Anda di halaman 1dari 2

Seorang karyawan di sebuah perusahan telah bekerja selama 30 Tahun, kerja dari Tahun 1991 (UU

No.13/2003) dan PHK pada Tahun 2021 (UU No.11/2020), bagaimana menjawab persolan tersebut? Dan
berikan penjelasannya!

Dengan PHK nya karyawan tersebut, maka karyawan itu berhak mendapatkan pesangon. Pesangon
adalah uang yang wajib dibayarkan perusahaan dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja dengan
karyawan. Pemberian pesangon sendiri telah diatur dalam UU Ketenagakerjaan No 13. Tahun 2003.
Selain uang pesangon ada kompensasi lain yang turut disertakan bila mengalami pemutusan hubungan
kerja oleh perusahaan, yaitu Uang Penghargaan Masa Kerja (UPMK) dan Uang Penggantian Hak (UPH).

Aturan pesangon terbaru di tahun 2021 yang berlaku adalah mengacu pada UU Cipta Kerja (Omnibus
Law) beserta aturan turunannya yang berupa peraturan pemerintah. Pemerintah menerbitkan
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu
Kerja, Hubungan Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja. Aturan turunan dari UU
Cipta Kerja tersebut memuat ketentuan mengenai berapa besaran pesangon untuk korban PHK,
termasuk untuk yang berlaku di tahun 2021. Hal ini tertuang dalam BAB V Pemutusan Hubungan Kerja
Pasal 40 mengenai Hak Akibat Pemutusan Hubungan Kerja.

Beberapa pasal dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah
mengalami perubahan. Terdapat beberapa pasal yang diubah dan dihapus. Berikut ini poin perubahan
dalam UU Ketenagakerjaan yang berkaitan dengan pesangon:

1. Pasal 156 UU Ketenagakerjaan no 13 tahun 2003 ayat 2 menjelaskan rincian besaran pesangon yang
paling sedikit diterima oleh korban PHK. Namun, UU cipta Kerja mengubahnya menjadi besaran
pesangon paling besar yang diterima oleh korban PHK.

2. Dalam UU Cipta Kerja pada pasal 156 dijelaskan bahwa uang penggantian hak yang seharusnya
diterima antara lain:

cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur

biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke tempat dimana pekerja/buruh
dierima kerja

hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja sama.

Aturan ini berbeda dengan UU No 13 yang menyebut bahwa uang penggantian hak juga meliputi
penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% dari uang pesangaon
dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat.

3. Perubahan lain dilakukan adalah pasal-pasal yang mengatur pesangon harus dua kali lipat
(163,164,166,167) dalaam UU Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 dihapus dalam UU Cipta kerja.
Sehingga, bila jatah pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dalam UU 13/2003 maksimal bisa
mencapai 32 kali upah bulanan dengan masa kerja 24 tahun ke atas dengan syarat di-PHK karena
meninggal, pensiun, efisiensi dan perusahaan merger maka dalam UU Ciptaker hanya menjadi 25.

Di karenakan karyawan tersebut di PHK tahun 2021, maka otomatis uang pesangon yang didapatkan
karyawan tersebut merujuk ke PP No.3 Tahun 2021. Tetapi bisa saja ada pertimbangan dari perusahan
untuk karyawan tersebut karena masa kerjanya dan baru diberlakunya peraturan tersebut, dimana
sebelum itu perusahan sudah menyiapkan pesangon sesuai dengan UU No.13/2013 atau adanya PKB.

Atau di dalam perusahaan itu terdapat serikat pekerja/serikat buruh dan telah dibuat perjanjian kerja
bersama (PKB), dan uang pesangon dari PKB tersebut lebih tinggi dari UU cipta kerja. Maka perusahaan
tersebut boleh memberi pesangon dengan merujuk ke PKB tersebut.

Anda mungkin juga menyukai