PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Klinik Pratama adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif , untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Klinik Pratama bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang:
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat;
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;
3. Hidup dalam lingkungan sehat dan memiliki derajat kesehatan yang optimal,
baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Oleh karena itu dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu
khususnya di Klinik Pratama PMI Kota Semarang perlu dibentuk sistem manajemen
mutu untuk menjalankan operasional Klinik Pratama PMI Kota Semarang, untuk
selanjutnya sistem tersebut dituangkan dalam manual mutu.
Manual mutu ini merupakan dokumen yang menjelaskan secara garis besar informasi
tentang sistem manajemen mutu di Klinik Pratama PMI Kota Semarang. Semua
ketentuan atau persyaratan serta kebijakan yang tertuang dalam manual ini
merupakan acuan untuk menjalankan kegiatan operasional Klinik Pratama PMI Kota
Semarang.
1. Profil Organisasi
a. Gambaran umum organisasi
Klinik Pratama PMI Kota Semarang awalnya dibentuk dengan nama Balai
Pengobatan Umum dan Poliklinik Gigi, dibentuk pada tahun 1972 dan
diresmikan pada tanggal 21 Juli 1975 oleh Walikota Semarang Bapak
Hadiyanto. Pada tahun 1995 menambah satu unit layanan laboratorium
klinik, dan ditetapkan pada tahun 2001.
Nama : Klinik Pratama PMI Kota Semarang
Alamat : Jln. Mgr. Sugiyopranoto No.35 Kelurahan Pendrikan
Kidul Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang
Jawa Tengah 50245 Telephone: (024) 3541237
Bentuk usaha : Klinik Pratama PMI Kota Semarang ditetapkan pada
tanggal 7 Desember tahun 2017
Produk : Berupa jasa pelayanan kesehatan perorangan yang
terdiri dari :
1) Pendaftaran dan Rekam Medik
2) Pelayanan Klinik Umum
3) Pelayanan Pemeriksaan Gigi dan Mulut
4) Pelayanan Farmasi
5) Pelayanan Laboratorium
Fasilitas Pelayanan :
1) Klinik Pratama PMI Kota Semarang merupakan layanan kesehatan
rawat jalan
2) Bangunan/Gedung
Ada 1 gedung untuk tempat pelayanan kesehatan yaitu :
Gedung Rawat Jalan
seluas m2 – dalam sertifikat
yang lokasinya berada di Jl. Mgr. Sugiyopranoto No.35
Gedung Klinik Pratama PMI Kota Semarang berada di lokasi strategis,
yang mudah dijangkau masyarakat. Denah lokasi dapat dilihat pada
lampiran
3) Ruangan
a) Gedung Rawat Jalan
Ruangan di gedung rawat jalan terdiri dari 1 lantai
Loket Pendaftaran
Ruang Rekam Medis
Ruang Tunggu Pasien
Ruang pemeriksaan umum
Ruang Laktasi
Ruang Kesehatan gigi dan Mulut
Ruang konsultasi obat
Ruang Farmasi
Ruang Kepala UPJ
Ruang Laborat
Toilet
Foto tiap ruangan
b) Lingkungan Gedung
Klinik Pratama PMI Kota Semarang memiliki tempat parkir
karyawan dan pengunjung yang memadai. Selain itu, dilengkapi
juga dengan sarana pembuangan limbah medis dan non medis,
baik limbah padat maupun cair.
4) Sarana Perlengkapan dan Peralatan Pelayanan
Beberapa perlengkapan yang berada di ruang pelayanan diantaranya:
Tempat tidur periksa
Meja tulis
Kursi pasien
Lemari obat dan peralatan
Wastafel/tempat cuci tangan tersedia di setiap ruang pelayanan
Desinfektan
Tisu tangan
Bak sampah tertutup yang terbagi menjadi dua yaitu limbah medis
dan non medis
Sterilisator
Trolly
Kursi petugas
5) Perlengkapan Penunjang Administrasi
Beberapa perlengkapan penunjang administrasi yang ada di Klinik
Pratama PMI Kota Semarang yaitu :
Kartu berobat
Rekam medis
a. Formulir pendaftaran
b. Formulir Kajian Awal
c. Formulir Rawat jalan umum, gigi, anak
d. Formulir laboratorium
Formulir persetujuan tindakan medis (informed consent)
Formulir rujukan
Surat keterangan sehat
Surat keterangan sakit
Bukti pembayaran
Blanko laborat
Blanko resep
ATK
6) Perlengkapan Penunjang Umum
Perlengkapan lainnya untuk mendukung operasional Klinik Pratama,
diantaranya yaitu:
Komputer/notebook
Server
Printer
Telepon dan faksimile
Jaringan Internet (wifi dan LAN)
Dispenser
TV
Kulkas
Alat pemadam kebakaran
Kursi tunggu pasien
Papan pengumuman/informasi
Meja dan kursi
LCD Projector
Sound system
Mesin ketik
7) Peralatan Medis dan Obat-obatan
Beberapa alat medis yang terdapat di Klinik Pratama PMI Kota
Semarang diantaranya yaitu
a) Peralatan medis, seperti antara lain :
Dental unit
Infus set
Stetoskop
Tensimeter
Termometer
Peralatan laboratorium (Hematologi analyzer, centrifuge,
fotometer, mikroskop, dll)
Timbangan
Alat pengukur tinggi badan
Nebulizer
Dan lain-lain
b) Peralatan keadaan darurat.
c) Obat-obatan.
8) Perlengkapan Edukasi
Perlengkapan edukasi yang tersedia di Klinik Pratama PMI Kota
Semarang diantaranya :
Poster/Leaflet
Majalah
Buku
9) Fasilitas Kendaraan, Terdiri dari :
Mobil Ambulance pasien
Mobil Home Care
Sumber Daya Manusia
Jenjang Tidak
No. Bidang Keahlian Aktif Jumlah
Pendidikan Aktif
1. Dokter Umum S1 2 - 2
2. Dokter Gigi S1 2 - 2
3. Perawat D3 1 - 1
4. Perawat Gigi D3 2 - 2
5. Analis D3 1 - 1
6. Apoteker S1 1 - 1
7. Rekam Medis D3 1 - 1
8. Administrasi Umum SMA 1 - 1
9. Petugas Kebersihan SD 1 - 1
10. Satpam SMA 2 - 2
11. Pramusaji SD 1 - 1
12. Pengemudi SMA 2 - 2
JUMLAH 17 - 17
b. Visi organisasi
Visi Klinik Pratama PMI Kota Semarang yaitu:
“Menjadi penyelenggara pelayanan kesehatan yang mandiri, melayani
secara profesional, berasaskan kemanusiaan sehingga dicintai masyarakat”
c. Misi organisasi
Misi Klinik Pratama PMI Kota Semarang yaitu:
1) Memberikan pelayanan kesehatan prima yang bermutu, dan
terjangkau
2) Memberikan pelayanan kesehatan berorientasi pada keselamatan
dan kenyamanan berdasarkan etika dan profesionalime
3) Meningkatkan kemandirian klinik melalui kemitraan strategis yang
berkesinambungan dengan pemerintah, swasta dan masyarakat
4) Menciptakan suasana kerja yang nyaman, berlandaskan
kekeluargaan
5) Meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan dan kualitas SDM sesuai
dengan profesi
d. Struktur organisasi
Struktur organisasi Klinik Pratama PMI Kota Semarang dibuat berdasar
pada peraturan yang ada, yaitu Peraturan Menteri Kesehatan nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik, Surat Keputusan Pengurus Palang Merah
Indonesia Kota Semarang Nomor: 862-66/S.KP/PMI/UPJ/XI/2019 tentang
Struktur Organisasi Klinik Pratama PMI Kota Semarang. Serta berdasar juga
dari kebutuhan organisasi. Rincian struktur terdapat pada lampiran
manual ini.
e. Motto
Motto pelayanan Klinik Pratama PMI Kota Semarang yaitu “Melayani
dengan Hati”
f. Tata nilai
Tata nilai yang dianut oleh Klinik Pratama PMI Kota Semarang adalah
“HEBAT” yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
Humanis : Memberikan pelayanan kesehatan dengan
mengedepankan nilai – nilai kemanusiaan
Efektif : Memberikan pelayanan kesehatan secara sistematis,
terencana, sesuai prosedur dan tepat sasaran
Berkualitas : Memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan sesuai
standar FKTP
Akuntabel : Memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan
standar pelayanan, dapat diukur dan dipertanggung
jawabkan
Totalitas : Memberikan pelayanan kesehatan secara optimal
2. Kebijakan Mutu
a. Kami jajaran pengelola dan seluruh karyawan Klinik Pratama PMI Kota
Semarang berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan.
Kami berkomitmen untuk memperbaiki proses pelayanan berdasarkan
fakta.
b. Kebijakan teknis dalam perbaikan mutu dan keselamatan pasien ada pada
lampiran pedoman ini.
3. Proses Pelayanan
Penyelenggaraan Pelayanan Klinis Klinik Pratama PMI Kota Semarang antara lain
pelayanan klinik umum, klinik gigi, laboratorium dan farmasi/apotek.
B. RUANG LINGKUP
Pedoman ini disusun berdasarkan standar akreditasi Klinik Pratama yang meliputi :
1. pedoman dalam upaya peningkatan mutu dan kinerja UKP, dan
2. pedoman dalam upaya peningkatan mutu dan kinerja Administrasi manajemen,
dan
3. pedoman dalam upaya peningkatan mutu dan kinerja dan Keselamatan Pasien
Dalam penyelenggaraan pelayanan klinis memperhatikan keselamatan
sasaran/pasien dengan menerapkan manajemen risiko.
C. TUJUAN
Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi Klinik Pratama PMI Kota Semarang dalam
upaya peningkatan mutu Klinik Pratama dan keselamatan pasien dan membangun
sistem manajemen mutu untuk penyelenggaraan pelayanan klinis
A. PERSYARATAN UMUM
Klinik Pratama PMI Kota Semarang menetapkan, mendokumentasikan, memelihara
sistem manajemen mutu sesuai dengan standar akreditasi Klinik Pratama. Sistem
ini disusun untuk memastikan telah diterapkannya persyaratan pengendalian
terhadap proses-proses penyelenggaraan pelayananan klinis, yang meliputi :
1. Kejelasan proses pelayanan dan interaksi proses dalam penyelenggaraan
pelayanan.
2. Kejelasan penanggung jawab, penyediaan sumber daya, penyelenggaraan
pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan yang berdasar kebutuhan
masyarakat/pelanggan.
3. Verifikasi terhadap rencana yang disusun.
4. Pelaksanaan pelayanan.
5. Verifikasi terhadap proses pelayanan dan hasil-hasil yang dicapai.
6. Monitoring dan evaluasi.
7. Upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.
B. PENGENDALIAN DOKUMEN
1. Penetapan Jenis Dokumen
a. Dokumen Induk
Dokumen asli dan telah disahkan oleh Ketua Pengurus Palang Merah
Indonesia Kota Semarang dan di simpan / dikendalikan oleh administrasi
b. Dokumen Terkendali
Dokumen yang didistribusikan kepada pelaksana, terdaftar dalam daftar
distribusi dokumen terkendali dan menjadi acuan dalam melaksanakan
pekerjaan dan dapat ditarik bila ada perubahan (revisi). Dokumen ini harus
ada tanda /stempel “TERKENDALI”
Diterima
TERKENDALI Dari :
Copy No : Tanggal :
Dikeluarkan Oleh :
Tanggal Dikeluarkan :
c. Dokumen Tidak Terkendali
Dokumen yang didistribusikan untuk kebutuhan eksternal atau atas
permintaan pihak diluar Klinik Pratama PMI Kota Semarang digunakan untuk
keperluan insidentil, tidak dapat digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan pekerjaan dan memiliki tanda / stempel “TIDAK
TERKENDALI”. Yang berhak mengeluarkan dokumen ini adalah penanggung
jawab Manajemen mutu dan tercatat pada daftar distribusi dokumen Tidak
Terkendali.
Diterima
TIDAK TERKENDALI Dari :
Copy No : Tanggal :
Dikeluarkan Oleh :
Tanggal Dikeluarkan :
d. Dokumen Kedaluwarsa
Dokumen yang dinyatakan sudah tidak berlaku oleh karena telah
mengalami perubahan /revisi sehingga tidak dapat lagi menjadi acuan
dalam melaksanakan pekerjaan. Dokumen ini harus ada stempel
“KEDALUWARSA”. Dokumen induk diidentifikasi dan dokumen sisanya di
musnahkan
KEDALUWARSA
Tanggal :
2. Jenis Dokumen Yang perlu disediakan di Klinik Pratama PMI Kota Semarang
adalah sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan Manajemen Klinik Pratama:
1) Kebijakan Pengurus Palang Merah Indonesia Kota Semarang
2) Pedoman/manual mutu
3) Pedoman /Panduan teknis yang terkait dengan manajemen
4) Standar Operasional Prosedur (SOP)
5) Perencanaan Tingkat Klinik Pratama (PTKP):
a) Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
b) Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
6) Kerangka Acuan Kegiatan
7) Rencana (Program) Mutu Klinik Pratama dan Keselamatan Pasien
b. Penyelenggara Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
1) Kebijakan tentang Pelayanan Klinis.
2) Pedoman Pelayanan Klinis.
3) Standar Operasional Prosedur (SOP) Klinis.
4) Kerangka Acuan terkait dengan program /kegiatan Pelayanan Klinis dan
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.
5) Rencana Program Mutu dan Keselamatan Pasien.
Sebagai bukti pelaksananan kegiatan pelayanan, Klinik Pratama perlu
menyiapkan rekam implementasi (bukti tertulis kegiatan yang
dilaksanakan) dan dokumen-dokumen pendukung lain, seperti foto
copy ijazah, sertifikat pelatihan, sertifikat kalibrasi dan sebagainya.
Dokumen sistem manajemen mutu dipastikan terkendali. Dokumen
sistem manajemen mutu adalah dokumen-dokumen yang memuat
informasi yang digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan sistem
manajemen mutu.
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang
disusun meliputi:
a. Dokumen level 1 : Kebijakan,
b. Dokumen level 2: pedoman/manual,
c. Dokumen level 3: standar operasional prosedur, KAK dan
d. Dokumen level 4: rekaman-rekaman sebagai catatan sebagai
akibat pelaksanaan kebijakan, pedoman, dan prosedur.
3. Pengendalian Dokumen
Metode Pengendalian Dokumen dan rekaman yaitu:
a. Identifikasi Penyusunan/Perubahan Dokumen Identifikasi kebutuhan,
dilakukan pada tahap Self Assesment dalam Pendampingan Akreditasi.
b. Penyusunan Dokumen
Penanggung Jawab Klinik Pratama, Administrasi, Rekam Medis, Penanggung
Jawab Klinik Umum, Penanggung Jawab Klinik Gigi, Penanggung Jawab
Laboratorium dan Penanggunggung Jawab Farmasi bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan identifikasi/ perubahan serta penyusunan dokumen.
c. Penyusunan dokumen secara keseluruhan dikoordinir oleh tim mutu/tim
akreditasi Klinik Pratama PMI Kota Semarang dengan mekanisme sebagai
berikut:
1) SOP yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja disampaikan ke
tim mutu /tim akreditasi
2) Tim mutu memberikan tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki
dokumen yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja baik dari
segi bahasa maupun penulisan.
3) Mengkoordinir proses pembuatan dokumen sehingga tidak terjadi
duplikasi /tumpang tindih dokumen antar unit
4) Melakukan cek ulang terhadap dokumen yang akan ditandatangani oleh
Ketua Pengurus Palang Merah Indonesia untuk dokumen Kebijakan dan
Pedoman, dan SOP untuk penanggung jawab Klinik Pratama PMI Kota
Semarang
d. Rekaman harus dapat terbaca dan segera dapat teridentifikasi dan dapat
diakses kembali
e. Format
Menyeragamkan format yang digunakan di Klinik Pratama PMI Kota Semarang
format - format sebagai berikut:
1) Format Surat Keterangan Sakit
2) Format Surat Keterangan Sehat
3) Format Pemeriksaan Laboratorium
4) Format Surat Rujukan internal Pasien
5) Format Surat Rujukan External Pasien
6) Format Resep obat
7) Format Kartu Rawat Jalan
8) Format Kajian Awal
9) Format Persetujuan Tindakan Medis
10) Format Penolakan Tindakan Medis
11) Format Kartu Stok Obat
12) Format Aturan Obat
13) Format Pelayanan Informasi Obat
14) Format Hasil Laboratorium
f. Wakil Manajemen menetapkan masa berlaku dokumen adalah selama 3 tahun
dan ketika terjadi perubahan yang mempengaruhi pelayanan di Klinik
Pratama PMI Kota Semarang maka dokumen dilakukan peninjauan yang
dimungkinkan dapat terjadi revisi.
4. Pengesahan Dokumen
Dokumen Kebijakan dan Pedoman yang dibuat harus ditetapkan oleh Ketua
Pengurus Palang Merah Indonesia, sedangkan SOP ditetapkan oleh Penanggung
Jawab Klinik Pratama PMI Kota Semarang.
Batas pembahasan bersama……………….16 desember 2019
5. PEMBERIAN IDENTITAS DAN PENOMORAN DOKUMEN
Setiap SOP memiliki bagian header yang merupakan identitas dokumen, berisi
Logo Palang Merah Indonesia dan ada tulisan Klinik Pratama PMI Kota
Semarang
Nama / judul SOP
Nomor kode
Terbitan
Nomor revisi
Tanggal (mulai) berlaku
Halaman
Ditetapkan oleh
Tanda tangan dan Stempel
Nama Penanggung Jawab Klinik Pratama
Contoh Header sebagai berikut :
JUDUL SOP
Logo No.Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : awal/akhir
NAMA KLINIK
Ttd PJ Klinik Pratama
PRATAMA Nama PJ Klinik
Pratama
Tata Cara Penomoran SK dan SOP
1) ketentuan penomoran sebagai berikut:
a) Kebijakan: XXX-XX/S.KP/PMI/UPJ/MM/YYYY
Keterangan:
XXX-XX : Penomoran dari Administrasi Markas PMI
Kota Semarang
S.KP : Kode untuk Surat Keputusan Pengurus
PMI : Palang Merah Indonesia
UPJ : Unit Pelayanan Jasa
MM : Bulan yang ditulis dengan angka romawi
I, II, III, dan seterusnya
YYYY : Tahun
b) Pedoman: XXX/PDM/KP-PMI/Kt-Smg/YYYY
Keterangan:
XXX : Penomoran dari pengendali dokumen
PDM : Pedoman
KP-PMI Klinik Pratama-Palang Merah Indonesia
Kt-Smg : Kota Semarang
YYYY : Tahun pembuatan
c) Panduan: XXX/PDN/KP-PMI/Kt-Smg/YYYY
Keterangan:
XXX : Penomoran dari pengendali dokumen
PDN : Panduan
KP-PMI Klinik Pratama-Palang Merah Indonesia
Kt-Smg : Kota Semarang
YYYY : Tahun pembuatan
d) SOP: XXX/SOP/KP-PMI/Kt-Smg/YYYY
Keterangan:
XXX : Penomoran dari pengendali dokumen
SOP : Standar Operasional Prosedur
KP-PMI Klinik Pratama-Palang Merah Indonesia
Kt-Smg : Kota Semarang
YYYY : Tahun pembuatan
2) Pemberian nomor dilakukan secara terpusat oleh pengendali
dokumen.
6. PENERBITAN DOKUMEN
a. Setiap akan diterbitkan atau direvisi, suatu dokumen terlebih dulu harus
dibicarakan dengan petugas yang bersangkutan berkaitan dengan
pelaksanaan dan pengendalian dokumen tersebut.
b. Konsep dokumen harus diedarkan kepada semua pihak yang
berkepentingan untuk diberi komentar atau saran.
c. Setelah mendapat pengesahan / persetujuan, dokumen diperbanyak dan
didistribusikan oleh Wakil Manajemen kepada semua pihak yang
berkepentingan.
d. Unit / Bagian yang menerima distribusi salinan dokumen harus
menandatangani formulir tanda bukti penerimaan dokumen. Dokumen asli
disimpan dalam arsip khusus oleh Wakil Manajemen.
e. Wakil Manajemen mengisi daftar induk dokumen, untuk mengetahui
distribusi dokumen. Daftar Induk dokumen ini selalu diperbaharui jika ada
perubahan pada dokumen
f. Bila akan dilakukan peminjaman dokumen, maka orang yang akan
meminjam dokumen harus mengisi formulir peminjaman dokumen dengan
persetujuan Wakil Manajemen.
g. Salinan dokumen harus diberi cap “TERKENDALI” dengan tinta cap
berwarna biru agar mudah dikenal dan untuk menunjukkan dokumen
tersebut yang berlaku.
8. PEREVISIAN DOKUMEN
a. Sesuai jenis dokumen, dapat diajukan permohonan revisi oleh peninjau
dokumen terkait, dengan menggunakan formulir revisi.
b. Setelah disetujui, kemudian dapat dilakukan revisi dokumen.
C. PENGENDALIAN REKAMAN
1. Semua rekaman harus mudah dibaca dengan jelas dan diberi judul yang
sesuai untuk mengidentifikasikannya dengan produk atau proses yang
bersangkutan.
2. Semua rekaman yang diperlukan harus dipelihara dengan baik, dengan
mengatur pemberian identifikasi, penandaan lokasi dan acuan masa simpan.
3. Setiap unit/bagian harus menyimpan daftar rekaman bagiannya, daftar
rekaman memuat masa simpan rekaman dan disposisi rekaman.
4. Masa simpan rekaman ditentukan dengan mengingat faktor-faktor antara lain
peraturan pemerintah, jenis rekaman.
5. Setelah masa simpan lampau, maka pemegang dokumen yang ditunjuk harus
menentukan apa tindakan yang harus diambil.
BAB III
1. Penanggung jawab klinik pratama dan seluruh penanggung jawab UKP wajib
berpartisipasi dalam program mutu/kinerja klinik pratama dan keselamatan
pasien mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
2. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan Program mutu dan
keselamatan pasien yang diselenggarakan di seluruh jajaran klinik pratama.
3. Tata nilai dalam menyediakan pelayanan disepakati bersama dan menjadi acuan
dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat
4. Kebijakan mutu dan tata nilai klinik pratama dalam memberikan pelayanan
disusun secara bersama dan dituangkan dalam pedoman mutu dan kinerja
5. Pedoman mutu dan perencanaan mutu/kinerja disusun berdasarkan visi, misi,
dan tujuan klinik pratama
6. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran Klinik Pratama PMI Kota
Semarang dengan pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh
Penanggung jawab Manajemen Mutu.
7. Perencanaan mutu/kinerja meliputi perencanaan mutu/kinerja manajemen dan
perencanaan mutu pelayanan klinis
8. Perencanaan mutu/kinerja manajemen meliputi paling tidak;
a. Penilaian kinerja manajemen
b. Pelaksanaan audit internal
c. Pelaksanaan pertemuan tinjauan manajemen
d. Kajibanding kinerja dengan klinik lain
e. Penilaian perjanjian kerja sama dengan pihak ketiga
9. Penanggung jawab klinik pratama membentuk tim audit internal.
a. Ketua Audit : ………………………………………
b. Sekretaris : ………………………………………
c. Audit Admen :
1. ………………………………
2. ………………………………
3. ………………………………
4. ………………………………
5. ………………………………
d. Audit UKP :
1. ………………………………
2. ………………………………
3. ………………………………
4. ………………………………
5. ………………………………
10. Audit internal dilakukan untuk memonitor kinerja pelayanan klinik pratama.
11. Tim audit internal wajib menyusun rencana audit tahunan, unit kerja yang
diaudit secara periodik dilakukan audit ulang untuk memonitor tindak lanjut
terhadap audit sebelumnya
12. Pertemuan tinjauan manajemen dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu pada
bulan januari dan juli.
13. Perencanaan mutu/kinerja pelayanan klinis dan keselamatan pasien berisi paling
tidak:
a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan
evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan
mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya
masalah.
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien
c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan
pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan.
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan
indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindaklanjuti
dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
e. Indikator meliputi indikator manajerial, dan indikator klinis, yang meliputi
indikator struktur, proses, dan outcome.
f. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui standarisasi,
perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
g. Penerapan manajemen risiko pada pelayanan klinis.
h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel,
kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial
cedera.
i. Program dan Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan
keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program peningkatan mutu
laboratorium dan program peningkatan mutu pelayanan obat.
j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.
k. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan
permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan.
l. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien.
14. Dalam upaya perbaikan mutu/kinerja klinik pratama dan keselamatan pasien
melibatkan/memberdayakan lintas sektor, lintas program, dan masyarakat
sebagai pengguna pelayanan untuk berperan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut program-program kegiatan
mutu/kinerja klinik pratama dan keselamatan pasien.
15. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah ini:
a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Klinik pratama PMI Kota
Semarang, dan perencanaan Klinik pratama PMI Kota Semarang,
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, masyarakat, dan staf,
c. Menggunakan pedoman praktik klinis, standar pelayanan klinis, kepustakaan
ilmiah dan berbagai panduan dari profesi maupun panduan dari Kementerian
Kesehatan,
d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di Klinik
pratama PMI Kota Semarang,
g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik,
h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,
i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem
pelayanan.
16. Seluruh kegiatan mutu/kinerja Klinik pratama PMI Kota Semarang dan
keselamatan pasien harus didokumentasikan.
17. Hasil-hasil peningkatan mutu dan keselamatan pasien harus disosialisasikan
kepada pihak-pihak terkait yang membutuhkan
18. Penanggung jawab Manajemen Mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan
mutu dan keselamatan pasien kepada Penanggung Jawab Klinik Pratama tiap
enam bulan sekali.
19. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta
mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial bermasalah, maka
area prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu/kinerja
pelayanan klinis dan keselamatan pasien adalah:
a. Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien.
b. Pelayanan rawat jalan
c. Pelayanan Farmasi
BAB IV
KOMITMEN DAN TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. KOMITMEN MANAJEMEN
Seluruh karyawan berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan yang
berfokus pada pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan
melakukan penyempurnaan yang berkelanjutan. Kebijakan mutu dituangkan
dalam surat keputusan Kepala Klinik pratama PMI Kota Semarang tentang
kebijakan mutu pelayanan klinis
B. TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN
Penanggung jawab Klinik pratama PMI Kota Semarang, penanggung jawab
manajemen mutu, penanggung jawab pelayanan klinis, dan seluruh karyawan
Klinik pratama PMI Kota Semarang bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh
persyaratan yang ada pada manual mutu ini.
a. Tanggung jawab dan wewenang penanggung jawab Klinik pratama PMI
Kota Semarang
1) Menetapkan Sistem Manajemen Mutu Klinik pratama PMI Kota
Semarang,
2) Bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap keputusan
strategis untuk pelaksanaan Sistem kinerja.
3) Memastikan ketersediaan sumber daya baik manusia, alat serta
bangunan dan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung semua
proses pekerjaan.
b. Tanggung jawab wakil manajemen mutu
1) Menerapkan dan memelihara Sistem Manajemen Mutu Klinik
pratama PMI Kota Semarang,
2) Memastikan bahwa Persyaratan Umum dalam pelaksanaan
Sistem Manajemen Mutu Klinik pratama PMI Kota Semarang
dimengerti dan dilaksanakan oleh seluruh karyawan,
c. Tanggung jawab dan wewenang penanggung jawab Pelayanan klinis,
Administrasi manajemen
1) Bertanggung jawab dalam penerapan dan pemeliharaan sistem
yang berada di bawah tanggung jawabnya.
2) Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalisis proses
yang terkait dengan unit masing-masing.
3) Melakukan Tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta
melakukan perbaikan terus menerus.
d. Tanggung jawab dan wewenang seluruh karyawan dalam peningkatan
mutu
1) Mengerti dan melaksanakan sistem manajemen mutu Klinik
pratama PMI Kota Semarang.
2) Melakukan pelayanan yang berfokus pada pelanggan dan
memperhatikan keselamatan pelanggan dan melakukan
penyempurnaan yang berkelanjutan.
3) Mendapatkan informasi dan pemahaman yang benar dalam
pelaksanaan sistem manajemen mutu Klinik pratama PMI Kota
Semarang.
BAB V
PENGORGANISASIAN