Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

Peningkatan aktivitas makan pada stroke hemipharase dextra

Disusun Oleh :

1. Alifia Putri Zahra (P27228019058)


2. Bagas Setyo Nugroho (P27228019063)
3. Ema Widy Hermalia (P27228019067)

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Mata Kuliah OT


Neurologi

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA


JURUSAN OKUPASI TERAPI, PRODI DIPLOMA III TERAPI OKUPASI
TAHUN 2021
DAFTAR LAMPIRAN

BLANGKO PEMERIKSAAN
1. Blangko Evaluasi Awal Untuk Pasien Dewasa
2. Blangko Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi
3. Blangko Pemeriksaan Kekuatan Otot
4. Blangko FIM
5. Blangko pemeriksaan skala asworth
6. Balngko pemeriksaan neurologi

ii
DAFTAR ISI

Cover

Daftar lampiran……………………………………………………………………………………………………………………ii

Daftar Isi……………………………………………………………………………………………………………………………...iii

LAPORAN KASUS......................................................................................................................1

Identitas Pasien....................................................................................................................1

Interview..............................................................................................................................1

Obsevasi Klinis......................................................................................................................2

Screening Test......................................................................................................................2

Kerangka Acuan/Pendekatan...............................................................................................3

Hasil Pemeriksaan................................................................................................................4

Aset dan Limitasi..................................................................................................................6

Tujuan Terapi:......................................................................................................................7

Program Terapi:...................................................................................................................8

Re-Evaluasi Terapi..............................................................................................................10

Hasil Terapi........................................................................................................................10

LAMPIRAN..............................................................................................................................12

iii
iv
LAPORAN KASUS

Kami mendapatkan kasus dengan mencari sendiri pasien yang


mengalami stroke, kebetulan tetangga dekat rumah saya ada yang menderita
stroke dan kami mencoba bertanya kepada beliau apakah bersedia menjadi
untuk menjadi model pasien pada tugas kasus kelompok kami dan beliau
bersedia.

1) Identitas Pasien

 Nama: Ny.W
 Umur: 67 Tahun
 Alamat: Simo,Boyolali
 Status: Menikah
 Diangnosis: Stroke hemmipharasis dextra

2) Interview

Pasien mengaku sudah menderita penyakit stroke sejak dua tahun yang
lalu.Saat anak keduanya meninggal pasien kaget dan syok hingga pingsan
kemudian pasien dibawa ke rumah sakit oleh keluarga.Pada saat sampai di
rumah sakit pasien didiagnosis oleh dokter menderita stroke ringan dan diberi
obat hingga stroke tidak lagi kambuh.

Kemudian pasien bisa kembali menjalani aktivitas sehari-harinya


seperti sediakala.Setiap hari pasien menjalani aktivitasnya dengan bertani

1
sampai tiba 3 bulan kemudian saat bertani pasien terpeleset dari sawah dan
mendadak bagian tubuh sebelah kanan pasien sulit untuk digerakkan.

3) Obsevasi Klinis

Berdasarkan hasil observasi klinis yang dilakukan pada 7 April 2021 pasien
berpenampilan rapi dan bersih, cara bicara pasien sangat kooperatif terhadap
terapis, perilaku yang ditunjukan pasien menunjukan bahwa pasien memiliki
motivasi yang tinggi untuk sembuh, mobilisasi pasien menggunakan kaki
tiga,.untk membantunya dalam berjalan.

4) Screening Test

Berdasarkan hasil wawancara yang telah kami lakukan pada tanggal 5


April 2021 dengan menggunakan blangko screening dewasa kami kami
mengajukan beberapa pertanyaan dan didapatkan hasil yang diketahui bahwa
Pasien sudah menderita penyakit stroke sejak dua tahun yang lalu.Saat anak
keduanya meninggal pasien kaget dan syok hingga pingsan kemudian pasien
dibawa ke rumah sakit oleh keluarga.Pada saat sampai di rumah sakit pasien
didiagnosis oleh dokter menderita stroke ringan dan diberi obat hingga stroke
tidak lagi kambuh.

Kemudian pasien bisa kembali menjalani aktivitas sehari-harinya


seperti sediakala.Setiap hari pasien menjalani aktivitasnya dengan bertani
sampai tiba 3 bulan kemudian saat bertani pasien terpeleset dari sawah dan
mendadak bagian tubuh sebelah kanan pasien sulit untuk digerakkan.

2
Keluarga pasien merasa khawatir dan membawa pasien ke rumah sakit
kemudian didiagnosis dokter Stroke Hemmipharasis Dextra kemudian
keluarga pasien berinisiatif untuk membawa pasien ke fisioterapi tetapi
menunjukkan progress yang baik.Setelah itu keluarga pasien membawa pasien
berobat ke pengobatan alternatif seperti pengobatan terapi kejut listrik tetapi
pengobatan tersebut juga tidak membuahkan hasil dan malah mengakibatkan
tangan kanan pasien sulit digerakkan.
Pasien tidak mampu memakai baju secara mandiri sehingga saat
memakai baju pasien membutuhkan bantuan dari suaminya.Orang tua pasien
juga memiliki riwayat penyakit stroke dan pasien memiliki mempunyai
riwayat penyakit darah tinggi sehingga pasien memimiliki pantangan makan
jeroan dan daging kambing.
Pasien kesulitan saat melakukan aktivitas Toiletting seperti BAB dan
BAK.Pada sleep and rest pasien mengalami kesulitan tidur karena merasa
kurang nyaman saat posisi menghadap kekanan dikarenakan kondisi tangan
kanannya yang mengalami spastik. Dari sini dapat disimpulkan diagnosis
Klien mengalami flasit atau layuh pada tangan kanan sehingga sulit di
gerakkan dan prioritas masalah dalam penanganan OT yakni untuk
meningkatkan kan aktivitas ADL dalam hal makan dengan menggunakan
tangan kanan.

5) Kerangka Acuan/Pendekatan
Kerangka acuan yang digunakan dalam treatment kali ini
menggunakan bobath dan menggunakan kerangka acuan
rehabilitative.Kerangka acuan rehabilitatif digunakan karena pasien
membutuhkan alat bantu berupa sendok makan yang sudah dimodifikasi
untuk memudahkan pasien dalam aktifitas ADL makan.

3
6) Hasil Pemeriksaan
A. Pemeriksaan Tanda Vital
Berdasarkan pemeriksaan tanda vital yang telah dilaksanakan
pada tanggal 7 April 2021 didapatkan hasil bahwa pemeriksaan
tekanan darah dengan menggunakan tensi klien memperoleh hasil
170/110 mmHg yang artinya tekanan darah klien tinggi (Hipertensi).

B. Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi

Berdasarkan pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi (LGS) dengan


menggunakan Musculoskeletal Assessment (goniometer) pada bagian
shoulder dan elbow pasien yang dilaksanakan pada tanggal 5
didapatkan hasil sebagai berikut :

Lingkup Sendi Hasil Pemeriksaan LGS Normal


Horizontal 20° 45°
abduksi Dextra
Horizontal 50° 135°
adduksi Dextra
Internal rotasi 50° 70°

External rotasi 60° 90°


Fleksi shoulder 80° 180°
dextra
Fleksi elbow 50° 150°
dextra
Supinasi dextra 30° 80°
Pronasi dextra 40° 80°

C. Pemeriksaan Kekuatan Otot

4
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilaksanakan pada tanggal 7
April 2021 pada Shoulder dan elbow pasien, didapatkan hasil bahwa
untuk abduksi pada otot middle deltoid mendapat 3- dan adduksi pada
otot pectoralis ayor mendapat 3-. Pada gerakan internal rotasi pada
otot subscapularis mendapat nilai 3- dan pada external rotasi mendapat
nilai 3-. gerakan fleksi shoulder dextra kekuatan otot pada otot
anterior deltoid mendapat nilai 3-, horizontal adduksi pada otot
pectoralis mayor dextra diperoleh nilai 3- ,Horizontal abduksi Dextra
otot Posteror deltoid mendapat nilai 3-, Fleksi elbow dextra otot
biceps mendapat nilai 3-, Supinasi dextra pada otot supinator
mendapat nilai 3- dan pronasi dextra pada otot pronator teres
mendapat nilai 3-.

D. Pemeriksaan Functional Independence Measurement (FIM)

Berdasarkan pemeriksaan untuk mengukur tingkat kemandirian pasien


dengan menggunakan blangko pemeriksaan fungsional independence
measurement (FIM) yang dilaksanakan pada tanggal 7 April 2021,
didapatkan hasil bahwa pasien mendapatkan skor 57 yang artinya
klien dalam aktivitasnya memerlukan bantuan sedang klien mendapat
nilai 1 pada self care aktivitas makan.

E. Pemeriksaan Neurologi
Somatosensori
Pemeriksaan temperature dari 10x percobaan terdapat 3x kesalahan.
Pemeriksaan touch awareness dari 10x percobaan terdapat 3x
kesalahan dan pain awareness dari 10x percobaan benar semua.

5
F. Pemeriksaan skala asworth

Pemeriksaan skla aswort bertujuan untuk mememriksa tonus otot pada


pemeriksaan ini pasien pada shoulder pasien mendapat nilai 1+ yang
artinya pasien mengalami maslah pada area tersebut dan pada elbow
pasien mendapat nilai 1+ artinya pasien kesulitan melakukan gerakan
pasif pada siku.

7) Aset dan Limitasi:

 Aset

Dari hasil interview dan pemeriksaan pasien diperoleh hasil


bahwa pasien berpenampilan bersih, rapi, dan komperatif. Pada bagian
sinistra pasien masih kuat, pasien mampu memahami perintah yang
diberikan oleh terapis dan komunikasi satu arah. Keingin pasien untuk
sembuh sangan tinggi.

 Limitasi

Pasien memiliki riwayat penyakit Hipertensi. Pasien memiliki


limitasi yang mana tangan kanannya mengalami flasit atau layu
sehingga mengalami keterbatasan pada activity daily living (ADL).
Seperti mulai dari makan yang masih membutuhkan batuan, dan
kesulitan dalam melakukan aktivitas toiletting seperti BAB dan BAK.
Pada sleep and rest pasien mengalami kesulitan tidur pada saat
menghadap ke arah kanan yang di akibatkan tangan kanan pasien
spastik.

6
 Prioritas Masalah

Prioritas Masalah pada kasus ini adalah pada area activity daily living
(ADL). Pasien kesulitan untuk makan dengan tangan kanan.

 Diagnosis OT

Diagnosis OT pada kasus ini adalah pada area activity daily living
(ADL). Pasien kesulitan untuk makan dengan tangan kanan ,
dikarenakan kelemahan otot biceps dan anterior deltoid dan
menyebabkan tnagn kanan nya spastik

8) Tujuan Terapi:

 LTG (Long Term Goals): Pasien mampu makan secara mandiri


menggunakan tangan kanan dengan alat bantu sendok yang yang
sudah dimodifikasi selama kali sesi terapi.

 STG I : Pasien mampu memasang sendok modifikasi pada tangan


bantu sendok yang sudah dimodifikasi dalam 1 kali sesi terapi.

 STG II: Pasien mampu menggunakan alat bantu sendok yang sudah
dimodifikasi dengan bantuan terapis dalam 2 kali sesi terapi.

 STG III: Pasien mampu menggunakan alat bantu sedok yang sudah
dimodifikasi dengan tangan ditopang meja dalam 2 kali sesi terapi

 STG IV: Pasien mampu menggunakan alat bantu sendok yang sudah
dimodifikasi secra mandiri selama 2 kali sesi terapi.

7
9) Program Terapi:

Adjuctive:

Terapis mengintruksikan pasien untuk untuk duduk terapis


memberikan penjelasan metode strching beritahu bahwa saat strcing akan
timbul sedikit nyeri kemudian berikan stabilisasi pada tulang di proksimal dan
distal sendi wirst dan elbow yang akan digerakkan untuk menghindari gerak
kompensasi geakkan secara lembut dan pelan perthankan posisi tersebut 15-
30 detik.

Enabling:

Pasien diminta untuk memmindahkan benda dari samping kanan


kemudian memasukkan benda ke toples tersebut ke samping kiri dengan
gerakan menyamping ke depan (berfokus pada horizontal adduksi dan fleksi
elbow) selama 8 kali .

1. Purposeful Activity

Terapis memberikan contoh cara mempraktikan penggunaan sendok


yang sudah dimodifikasi sehingga pasien mampu untuk menggunakan alat
terapi yang diberikan untuk makan.

2. Occupation

Pasien mampu makan secara mandiri di rumah tanpa bantuan orang lain.

10) Urutan Pelaksanaan Terapi:

8
a. Posisi pasien:pasien dalam keadaan duduk , pasien diminta untuk
memegang alat bantu sendok yang sudah dimodifikasi, kemudian
terapis membantu menggerakkan alat bantu sendok yang sudah
dimodifikasi tersebut selanjutnya pasien diminta untuk mencoba
untuk menggunakan alat bantu sendok yang sudah dimodifiksi dengan
tangan menyapot pada meja dengan kemampuan pasien apabila pasien
sudah mampu mekukannya selanjutnya pasien mencoba menggunakan
alat bantu sendok yang sudah dimodifikasi secara mandiri dan tanpa
bantuan tangan menyapot meja. sekaligus terapis bertanya apakah
sudah merasa lelah, apabila pasien lelah maka istirahat terlebih dahulu

b. Posisi terapis: Terapis berada disebelah kanan pasien kearah


proksimal, untuk menstabilisasi bagian elbow

c. Media terapi yang digunakan: Alat bantu sendok yang sudah


dimodifikasi.

d. Cara mengerjakan: Dengan menggunakan kerangka acuan


Rehabilitative. Pasien diminta untuk duduk, sebelumnya pasien sudah
kita ajarkan bagaimana cara menggunakan alat tersebut dan kemudian
pasien menggunakan sendok yang sudah dimodifikasi tanpa hambatan.

e. Frekuensi : 2x dalam seminggu

f. Durasi : 45 menit istirahat setiap 15 menit

9
g. Home program
Home program yang diberikan adalah pasien diminta untuk
mengulangi aktifitas yang dilakukan pada saat sesi terapi berlangsung
setiap 10 menit sebanyak 3 kali dalam sehari.

11) Re-Evaluasi Terapi

Sesudah latihhan terapi dengan menggunkan pasien cenderung agak


menunjukkan hasil yang cukup signifikan, tetapi dalam waktu satu bulan
pasien belum mampu makan secara mandiri oleh karena itu kami membuat
alat bantu sendok yang sudah dimodifikasi sesuai kebutuhan pasien untuk
memudahkan dalam aktivitas makan.

12) Hasil Terapi

. Pasien cenderung terbantu oleh sendok modifikasi yang kami berikan


untuk membantu pasien makan ia justru tidak menglami kesulitan saat
menggunakannya. semangat dari pasien juga merupakan salah satu alasan
terapi kali ini menunjukkan prognosis yang baik.

10
LAMPIRAN

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Blangko pemeriksaan FIM

21
22
Blangko pmeriksaan skala skala asworth

23
Blangko pemeriksaan neurologi

24
25
26
27
28
29
30

Anda mungkin juga menyukai