NIM : 1710221034
Kelas : 6 B
3. Jurnalistik memiliki cakupan sangat luas tidak terbatas di dunia kewartawanan saja,
mohon dijelaskan jenis jurnalistik yang berhubungan dengan kecepatan waktu
penyampaian yang mewakili ragam jurnalistik yang berkembang kini?
Sesuai dengan makna jurnalistik yaitu identik dengan dunia tulis menulis,
maka bahasa jurnalistik adalah bahasa tulis menulis atau bahasa komunikasi massa
yaitu bahasa dengan pilihan kosa kata yang sederhana agar dapat dipahami oleh
segenap lapisan masyarakat. Selain itu, singkat, jelas, padat, dan obyektif. Dalam tulis
menulis, bahasa ini mutlak harus digunakan mengingat sasaran tulisan kita adalah
masyarakat luas yang memiliki ragam wawasan dan kailmuan berbeda, maka tulisan
seorang penulis diharapkan bisa diterima oleh berbagai lapisan masyarakat tersebut.
Sumber : https://mahapalajoss.wordpress.com/2012/07/13/pertanyaan-seputar-dasar-
dasar-jurnalistik/
4. Apa yang dimaksud jurnalistik cetak atau media cetak?
Media cetak adalah dimana perkembangan teknologi yang belum berkembang,
yaitu media cetak dibuat memakai mesin tik untuk membuat suatu iklan produk
sedangkan gambar-gambar atau animasi yang memperbagus iklan produk itu dibuat
secara manual dengan menggunakan pena.
Dalam pengertian lain media cetak dapat juga dipahami sebagai salah satu
media dimana kita bisa membaca berita, informasi, tips dan lainnya. sesuai dengan
namanya, media cetak berarti media yang beritah atau informasinya dicetak pada
kertas. Media cetak didukungnya perkembangan teknologi yang sudah berkembang,
sehingga dapat memudahkan orang untuk membuat suatu iklan yang lebih kreatif dan
atraktif.
Rosmilasari. (2017). PERANAN MEDIA ISLAM DALAM MENYAMPAIKAN
PESAN DAKWAH DI KOTA KENDARI. Repository Perpustakaan IAIN
Kendari, 7.
8. Apakah jurnalistik telah menjadi disiplin ilmu dan bisa dipelajari secara khusus di
sekolah atau Perguruan Tinggi?
Jurnalistik sebagai bagian dari ilmu komunikasi dan publistik, jelas telah
menjadi disiplin ilmu. Di sekolah-sekolah mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga
Sekolah Menegah (SLTP/SMU/SMK/Aliyah) secara langsung telah dipelajari dasar-
dasar jurnalistik seperti dalam pelajaran bahasa Indonesia atau bahasa Daerah. Di
Perguruan Tinggi, jurnalistik bisa di pelajarilebih khusus lagi yaitu di Fakultas
Komunikasi Jurusan Jurnalistik. Anda bisa menghubungi Perguruan Tinggi yang
membuka fakultas tersebut di kota Anda.
Sumber : https://mahapalajoss.wordpress.com/2012/07/13/pertanyaan-seputar-dasar-
dasar-jurnalistik/
9. Di Indonesia, Surat kabar sering disebut juga koran, dari bahasa apa koran itu?
Koran (dari bahasa Belanda: Krant, dari bahasa Prancis courant) atau surat
kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada
kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini dalam
berbagai topik. Topiknya bisa berupa even politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana,
cuaca. Surat kabar juga biasa berisi karikatur yang biasanya dijadikan bahan sindiran
lewat gambar berkenaan dengan masalah-masalah tertentu, komik, TTS dan hiburan
lainnya.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Koran
Siaran pers adalah bahan informasi yang dikeluarkan oleh instansi atau swasta
untuk disiarkan di media massa. Masalah yang dikemukakan biasanya sangat penting.
Siaran ini biasa diadakan di gedung atau tempat tertentu dengan mengundang
wartawan. Ada juga yang melakukannya bukan dengan mengundang wartawan
melainkan mengirim tulisan keberbagai media sebagai berita. Siaran pers bentuk tulisan
ini sering disebut pers rilis (Realise press).
Sumber : https://mahapalajoss.wordpress.com/2012/07/13/pertanyaan-seputar-dasar-
dasar-jurnalistik/
38. Sebutkan dan jelaskan UUD yang mengatur tentang prinsip, ketentuan dan hak-hak
penyelenggara pers di Indonesia!
Undang-undang Pers (secara resmi bernama Undang-undang Nomor 40 Tahun
1999 tentang Pers) adalah undang-undang yang mengatur tentang prinsip, ketentuan
dan hak-hak penyelenggara pers di Indonesia.[1] Undang-undang Pers disahkan di
Jakarta pada 23 September 1999 oleh Presiden Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie
dan Sekretaris Negara Muladi.
Menimbang :
a. bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi
unsur yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yang demokratis, sehingga kemerdekaan mengeluarkan pikiran dan pendapat
sebagaimana tercantum dalam Pasal 28 Undang-undang Dasar 1945 harus dijamin;
b. bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang demokratis,
kemerdekaan menyatakan pikiran dan pendapat sesuai dengan hati nurani dan hak
memperoleh informasi, merupakan hak asasi manusia yang sangat hakiki, yang
diperlukan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran, memajukan kesejateraan umum,
dan mencerdaskan kehidupan bangsa;
c. bahwa pers nasional sebagai wahana komunikasi massa, penyebar informasi, dan
pembentuk opini harus dapat melaksanakan asas, fungsi, hak, kewajiban, dan
peranannya dengan sebaik-baiknya berdasarkan kemerdekaan pers yang profesional,
sehingga harus mendapat jaminan dan perlindungan hukum, serta bebas dari campur
tangan dan paksaan dari manapun;
d. bahwa pers nasional berperan ikut menjaga ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial;
e. bahwa Undang-undang Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok
Pers sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1967 dan
diubah dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1982 sudah tidak sesuai dengan
tuntutan perkembangan zaman;
f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c, d, dan
e, perlu dibentuk Undang-undang tentang Pers;
Sumber : http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_40_99.htm &
https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang_Pers
39. Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia Suwarjono mengatakan, masih
banyak permasalahan terkait profesi jurnalis di Indonesia dalam menjalankan
aktivitasnya. Permasalahan itu, antara lain, kebebasan pers, profesionalisme pers, dan
kesejahteraan jurnalis. Jelaskan permasalahan tersebut!
a) Kebebasan Pers
“Dalam kasus kebebasan pers, masih banyak masalah yang dihadapi jurnalis
dalam menjalankan aktivitasnya. Salah satunya adalah kekerasan terhadap jurnalis,”
ujar Suwarjono, pada acara Ulang Tahun ke-22 AJI, di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta,
Jumat (26/8/2016). Selain itu, masih ada pembatasan akses liputan di sejumlah
wilayah, kriminalisasi narasumber dengan jerat Undang-undang Informasi dan
Transaksi Elektronik, hingga ancaman kebebasan yang berasal dari internal media
sendiri, yakni intervensi pemilik. “Terus terang kasus, intervensi kepemilikan banyak
teman-teman jurnalis harus meliput berita pesanan,” lanjut Suwarjono.
b) Profesionalisme Pers
Menurut Suwarjono, ada kenaikan signifikan dalam hal laporan masyarakat
yang merasa dirugikan ke Dewan Pers pada 2015. Jumlah laporan pada tahun 2015
yakni 855 kasus atau meningkat 70 persen dari 545 laporan pada tahun 2014. "Ini
tantangan bagi teman-teman jurnalis. Kami berusaha dorong lebih baik," kata
Suwarjono. Banyaknya pengaduan ke Dewan Pers, menurut dia, karena meningkatnya
kesadaran masyarakat untuk mengadukan sengketa pers. "Media kita sekarang ini ada
kendala soal etik yg penegakannya harus konsisten. Ini karena pembaca sekarang
berubah," kata dia.
c) Kesejahteraan Jurnalis
Aji juga menyoroti kesejahteraan jurnalis. Keinginan membangun pers
profesional dinilai sulit terwujud jika para jurnalis tidak sejahtera. "Bagaimana teman-
teman jurnalis mau profesional kalau tidak sejahtera. Ini menjadi persoalan," kata
Suwarjono. Ia mengungkapkan, permasalahan kesejahteraan jurnalis erat kaitannya
dengan perkembangan media saat ini. "Harus diakui, saat ini sejumlah media saat ini
menghadapi masa sulit. Sepanjang tahun 2015, sedikitnya 17 media cetak nasional
dan daerah gulung tikar," ujar Suwarjono. Oleh karena itu, ia mendorong anggota AJI
untuk menginisiasi media online multiplatform. Tujuannya, mendorong demokratisasi
media, baik kepemilikan media yang makin tersebar, mendorong keberagaman
konten, juga meningkatkan kesejahteraan.
Sumber :
https://nasional.kompas.com/read/2016/08/26/21513051/ini.persoalan.yang.masih.mel
ingkupi.profesi.jurnalis?page=1
42. Berikan contoh kasus yang pernah terjadi di Indonesia seorang jurnalistik melanggar
kode etik dalam penyiaran berita atau penulisan berita!
“Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Dalam Berita Kampanye Pemilihan Umum Calon
Kepala Daerah Jawa Timur Periode 2014-2019 di TVRI Jawa Timur”.
Berita kampanye pilkada Jawa Timur 2013 yang tayang di TVRI Jawa Timur
menjadi materi yang akan diteliti. Menurut Max Sopacua (2013), anggota Komisi I
DPR Fraksi Partai Demokrat, TVRI yang merupakan lembaga penyiaran publik
seharusnya berdiri independen disaat televisi lain sudah memihak (Sanusi, 2013, para.
4). Selain itu, siaran TVRI Jawa Timur dapat terjangkau 95% dari seluruh daerah di
wilayah Jawa Timur (Company Profile TVRI Jawa Timur, 2014), sehingga
pengaruhnya luas terkait kegiatan pilkada Jawa Timur 2013. Akan tetapi indikasi
televisi publik ini untuk tidak netral tercium. TVRI pusat pernah menayangkan
Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat secara.
Atas penayangan tersebut, TVRI kemudian mendapatkan kecaman publik dan
dinilai tidak lagi independen (Sanusi, 2013, para. 7). Terkait pemilihan umum kepala
daerah Jawa Timur, terdapat pasangan incumbent yang berasal dari Partai Demokrat,
yakni pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf. Kedua pasangan tersebut adalah bagian
dari pemerintah yang secara tidak langsung menyuplai dana untuk operasionalisasi
TVRI Jawa Timur melalui APBD. Rosanti mengatakan, secara pendanaan, TVRI Jawa
Timur masih bergantung terhadap pemerintah melalui APBN dan APBD (A. D.
Rosanti, personal communication, April 4, 2014). Oleh sebab itu, dengan kaca mata
KEJ, peneliti ingin melihat apakah TVRI Jawa Timur masih patuh terhadap KEJ,
terutama dalam hal netralitas berita.
Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/78037-ID-pelanggaran-kode-etik-
jurnalistik-dalam.pdf