Azzola Untuk Kambing Etawa
Azzola Untuk Kambing Etawa
NURWAHIDAH. J
SEKOLAHPASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
iii
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi
Ilmu dan Teknologi Peternakan
NURWAHIDAH. J
Kepada
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
iv
v
vi
PRAKATA
rendah hati mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah
M.Agr.S. selaku Dosen Pembahas dan Bapak Prof. Dr. Ir. Djoni
ke depannya.
Dekan II dan Wakil Dekan III, Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh
Family dan Dongga family terima kasih untuk semua cinta, kasih
penulis.
Kak Ulva Dianasari, Kak Ade Suryani, Kak Muhammad Jufri, Kak
Yudi Haas dan Ibu Masnur terima kasih selau ada untuk penulis.
11. Terima kasih kepada kakanda Muh. Arsan Jamili, Ibu Aminah Hajah
Penulis
ix
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
halaman
PRAKATA iii
ABSTRAK vi
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penelitian 3
D. Kegunaan Penelitian 3
A. Ternak Kambing 4
B. Produktivitas Kambing 6
C. Azolla 8
D. Fermentasi 11
E. Silase 12
F. Kualitas Pakan 17
G. Konsumsi Pakan 19
xii
H. Kecernaan Nutrien 25
J. Kerangka Pikir 34
K. Hipotesis 35
a. Materi Penelitian 36
b. Pelaksnan Penelitian 37
c. Peubah yang Diamati 38
d. Rancangan Penelitian 39
a. Materi Penelitian 40
b. Pelaksanan Penelitian 40
c. Peubah yang Diamati 44
d. Rancangan Penelitian 46
A. Kesimpulan 61
B. Saran 61
xiii
DAFTAR PUSTAKA 62
DAFTAR TABEL
Nomor halaman
Teks
1. Kandungan Nutrisi Azolla (%) Berdasarkan Berat Kering 9
3. Nilai nutrisi (Bahan Kering, Bahan Organik dan BETN) pada silase
pakan lengkap Berbasis Azolla dengan lama fermentasi yang
berbeda 47
DAFTAR GAMBAR
Nomor halaman
Teks
1. Kerangka Pikir 34
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor halaman
Teks
1. Sidik Ragam Kandungan Bahan Kering Silase Pakan
Lengkap Berbahan Utama Azolla dengan Lama
Fermentasi yang Berbeda. 70
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
segi jumlah anak sekelahiran, bobot lahir, interval kelahiran dan mortalitas.
yang hasilnya relatif cepat dan cukup memuaskan serta telah meluas
Salah satu jenis tanaman yang memiliki kandungan protein yang tinggi
pakan ternak belum ada yang melaporkan. Oleh karena itu pada
azolla sebagai pakan ternak masih sangat terbatas, karena kadar airnya
2
membutuhkan bahan baku yang banyak. Hal inilah dilakukan penelitian ini
Peranakan Etawa.
B. Rumusan Masalah
produksinya terbatas, hanya optimal pada musim hujan, oleh karena itu
simpan yang efektif pada azolla yang layak untuk digunakan pakan ternak
C. Tujuan Penelitian
(PE).
D. Kegunaan Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ternak Kambing
Barat pada kurun waktu 8.000-7.000 SM. Jadi, sebagai ternak kambing
lebih tua dari pada sapi. Diduga kambing yang dipelihara saat ini (Capra
aegagrus hircus) berasal dari keturunan tiga macam kambing liar yaitu
Benzoar goat atau kambing liar Eropa, kambing liar India (Capra aegagrus
hidup seperti ini tidak baik dan tidak sehat karena penuh resiko.
dengan menghasilkan anak 1-3 ekor per kelahiran, dengan berat badan
dengan kambing Kacang. Spesifikasi dari kambing ini adalah hidung agak
melengkung, telinga agak besar dan terkulai, berat tubuh sekitar 30-60 kg
dan produksi susu berkisar 1-1,5 l/hari. Keunikan kambing PE adalah bila
(perah) dan pedaging. Ciri khas kambing PE antara lain bentuk muka
ke belakang, panjang 6,5-24,5 cm, tinggi tubuh (gumba) 70-90 cm, tubuh
diusahakan beranak tiga kali setiap dua tahun dengan jumlah anak setiap
Sarwono, 2010).
B. Produktivitas Kambing
dengan petambahan bobot badan tiap hari, tiap minggu atau tiap waktu
merupakan suatu fenomena universal yang bermula dari sel telur yang
otak dan semua jaringan tubuh lainnya, kecuali jaringan lemak dan alat-
bangsa, jenis kelamin, makanan, kesehatan, umur induk dan berat lahir.
anak kambing jantan lebih tinggi dibandingkan dengan betina pada umur
kambing jantan sebesar 61,5 g/hari dan PBB anak kambing betina
maka semakin tinggi pula tingkat konsumsi terhadap pakan. Bobot badan
C. Azolla
kolam, selokan dan sawah pada daerah beriklim tropis dan sub tropis,
Divisi : Pteridophyta
Ordo : Salviniales
Famili : Salviniaceae
Genus : Azolla
mana tanaman air tersebut tumbuh azolla selain sebagai sumber protein
mata lele, serta orang Sunda menyebutnya sebagai kayu apu dadak atau
memiliki ukuran (2–4) × 1 cm, dengan cabang, akar rhizoma dan daun
Cina Selatan dan Timur, Jepang Selatan, Australia Utara dan di daerah
terhadap kekeringan, jadi Azolla akan mati dalam beberapa jam jika
berada pada kondisi kering. Azolla menyebar secara luas pada wilayah
D. Fermentasi
E. Silase
dinamakan silo (Sapienza dan Bolsen, 1993). Silase adalah hijauan pakan
hasil silase yang baik, hijaun tersebut dilayukan terlebih dahulu 2-4 jam
(Reksohadiprodjo, 1995).
pada masa mendatang. Silase dibuat jika produksi hijauan dalam jumlah
yang banyak atau pada fase pertumbuhan hijauan dengan kandungan zat
harian. Kualitas dan nilai nutrisi silase dipengaruhi sejumlah faktor seperti
bahan kering saat panen, mikroorganisme yang terlibat dalam proses dan
asam dalam waktu singkat ada 3 hal penting agar diperoleh kondisi
2008).
Secara garis besar proses pembuatan silase terdiri dari 4 fase yakni
fase anaerob yaitu sejak hijauan masuk silo, berlangsung dua macam
proses yaitu proses respirasi dan proses proteolisis yang disebabkan oleh
adanya aktifitas enzim yang berada dalam tanaman tersebut. Kedua fase
dirombak dalam kondisi anaerob. Lisis dari sel tanaman tersebut dapat
mempunyai efek positif dan negatif. Lisis ini akan menghasilkan gula
untuk bakteri penghasil asam laktat untuk proses fermentasi. Lisis ini pula
pada kandungan air 55-60% masa fermentasi aktif akan berakhir antara
1-5 minggu.
15
stabil. Bila silo ditutup dan disegel dengan baik, hanya sedikit skali
fase pengeluaran silase yaitu pada saat silo dibuka untuk diberikan
bahan kering dan nutrisi dapat terjadi karena kerja mikroorganisme aerob
yang mengomsumsi gula hasil akhir fermentasi dan nutrisi terlarut lainnya
adalah coklat tua atau kehitaman, hal ini sering ditemukan akibat panas
yang berlebihan dan penyimpanan yang kurang baik atau kadar air yang
rendah dan warnanya harus seragam. Bau silase yaitu sebaiknya bau
silase agak asam dan tidak tajam. Bau asam butirat yang tajam dan bau
dan tidak terlalu jauh beda dengan bahan asalnya. Selanjutnnya Noller
(1973), menyatakan bahwa ciri-ciri umum kualitas silase yang baik adalah
pH 4,2 atau lebih rendah, asam laktat 5-9 %, bebas jamur, sedikit asam
butirat, tidak ada bau tembakau, warna hijau, tidak coklat atau hitam dan
umum hasil fermentasi adalah energi kotor dari substrak, bahan kering
yang hilang adalah energi yang hilang selama fermentasi. Jika fermentasi
kering yang hilang dan energi yang lebih banyak jika didominasi oleh
yang dijadikan silase yang ditentukan pada lapangan yaitu fase aerobik
kehilanga pada pertama fase aerobik. Pada fase kedua selama sebulan
dan energi yang hilang dari aktivitas asam laktat yang rendah. Bahan
kering yang hilang dapat diperkirakan sekitar 5% dan energi gross yang
F. Kualitas Pakan
17
yang baik adalah bahan baku, standar kebutuhan nutrisi dari ternak,
terdiri atas komposisi nilai gizi, serat dan energi serta aplikasinya pada
nilai palatabilitas dan daya cerna. Penentuan komposisi nilai gizi secara
ditentukan kandungan air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar
Analisis Proksimat
yang terutama diperlukan oleh ternak dan harus kita sediakan. Zat
makanan utama antara lain protein, lemak dan karbohidrat perlu diketahui
fraksi, yaitu : kadar air, abu, protein, lemak kasar, serat kasar dan bahan
ekstrak tanpa nitrogen (BETN)). Manfaat lain dari komposisi data proximat
disempurnakan oleh Van Soest dan Wine (1967) dan oleh Goering dan
Van Soest (1970). Tujuan awalnya metode ini adalah untuk menentukan
yaitu : Sistem netral untuk mengukur total serat atau serat yang tidak larut
dalam detergen netral (NDF) dan sistem detergen asam digunakan untuk
19
mengisolasi sellulosa yang tidak larut dan lignin serta beberapa komponen
G. Konsumsi Pakan
pakan ditentukan oleh rasa, bau dan warna yang merupakan pengaruh
faktor fisik dan kimia pakan. Demikian pula halnya untuk daerah-
daerah yang suhu udara dan kelembapan yang tinggi kemampuan ternak
(bobot badan dan umur), tingkat kecernaan pakan, kualitas pakan, dan
ransum. Kecernaan yang tinggi dan laju digesta yang cepat akan
20
terutama oleh faktor kualitas makanan dan oleh factor kebutuhan energi
status fisiologi seekor ternak. Hal ini juga di utarakan oleh Wodzickaet al.
fungsi dan respon ternak serta penggunaan nutrien dalam pakan (Arora,
belum terpenuhi.
pakan dan faktor internal yaitu: selera, status fisiologi, bobot tubuh dan
produksi ternak itu sendiri. Semakin tinggi kandungan serat kasar dalam
ransum maka semakin rendah kecernaan dari ransum tersebut dan akan
oleh ternak. Kualitas bahan kering yang dimakan oleh ternak tidak saja
pada bobot badan ternak dan kualitas pakan. Salah satusifat limbah
akan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya konsumsi bahan kering. Hal ini
abunya.
kondisi tubuh dan rasio energi protein. Kondisi tubuh yang normal
Kebutuhan protein kasar dapat dicerna (PKD) untuk proses pokok hidup
fungsi utamanya untuk mengatur kerja usus. Komponen utama dari serat
adalah selulosa, terdapat sebagian besar pada dinding sel kayu. Salah
satu contoh dari selulosa murni yaitu kapas. Komposisi serat dalam pakan
(Arora, 1989).
hemiselulosa dari serat dapat dicerna oleh mikroba yang terdapat dalam
proses pemanasan dengan asam keras dan basa keras selama 30 menit
seperti ini dapat merusak beberapa macam serat yang tidak dapat dicerna
oleh manusia, dan tidak dapat diketahui komposisi kimia tiap-tiap bahan
termasuk dalam serat mempunyai sifat kimia yang tidak larut dalam air,
asam atau basa meskipun dengan pemanasan atau hidrolisis. Mutu pakan
untuk ruminansia.
H. Kecernaan Nutrien
untuk menentukan jumlah nutrient dari suatu bahan yang didegradasi dan
vivo biasanya 1% sampai 2% lebih rendah dari pada nilai kecernaan yang
pakan itu mengandung zat-zat makanan dalam bentuk yang dapat dicerna
bagian zat makanan yang tidak dikeluarkan melalui feses dengan asumsi
antara jumlah nutrisi yang dimakan dan jumlah nutrien yang dikeluarkan
suhu, laju perjalanan melalui alat pencernaan, bentuk fisik dari pakan,
dkk., 1998).
yang terdapat dalam pakan tersedia dalam bentuk tidak larut, oleh karena
adalah kandungan serat kasar dan mineral dari bahan pakan. Kecernaan
utama dan lemak kasar merupakan sumber energi yang efisien dan
ransum dan jumlah serat kasar yang dikonsumsi. Kadar serat kasar terlalu
lain kadar serat dalam pakan, komposisi penyusun serat kasar dan
kondisi tubuh dan rasio energi protein. Kondisi tubuh yang normal
danasam amino baru dari nitrogen dan kerangka karbon yang terdapat
tersebut).
Komponen penyusun makanan ternak terdiri dari isi sel dan dinding
selmenjadi serat–serat ini lebih dikenal dengan “ Analisis Serat Van Soest
mudah larut. Bagian lainnya yaitu dinding sel atau NDF(Neutral Detergent
Fiber) terdiri dari dua fraksi yaitu ADS (Acid Detergent Souble)yang terdiri
dari Hemiselulosa dan protein dinding sel yang larut dalam detergentasam
dan Acid Detergent Fiber (ADF) Lignoselulosa yang tidak larut dalam
detergent netral danNDF bagian terbesar dari dinding sel tanaman. Bahan
ini terdiri dari selulosa,hemiselulosa, lignin dan silika serta protein fibrosa
1988).
larut dalam detergent asam yangterdiri dari selulosa, lignin dan silika (Van
selulosa mampu dicerna dan dimanfaatkan dengan baik. Hasil akhir dari
dkk., 1989). Menurut McDonald et al. (2002) bahwa selulosa terdiri dari
dua bentuk yaitu amorf dan kristal. Bagian amorf jika dihindrolisis akan
larut sedangkan bagian Kristal tetap utuh dan sebagian lagi larut dalam
hektosa, araban, xilan dan polinuorat yang kurang tahan terhadap pelarut
dengan hasil akhir asam lemak terbang (VFA) (Tillman dkk., 1998). Said
komplek yang terdiri dari selulosa dan hemiselulosa akan dipecah menjadi
asam lemak atsiri (asetat, propionate dan butirat) (Rajhan dan Panthank,
(Tillman dkk., 1998). Lignin adalah suatu polimer senyawa aromatik yang
sebagian besar tidak larut dalam kebanyakan pelarut organik. Lignin tidak
daerah lamela tengah dan berfungsi pengikat antar sel serta menguatkan
1998). Menurut Van Soest, (1982) bahwa lignin merupakan bagian dari
1982).
Kerangka Pikir
- Kadar air tinggi
- Memiliki antinutrisi - Protein Kasar
(sianida) tinggi
-Tergantung dengan Azolla - Serat kasar rendah
musim - Mineral tinggi
- Mudah didapat
- Komposisipakan
- Lama fermentasi Silase pakan lengkap Nilai nutrisi:
- Bahan kering
- Bahan Organik
- BETN
Kecernaan Nutrien:
- Bahan kering
Konsumsi Nutrien: - Bahan Organik
- Bahan kering
Kambing
- Protein Kasar
- Bahan Organik
- Lemak Kasar
- Protein Kasar
- ADF,
- Lemak Kasar
NDFselulosa,hemis
- ADF,
elulosa dan lignin
NDFselulosa,hemi
selulosa dan lignin
-
Gambar 1. Diagram kerangka fikir.
35
J. Hipotesis