindakan yang akan dilakukan tidak akan menyilang atau melanggar
peraturan yang sudah ditetapkan.
Manusia dalam melakukan tindakan terdapat 3 hal yang perlu diketahui yaitu
tahu, mau dan bebas. Manusia harus megetahui tindakan apa yang akan dilakukan
tanpa merugikan orang-orang di sekitar setelah mengetahui bagaimana tindakan
yang dilakukan maka manusia harus mau untuk bertanggung jawab atas semua
resiko yang akan terjadi dari hasil tindakan yang dilakukan, ketika tindakan
tersebut positif maka akan menghasilkan pribadi yang mempunyai etika yang
baik, akan tetapi sebaliknya jika manusia melakukan tindakan yang negatif maka
sama saja mereka telah memiliki etika tidak baik.
Dari situ semua tindakan manusia akan menghasilkan bagaimana seorang
pribadi beretika. Ketika seorang pemimpin tidak mau berfikir akan tindakan yang
dilakukan maka dapat merugikan mereka dalam berpolitik. Karena semua berawal
dari bagaimana etika seseorang maka ketika melakukan sesuatu hal kebaikan akan
berjalan dengan sendirinya ketika seseorang mempunyai etika baik. Maka etika
merupakan sesuatu yang mendasar dari tindakan politik. Karena politik
merupakan perkumpulan atau hidup bersama maka dengan itu akan mempunyai
sebuah tujuan untuk menuju kebaikan dengan tanpa adanya paksaan karena sudah
didasarkan pada etika. Ketika sebuah perkumpulan tersebut mencapai titik tujuan
kebaikan maka akan merasakan kesempurnaan dalam berpolitik sekaligus
kesempurnaan dalam etika.
3
pejabat yang akan diusung dalam sebuah pemilihan umum menjadi yang terbaik
dan pemenang.
Akan tetapi tidak dapat dipungkiri lagi karena banyak yang sudah kita lihat
saat ini bahwa politik bisa saja menjadi kotor karena ulah manusia sendiri, contoh
nyata yang sering terjadi yaitu ketika seorang pemimpin ingin mendapatkan
kekuasaan maka ia akan melakukan segala cara untuk mendapatkannya yaitu
dengan melakukan politik uang.
Bagaimanakah politik uang tersebut terjadi? Ketika calon pejabat yang akan
mencalonkan diri sebagai pemimpin negara ataupun anggota legislatif mereka
tidak berdiri sendiri akan tetapi banyak para pendukung dan juga kader-kader
yang di bawahnya, dari situ calon calon pejabat yang akan mencalonkan diri
hanya memerintahkan kepada para kader-kader atau ketua dalam partai politik
untuk melakukan pemberian uang kepada masyarakat serta memberikan berupa
brosur atau foto calon pejabat yang telah memberikan uang tersebut.
Mereka memberikannya tidak dengan metode transparan akan tetapi dilakukan
pada saat waktu mendekati pemilihan umum. Maka dari situlah kebanyakan
masyarakat sampai saat ini memilih calon pemimpin tidak berdasarkan dari
karakter pribadi pemimpin akan tetapi memilih menurut jumlah uang yang
diberikan.
Di Indonesia pada tanggal 17 April 2019 kemarin telah berhasil melaksanakan
pemilu serentak dengan aman dan damai. Pemilu yang dilakukan adalah
pemilihan calon presiden, calon anggota DPR, DPRD provinsi, DPRD dan
anggota DPD. Akan tetapi ditemukan berbagai bentuk permasalahan sampai
pemilu tersebut berlangsung yaitu adanya politik uang di masa tenang. Di sini
para pendukung calon atau kader-kader pengusung calon pemimpin dan pejabat
mendapatkan tanggung jawab untuk membagikan uang atau bisa disebut juga
dengan uang penyogok masyarakat agar memilih calon pemimpin yang
memberikan uang.
Dengan rayuan manis dari pengusung paslon maka masyarakat pun terkena
rayuan sehingga pada saat pemilu berlangsung masyarakat menghafalkan nomor
urutan dan partai yang telah memberinya. Setelah dilakukannya pemilu serentak
ternyata hampir 25 kabupaten/kota melakukan politik uang. Kebanyakan yang
4
melakukan hal tersebut adalah para anggota legislatif dengan bertujuan untuk
memengaruh masyarakat dengan cara pemberian berupa uang, deterjen dan
sembako.
Akan tetapi tidak dapat dianggap bahwa pasangan calon presiden kemarin
tidak melakukan politik uang, mereka melakukan hal yang bisa saja dianggap
politik uang akan tetapi menurut para pasangan calon presiden bukanlah politik
uang yaitu pembagian kaos pada saat kampanye, kaos tersebut berisi foto ataupun
anam dari pasangan calon presiden dan motto dari pasangan calon yang
melakukan dan bisa dilakukan juga pada saat blusukan di daerah-daerah tertentu
atau melalui para pengusung partai. Dan mereka juga memberikan berupa
bingkisan kepada masyarakat.
Politik uang di masa tenang dilakukan dengan sangat gencar-gencarnya karena
tiga hari sebelum pemilu atau bisa disebut dengan serangan fajar. Para anggota
legislatif berusaha untuk meyakinkan hati masyarakat dengan menggunakan
politik uang.
KOMPAS.COM – Temuan paling banyak didapat di Kecamatan Tigabinanga
Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah uang Rp. 190 juta.
Dalam melakukan politik uang banyak ditemukan di daerah rumah penduduk dan
juga di tempat-tempat keramaian seperti pusat perbelanjaan.
“Dalam Undang - Undang Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 Pasal 278 ayat 2
disebutkan selama masa tenang, pelaksana, peserta dan atau tim kampanye
pemilu presiden dan wakil presiden dilarang menjanjikan atau memberikan
imbalan kepada pemilih untuk: a. Tidak menggunakan hak pilihnya; b. Memilih
pasangan calon; c. Memilih partai politik peserta pemilu tertentu; d.memilih
calon anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD; e. Memilih calon anggota DPD
tertentu.” Maka ketika hal tersebut diketahui oleh pemerintah dan juga badan
pengawas pemilihan umum maka akan mendapatkan sanksi yang sudah diatur
“dalam pasal 523 ayat 2 yaitu setiap pelaksana, peserta dan atau tim kampanye
pemilu yang dengan sengaja pada masa tenang menjanjikan atau memberikan
imbalan uang atau materi lainnya kepada pemilih secara langsung ataupun tidak
langsung, dipidana penjara paling lama empat tahun dan denda paling banyak
48 juta.”
5
Banyak berbagai faktor yang menyebabkan kasus politik uang ini terjadi yaitu:
Terlalu banyaknya calon anggota legislatif dan juga pemimpin negara yang
melakukan politik uang hal tersebut juga dapat merugikan pemerintah yaitu tidak
diamalkan lagi sifat dari demokrasi negara yang aman dan damai, meningkatkan
biaya pemilu karena harus melakukan berbagai hal pencegahan agar tidak terjadi
politik uang meskipun masih belum bisa diatasi dari permasalahan tersebut.
6
melakukan lebih dari satu tahun bahkan bertahun - tahun. Kemungkinan besar
awal mereka melangkah yang sudah salah yaitu melakukan berbagai cara untuk
mencapai keinginan sendiri tanpa memikirkan bagaimanakah di kemudian
harinya. Bersenang-senang diawal memang sangatlah menyenangkan bahkan
kepahitan yang akan diterima di kemudian harinya pun tidak dihiraukan.
Pembagian politik uang di hari detik-detik menjelang pemilu memang sangatlah
rawan karena dengan itu masyarakat akan tergoyah dan memilih pemimpin yang
sangat memberikan janji manis di awal tanpa melihat jati diri sebenarnya.
Dengan menerapkan praktek politik uang maka pemimpin yang terpilih
tidaklah sesuai dengan kenyataan. Sehingga mereka yang terpilih akan
menggunakan kekuasaan secara bebas tanpa mempunyai tujuan kebaikan. Mereka
akan berusaha mengembalikan uang yang digunakan sebagai politik uang selama
kampanye. Sehingga bagaimana manapun caranya baik atau tidak baik tetap
dilakukan selama uang akan kembali. Hal tersebut sangatlah merugikan untuk
semua pihak baik masyarakat, pemerintah dan negara Indonesia ini.
7
untuk kebaikan. Jika politik uang dalam pemilu serentak ini sangatlah melebihi
nilai kewajaran.
Mereka para calon anggota legislatif yang memberikan sangatlah tidak
memperhatikan keberadaan etika hanya yang diinginkan adalah kemenangan.
Sedangkan sebagai penerima mereka mempunyai kebingungan dalam keberadaan
kasus politik uang ini, karena kebanyakan sebagian masyarakat hanya mengikuti
atasan dan tidak berani menolak. Dengan begitu sebagai pemberi bisa dikatakan
memiliki hati nurani yang sesat karena sudah mengetahui bahwa perbuatan yang
dilakukan tidak mengarah untuk kebaikan akan tetapi tetap dilakukan.
Sedangkan sebagai penerima atau masyarakat bisa dikatakan memiliki hati
nurani bimbang apa yang menyebabkan hati nurani bimbang karena kurangnya
pengetahuan sehingga apa yang terjadi tidak pernah menengok bagaimanakah
kejadian sebelumnya sudah pernah terjadi. Maka sebagai penerima politik uang
jika merasa ragu dengan yang diterima maka lebih baik menolak. Dengan begitu
harus mencoba mencari tau tentang bagaimana sikap dan biodata dari para calon
anggota legislatif dan calon presiden.
8
dikejar. Sedangkan dalam kasus politik uang merupakan perilaku yang dilakukan
calon yang tidak mempunyai tujuan maka rencana tidak akan mencapai tujuan
kebaikan. Sama saja politik uang mereka yang tidak mengetahui bagaimana etika
dan politik itu sangat berhubungan. Dalam pandangan Aristoteles, hubungan etika
dan politik dapat disimak dengan gamblang dan tegas dari kalimat pertama
(pembuka) buku etika Nicomachean Ethis dan kalimat pembuka buku politiknya
politics.
Kasus politik uang dilakukan oleh para calon perwakilan rakyat atau calon
anggota legislatif. Tidak hanya mereka bebas melakukan akan tetapi mereka juga
akan bebas dalam memimpin rakyatnya. Dengan kata lain tujuan politik tidak
untuk tujuan bersama atau bisa dikatakan untuk kepentingan pribadi. Jika politik
uang terus terjadi maka calon anggota legislatif tidak memiliki etika. Ketika etika
baik tidak dimiliki oleh seorang pemimpin bagaimanakah mereka mampu
berkumpul dengan banyak orang dalam berpolitik. Hal itu sangatlah
dikhawatirkan karena jika mereka yang tidak mempunyai etika baik berkumpul
dalam forum tertentu maka tidak ada lagi tindakan menuju kebaikan yang akan
dilakukan.
Etika dengan politik sebenarnya sangatlah berhubungan. Bagaimana manusia
melakukan suatu perkumpulan atau biasanya dalam berpolitik maka etika akan
bersama dengan tindakan manusia. Sehingga ditinjau dari teori Aristoteles calon
legislatif dan juga calon pemimpin negara harus mempunyai etika yang baik
seperti halnya melakukan tindakan yang tidak merugikan orang lain dan
mempunyai tujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Maka dalam teori
Aristoteles dalam berpolitik, etika sebagai penyempurna. Dalam politik akan
berhubungan langsung dengan moral karena semua bukan berdasarkan bayangan
akan tetapi kenyataan. Sehingga ketika di Indonesia para calon anggota legislatif
dan calon pemimpin mampu menghilangkan kebiasaan melakukan politik uang
maka negara ini akan jauh lebih baik dengan semakin berkurangnya politik uang
sama saja mencegah terjadinya korupsi. Dengan itu maka dalam politik mampu
mewujudkan keadilan karena tidak adanya masyarakat yang berkomentar bahwa
dirinya tidak mendapatkan uang atau sembako dari para calon, sehingga mampu
memberikan kebahagiaan kepada sesama yang ada di Indonesia ini.
9
Sebagai perwakilan rakyat seorang pemimpin harus memiliki jiwa yang
tanggung jawab dan mampu menjalankan semua kewajibannya selama berada
dalam memimpin masyarakat. Sikap pemberani juga harus dimiliki sebagai
seorang pemimpin yang bergelut dalam dunia politik karena tindakan apa yang
dilakukan dan resiko apa yang akan diterima harus berani bertindak selama itu
untuk kebaikan.
3. KESIMPULAN
Dalam pemilu serentak bulan April 2019 kemarin memang sangat terjadi
permasalahan, seperti halnya maraknya kasus politik uang. Kasus politik uang ini
banyak dilakukan oleh para calon anggota legislatif. Sehingga sebagai masyarakat
seharusnya kita mampu memilah manakah tindakan yang baik dan manakah
tindakan yang kotor. Sedangkan sebagai calon perwakilan rakyat mereka juga
harus mampu menunjukkan jati diri mereka yang sebenarnya tanpa harus melalui
tindakan dengan politik uang.
10
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, A., & Dewantara, A. (2018). STUDI KASUS EKSEKUSI MATI TKI
INDONESIA (TUTI TURSILAWATI) DITINJAU DARI TEORI TINDAKAN
MANUSIA, TATANAN MORAL SUBJEKTIF, DAN TATANAN MORAL
OBJEKTIF.
Internet:
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/nasional/read/
2019/04/16/20064431/bawaslu-temukan-25-kasus-dugaan-politik-uang-selama-
masa-tenang
https://m.detik.com/news/berita/d-4514560/polri-beberkan-19-kasus-politik-uang-
selama-masa-tenang-pemilu
https://www.google.com/amp/s/m.liputan6.com/amp/3942482/4-alasan-politik-
uang-sulit-hilang-di-indonesia
https://www.google.com/amp/s/www.bbc.com/indonesia/amp/indonesia-
47747515
11