Modul PDE SMKN 1 Mandor
Modul PDE SMKN 1 Mandor
A. Pengertian K3
1. Pengertian secara Filosofis
K3 merupakan suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarakat
adil dan makmur.
2. Pengertian secara Keilmuan
Dalam ilmu pengetahuan dan penerapannya, K3 adalah usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran,
peledakan dan pencemaran lingkungan.
3. Pengertian secara OHSAS 18001:2007 (Occupational Health and Safety
Assessment Series)
K3 adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan
kesehatan kerja dari tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok,
pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
B. Fungsi K3
Pelaksanaan K3 memiliki fungsi yang cukup banyak dan bermanfaat, baik bagi
perusahaan maupun bagi pekerja. Berikut ini adalah beberapa fungsi K3 secara umum:
1. Sebagai pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaian akan adanya risiko
dan bahaya bagi keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja.
2. Membantu memberikan saran dalam perencanaan, proses organisir, desain tempat
kerja, dan pelaksanaan kerja.
3. Sebagai pedoman dalam memantau kesehatan dan keselamatan para pekerja di
lingkungan kerja.
4. Memberikan saran mengenai informasi, edukasi, dan pelatihan mengenai kesehatan
dan keselamatan kerja.
5. Sebagai pedoman dalam membuat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur
dan program.
6. Sebagai acuan dalam mengukur keefektifan tindakan pengendalian bahaya dan
program pengendalian bahaya
C. Tujuan K3
K3 bertujuan untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan dengan memelihara dan melindungi kesehatan, keamanan dan
keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, dan pada akhirnya dapat meningkatkan sistem efisiensi dan
produktivitas kerja.
Menurut UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, tujuan dari K3 adalah
mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit dikarenakan pekerjaan. Selain itu, K3 juga
berfungsi untuk melindungi semua sumber produksi agar dapat digunakan secara efektif.
Berikut ini adalah fungsi dan tujuan K3 secara umum:
1. Untuk melindungi dan memelihara kesehatan dan keselamatan tenaga kerja
sehingga kinerjanya dapat meningkat.
2. Untuk menjaga dan memastikan keselamatan dan kesehatan semua orang yang
berada di lingkungan kerja.
3. Untuk memastikan sumber produksi terpelihara dengan baik dan dapat digunakan
secara aman dan efisien.
E. Ruang Lingkup K3
Mengacu pada pengertian K3 di atas, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan
oleh perusahaan dalam pelaksanaan K3, yaitu:
1. Lingkungan Kerja
Ini adalah lokasi dimana para pekerja melakukan aktifitas bekerja. Kondisi
lingkungan kerja harus memadai (suhu, ventilasi, penerangan, situasi) untuk
meminimalisir potensi terjadinya kecelakaan atau penyakit.
G. Rambu-rambu K3
Rambu-rambu K3 merupakan tanda-tanda berupa tulisan atau gambaran pada papan,
poster yang dipasang di tempat kerja /Laboratorium, untuk menarik perhatian terhadap
K3; Menunjukan adanya potensi bahaya; Memberikan informasi umum dan memberikan
pengarahan; mengingatkan para karyawan dimana harus menggunakan peralatan
pelindung diri sebelum melaksanakan aktifitas di tempat kerja; Menunjukan dimana
peralatan darurat keselamatan berada; Memberikan peringatan waspada terhadap
beberapa tindakan atau perilaku yang tidak diperbolehkan.
Tabel 1.1 Makna warna dalam K3
2. Rambu Peringatan
Rambu ini memberikan peringatan yang perlu diperhatikan oleh siapa saja yang ada
di lingkungan tersebut harus mematuhinya, tanpa ada pengecualian agar tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan. Ciri-ciri rambu peringatan adalah berbentuk segitiga,
latar gambar berwarna kuning, dan logo atau gambar berwarna hitam dengan bingkai
berwarna Hitam. Berikut contohnya:
Tabel 1.6 Rambu Peringatan
3. Rambu Persyaratan Kerja (Wajib dilaksanakan)
Rambu ini memberikan gambaran persyaratan kerja yang wajib dilaksanakan oleh
siapa saja yang ada di lingkungan tersebut harus mematuhinya, melaksanakannya
tanpa ada pengecualian. Ciri-ciri rambu peringatan adalah berbentuk bulat, latar
gambar berwarna biru, dan logo atau gambar berwarna Putih. Berikut contohnya:
Tabel 1.7 Rambu Persyaratan Kerja
4. Rambu Pertolongan
Rambu ini memberikan bantuan/pertolongan serta arah yang ada di
lingkungan/area /lorong tersebut merupakan petunjuk arah yang harus diikuti
siapasaja terutama bila terjadi kondisi darurat. Ciri-ciri rambu pertolongan atau
penunjukarah adalah adalah berbentuk segi empat, warna dasar hijau dan logo atau
gambar berwarna Putih. Berikut contohnya:
Tabel 1.8 Rambu Pertolongan
H. Simbol-simbol Keselamatan Organ Tubuh
1. Badan
Tabel 1.9 Simbol-simbol Keselamatan Badan
2. Kaki
Tabel 1.10 Simbol-simbol Keselamatan Kaki
A. Pengertian APD
Bagi seorang pekerja K3 menjadi hal utama selain itu K3 ini juga diatur
dalam Undang-undang Ketenagakerjaan. Perusahaan dan pekerja sama-sama harus
mengetahui tentang keselamatan kerja sesuai dengan standar yang berlaku, salah
satunya dengan menggunakan APD yang sesuai dengan standarisasi.
b. Coverall
Cloverall adalah pakaian khusus yang terbuat daribahan khusus untuk
melindungi pengunanya dari aktivitas yang kotor atau berbahaya.
Biasanya Cloverall juga didesain khusus dengan desain kesesuaian
pekerjaan sehingga bisa salah satu menjadi ciri khas.
2. Manfaat APD
Untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya
potensi bahaya/kecelakaan kerja;
Mengurangi resiko akibat kecelakaan.
Gambar 2.12 Penerapan APD Yang Benar dan Salah
BAB III
A. Perkakas Tangan
Perkakas tangan/ Peralatan tangan adalah suatu alat yang dalam penggunaannya
menggunakan tangan manual (tenaga manusia) dan bukan dengan mesin. Perkakas tangan
umumnya tidak terlalu berbahaya jika dibandingkan dengan perkakas elekktrik. Adapun
macam-macam perkakas tangan meliputi:
1. Obeng (Screw driver)
Obeng adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengencangkan atau mengendorkan
baut. Cara penggunaannya adalah dengan memutar bagian atas dari baut untuk
mengencangkan atau mengendorkannya. Obeng terdiri dari batang yang terbuat dari baja
keras berkualitas tinggi dengan satu mata pada ujungnya dan gagang terbuat dari
plastik/kayu yang dicetak pada batangnya. Ada beberapa model yang digunakan di
seluruh dunia. Jenis yang sangat umum di Indonesia adalah model Philips yang populer
disebut obeng kembang/bintang atau Plus (+) dan slotted yang sering disebut obeng
minus (-). Jenis obeng lain yang digunakan di negara-negara lain antara lain Torx
(Bintang segi enam), Hex (Segi enam) dan Robertson (Kotak).
Pemilihan obeng haruslah yang sesuai dengan ukuran celah sekrup, karena obeng
yang terlalu kecil dapat terpelintir dan merusak kepala skrup dan bila terlalu besar maka
tidak akan muat pada celah skrup sehingga dapat terlepas pada saat memasangnya.
Gambar 3.3 (a) Pengunaan kunci pas yang benar (b) Pengunaan kunci pas yang salah
b. Kunci Ring
Kunci ring dengan kontruksi dua belas sudut (mata) memungkinkan dapat
digunakan pada ruangan yang terbatas. Karena dindingnya yang tipis, kunci ring dapat
digunakan pada posisi dimana kunci pas tidak dapat digunakan.
2) Sliding handle
Sliding handle merupakan salah satu alat pemegang mata sock yang yang bisa
digeser posisinya sepanjang batang handle. Hal ini menguntungkan apabila
digunakan pada area kerja yang sempit.
3) Speed Handle
Speed handle memiliki keuntungan bisa memutar baut dengan cepat, karena
prinsipnya sama dengan menggunakan bor tangan manual. Untuk baut-baut yang
panjang, tidak perlu melepas dan memasang handle pada mata sock.
5) Nut spinner
Merupakan alat pemegang (handle) yang memiliki ujung bebas bergerak, yang
memudahkan untuk mengencangkan atau membuka bautbaut yang rumit.
6) Universal joint
Kadang kita menemui suatu keadaan dimana saat mengencangkan atau membuka
tidak dalam posisi tegak lurus dan kesulitan dalam memutar, hal ini dapat
diantisipasi menggunakanuniversal joint, yang merupakan sambungan multi
engsel.
e. Kunci Inggris
Kunci inggris adalah kunci untuk melepas atau memasang mur/baut yang dapat
disetel menyempit atau melebar menyesuaikan dengan ukuran mur atau bautnya.
konstruksinya terdiri dari rahang diam, rahang geser ulir penyetel dan lengan. Apabila
ulir penyetel diputar rahang geser akan bergerak menyempit atau melebar.
Gambar 3.13 Kunci Inggris
f. Kunci Pipa
Kunci pipa biasa digunakan untuk melapas dan memasang pipa dengan sambungan
ulir atau memgang benda silindris lainnya,konstruksinya hampir sama dengan kunci
inggris, mempunyai rahang diam dan rahang geser serta ulir penyetel. Perbedaanya
pada kedua rahang kunci pipa mempunyai gerigi untuk menahan pipa supaya
tidakbergeser/lepas saat dijepit oleh kunci.
3. Tang (Plier)
Tang adalah alat tangan yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan keteknikan
yang berfungsi untuk memegang, memotong, melepas dan memasang komponen dan
lain sebagainya. Bentuk dan jenis tang beragam. Namun umumnya hanya terbagi atas
tiga jenis, yaitu
Tang pemotong (cutting pliers): Kedua bagian kepala atas dan bawah (rahang)
tajam. Tang ini cocok untuk memotong kawat dan kabel.
Tang penjepit (Clamp pliers): Memiliki rahang yang bergerigi sebagi capitan.
Biasanya gerigi ini sangat rapat dengan ujung rahang runcing. Ini untuk
menjangkau celah yang kecil.
Tang pengunci (Clocking Pliers): Rahang bergerigi yang renggang agar tak licin
ketika pengencangan baut.
m. Tang Rivet
Terdapat dua tipe yaitu biasa dan fleksibel, kedua fungsinya sama yaitu untuk
memasang paku keeling. Untuk yang fleksibel dapat digunakan untuk bidang lurus
maupun sudut.
4. Palu
Palu adalah alat bantu untuk memukul benda kerja yang aman, konstruksinya terdiri
dari kepala palu yang keras terbuat dari baja karbon (0.60-0.80%), karet, plastik
ataupun kayu. Gagang palu disesuaikan dengan ukuran kepala palu. Kepala palu terdiri
dari dua permukaan yang bisa dipergunakan untuk memukul.
d. Palu Kayu:
Palu Kayu biasanya digunakan untuk membentuk pelat dari bahan stainless
steel/galvanis.
e. Palu Karet
Palu karet biasanya digunakan untuk menghasilkan bentuk dengan sedikit bekas
pemukulan pada permukaan pelat alumunium / tembaga.
g. Palu Kuningan
biasanya digunakan untuk meluruskan plat kuningan / pada pekerjaan kuningan
5. Gregaji
Gergaji merupakan perkakas yang digunakan untuk kepentingan pemotongan.
Umumnya semua rumah pasti memiliki gergaji. Gergaji bisa digunakan untuk
pemotongan kayu maupun logam. Gregaji terdiri dari dua garis besar yaitu gregaji
tangan dan gregaji mesin Gergaji tangan merupakan gergaji yang menggunakannya
membutuhkan tenaga manusia. Umumnya digunakan untuk pemotongan yang ringan.
Bentuk dari gergaji tangan ada berbagai macam, antara lain :
a. Back saw
Gergaji ini umumnya memiliki ukuran yang pendek. Memiliki bilah potong yang
tipis yang diperkuat di bagian tepi atasnya. Biasanya digunakan untuk pemotongan
yang membutuhkan kesimetrisan. Sehingga membutuhkan pemotongan yang lurus,
halus dan konsisten.
Gambar 3.39 Back Saw
b. Bow saw
Gergaji yang memiliki bentuk seperti busur. Memiliki mata potong yang relatif
panjang yang memiliki banyak gigi dan bisa diganti apabila sudah tumpul.
Umumnya digunakan untuk pekerjaan di luar ruangan seperti pemotongan kayu.
c. Coping saw
Gergaji yang memiliki bilah potong yang kecil. Gergaji ini sangat cocok untuk
pekerjaan yang presisi. Contohnya untuk pemotongan berbagai bentuk yang
simetris. Umumnya dimiliki oleh tukang ledeng, tukang kayu, hingga tukang
mainan.
d. Crosscut saw
Gergaji yang dirancang untuk pemotongan kayu secara kasar. Memiliki bilah
potong yang relatif tebal, dengan gigi besar yang miring. Menurut jumlah
pegangannya, gergaji ini ada dua jenis. Yaitu yang memiliki pegangan satu dan
dua. Gergaji dengan satu pegangan digunakan untuk pemotongan kasar yang hanya
membutuhkan satu orang. Sedangkan yang memiliki dua pegangan dirancang untuk
pemotongan kasar yang membutuhkan dua orang. Seperti pada penebangan.
e. Fret saw
Gergaji yang mirip dengan coping saw. Perbedaannya hanya pada panjang bilah
pemotongnya yang lebih pendek. Gergaji ini memiliki bingkai yang lebih panjang
dan lebih besar. Sehingga memingkinkan pemotongan yang lebih dalam dibanding
coping saw. Cocok sekali digunakan untuk pemotongan yang rumit.
Gambar 3.42 Fret saw
f. Hacksaw
Gergaji yang umumnya digunakan untuk pemotongan logam seperti pipa. Gergaji
ini cukup ringan dan serbaguna. Bisa digunakan untuk memotong kayu, plastik,
maupun logam. Memiliki bilah potong khusus dengan jumlah gigi antara 18 sampai
32 gigi setiap inchi.
h. Keyhole saw
Gergaji yang memiliki bentuk seperti kunci. Memiliki gagang yang bundar dan
bilah tunggal yang meruncing dari pangkal ke ujung. Gergaji ini sangat berguna
dalam pengerjaan dry wall. Terutama untuk mengganti bagian yang berukuran
kecil.
Gambar 3.45 Keyhole saw
i. Pruning saw
Gergaji ini memiliki bilah pemotong dengan bentuk melengkung. Sehingga
pegangannya dirancang seperti pegangan pistol (pistol grip). Bilah potongnya lebar
dan memiliki gigi dengan dua arah pemotongan untuk pemotongan yang lebih
cepat.
k. Veneer saw
Gergaji yang dirancang khusus memiliki dua mata potong yang memiliki 13 gigi
per inch. Biasanya digunakan untuk pekerjaan yang presisi sehingga memiliki bilah
potong yang pendek.
l. Wallboard saw
Gergaji yang mirip dengan keyhole saw namun memiliki ukuran bilah yang lebih
pendek, lebih lebar. Memiliki jumlah gigi yang lebih sedikit per inch nya.
Dirancang khusus agar dapat menembus tembok. Atau untuk mengawali pekerjaan
sebelum menggunakan gergaji mesin.
6. Kikir
Kikir adalah salah satu alat yang terdiri batang baja yang mempunyai gigi-gigi
pemarut yang bahan dasarnya dibuat dari bahan baja karbon tinggi. Adapun fungsi
utama dari kikir adalah untuk membuang sebagian dari benda kerja dengan jalan
memarut sehingga menjadi rata, cembung, lengkung, dll.
7. Penitik
Penitik berfungsi untuk memberi tanda berupa titik pada benda kerja supaya tidak
tertukar, tanda garis yang akan dikerjakan/dipotong, pertemuan dua garis gambar atau
tanda titik tengah (senter) saat akan mulai melubangi dengan mata bor. Penitik
mempunyai kepala, dan ujung lancip untuk memberi tanda titik apabila kepalanya
dipukul oleh palu, sudut lancip penitik ada dua macam yaitu sudut 45º dan 60º.
Gambar 3.53 Jenis-jenis Penitik
8. Pengores
Penggores adalah alat untuk memberikan tanda garis atau menggambar pada benda
yang akan dikerjakan, misalnya memberi tanda untuk dilipat, dipotong, dilubangi dan
sebagainya. Untuk memberi tanda yang lurus digunakan penggores perata yang
dilengkapi stand yang dapat disetel sesuai kebutuhan. Penggores dan benda kerja
diletakan pada meja perata, kemudian penggores digeserkan maka garis lurus akan
terbentuk pada benda kerja.
Gambar 3.55 Jangka Pengores Lurus; Pengores dalam dan Pengores Luar
Gambar 3.56 Ragum Biasa (tetap); Ragum Bor dan Ragum Portable
Ketika akan membuat mengetap untuk membuat ulir pada besi pejal, maka kita
harus melakukan pengeboran terlebih dahulu dengan diameter yang lebih kecil dari ulir
yang akan dibuat. Kemudian menggunakan ulir kasar nomor 3, nomor 2 dan finishing,
Gambar 3.57 Pegangan Snai; Snai Bulat dan Snai segi enam
13. Pahat
Dalam kerja bangku pahat dapat digunakan untuk memotong plat tipis, memotong
mur/baut yang berkarat, membuka rivet atau paku keling. Pahat dibuat dari batang baja
yang sangat keras (baja tuang atau baja karbon 0,80-0,90%), ujung mata
potong/penyayat berbentuk pipih tajam dan dikeraskan sebagai permukaan potong
sedangkan kepalanya untuk menerima tekanan pukul dari palu.
Macam-macam bentuk pahat adalah:
a. Pahat rata: untuk memahat permukaan sehingga rata dan untuk memotong besi
plat.
b. Pahat Alur: untuk membuat alur segi 4, misalnya alur spi pada poros.
c. Pahat bermata intan: untuk membuat alur yang berbentuk V
d. Pahat ujung bulat: untuk memahat sudut bagian dalam sehingga membentuk
radus, dan membuat alur bulat.
16. Desoldering
Fungsi alat ini adalah untuk melepaskan kaki komponen dari timah,
setelah timah dipanaskan terlebih dahulu dengan solder.
a. Mistar baja
Penggaris atau mistar adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar untuk
menggambar garis lurus. Terdapat berbagai macam penggaris, dari mulai yang lurus
sampai yang berbentuk segitiga (biasanya segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga
siku-siku 30°–60°).
Terbuat dari logom stainles stell dan mempunyai ukuran dalam mm dan inchi,
dipergunakan sebagai penggaris atau atau untuk memeriksa rata dan tidaknya suatu
benda.
b. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai
seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak.
Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna
maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display digital. Pada
versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorong di bawah
30 cm dan 0.01 untuk yang di atas 30 cm.
Kegunaan jangka sorong adalah:
1) untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
2) untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang
(pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;
3) untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan
cara "menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat
pada gambar karena berada di sisi pemegang.
c. Mikrometer skrup
Mikrometer sekrup adalah alat pengukuran yang terdiri dari sekrup terkalibrasi
dan memiliki tingkat kepresisian 0.01 mm (10-5 m). Alat ini ditemukan pertama kali
oleh Willaim Gascoigne pada abad ke-17 karena dibutuhkan alat yang lebih presisi dari
jangka sorong. Penggunaan pertamanya adalah untuk mengukur jarak sudut antar
bintang-bintang dan ukuran benda-benda luar angkasa dari teleskop. Meskipun
mengandung kata “mikro”, alat ini tidak tepat digunakan untuk menghitung benda
dengan skala mikrometer. Kata “mikro” pada alat ini diambil dari Bahasa Yunani
micros yang berarti “kecil”, bukan skala mikro yang berarti 10-6.
2. Solder Listrik
Solder listrik merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk menyolder kaki-kaki
komponen elktronika dalam suatu rangkaian, baik yang menggunakan PCB maupun
moutry strip (kawat pagar yang berdiri). Solder listrik terdiri dari ujung tembaga dan
kawat filomen dan tabung filomen. Untuk menyolder komponen elektronika
sebaiknya berdaya 30 watt sampai 30 watt agar komponen yang tidak tahan panas
tidak akan rusak. Contoh: Dioda, Transistor, FET, IC da semi konduktor yang lain.
Didalam prakteknya pada saat kita menyolder, untuk alas tempat meletakkan solder
kita panas yang berlebihan dari solder diserap oleh tempatnya. Bila solder selesai
dipergunalan, solder harus dilepaskandari jaringa listrik agar ujung solder tidak cepat
rusak.
2) Column (Tiang)
Bagian dari mesin bor yang digunakan untuk menyangga bagian-bagian
yang digunakan untuk proses pengeboran. Kolom berbentuk silinder yang
mempunyai alur atau rel untuk jalur gerak vertikal dari meja kerja.
3) Table (Meja)
Bagian yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di bor.
Meja kerja dapat diatur ketinggian sesuai pekerjaan dan bisa berputar ke kiri
dan ke kanan dengan sumbu poros pada ujung yang melekat pada tiang
(column). Kesemuanya itu dilengkapi pengunci (table clamp) untuk
menjaga agar posisi meja sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk menjepit
benda kerja agar diam menggunakan ragum yang diletakkan di atas meja.
5) Spindle
Bagian yang menggerakkan chuck atau pencekam, yang memegang /
mencekam mata bor.
6) Spindle head
Merupakan rumah dari konstruksi spindle yang digerakkan oleh motor
dengan sambungan berupa belt dan diatur oleh drill feed handle untuk
proses pemakananya.
8) Kelistrikan
Penggerak utama dari mesin bor adalah motor listrik, untuk kelengkapanya
mulai dari kabel power dan kabel penghubung, fuse / sekring, lampu
indicator, saklar on / off dan saklar pengatur kecepatan.
5. Mesin Gerinda
Mesin gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong/
mengasah benda kerja dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah
roda gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja dan terjadi pemotongan/
pengasahan.
Gambar 3.71 bagian-bagian dari gerinda
e. Meja Benda
Meja benda bertujuan untuk mengontrol benda pada saat penggerindaan dan
mempengaruhi hasil dari penggerindaan.
Jenis-jenis mesin gerinda diantaranya:
1) Gerinda tangan
Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda
benda kerja. Pada umumnya mesin gerinda tangan digunakan untuk
menggerinda atau memotong logam, tetapi dengan menggunakan batu atau
mata yang sesuai kita juga dapat menggunakan mesin gerinda pada benda kerja
lain seperti kayu, beton, keramik, genteng, bata, batu alam, kaca, dan lain-lain.
6. Mesin Pemotong Plat (Sheet Metal Slitting / Cutting Machine) atau Gullotine
Mesin pemotong plat ini digunakan untuk memotong panjang plat sesuai dengan
dimensi yang diinginkan. Sistem shearing /geser memberikan kualitas potongan plat
yang cepat dan rapi. Plat yang dapat dipotong antara lain adalah: plat besi, plat
aluminium, plat seng, dll.
Mesin Gullotine Hidrolik terdiri dari dua (2) jenis yakni Mesin Gullotine manual
pemotongan pelat dilakukan dengan tuas penekan yang digerakkan oleh kaki pekerja.
Mesin Gullotine Hidrolik proses pemotongan nya digerakkan dengan sistem hidrolik,
sehingga kemampuan potong mesin Mesin Gullotine Hidrolik ini lebih besar dari
mesin Mesin Gullotine manual. Mesin Gullotine ini hanya mampu untuk
pemotongan plat –plat lurus. Untuk mesin gullotine manual, ketebalan plat yang
dapat dipotong dibawah 0,6 mm dan mesin Mesin Gullotine Hidrolik mampu
memotong plat 6 -10 mm.
8. Mesin Bubut
Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda
yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang
sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada
pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.
Jenis pengerjaan pada mesin bubut antara lain:
a. Membubut lurus
b. Membubut tirus
c. Membubut alur
d. Memotong benda kerja
e. Mengebor pada mesin bubut
f. Mengkartel
g. Membubut ulir sekrup
9. Mesin Gregaji
Mesin gergaji adalah alat untuk memotong benda kerja terutama yang terbuat dari
benda keras seperti besi, baja dan tembaga dalam jumlah yang banyak dengan
menggunakan tenaga motor listrik / motor bakar.
a. Mesin gergaji bolak-balik (Hacksaw-Machine)
Mesin gergaji ini umumnya memiliki pisau gergaji dengan panjang antara 300
mm sampai 900 mm dengan ketebalan 1,25 mm sampai 3 mm dengan jumlah
gigi rata-rata antara 1 sampai 6 gigi iper inchi
A. Bahan Logam
Logam adalah sebuah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation), unsur kimia
yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras, penghantar listrik dan panas, mengkilap dan
umumnya mempunyai titik cair tinggi
Logam adalah unsur yang memiliki sifat mengkilap dan umumnya merupakan
penghantar listrik dan penghantar panas yang baik. Unsur-unsur logam umumnya berwujud
padat pada suhu dan tekanan normal, kecuali raksa yang berwujud cair. Pada umumnya
unsur logam dapat ditempa sehingga dapat dibentuk menjadi benda benda lainnya.
Tabel 4.1 Unsur-unsur logam
Lambang
Nama Indonesia Nama Latin Bentuk Fisik
Unsur
Aluminium Aluminium Al padat, putih keperakan
Barium Barium Ba padat, putih keperakan
Besi Ferrum Fe padat, putih keperakan
Emas Aurum Au padat, berwarna kuning
Kalium Kalium K padat, putih keperakan
Kalsium Calcium Ca padat, putih keperakan
kromium Chromium Cr padat, putih keperakan
magnesium Magnesium Mg padat, putih keperakan
Mangan Manganium Mn padat, putih abu-abu
Natrium Natrium Na padat, putih keperakan
Nikel Nickelium Ni padat, putih keperakan
Keramik adalah bahan yang terbentuk dari hasil senyawa (compound) antara satu
atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan Ge) dengan satu atau lebih unsur-unsur
anorganik bukan logam; Polimer : adalah senyawa karbon dengan rantai molekul panjang,
termasuk bahan plastik dan karet.
4. Bahan Magnetis.
Dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu ferro magnetic, para-magnetic dan dia-
magnetic. Bahan ferro-magnetic adalah bahan yang mempunyai permeabilitas tinggi
dan mudah sekali dialiri garis-garis gaya magnet. Contoh bahan yang mempunyai
permeabilitas tinggi adalah besi, besi pasir, stalloy, dan sebagainya. Selain itu sering
dijumpai magnet yang merupakan magnet permanen, misalnya alnico, cobalt, baja
arang, dan sebagainya. Baja untuk magnet sering dijumpai pada pelat-pelat
motor/generator, pelat-pelat transformator, dan sebagainya. Dalam bidang
elektronika, digunakan bahan magnet misalnya pada speaker, alat-alat ukur
elektronika.
6. Bahan Nuklir.
Bahan nuklir sering dipakai sebagai bahan baker reaktor nuklir. Reaktor nuklir
adalah pesawat yang mengandung bahan-bahan nuklir yang dapat membelah, yang
disusun sedemikian sehingga suatu reaksi berantai dapat berjalan dalam keadaan dan
kondisi terkendali. Dengan sendirinya syarat agar suatu bahan dapat dipergunakan
sebagai bahan bakar nuklir adalah bahan yang dapat mengadakan fisi (pembelahan
atom). Dalam reaktor nuklir digunakan bahan bakar uranium 235, plutonium-239,
uranium-233
b. Sifat Fisis, Benda padat mempunyai bentuk yang tetap (bentuk sendiri), dimana
pada suhu yang tetap benda padat mempunyai isi yang tetap pula. Isi akan
bertambah atau memuai jika mengalami kenaikkan suhu dan sebaliknya benda
akan menyusut jika suhunya menurun. Karena berat benda tetap , maka
kepadatan benda akan bertambah, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Jika isi (volume) bertambah (memuai), maka kepadatannya akan berkurang
2) Jika isinya berkurang (menyusut), maka kepadatan akan bertambah.
3) Jadi benda lebih padat dalam keadaan dingin daripada dalam keadaan panas
c. Sifat Kimia, berkarat adalah termasuk sifat kimia dari suatu bahan yang terbuat
dari logam. Hal ini terjadi karena reaksi kimia dari bahan itu sendiri dengan
sekitarnya atau bahan itu sendiri dengan bahan cairan. Biasanya reaksi kimia
dengan bahan cairan itulah yang disebut berkarat atau korosi. Sedangkan reaksi
kimia dengan sekitarnya disebut pemburaman.