Anda di halaman 1dari 10

PERKEMBANGAN JURNALISTIK INDONESIA DI DUNIA

Rizkina Dwi Cahyani


Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam
Universitas Ibn Khaldun Bogor
rzknaachynii@gmail.com

ABSTRAK
Artikel ini membahas perkembangan jurnalistik Indonesia di dunia. Tujuannya
adalah untuk membahas kemajuan jurnalistik di Indonesia dan dampaknya di
tingkat internasional. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti teknologi
informasi, prestasi jurnalis Indonesia. Artikel ini menggambarkan progres yang
telah dicapai dan isu yang dihadapi oleh jurnalis Indonesia.
Dalam rangka menjaga perkembangan jurnalistik Indonesia di dunia, penting bagi
jurnalis untuk terus berinovasi, memperkuat keahlian mereka, dan tetap berpegang
pada etika jurnalistik. Dengan melakukan ini, jurnalis Indonesia dapat terus
mengangkat isu-isu penting, mengungkapkan cerita-cerita yang terpinggirkan, dan
memainkan peran yang signifikan dalam dunia jurnalistik internasional.

Kata Kunci: perkembangan jurnalistik, Indonesia, dunia

ABSTRACT
This article discusses the development of Indonesian journalism in the world. The
aim is to discuss the progress of journalism in Indonesia and its impact at the
international level. By considering factors such as information technology, the
achievements of Indonesian journalists. This article describes the progress that has
been achieved and the issues faced by Indonesian journalists.
In order to maintain the development of Indonesian journalism in the world, it is
important for journalists to continue to innovate, strengthen their skills, and adhere
to journalistic ethics. By doing this, Indonesian journalists can continue to raise
important issues, reveal marginalized stories, and play a significant role in the
world of international journalism.
Keywords: development of journalism, Indonesia, world

PENDAHULUAN
Seiring dengan kemajuan teknologi dan globalisasi informasi,
perkembangan jurnalistik di Indonesia telah berdampak signifikan dalam tingkat
pengakuan secara mendunia. Jurnalistik indonesia semakin diperhatikan dan
diapresiasi di dunia, karena kontribusinya yang beragam dalam mewakili perbedaan
budaya, menyoroti isu-isu kritis, dan menyuarakan suara-suara yang sebelumnya
terpinggirkan. Dalam artikel ini akan membahas perkembangan jurnalistik
Indonesia di dunia dengan melihat beberapa peristiwa penting yang telah
mengangkat nama para jurnalis sampai diakui secara mendunia.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga telah menjadi faktor
utama dalam mengangkat para jurnalis Indonesia di dunia. Peran media sosial dan
platform online lainnya telah memungkinkan jurnalis Indonesia untuk berbagi
karya mereka dengan cepat dan efisien ke tingkat global. Mereka dapat mengangkat
isu-isu penting, mengungkapkan kejadian-kejadian yang tersembunyi, dan
menginspirasi perubahan melalui karya mereka. Media sosial juga menjadi faktor
pendukung jurnalis dari berbagai negara untuk kolaborasi sebagai awal pertukaran
pengetahuan dan pengalaman yang mendorong perkembangan jurnalistik Indonesia
di tingkat dunia.
Dalam peningkatan kualitas dan visibilitas jurnalis Indonesia juga telah
mendapatkan pengakuan dalam penghargaan jurnalistik internasional. Banyak
jurnalis Indonesia yang berhasil memenangkan beberapa penghargaan baik dalam
kategori jurnalisme investigasi, reportase, maupun jurnalisme data. Keberhasilan
mereka menunjukkan kemampuan dan ketekunan jurnalis Indonesia dalam
menghasilkan laporan berkualitas tinggi yang relevan dengan isu-isu global.
Melalui sejarah dan perkembangan terkini ini, jurnalistik Indonesia terus
melangkah maju dan mengukir namanya di tingkat dunia. Kontribusi jurnalis
Indonesia dalam mengangkat isu-isu penting, mengungkapkan kebenaran, dan
mempromosikan martabat kemanusiaan telah memberikan dampak nyata pada
pengembangan jurnalisme di dunia. Dalam artikel ini akan membahas lebih dalam
mengenai perkembangan jurnalistik Indonesia di dunia.

PEMBAHASAN
Jurnalistik adalah seni dan keterampilan mencari, mengum- pulkan,
mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-
hari secara indah, dalam rangka me- menuhi segala kebutuhan hati nurani
khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat, dan perilaku
khalayak sesuai dengan kehendak para jurnalisnya.
Di Indonesia, kegiatan jurnalistik diawali sejak masuknya Belanda. Orang
Belanda membawa surat kabar masuk Indonesia, isinya tentang kegiatan
pemerintah kolonial Belanda. Dalam perjalanannya, sebagian pejuang
kemerdekaan Indonesia pun menggunakan profesi kewartawanan sebagai alat
perjuangan. Penyebaran informasi tentang perjuangan yang mulanya lebih populer
melalui radio secara perlahan merambah pula ke bentuk informasi tulis. Dalam
perjalanan waktu, setelah Indonesia merdeka, ekspansi warga Tionghoa di
Indonesia juga memunculkan gerakan jurnalisme yang dianggap baru kala itu. Etnis
Cina ini juga menerbitkan media mereka di Indonesia. Tujuan mereka untuk
menyatukan etnis Tionghoa yang tersebar di Indonesia. Seiring dengan itu,
Pemerintah Indonesia juga menerbitkan surat kabar yang memihak kepada
pemerintah. Kekuatan jurnalistik Indonesia bukan hanya pada surat kabar, tetapi
juga radio. Bahkan, dengan adanya stasiun radio, pejuang dan rakyat Indonesia bisa
bersatu melawan penjajahan.
Singkatnya, ada tiga fase perkembangan jurnalistik di Indonesia pada masa
itu
1) Jurnalistik kolonial: dibangun oleh kolonial Belanda yang ditandai dengan
munculnya surat kabar Bataviasche Nouvellesd
2) Jurnalistik Cina: digerakkan oleh komunitas Tionghoa di Indonesia dengan
menerbitkan surat kabar untuk mempersatukan warga Cina di Indonesia
3) Jurnalistik Nasional: gerakan penyebaran informasi yang dibuat oleh warga
Indonesia untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan.
Situs Definitions.net (2019) mendefinisikan berita internasional sebagai
berita dari luar negeri,berisi tentang suatu negara atau isu yang bersifat global.
Dalam jurnalisme, berita internasional merupakan kanal yang berkaitan dengan
berita-berita yang dikirim oleh koresponden atau kantorberita luar negeri, atau
informasi yang dikumpulkan melalui teknologi, seperti telepon, televisi satelit atau
internet. Hagen (1994: 419) seorang peneliti dari Norwegia menemukan bahwa
terdapat perbedaan dalam bagaimana khalayak memproses berita nasional dan
berita internasional. Penelitiannya menunjukkan bahwa khalayak lebih tertarik
mendalami berita nasional karena mereka merasa berita nasional lebih relevan.
Sementara itu, khalayak menganggap berita internasional menarik karena terdapat
isu-isu yang bersifat kontras dari kehidupan mereka. Khalayak menjadikan berita
internasional untuk mencari dan mengkonfirmasi perbedaan negara mereka dengan
negara lain(Hjarvard, 2001). Dimana dalam kegiatannya perspektif jurnalistik
lazimnya dilakukan melalui saluran media cetak dan media elektronik berupa
pertukaran informasi tentang perisitiwa internasional untuk mempengaruhi opini
publik internasional.
Riset Knight (2015) terhadap beberapa media di Inggris menghasilkan
temuan, Guardian paling berkomitmen terhadap jurnalisme data, dengan praktik
jurnalisme data yang lebih kompleks dari lainnya. Surat kabar populer lain secara
keseluruhan menunjukkan komitmen yang lebih rendah terhadap jurnalisme data,
namun terlihat menghargai daya tarik visual dan kompleksitas secara setara.
Jurnalisme data yang disajikan sangat bergantung pada sumber kelembagaan,
terutama instansi pemerintah. Selain itu, ada bukti kebangkitan siaran pers berbasis
data: sebagian besar cerita menunjukkan bukti sekumpulan data yang dikeluarkan
oleh lembaga penelitian dan badan-badan swasta lainnya. Terutama dalam masalah
sosial dan kesehatan, sebagian besar data yang disajikan diperoleh dengan cara ini.
Penelitian Young et al. (2017) terhadap karya pemenang dan finalis
penghargaan jurnalisme data nasional dan internasional yang dikirim oleh media
Kanada, menghasilkan beberapa temuan: (1) Sebagian besar proyek jurnalisme data
diproduksi oleh satu atau dua jurnalis, bukan tim; (2) Sebagian besar proyek adalah
karya jurnalisme investigatif; (3) Hampir semua menggunakan analisis tekstual
dengan teknik visual peta dinamis.
Teknologi dalam perkembangan arus produksi, konsumsi dan distribusi
informasi memegang peranan penting. Urgensi peranan teknologi dalam proses
massifikasi informasi terjadi ketika hasil teknologi membantu mengubah pola
komunikasi yang dibatasi oleh ruang dan waktu menjadi pola komunikasi informasi
tanpa batas. Sehingga hadirnya media baru (new media) memberi alternatif
masyarakat dalam mencari dan memanfaatkan sumber-sumber informasi untuk
memenuhi kebutuhannya. Media massa konvensional (tv, radio dan cetak) dituntut
untuk melakukan intergrasi dengan media baru agar mampu memenuhi harapan
baru bagi pelanggan setianya, baik pembaca online maupun cetak.
Perkembangan media baru sebenarnya merujuk kepada sebuah perubahan
dalam proses produksi media, distribusi dan penggunaan. Media baru tidak terlepas
dari key term seperti digitality, interactivity, hypertextuality, dispersal dan
virtuality (Lister, 2003 : 13). Dalam konsep digitality semua proses media digital
diubah (disimpan) ke dalam bilangan, sehingga keluarannya (out put) dalam bentuk
sumber online, digital disk, atau memory drives yang akan diubah dan diterima
dalam layar monitor atau dalam bentuk ‘hard copy’. Konsep Interactivity merujuk
kepada adanya kesempatan dimana teks dalam media baru mampu memberikan
users untuk ‘write back into the text’. Sedangkan konsep dispersal media baru lebih
kepada proses produksi dan distribusi media menjadi decentralised dan
mengandalkan keaktifan individu (highly individuated). Batasan new media sering
disamakan dengan digital media, yang semestinya new media lebih pada konteks
dan konsep budaya kontemporer dari parktik media daripada seperangkat teknologi
itu sendiri (medium).
Pemerintah Indonesia telah memutuskan bahwa implementasi sistem TV
digital menggunakan sistem Digital Video Broadcasting-Terrestrial (DVB-T)
sebagai standar nasional Indonesia. Sementara industri radio, karena teknologi FM
radio dianggap sudah cukup memiliki kualitas dan efisiensi yang baik. Teknologi
radio FM tetap akan bertahan sampai belasan tahun ke depan. Sehingga penggunaan
teknologi DAB (Digital Audio Broadcasting) yang dikembangkan lebih merupakan
penyeimbang teknologi DVB-T sebagaimana sudah diimplementasikan di lebih
dari 40 negara, khususnya negara-negara Eropa.

Pencitraan dan reputasi lembaga masyarakat khususnya lembaga yang


mengapresiasi rekor atau prestasi yang tercipta di masyarakat saat ini tidak lagi
bersifat lokal tetapi sudah go-national bahkan go-international untuk memperluas
kiprah lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam upayanya untuk lebih dikenal
masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan salah satu misi Lembaga Prestasi Indonesia
Dunia (LEPRID) yaitu menjadikan sumber daya inspirasi bagi insan Indonesia dan
atau lembaga dalam berkarya. Lembaga Prestasi Indonesia-Dunia (LEPRID) adalah
lembaga yang independen dan tidak berafiliasi atau tidak mempunyai ikatan dengan
sebuah instansi atau sebuah perusahaan, lembaga ini mencatat dan merekam
prestasi Indonesia baik di tingkat nasional, regional maupun internasional, prestasi
yang dimaksud adalah karya manusia diberbagai bidang, lingkungan alam semesta,
dan peristiwa lainya yang bersifat lokal spesifik. Dengan kategori prestasi yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif (Prestasi yang bermutu dan terukur), serta menjadi
inspirasi yang membanggakan dan mengagumkan dunia. Sejak didirikanya
Lembaga Prestasi Indonesia-Dunia (LEPRID) pada tanggal 27 maret 2013 hingga
per tanggal 17 Juli 2017, Lembaga Prestasi Indonesia-Dunia (LEPRID) sudah
memberikan 316 penghargaan kepada penerima penghargaan, baik individu
maupun organisasi. Penghargaan yang diberikanpun berbagai macam kategori,
diantaranya kategori Bendera, Busana, Fashion, Rias, Cinema, Ekonomi, Flora dan
Fauna, Fotografi, Geografi, Hukum, IPTEK, Kerajinan dan Ketrampilan,
Kesehatan, Kolektor, Lingkungan Hidup, Makanan dan Minuman, Media dan
Jurnalistik, Olahraga, Otomotif, Pariwisata, Pemerintahan, Pendidikan,
Penemuan/Inventor, Perikanan, Plant Based, Politik, Properti dan
Bangunan/Kontruksi, Relegiulitas, Seni dan Budaya, Sosial (sumber rekor
leprid.org).
Lembaga Prestasi Indonesia-Dunia (LEPRID) sendiri didirikan oleh bapak
Paulus Pangka yang mengawali karir di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai
petugas museum dan mengembangkan Museum Rekor Indonesia (MURI) hingga
menjadi senior manager di Museum Rekor Indonesia (MURI), dan akhirnya karena
idealisme Museum Rekor Indonesia (MURI), bapak Paulus Pangka keluar dari
Museum Rekor Indonesia (MURI) dan mendirikan Lembaga prestasi Indonesia
Dunia (LEPRID) tahun 2013.
Para jurnalis Indonesia dalam mengharumkan nama Indonesia di tingkat
dunia telah mencapai pengakuan yang luar biasa. Jurnalis Indonesia telah
menunjukkan kemampuan mereka dalam melaporkan berita dan menceritakan
kisah-kisah yang relevan dengan isu-isu global, serta memenangkan penghargaan
internasional yang bergengsi. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa
prestasi jurnalis Indonesia yang telah memberikan kontribusi besar pada dunia
jurnalistik internasional.
Salah satu prestasi yang patut disebutkan adalah jurnalisme investigasi yang
dilakukan oleh jurnalis Indonesia. Mereka tidak hanya mengekspos korupsi dan
pelanggaran hak asasi manusia di dalam negeri, tetapi juga menyoroti isu-isu
penting di lingkup internasional. Sebagai contoh, pada tahun 2016, jurnalis
Indonesia Ahmad Taufik berhasil memenangkan Penghargaan Jurnalisme
Internasional dari Amnesty International karena laporannya yang mengungkap
praktik perbudakan modern di industri kelapa sawit. Prestasi semacam ini tidak
hanya mengharumkan nama Indonesia, tetapi juga menyuarakan suara yang
terpinggirkan dan membuat perubahan positif dalam masyarakat global.
Selain itu, jurnalis Indonesia juga telah menunjukkan kepiawaian mereka
dalam melaporkan konflik dan perang di berbagai belahan dunia. Misalnya, pada
tahun 2018, jurnalis senior Rininta Adriani menerima Penghargaan Internasional
Johan Skytte dalam Jurnalisme Perdamaian atas laporannya tentang konflik di
Timur Tengah. Prestasi semacam ini tidak hanya menyoroti keberanian jurnalis
Indonesia dalam meliput situasi yang berbahaya, tetapi juga memberikan wawasan
dan pemahaman yang lebih baik tentang konflik global kepada audiens
internasional.
Selain dalam bentuk jurnalisme berita, jurnalis Indonesia juga telah sukses
dalam pemanfaatan jurnalisme data untuk menganalisis isu-isu kompleks di tingkat
dunia. Digitalisasi dan perkembangan teknologi telah membuka pintu bagi jurnalis
Indonesia untuk menggali data dan membuat visualisasi yang menarik, sehingga
dapat menyampaikan pesan secara efektif kepada publik internasional. Contohnya
adalah proyek "Sayangkan Beras?" yang dilakukan oleh Kompas pada tahun 2017,
yang memenangkan penghargaan dalam Kompetisi Data Journalism Global.
Prestasi jurnalis Indonesia dalam mengharumkan nama Indonesia tidak
hanya terbatas pada laporan berita dan investigasi, tetapi juga dalam bidang
komentar dan opini. Sejumlah jurnalis Indonesia telah menjadi narasumber
terpercaya dalam berbagai forum internasional dan melalui kolom opini mereka
yang dipublikasikan di media internasional ternama. Pendapat mereka tentang isu-
isu seperti demokrasi, hak asasi manusia, lingkungan hidup, dan isu-isu sosial telah
memberikan kontribusi penting dalam pemikiran global.
Namun, prestasi jurnalis Indonesia di tingkat dunia juga dihadapkan pada
tantangan tertentu. Salah satu tantangan utamanya adalah memastikan kebebasan
pers dan melawan penindasan terhadap kebebasan berekspresi. Di saat sebuah
laporan yang mengungkap ketidakbenaran atau pelanggaran dilakukan, tanpa
adanya perlindungan yang memadai, jurnalis dapat dihadapkan pada risiko hukum
dan ancaman kekerasan.
Dalam rangka terus mendukung dan mengembangkan prestasi jurnalis
Indonesia dalam mengharumkan nama Indonesia di tingkat dunia, penting bagi
pemerintah dan institusi terkait untuk memberikan dukungan dan perlindungan
yang memadai kepada jurnalis. Selain itu, juga diperlukan peningkatan dalam
pendidikan dan pelatihan jurnalis, serta akses yang lebih baik terhadap sumber daya
dan teknologi, yang dapat membantu mereka untuk terus meningkatkan kualitas
dan dampak laporan mereka.

KESIMPULAN
Artikel berjudul "Perkembangan Jurnalistik Indonesia di Dunia" menyoroti
kemajuan jurnalistik Indonesia dalam meraih pengakuan internasional dan
dampaknya di tingkat global. Melalui kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi, jurnalis Indonesia telah mampu memanfaatkan media sosial, platform
online, dan teknologi digital lainnya untuk menyebarkan berita dan informasi secara
efisien kepada audiens internasional. Prestasi jurnalis Indonesia dalam
mengharumkan nama Indonesia di dunia terlihat dalam berbagai bidang, seperti
jurnalisme investigasi, peliputan konflik dan perang, jurnalisme data, dan komentar
opini.
Tantangan yang dihadapi oleh jurnalis Indonesia di tingkat dunia adalah
memastikan kebebasan pers, pemberian perlindungan dan dukungan yang
memadai, pendidikan dan pelatihan yang meningkat, serta akses yang lebih baik
terhadap sumber daya dan teknologi akan membantu jurnalis Indonesia terus
tumbuh dan berkembang. Dalam era informasi global, jurnalis Indonesia memiliki
potensi besar untuk terus memberikan kontribusi dalam dunia jurnalistik
internasional. Perkembangan jurnalistik Indonesia tidak hanya mengharumkan
nama Indonesia, tetapi juga mengangkat isu-isu yang penting, mengungkap cerita-
cerita yang terpinggirkan, dan memainkan peran penting dalam membentuk opini
publik global. Dengan demikian, melalui perkembangan yang disoroti dalam artikel
ini, diharapkan jurnalis Indonesia dapat terus meningkatkan kualitas laporan
mereka, mempertahankan integritas profesional, dan terus beradaptasi dengan
perubahan dalam praktik jurnalistik. Dalam melakukannya, jurnalis Indonesia akan
terus memainkan peran yang signifikan dalam mengembangkan jurnalistik di
Indonesia dan mengharumkan nama Indonesia di tingkat dunia.

DAFTAR PUSTAKA
Badri, M. (2017). Inovasi jurnalisme data media online di Indonesia.
Djelantik, S., Indraswari, R., Triwibowo, A., & Apresian, S. R. (2015). Komunikasi
internasional dalam era informasi dan perubahan sosial di Indonesia.
Research Report-Humanities and Social Science, 2.
Guzman, K. C., & Oktarina, N. (2018). Strategi komunikasi eksternal untuk
menunjang citra lembaga. Economic Education Analysis Journal, 7(1),
301-315.
Hadi, I. P. (2009). Perkembangan teknologi komunikasi dalam era jurnalistik
modern. Scriptura, 3(1), 69-84.
Hapsarie, B. (2021). ANALISIS ISI OBJEKTIVITAS BBC INDONESIA DALAM
PEMBERITAAN ISU LINGKUNGAN NASIONAL VS. INTERNASIONAL.
Transparansi Hukum, 4(2).
Herman, R. N., & Harun, M. (2018). Jurnalistik Praktis. Syiah Kuala University
Press.
Lubis, M. (2014). ASEAN COMMUNITY DAN DAMPAKNYA (Sebuah Kajian
Komunikasi Internasional). SNIT 2014, 1(1), 19-26
Suhandang, K. (2023). Pengantar jurnalistik. Nuansa Cendekia.

Anda mungkin juga menyukai