Anda di halaman 1dari 1

Cerita Inspiratif

BOTOL

Riana menangis tersedu-sedu ketika pulang dari sekolah. Ia memasuki rumah dengan muka merah, tanpa
mengucapkan salam, dan berjalan tergesa menaiki tangga tanpa memedulikan Mama yang bertanya. Biasanya, ia
selalu pulang sekolah dengan gembira, namun tidak pada hari ini. Mama bertanya-tanya, hal apa yang membuat
putrinya merasa marah dan kecewa seperti itu.

Selang beberapa menit, Mama memasuki kamar Riana. Tangisan Riana sudah mulai mereda. Ia kini menjadi lebih
tenang. Bersama dengan dibawakannya jus manga, Mama mulai mencoba mendekati Riana.

“Yuk minum ini dulu, Na” awalnya Riana enggan, tetapi akhirnya ia meminum jus mangga kesukaannya.

“Kamu kenapa, sayang?”

“Aku dibilang jelek sama Rangga, rambutku keriting, Ma, kayak Papa. Terus aku diledekin sama anak laki-laki satu
kelas pas pulang sekolah” masih terlihat jelas kekesalan paada mata Riana.

“Na, kamu tahu gak bahwa sebenarnya manusia sama seperti botol kosong itu?” tanya Mama ramah sambil
memperlihatkan botol kosong yang berada di meja belajar Riana. Riana pun menggeleng.

“Begini, kalau botol ini di isi dengan air mineral harganya bisa Rp5.000, lalau botol ini diisi jus harganya bisa
Rp10.000, kalau botol ini diisi dengan isi parfum terkenal, harganya bisa jutaan rupiah, dan jika diisi air got justru
botol ini tidak ada harganya sama sekali. Walaupun berbeda harga, bukankah fisiknya tetap botol bukan?”

“Iya, Ma, tetap botol. Lalu?” Riana menghapus sisa-sisa air matanya dan menyimak penjelasan Mama.

“Begitulah manusia di mata Tuhan, hanyalah seperti botol kosong. Yang membedakan ialah isi dari botol
tersebut. Tuhan tidak melihat fisik atau rupa dari manusia, tetapi ialah ketulusan jiwa, kebaikan, dan kebijakan
yang ia tempuh selama di dunia. Jadi, biarkan saja Rangga atau yang lainnya meledekmu. Terpenting, tunjukan
kemampuanmu dan tidak perlu merasa rendah diri, okay, cantik?”

Riana mengangguk dan langsung memeluk mamanya. Masa SMP memang cukup rumit untuk mulai mencari jati
diri. Namun kini, Riana mengerti bahwa setiap manusia tentunya akan selalu sama, yang berbeda ialah kebaikan
yang ada dalam hatinya.

Anda mungkin juga menyukai