2 - Modul Risiko Ergonomi RULA REBA - 2020-2021
2 - Modul Risiko Ergonomi RULA REBA - 2020-2021
Oleh :
Annisa Purbasari
LABORATORIUM PKE
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
MODUL PRAKTIKUM APK DAN ERGONOMI LABORATORIUM PERANCANGAN
KERJA & ERGONOMI
TEKNIK INDUSTRI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga Modul Praktikum Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Modul ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi mahasiswa dalam
pelaksanaan praktikum Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi, baik dari segi pemahaman
konsep teori maupun proses pelaksanaan praktikum di laboratorium.
Kekurangan dalam isi modul ini masih ada, oleh karena itu sangat diharapkan adanya
kritik dan saran dari semua pihak berkenaan dengan modul ini. Kritik dan saran akan menjadi
masukan agar kualitas isi modul dapat meningkat sehingga perbaikan kualitas pelaksanaan
praktikum dapat tercapai secara berkesinambungan.
Semoga modul praktikum ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
2
MODUL PRAKTIKUM APK DAN ERGONOMI LABORATORIUM PERANCANGAN
KERJA & ERGONOMI
TEKNIK INDUSTRI
3
MODUL PRAKTIKUM APK DAN ERGONOMI LABORATORIUM PERANCANGAN
KERJA & ERGONOMI
TEKNIK INDUSTRI
MODUL 2
RESIKO ERGONOMI
A. Tujuan
1. Mampu melakukan analisis postur kerja dengan beberapa tools ergonomika.
2. Mampu menggunakan beberapa tools ergonomika yang berkaitan dengan analisis postur.
3. Mampu membuat rekomendasi untuk meningkatkan produktivitas kerja.
B. Landasan Teori
B.1. Analisis Pengukuran Mekanika Tubuh Manusia dengan Metode Biomekanika
Biomekanika merupakan pengkajian tentang kekuatan fisik manusia yang mencakup
kekuatan atau daya fisik manusia ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta
peralatan harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan
aktivitas kerja tersebut.
B.1.1. Konsep Biomekanika
Biomekanika diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
1. General Biomechanic
General Biomechanic adalah bagian dari Biomekanika yang berbicara mengenai
hukum- hukum dan konsep-konsep dasar yang mempengaruhi tubuh organic manusia baik
dalam posisi diam maupun bergerak.
Dibagi menjadi 2, yaitu:
a) Biostatics adalah bagian dari biomekanika umum yang hanya menganalisis tubuh pada
posisi diam atau bergerak pada garis lurus dengan kecepatan seragam (uniform).
b) Biodinamic adalah bagian dari biomekanik umum yang berkaitan dengan gambaran
gerakan- gerakan tubuh tanpa mempertimbangkan gaya yang terjadi (kinematik) dan
gerakan yang disebabkan gaya yang bekerja dalam tubuh (kinetik) (Tayyari, 1997).
2. Occupational Biomechanic.
Occupational Biomechanic merupakan bagian dari biomekanik terapan yang
mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material dan peralatan dengan
4
MODUL PRAKTIKUM APK DAN ERGONOMI LABORATORIUM PERANCANGAN
KERJA & ERGONOMI
TEKNIK INDUSTRI
tujuan untuk meminimumkan keluhan pada sistem kerangka otot agar produktifitas kerja
dapat meningkat. Setelah melihat klasifikasi diatas maka dalam praktikum kita ini dapat
dikategorikan dalam Occupational Biomechanic.
5
MODUL PRAKTIKUM APK DAN ERGONOMI LABORATORIUM PERANCANGAN
KERJA & ERGONOMI
TEKNIK INDUSTRI
- Dimensi peralatan
- Lama kerja tanpa istirahat.
Perbedaan-perbedaan yang terdapat pada setiap individu pekerja antara lain:
- Postur tubuh
- Kecepatan gerakan
- Akurasi gerakan
- Frekuensi dan lamanya delay
- Umur dan pengalaman
- Faktor sosial
RULA didesain untuk membahas faktor- faktor resiko di atas terutama pada 4 faktor
eksternal pertama. Adapun tujuan dari metode ini adalah sebagai berikut:
- Sebagai metode yang dapat dengan cepat mengurangi resiko cedera pada
pekerja, khususnya yang berkaitan dengan tubuh bagian atas.
- Mengidentifikasikan bagian tubuh yang mengalami kelelahan dan kemungkinan terbesar
mengalami cedera.
- Memberikan hasil analisa dan perbaikan.
Cara penilaian untuk postur bagian tubuh yang dianalisis dengan The Rula Scoring
Sheet yaitu:
6
MODUL PRAKTIKUM APK DAN ERGONOMI LABORATORIUM PERANCANGAN
KERJA & ERGONOMI
TEKNIK INDUSTRI
7
MODUL PRAKTIKUM APK DAN ERGONOMI LABORATORIUM PERANCANGAN
KERJA & ERGONOMI
TEKNIK INDUSTRI
8
MODUL PRAKTIKUM APK DAN ERGONOMI LABORATORIUM PERANCANGAN
KERJA & ERGONOMI
TEKNIK INDUSTRI
- Skala level tindakan yang menyediakan sebuah pedoman pada tingkat yang ada,
dibutuhkan untuk mendorong penilaian yang lebih detail berkaitan dengan analisis yang
didapat.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menerapkan metode REBA ini
antara lain:
− Mengambil data gambar posisi tubuh ketika bekerja.
− Menentukan bagian-bagian tubuh yang akan diamati, antara lain batang
tubuh, pergelangan tangan, leher, kaki, lengan atas, dan lengan bawah.
− Penentuan nilai untuk masing-masing postur tubuh dan penentuan activity
score.
− Penjumlahan nilai dari masing-masing kategori untuk memperoleh nilai
REBA.
− Penentuan level resiko dan pengambilan keputusan untuk perbaikan.
− Membuat desain metode, fasilitas dan lingkungan kerja.
− Implementasi dan evaluasi desain metode, fasilitas, dan lingkungan kerja.
− Penilaian ulang dengan menggunakan metode REBA untuk desain baru yang
telah diimplementasikan.
− Evaluasi perbandingan nilai REBA untuk kondisi sebelum dan setelah
implementasi desain perbaikan.
Setelah diperoleh skor REBA, yang bernilai 1 sampai 15 menunjukkan level tindakan
(action level) sebagai berikut:
Action level 0 : Skor 1 menunjukkan bahwa postur ini sangat diterima dan tidak perlu
tindakan.
Action level 1 : Skor 2 atau 3 menunjukkan bahwa mungkin diperlukan pemeriksaan lanjutan.
Action level 2 : Skor 4 sampai 7 menunjukkan bahwa perlu tindakan pemeriksaaan dan
perubahan perlu dilakukan.
Action level 3 : Skor 8 sampai 10 menunjukkan bahwa perlu pemeriksaan dan
perubahan diperlukan secepatnya.
Action level 4 : Skor 11 sampai 15 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka
pemeriksaan dan perubahan diperlukan dengan segera (saat itu juga).
Keuntungan dari metode REBA yaitu:
− Metode ini dapat menganalisa pekerjaan berdasarkan posisi tubuh dengan
cepat.
− Menganalisa faktor-faktor resiko yang ada dalam melakukan pekerjaan.
9
MODUL PRAKTIKUM APK DAN ERGONOMI LABORATORIUM PERANCANGAN
KERJA & ERGONOMI
TEKNIK INDUSTRI
− Metode ini cukup peka untuk menganalisa pekerjaan dan beban kerja
berdasarkan posisi tubuh ketika bekerja.
− Teknik penilaian membagi tubuh kedalam bagian-bagian tertentu yang
kemudian diberi kode-kode secara individual berdasarkan bidang-bidang
geraknya untuk kemudian diberikan nilai.
Cara penilaian untuk postur bagian tubuh yang dianalisis dengan The Reba Scoring
Sheet yaitu:
10
MODUL PRAKTIKUM APK DAN ERGONOMI LABORATORIUM PERANCANGAN
KERJA & ERGONOMI
TEKNIK INDUSTRI
11
MODUL PRAKTIKUM APK DAN ERGONOMI LABORATORIUM PERANCANGAN
KERJA & ERGONOMI
TEKNIK INDUSTRI
Daftar Pustaka:
Anonim. 2013. Modul Praktikum Ergonomi. UGM. Yogyakarata.
Anonim. 2013. Postur Kerja. Diakses online tanggal 10 September 2013. [URL]:
http://apk.lab.uii.ac.id/PSKE/Modul/Modul%20Postur%20PSKE%202013_.pdf
Dadari, S. 2012. Penaksiran Resiko Ergonomi dengan Pendekatan Fuzzy Logic pada Industri
Kapal (Studi Kasus : PT PAL INDONESIA). Diakses online tanggal 9 Maret 2012,
[URL]: http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16378-2506100017-
paperpdf.pdf
Sutrio dan Firdaus, O.M., 2013, Pengukuran RULA dan REBA Petugas pada Pengangkatan
Barang di Gudang dengan Menggunakan Software Ergolntelligence (Studi kasus:
Petugas Pembawa Barang di Toko Dewi Bandung), Prosiding Seminar Nasional
Ritektra 2011. Diakses online tanggal 10 September 2013.
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2081/KIN.HC.0
66.pdf?sequence=1
12
MODUL PRAKTIKUM APK DAN ERGONOMI LABORATORIUM PERANCANGAN
KERJA & ERGONOMI
TEKNIK INDUSTRI
Contoh:
PENILAIAN RESIKO POSTUR KERJA PADA PEKERJA PEMBUATAN KERAMIK
DENGAN METODE RULA DAN REBA
Keramik adalah produk yang dibuat dari tanah liat dibentuk menggunakan lima tahapan
proses, yaitu :
(1) proses mencampur bahan baku melalui penggilingan,
(2) proses pembentukan melalui tiga cara, yaitu teknik putar, cetak, dan teknik pin spilin
(pada proses ini hampir 60-70% pekerjaan yang mengerahkan tenaga manusia)
(3) proses pembakaran,
(4) proses finishing melalui pengecatan,
(5) proses pengepakan.
Identifikasi tingkat resiko postur pekerja pada pekerjaan pembuatan Keramik berdasarkan
metode penilaian postur kerja RULA dan REBA?
Dengan tujuan untuk menganalisa dan mengevaluasi postur kerja untuk meminimalkan cidera
otot pada tulang belakang pekerja pembuat keramik.
13
MODUL PRAKTIKUM APK DAN ERGONOMI LABORATORIUM PERANCANGAN
KERJA & ERGONOMI
TEKNIK INDUSTRI
2
4
1
1
4 5
1
1
3 3
8 7 9
14
MODUL PRAKTIKUM APK DAN ERGONOMI LABORATORIUM PERANCANGAN
KERJA & ERGONOMI
TEKNIK INDUSTRI
2
4
1 2
3
1
2
7
5
8 1
15
Modul APK dan Ergonomi UNRIKA LABORATORIUM PERANCANGAN
KERJA & ERGONOMI
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUA
Pembahasan:
Dari hasil identifikasi postur pekerja pada pekerjaan pembuatan Keramik berdasarkan
metode penilaian postur kerja RULA dan REBA maka diperoleh nilai skor dari metode
RULA sebesar 7 dan nilai skor dari metode REBA sebesar 9.
Hasil skor dari metode RULA menunjukkan nilai 7 berarti perlu investigasi lebih lanjut
dan perlu perubahan atau perbaikan segera pada postur pekerja karena bisa berpotensi
timbulnya penyakit akibat kerja seperti cidera otot pada tulang belakang.
Hasil skor dari metode REBA menunjukkan nilai 9 berarti beresiko tinggi, perlu
investigasi lebih lanjut dan perlu perubahan atau perbaikan segera pada postur pekerja
karena bisa menimbulkan tingkat resiko cedera yang tinggi dan berpotensi timbulnya
penyakit akibat kerja seperti cidera otot pada tulang belakang.
Saran perbaikan yaitu melakukan perbaikan metode kerja dan perancangan alat bantu
sehingga ada perbaikan pada postur pekerja dan bisa menurunkan tingkat resiko cedera
dan menghindari terjadinya penyakit akibat kerja seperti cidera otot pada tulang belakang.
16