V o lu m e 10, N o m o r 1, O k to b er 20 15
ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi membawa jurnalisme berkembang jauh lebih pesat. Cara
menyampaikan pesan melalui media pun berubah, tidak lagi monoplatform tetapi
multiplatform yang mengintegrasikan tulisan, audio, dan video. Jurnalisme online yang
ditopang oleh internet menuntut wartawan untuk bisa menulis, memotret, membuat berita
video, bahkan berinteraksi lebih jauh dengan audiens. Seorang wartawan mesti bisa
melakukan berbagai kerja tersebut sekaligus dalam satu waktu peliputan. Mereka juga harus
paham karakter audiens yang akan mengonsumsi produk jumalistiknya. Penyajian melalui
berbagai platform memudahkan persebaran dan memperluas keterbacaan. Meski
perkembangan teknologi masih menyisakan perdebatan terkait etika dan nilai jurnalistik,
tetapi praktik multimedia terus berkembang. Tak bisa dipungkiri, wartawan multimedia
menemukan tantangan seperti pengelolaan waktu, keterbatasan alat, dan adaptasi dengan
lingkungan sekitar. Terlebih, pakar mengkritik karaketer media online yang mengedepankan
kecepatan berita. Alhasil, menjadi penting bagi wartawan multimedia untuk tetap
berpedoman pada etika jurnalistik yang menekankan pada verifikasi dan akurasi berita.
.Dengan melakukan studi pustaka dan wawancara mendalam kepada wartawan-wartawan di
tiga media yaitu cnnindonesia.com, rappler.com, dan tribunnews.com, artikel ini berusaha
mengelaborasi implementasi multimedia dalam perkembangan jurnalisme online di
Indonesia dan bagaimana dampaknya terhadap perubahan yang teijadi di ruang redaksi dan
cara kerja wartawan di lapangan. Dari penelitian ini ditemukan fakta empat wartawan telah
menerapkan prinsip multimedia dengan menghasilkan setidaknya dua jenis produk
jurnalistik berupa teks dan video saat liputan.
41
J u rn a l k o m u n ik a si, V o lu m e 10, N o m o r 1, O k to b er 20 15
42
Aghnia R.S.Adzkia, P ra k tik M u ltim e d ia d a la m J u m a lis m e O n lin e di In d o n esia
(K ajian p ra k tik w a rta w a n m u ltim ed ia di cn n in d o n esia .co m , rappler.com , d a n tribunnews.com)
dengan menyajikan sejumlah kanal seperti selanjutnya disebut dengan era digitalisasi
nasional, politik, internasional, gaya (Pavlik, 200i:viii; Boczkowski,
hidup, hiburan, dan olahraga. Media ini 2004:209). Internet, menjadi salah satu
dikelola di bawah tanggung jawab Yusuf produk perkembangan teknologi
Arifin sebagai pemimpin redaksi. Jumlah komunikasi yang menekankan konsep
staf redaksi hingga Agustus 2015 konvergensi. Meski fungsi teknologi
njLencapai 50 orang. Sama seperti CNN menjadi penentu konvergensi, teknologi
Indonesia, Rapplerlndonesia berafiliasi bukanlah satu-satunya faktor konvergensi
d|engan Rappler yang berpusat di Filipina. terwujud dalam sebuah ruang redaksi
Media online ini mulai berakifitas di (Bardoel dan Deuze, 2001:91-103;
Indonesia sejak akhir tahun 2014 dan Boczkowski, 2004:1997-210). Para pakar
gencar mempublikasikan berita-berita memaknai konvergensi teijadi pada tiga
sejak tahun 2015. Media ini dipimpin oleh tataran: teknologi, pekeija, dan budaya.
Natashya Guitterez. Sementara itu, Tribun Pada tataran teknologi, Bardoel dan
Jakarta merupakan media dari kelompok Deuze sepakat bahwa konvergensi
Kompas Gramedia. Media ini memiliki memunculkan beragam format atau
produk cetak dan online. Produk online, multimedia pemberitaan. Multimedia
mulai berkembang sejak tahun 2010. Kini, yang dimaksud meliputi teks atau tulisan,
tribunnews.com untuk regional Jakarta video, gambar, animasi atau infografis
dipimpin oleh Dahlan Dahi sebagai (Bardoel dan Deuze, 2001:91-103; Saltiz
pemimpin redaksi. dan Dickinson, 2007:220). Hal senada
1 Empat reporter dari tiga media juga dijabarkan Pablo J Boczkowski
tersebut dipilih secara acak. Satu tentang konvergensi dalam tulisannya The
wartawan, Febriana, pernah mengenyam Processess o f Adopting Multimedia and
dunia cetak baik koran maupirn majalah Interactivity in Three Online Newsroom.
selama lima tahun sebelum hijrah menjadi Boczkowski mendefinisikan konvergensi
wartawan multimedia di rappler.com. sebagai penggabungan beragam teknologi
Sementara dua lainnya, meniti karier seperti cetak, televisi, telepon, dan
langsung menjadi wartawan media online komputer (2004:197-210).
di cnnindonesia.com yakni Ranny Virginia Di Amerika, boston.com telah
trtami, dan tribunnews.com, Rahmat menerapkan prinsip konvergensi melalui
Patuti. Satu wartawan lainnya di situsnya. Dalam situs tersebut,
cnnindonesia.com, Yusuf Arifin, pernah boston.com menampilkan 17 konten
mengenyam beragam dunia jurnalistik media lokal dan juga siaran televisi dari
mulai dari cetak, elektronik seperti televisi WGBH (Pavlik, 2001:38). Contoh
dan radio, hingga bekeija di media online. konvergensi juga diterapkan oleh situs
| Penelitian dilangsungkan selama dua media milik AOL/Time Warner, CNN.
bulan, yakni pada Juni dan Juli 2015. CNN melalui laman websitenya
jUntuk menggali informasi dari keempat menyajikan berita dalam bentuk beragam
narasumber, penulis menggunakan seperti video, teks, galeri foto, dan
metode wawancara dengan pertanyaan lainnya. Di Inggris, studi dari Saltiz dan
jsemi-terstruktur. Berbekal sederetan Dickinsion menunjukkan empat ruang
pertanyaan yang kemudian redaksi mengaplikasikan konsep
idikembangkan, penulis melakukan konvergensi melalui beragam media
wawancara baik tatap muka maupun (multimedia) yakni Financial Times, The
melalui surat elektronik kepada Guardian, BBC, dan Sky News
narasumber. Selain wawancara, penulis (2007:219-220). Keempat media
juga mengikuti aktivitas wartawan ketika memanfaatkan situs online untuk
|meliput sebuah peristiwa di lapangan. mengintegrasikan seluruh konten berita
berbagai format.
Konvergensi dan Dapur Redaksi Pada dimensi para pekeija, Bardoel
memetakan bagaimana perubahan para
Menarik akarnya, konvergensi wartawan bekeija. Wartawan multimedia
dipetakan sebagai bagian dari pada media online dap at memproduksi
perkembangan teknologi komunikasi yang satu konten berita untuk beragam format.
43
J u m a l k o m u n ik a si, V o lu m e 10, N o m o r 1, O k to b er 20 15
Untuk itu, pola keija wartawan karena waktu yang dimilikinya sangatlah
multimedia berbeda dengan wartawan terbatas.
pada umumnya dalam konteks Pelham menggarisbawahi persoalan
ketrampilan memproduksi berita berbagai waktu ketika seorang wartawan
format (Saltiz dan Dickinson, 2007:220). multimedia meliput sebuah peristiwa atau
Saltiz dan Dickinson kemudian isu. Ia mengatakan, apabila seorang
mempopulerkan istilah “versatile wartawan diberi waktu yang lebih longgar
journalism”. Istilah ini dimaknai ketika untuk bekeijaa, maka seluruh permintaan
seorang wartawan multimedia dituntut kantor dapat terpenuhi (Pelham dalam
cakap dan terampil untuk menghasilkan Miller, 2009:27). Untuk mengatasinya,
video, tulisan, dan foto dalam sekali Pelham menjelaskan perlunya
waktu reportase. Saat meliput sebuah ketangkasan dari tiap wartawan untuk
peristiwa atau isu, wartawan multimedia bekeija secara efisien dan berkoordinasi
akan mengoptimalkan kemampuan dengan tim produksi serta tim redaksi
teknologi komunikasi yang dipunya untuk yang berada di kantor.
menghasilkan beragam produk Menilik dimensi lainnya dalam
jurnalistik. Teknologi tersebut dapat konvergensi, perubahan kultur terjadi
meliputi kamera DV untuk mengambil dalam tata kelola ruang redaksi (Bardoel
video, kamera untuk mengambil foto, atau dan Deuze, 2001). Kultur bisa dimaknai
sebuah smartphone. perubahan lingkungan ruang redaksi yang
Bagi sebagian media, praktik tersebut membutuhkan koordinasi lebih jauh
memantik persoalan lain. Bagaimana karena terintregrasi. Kasus TTV News
dengan wartawan yang telah terbiasa yang telah mengorbitkan situsnya,
meliput dan hanya menghasilkan satu itv.com, pada tahun 2007 menunjukkan
produk jurnalistik seperti televi saja atau hal tersebut. Mantan wartawan JTVNews,
tulisan saja? Redaksi Financial Times dan Zoe Smith, dalam tulisan Introducing
The Guardian akhirnya memutuskan Multimedia to The Newsroom
untuk melatih para jumalisnya menjelaskan jumlah staf redaksi di
memproduksi video alih-alih hanya teks kantornya bertambah lantaran
(Saltiz dan Dickinson, 2007: 220). membutuhkan orang yang fokus
Namun, hal sebaliknya masih minim mengurus multimedia dan situs itv.com
ditemukan pada media BBC. Dalam studi (Smith dalam Miller, 2009:19-20).
Saltiz dan Dickinson terungkap, hanya Penambahan staf redaksi berujung pada
sedikit wartawan BBC yang juga terlatih dibutuhkannya koordinasi antara tim
sekaligus untuk menulis artikel panjang televisi yang mengurusi produksi video
dan bukan hanya naskah dalam sebuah dan tim penulis untuk konten situs. Pada
video atau audio untuk radio. Dari media- praktinya, Smith bercerita, ruang redaksi
media tersebut, tak seluruh wartawan di tempatnya bekeija dulu sempat
merasakan kemudahan yang sama untuk mengalami ketidakstabilan. Ia
memproduksi koran, radio, dan televisi. mengatakan, konsep multimedia tak
Live Editor untuk BBC semulus apa yang diinginkan. Para
Newsgathering, Guy Pelham, jurnalis kerap kali kesulitan dan tak
mengungkapkan kisah jurnalis BBC, sepaham ketika diminta untuk
David Shukman, ketika menghadapi menghasilkan dua produk jurnalistik
banyak permintaan dari kantor untuk sekaligus: video dan tulisan.
meliput ancaman bahaya sampah plastik
yang mengapung di permukaan laut Kemunculan Media Online di
terhadap ekosistem sekitarnya (Pelham Indonesia
dalam Miller, 2009:26-28). Saat itu,
Shukman diminta tak hanya untuk Internet sebagai perkembangan
memproduksi satu video untuk satu teknologi komunikasi mulai dikenal di
program tetapi juga membuat audio yang Indonesia sejak tahun 1990-an. Lim
akan ditampilkan pada radio BBC. dalam Couldry dan Curran, 2003:276
Shukman pun. mengalami kesulitan mencatat sejak tahun 1990 hingga 1994,
internet hanya dapat digunakan melalui
44
Aghnia R.S. Adzkia, P ra k tik M u ltim e d ia d a la m J u rn a lism e O n lin e d i In d o n esia
(K ajian p ra k tik w a rta w a n m u ltim ed ia d i cnnindonesia.com, rappler.com, d a n tribunnews.com )
45
J u m a l k o m u n ik a si, V o lu m e 10, N o m o r 1, O k to b er 20 15
Daftar Pustaka
Bardoel, Jo dan Deuze, Mark. (2001). Margianto, J. Heru dan Syaefullah, Asep.
"Network Journalism": (2011). Media Online: Pembaca,
Converging Competencies o f Old Laba, dan Etika Problematika
and New Media Professionals. Praktik Jurnalisme Online di
Australian Journalism Review. Indonesia. Jakarta: Aliasnsi
Volume 23 (2). December 2001. Jurnalis Independen (AJI)
Indonesia.
Boczkowski, Pablo J. (2004). The
Processes o f Adopting Multimedia Pavlik, John. (2000). The Impact o f
and Interactivity in Three Online Technology on Journalism.
Newsroom. International Journalism Studies. 1:2. Pp 229-
Communication Association. 237.
Volume: June 2004. Pp 197-213.
Pelham, Guy. (2009). Multimedia
Deuze, Mark. (1999). Journalism and The Reporting in the Field dalam
Web: An Analysis o f Skills and Charles Miller (ed). 2009. The
Standards in an Online Future of Journalism.
Environment. Gazette VOL. 61(5). Saltzis, Konstantinos dan Dickinson,
Pp 373- 390 . Roger. (2007). Inside the Changing
Deuze, Mark. (2003).The web and its Newsroom Journalists' Response to
j journalisms: considering the Media Convergence. Aslib
consequences of different types of Proceedings, Vol. 60 Iss: 3. Pp 216-
newsmedia online. New Media and 228.
Society. V0I5 (2). Pp 203-230. Smith, Zoe. (2009). Introducing
1 Multimedia to the Newsroom
Deuze, Mark. (2004). What is multimedia dalam Charles Miller (ed). 2009.
journalism? Journalism Studies. The Future of Journalism.
5:2. Pp 139-152.
Situs
Hill, David dan Sen, Krishna. (2005). The
I In ternet in Indonesia's New Nielsen Indonesia. (2014). Nielsen:
, Democracy. New York: Routldegde. Konsumsi Media Lebih Tinggi di Luar
Jawa. Diakses di
Lim, Merlyna. (2003). The Internet, Social http: / /www.nielsen.com/id/en/press-
Networks, and Reform in
room/2014/nieIsen-konsumsi-media-
Indonesia dalam Coludry, Nick dan
Curran, lebih-tinggi-di-luar-iawa.html pada
James. (2003). Contesting Media Power: tanggal 8 Agustus 2015.
> Alternative Media in a Networked
1 World. Maryland: Rowman and
Litdefield.
53
1