Anda di halaman 1dari 10

APLIKASI MODEL KEPERAWATAN COMFORT KOLCABA DALAM

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KERUSAKAN


INTEGRITAS KULIT

Lina Mahayaty*
*STIKes William Booth Surabaya, Jl.Cimanuk no.20 Surabaya.
E-mail:lina_mswb@yahoo.com

ABSTRAK

Diaper dermatitis sering terjadi pada anak anak yang berisiko menimbulkan
rasa gatal, nyeri, dan ketidaknyamanan. Pendekatan keperawatan untuk memberikan
kenyamanan pada pasien didasarkan pada teori Comfort Kolcaba. Teori ini membahas
tentang kenyamanan dalam empat konteks kenyamanan yaitu: fisik, psikospiritual,
sosial budaya, dan lingkungan, Perianal care dengan menggunakan air merupakan
salah satu Evidence Based Nursing Practice yang dapat diterapkan untuk mencegah
dan mengatasi diaper dermatitis sehingga kenyamanan pasien dapat teratasi. Hasil
dari penerapan teori ini dilakukan pada anak dengan kerusakan integritas kulit. Teori
Kenyamanan Kolcaba dapat meningkatkan kesehatan pasien, kepuasan pasien dan
keluarga terhadap pelayanan keperawatan bertambah.

Kata Kunci: Kerusakan integritas kulit, perianal care, teori comfort Kolcaba

ABSTRACT

Diaper dermatitis is common in children who are at risk of itching, pain. This
leads to discomfort in children. The nursing approach to comforting patients is based
on Comfort Kolcaba's (2003) theory. This theory discusses comfort in four comfort
contexts: physical, psychospiritual, socio-cultural, and environmental. Perianal care
is one of the Evidence Based Nursing Practice that can be applied to prevent and
treat diaper dermatitis so that patient comfort can be overcome. The result of the
application of this Theory can be applied to children with skin integrity damage. The
implementation of Kolcaba Comfort Theory can improve patient health, patient and
family satisfaction on nursing services will increase.

Keywords: Impaired skin integrity, Kolcaba comfort theory, perianal care.

11
Pendahuluan penatalaksanaan. Penilaian skor diaper
Kulit memiliki beberapa fungsi penting dermatitis dapat menggunakan Scoring
bagi tubuh. Sebagai fungsi perspektif System for Diaper Dermatitis Scale
fisiologis, kulit akan menjadi barrier (SSDDS) (Buckley, Mantaring, Dofitas,
tubuh, yang melindungi tubuh terhadap Lapitan, dan Monteagudo (2016).
infeksi mikroorganisme dan
mempertahankan fungsi metabolik Pemberian asuhan keperawatan pada
degan mengeksresikan zat sisa (Potts & anak yang berpusat pada keluarga
Mandleco, 2012). Kulit yang normal (family-centered care) dan yang tidak
(terjaga integritasnya) sangat dibutuhkan menimbulkan trauma (atraumatic care)
agar kulit mampu menjalankan merupakan filosofi dalam keperawatan
fungsinya, sehingga keutuhan kulit anak. Asuhan keperawatan yang
dapat terjaga (Kozier, Erb, Berman, & berpusat pada keluarga terdapat dua
Snyder, 2010). Kerusakan integritas konsep dasar yaitu memampukan dan
kulit atau terganggunya keutuhan kulit memberdayakan keluarga. Sedangkan
merupakan salah satu masalah dalam perawatan yang tidak
keperawatan yang dialami anak yang menimbulkan trauma bertujuan untuk
menderita diare. Kerusakan integritas tidak melukai anak. Tujuan ini dapat
kulit ini terjadi akibat frekuensi buang dicapai dengan tiga prinsip yaitu:
air besar (BAB) yang berlebihan, mencegah dan meminimalkan
sehingga area kulit sekitar perianal pemisahan anak dari keluarga,
sering terpapar feses, akibatnya kulit meningkatkan rasa kendali, dan
mudah mengalami kemerahan dan iritasi mencegah atau meminimalkan nyeri dan
(Marcdante et al, 2010). cedera pada tubuh (Hockenbery &
Wilson, 2013).
Diare merupakan salah satu faktor yang
terkait terhadap kejadian diaper Teori Kenyamanan Kolcaba yang
dermatitis. Kelembaban berkepanjangan berkaitan dengan kebutuhan pasien akan
karena frekuensi penggantian popok kenyamanan dapat diaplikasikan pada
yang jarang, dan kurangnya barrier kulit asuhan keperawatan pasien yang
juda dapat memengaruhi terjadinya mengalami kerusakan integritas kulit.
diaper dermatitis (Buckley, Mantaring, Tercapai kenyamanan pasien maka
Dofitas, Lapitan, & Monteagudo, 2016). peluang anak untuk memulihkan
Diaper dermatitis atau ruam popok kesehatan dapat ditingkatkan (Kolcaba
merupakan gangguan yang umum terjadi & DiMarco, 2005). Kenyamanan adalah
pada kulit bayi dan anak yang berusia 1- suatu keadaan yang mendesak dan
3 tahun (Hockenberry & Wilson, 2013). diperkuat melalui kebutuhan manusia
Komplikasi dari diaper dermatitis jarang yang dimiliki untuk relief, ease, dan
terjadi karena kondisinya mudah diatasi transcendence yang ditujukan pada
dengan perawatan kulit yang baik, empat konteks kenyamanan (fisik,
barrier kulit dan pengobatan infeksi psikospiritual, sosiokultural, dan
yang mendasarinya. Walaupun lingkungan) (Kolcaba & DiMarco,
demikian, jika diaper dermatitis tidak 2005).
diobati, dapat terjadi komplikasi yaitu
meningkatnya rasa nyeri, tingkat Anak dengan diare yang mengalami
keparahan kerusakan kulit, infeksi kerusakan integritas kulit akan
bakteri, jamur (Shin, 2014), dan mengalami ketidaknyaman dalam
terjadinya Jacquet’s erosive dermatitis konteks fisik karena keutuhan jaringan
(Ravanfar, Wallace & Pace, 2012). kulit telah mengalami kerusakan.
Melakukan pengkajian pada area Dibutuhkan tindakan untuk
perianal untuk melihat kejadian diaper meningkatkan kenyamanan melalui
dermatitis sangat perlu dilakukan untuk intervensi keperawatan yang tediri dari
melakukan tindakan pencehan dan tiga kategori yaitu: (a) standard for

12
comfort, untuk menjaga dan mencegah kelolaan yang mengalami dan berisiko
terjadinya kerusakan integritas kulit mengalami kerusakan integritas kulit
melalui perianal care; (b) coaching, yang dikelola. Kelima pasien kelolaan
untuk mengurangi kecemasan, akan dipaparkan sebagai berikut:
memberikan jaminan informasi,
menumbuhkan harapan, mendengarkan Kasus 1
dan membantu rencana pemulihan dan Bayi Ny.D.S laki-laki berusia 7 bulan,
(c) comfort food for the soul, yaitu hal- masuk ruang infeksi terdiagnosis medis
hal tambahan yang lebih baik yang dapat diare akut dehidrasi ringan sedang dan
dilakukan oleh perawat untuk anak-anak atresia billier. Pasien masuk IGD
dan keluarga merasa diperhatikan dan melalui polikinik gastroenterologi
dikuatkan. dengan keluhan buang air besar (BAB)
berdarah 4 hari sebelum masuk rumah
sakit, bab berwarna kuning, cair, ada
Metode lendir dan darah. Di IGD anak diberikan
Metode pada laporan kasus ini antibiotik, koreksi albumin, dan
menggunakan pendekatan studi kasus diberikan Vitamin K.
pada tiga kasus kelolaan yang dilakukan Hasil pengkajian aspek fisik pada
di ruang anak salah satu RS Umum didapatkan data pasien berada pada
dengan pendekatan teori Kenyamanan relief yaitu: Mukosa mulut kering,
Kolcaba yang dimulai dengan turgor kulit tidak elastis, abdomen
pengkajian, perumusan diagnosis ascites, hepar teraba 3 cm dibawah px,
keperawatan, intervensi keperawatan sklera ikterik, buang air besar 5 x/hari,
dan evaluasi. Dalam Teori Kenyamanan konsistensi cair, warna feses kuning,
Kolcaba, pengkajim dinilai berdasarkan membran mukosa kering, warna kulit
konsep spesifik yang disusun dalam tiga tampak kuning, tampak kemerahan pada
bentuk dan empat konteks kenyamanan. perianal, Scoring System For Diaper
Tiga jenis kenyamanan adalah relief, Dermatitis Scale (SSDDS) yang
ease, dan transcendence. Pasien memiliki skor 0-6, pasien berada pada
mengalami rasa nyaman saat kebutuhan skor 3 pasien mengalami keterlambatan
kenyamanan individu terpenuhi, atau perkembangan, skala nyeri : Face, Legs,
berada pada jenis transcendence. Empat Activity, Cry, Consolability (FLACC)
konteks kenyaman yang dikaji adalah skor 2, terpasang Nasogastric Tube
kenyamanan fisik, psikospiritual, (NGT) untuk pemenuhan nutrisi.
lingkungan, dan sosial budaya. Pemeriksaan laboratorium didapatkan
Kenyamanan fisik dikaji berdasarkan hasil: Albumin 2, 96, analisis tinja
sensasi tubuh dan mekanisme (terdapat leukosit: 4-6/LPB, eritrosit:
homeostatik, psikososial berkaitan 10-12/LPB dan darah samar tinja:
dengan kesadaran internal diri, Positif). Aspek psikospiritual
lingkungan adalah lingkungan dan ditemukan anak mengalami ease
kondisi eksternal, dan sosiokultural ditunjukkan dengan pasien tampak
mengacu pada hubungan interpersonal tenang. Aspek sosialkultural dan aspek
dan sosial (Kolcaba & Fisher, 1996 lingkungan berada pada transcendence.
dalam Krinsky, Murillo, & Johnson, Berdasarkan hasil pengkajian
2014). Kasus yang diambil merupakan didapatkan diagnosis keperawatan yang
anak dengan masalah kerusakan muncul adalah 1) kekurangan volume
integritas kulit dengan intervensi cairan, 2) ketidakseimbangan nutrisi, 3)
keperawatan perianal care untuk melihat diare, 4) kerusakan integritas kulit, 5)
kejadian diaper dermatitis. nyeri, dan 6) risiko keterlambatan
perkembangan.
Hasil
Dalam karya ilmiah ini akan Intervensi yang dilakukan mengacu pada
digambarkan sebanyak tiga pasien tiga kategori. Intervensi keperawatan

13
berdasarkan 1) Standard of comfort elastis, rash pada seluruh tubuh, badan
yaitu: Kaji status hidrasi, monitor tanda anak teraba panas, batuk, terpasang
vital, kesadaran, timbang berat badan, NGT untuk pemenuhan nutrisi, status
pertahankan keakuratan asupan dan gizi buruk, hanya menghabiskan ¼ porsi
haluaran, berikan asupan nutrisi sesuai dari makanan yang disediakan,
kebutuhan, pantau status nutrisi, pola terdengar ronchi pada seluruh lapang
buang air besar, kondisi kulit, skala paru, batuk, SSDDS skor 5, suhu 38°C,
nyeri, dan kolaborasi pemberian FLACC skor 4. Aspek psikospiritual
antibiotik dan inhalasi. 2) Coaching ditemukan tipe kenyamanan anak relief
yaitu: Ajarkan keluarga membersihkan dimana anak tampak rewel. Aspek
area perianal, stimulasi pada anak, sosialkultural pada ease yaitu: Pasien
anjurkan keluarga untuk mencatat setiap di rawat di ruang isolasi. Aspek
haluran, jelaskan pentingnya nutrisi lingkungan, pada relief, ibu pasien
yang adekuat untuk anak, ajarkan mengatakan lingkungan kamar bersih
pemberian makanan melalui NGT, tetapi panas, dan merasa sendiri. Ibu
luangkan waktu mendengarkan keluhan pasien bertanya kapan dapat pindah ke
anak. 3) Comfort food for the soul ruangan yang lebih nyaman dan tidak
yaitu: Berikan posisi yang nyaman, sendiri. Berdasarkan hasil pengkajian
ciptakan lingkungan yang bersih, didapatkan diagnosis keperawatan yang
nyaman dan tenang, anjurkan orangtua muncul adalah 1) kekurangan volume,
untuk menghubungi perawat jika 2) bersihan jalan nafas tidak efektif, 3)
membutuhkan sesuatu. ketidakseimbangan nutrisi, 4)
hipertermia, 5) nyeri, dan 6) kerusakan
Evaluasi dilakukan pada perawatan hari integritas kulit.
ketiga yaitu: 1) Fisik, relief, dengan
uraian: turgor kulit tidak elastis, kulit Intervensi keperawatan berdasarkan 1)
perianal masih tampak kemerahan, standard of comfort yaitu: kaji status
SSDDS Skor 3, skala nyeri FLACC 2. hidrasi pasien, kesadaran pasien, skala
Intervensi dilanjutkan oleh perawat nyeri, frekuensi dan kedalaman
ruangan dan pasien diijinkan pulang pernapasan, bunyi dan suara napas,
pada hari Senin, 19 Februari 2017. status nutrisi, pantau kondisi kulit,
timbang berat badan, pantau pemberian
Kasus 2 cairan, pertahankan keakuratan asupan
Bayi A.F laki-laki berusia 8 bulan, dan haluaran, berikan asupan nutrisi
masuk ruang infeksi dengan diagnosis sesuai kebutuhan, monitor tanda vital,
medis diare akut dehidrasi ringan sedang dan kolaborasi pemberian antibiotik dan
dan morbili. Ibu pasien mengeluh inhalasi. 2) Coaching yaitu: Ajarkan
anaknya mengalami demam naik turun keluarga membersihkan area perianal,
sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, anjurkan keluarga untuk mencatat setiap
batuk, tidak mau makan, dan sulit tidur haluaran, jelaskan pentingnya nutrisi
malam hari, diare 8 kali selama di yang adekuat untuk anak, ajarkan
rumah, bintik-bintik merah sejak 2 hari pemberian makanan melalui NGT,
yang, muncul pertama kali pada area luangkan waktu untuk mendengarkan
dada, meluas sampai bagian perut dan keluhan anak. 3) Comfort food for the
wajah. Di IGD RSCM Bayi A.F soul: Berikan posisi yang nyaman,
dilakukan pemasangan infus Kaen 3B ciptakan lingkungan yang bersih,
15 ml/jam. nyaman dan tenang, panggil anak
dengan namanya, anjurkan orangtua
Hasil pengkajian pada aspek fisik untuk menghubungi perawat jika
didapatkan data pasien berada pada membutuhkan sesuatu.
relief yaitu: Pasien rewel, fontanella
anterior cekung, kelopak mata cekung, Evaluasi dilakukan pada perawatan hari
mukosa mulut kering, turgor kulit tidak ketiga. Pasien diijinkan pulang dengan

14
evaluasi keperawatan yaitu: 1) Fisik, feses. Berdasarkan hasil pengkajian
relief, dengan uraian: turgor kulit tidak didapatkan diagnosis keperawatan yang
elastis, conjungtiva anemis, masih muncul adalah 1) bersihan jalan nafas
terdengar suara ronchi pada seluruh tidak efektif, 2) ketidakseimbangan
lapang paru, skala nyeri FLACC 4, area nutrisi, 3) diare, 4) hipertermia, 5) risiko
perianal tampak kemerahan, SSDDS kekurangan volume cairan, 6) nyeri, 7)
Skor 4. 2) Aspek psikospiritual, ease kerusakan integritas kulit, 8) risiko
dengan uraian: Ibu menyatakan merasa keterlambatan.
tenang karena kondisi anaknya
membaik. 3) Aspek Lingkungan, ease, Intervensi yang dilakukan mengacu pada
dengan uraian: Ibu merasa nyaman tiga kategori. Intervensi keperawatan
dengan lingkungan perawatan, walaupun berdasarkan 1) standard of comfort
ruangan panas. yaitu: Kaji status hidrasi, kesadaran,
skala nyeri, frekuensi dan kedalaman
Kasus 3 pernapasan, bunyi dan suara nafas, pola
Bayi E.D perempuan usia 11 bulan, buang air besar, turgor kulit dan kondisi
masuk ruang infeksi dengan diagnosis kulit, timbang berat badan, pantau status
medis pneumonia dan HIV-AIDS. nutrisi, pertahankan keakuratan asupan
Pasien sudah dilakukan pemeriksaan dan haluaran, dan kolaborasi pemberian
viral load. Pasien menderita tuberculosis terapi dan inhalasi. 2) Coaching ajarkan
dan alergi terhadap susu sapi. Pasien keluarga cara membersihkan area
menyelesaikan terapi Obat Anti perianal, perkembangan sesuai usia
Tuberculosis (OAT) selama 6 bulan anak, pentingnya nutrisi yang adekuat
namun terputus putus karena terdapat bagi anak, pemberian makanan melalui
gangguan fungsi hati. Selama NGT, anjurkan keluarga untuk mencatat
pengobatan di RS sebelumnya juga warna, jumlah, frekuensi dan konsistensi
sudah mendapatkan terapi obat feses, menjaga seprai dan pakaian tetap
antiretroviral (ARV), namun dihentikan kering, luangkan waktu untuk
kaerna gangguan fungsi hati. Pasien mendengarkan keluhan anak, berikan
disarankan rujuk ke RSCM. Saat pasien kesempatan kepada orangtua untuk
kontrol anak demam sudah lima hari, bertanya. 3) Comfort food for the soul:
sesak dan intake kurang. Ibu pasien Berikan posisi yang nyaman, ciptakan
mengatakan 5 hari sebelum masuk lingkungan yang bersih, nyaman dan
rumah sakit anaknya mengalami demam tenang, anjurkan orangtua untuk
tinggi samapi 39°C, buang air besar 3 – menghubungi perawat jika
5 kali/hari, pasien juga sesak napas. membutuhkan sesuatu, berikan pujian
untuk setiap upaya yang dilakukan
Hasil pengkajian pada aspek konteks orangtua, panggil anak dengan namanya.
fisik didapatkan data pasien berada pada
relief yaitu: Frekuensi pernafasan 56 Evaluasi dilakukan pada perawatan hari
x/mnt, suhu 38 °C, berat badan 5,8 kg, ke lima. Hasil evaluasi keperawatan
panjang badan 63 cm, status gizi: gizi yaitu: 1) Fisik, pada tipe kenyaman
kurang, FLACC scale 2, conjungtiva relief, frekuensi napas 48 x/mnt, dengan
anemis, diare 5-6 x/hari, konsistensi O2 Nasal Kanule 1/2 Liter/menit, suhu
cair, warna feses hijau, turgor kulit tidak 38° C, turgor kulit tidak elastis, masih
elastis, membran mukosa kering, batuk, terdapat ronchi, diare bab 2 kali,
ronchi pada seluruh lapang paru, tampak konsistensi cair ada ampas, wana
kemerahan pada genetalia, SSDDS skor kuning. Tanggal 20 Maret 2017 pasien
2, pasien mengalami keterlambatan. masih mengalami tipe kenyamanan
Pada pemeriksaan laboratorium Hb 8,51 relief yaitu: Conjungtiva anemis, melena
g/dl, Ht 25,3%, Leukosit: 8,66 103/ul. 5-6 x/hari, turgor kulit tidak elastis,
Analisis tinja ditemukan, tinja berwarna membran mukosa kering, tampak
hijau, terdapat lendir dan eritrosit pada kemerahan pada area perianal skor

15
SSDSS 2, suhu 39°C. 2) Aspek menggunakan SSDDS berada pada
psikospiritual, sosiokultural, dan rentang skor 0-6.
lingkungan berada pada tipe
kenyamanan transcendence. Pengkajian kondisi kulit perianal pada
tiga kasus terpilih menunjukkan hasil
Pembahasan bahwa telah terjadi masalah kerusakan
Terdapat tiga kasus kelolaan yang akan integritas kulit yang aktual, yang
dibahas pada pembahasan ini. Tigakasus ditandai dengan adanya kemerahan yang
tersebut terdiri dari tiga kasus diare tampak pada area perianal.
disertai penyakit penyerta lainnya. Pada
kelima kasus ini anak mengalami Integritas kulit dapat dipengaruhi oleh
kondisi diare dengan kerusakan faktor instrinsik dan ekstrinsik. Kondisi-
integritas kulit yang berbeda, kondisi seperti berikut ini merupakan
berdasarkan penilaian SSDDS. faktor insrinsik yang dapat
Pembahasan aplikasi kenyamanan memengaruhi integritas kulit, yaitu
Kolcaba pada lima kasus kelolaan adanya edema, hipotermia, dehidrasi,
berdasarkan proses keperawtaan, yaitu: sepsis, obat-obatan, imobilitas, anemia,
pengkajian, diagnosa keperawatan, inkontinensia, penurunan berat badan
intervensi keperawatan dan evaluasi. dan kuran gizi. Sedangkan yang menjadi
Uraian pembahasannya adalah sebagai faktor ekstrinsik diantaranya adalah
berikut: tekanan, gesekan, dan kelembaban
(Fergusson, 2008; Kozier et al, 2010).
1. Pengkajian
Pengkajian pada teori Kenyamanan Skor SSDDS pada ketiga kasus diatas
Kolcaba berdasarkan pada 4 aspek berbeda. Kasus yang pertama memiliki
kenyamanan fisik, psikospiritual, skor SSDDS yang tinggi (6) yang
sosiokultural, dan lingkungan (Chandra, artinya kondisi kerusakan integritas kulit
Raman, Katharine, 2016). Pasien pada yang dialami merupakan yang paling
kasus keloaan ini berada pada rentang buruk. Hal ini dapat disebabkan pasien
usia bayi sampai dengan usia balita, oleh tidak hanya terdiagnosis diare tetapi
karena itu saat melakukan pengkajian pasien juga terdiagnosis morbili. Virus
keperawatan anak lebih banyak morbili merupakan virus yang hidup di
menggunakan tehnik komunikasi non mukus hidung dan tenggorokan
verbal sesuai dengan usia anak. Tehnik penderita yang dapat menyebar
komunikasi non verbal yang digunakan keberbagai organ melalui hematogen.
seperti sentuhan, tersenyum dan kontak Penyebaran virus ini akan menimbulkan
mata. Komunikasi verbal juga dilakukan reaksi radang. Reaksi peradangan yang
dengan suara yang lembut. timbul pada kulit menyebabkan
hiperplasia kelenjar limfoid. Bila
Fokus pengkajian pada kerusakan penyebaran terjadi pada kulit, maka kulit
integritas kulit yang dilakukan adalah sekitar sebasea dan folikel rambut
pada area perianal. Aspek penilaian pembengkakan dan timbul eritema yang
menggunakan SSDDS, dengan 4 aspek membentuk makula dan papula pada
yang dikaji yaitu, adanya eritema dan kulit. Hal ini akan tersng berlanjut
iriasi, luasnya diaper dermatitis, papula sampai muncul rash dan ruam pada
dan pustula, dan keutuhan kulit seluruh tubuh dan deskuamasi rasa gatal.
(Buckley et al, 2016). Pengkajian pada Morbili merupakan penyakit infeksi akut
kelima kasus berfokus pada integritas yang ditandai dengan tiga stadium yaitu
kulit yang berada pada aspek fisik, stadium prodromal, eksantematosa dan
hanya tingkat kenyaman pada tiap-tiap konvalesen (Hockenberry & Wilson,
kasus berbeda. Hasil pengkajian 2013). Pasien kasus kelolaan pertama,
kerusakan integritas kulit pada kelima pasien berada pada stasium
kasus kelolaan dilakukan dengan eksantematosa. Pada stadium ini terjadi

16
ruam atau eritema yang berbentuk memenuhi kebutuhan individu dalam hal
makula-papula disertai peningkatan ini adalah keluarga. Oleh karena itu,
suhu tubuh. Hal yang yang penerapan asuhan keperawatan berfokus
menyebabkan kondisi kerusakan pada keluarga (family-centered care).
integritas kulit pada kasus pertama berat. Family-Centered Care merupakan
pendekatan yang holistik, yang tidak
Pada pasien kelolaan kedua pasien hanya memfokuskan asuhan
mengalami kerusakan integritas kulit keperawatan kepada anak sebagai pasien
dengan skor SSDDS yaitu empat, atau individu dengan kebutuhan
dimana pada area kulit perianal temukan biologis, psikologis, sosial dan spiritual
eritema dan iritasi dengan skor 4 dan tetapi juga melibatkan keluarga sebagai
telah terjadi kerusakan integritas kulit bagian yang konstan dan tidak dapat
pada area yang lebih dalam sampai pada dipisahkan dari kehidupan anak (Wong
lapisan dermis kulit. Hal ini dapat et al, 2009).
dipengaruhi oleh diagnosis medis pasien
yaitu atresia billier. Atresia bilier terjadi 2. Diagnosa Keperawatan
karena proses inflamasi berkepanjangan Masalah kerusakan integritas kulit pada
yang menyebabkan kerusakan progresif area perianal pada anak dengan diare
pada duktus bilier ekstrahepatik merupakan masalah yang kurang
sehingga menyebabkan hambatan aliran mendapatkan perhatian, karena orang
empedu. Jadi, atresia bilier adalah tidak tua cenderung tidak menyampaikan
adanya atau kecilnya lumen pada masalah yang terjadi pada anaknya.
sebagian atau keseluruhan traktus bilier Selama ini perawat dalam melakukan
ekstrahepatik yang menyebabkan pengkajian lebih berfokus pada
hambatan aliran empedu. Akibatnya di pengkajian yang dapat dilihat secara
dalam hati dan darah terjadi langsung, sehingga pengkajian pada area
penumpukan garam empedu dan diaper sering terlewatkan. Pengkajian
peningkatan bilirubin direk yang pada area diaper lebih sering
menyebabkan rasa gatal (Kyle, T & berdasarkan wawancara kepada orangtua
Carman, 2013). tanpa melihat secara langsung kondisi
area perianal. Perawat mengetahui
Pada pasien kelolaan ketiga pasien terjadi kerusakan integritas kulit saat
mengalami kerusakan integritas kulit orangtua meminta terapi untuk megobati
dengan skor SSDDS 2, dimana pada area perianal, padahal kerusakan
area perianal hanya ditemukan iritasi integritas kulit dapat dicegah jika
kulit jelas diberikan intervensi sejak dini.

Pada pengkajian berdasarkan Kerusakan integritas kulit adalah


kenyamanan Kolcaba, untuk aspek perubahan atau gangguan epidermis atau
psikospiritual, sosiokultural, dan dermis. Batasan karakeristik untuk
lingkungan residen mendapatkan data menegakkan diagnosis keperawatan ini
dari orang tua. Ketiga kasus kelolaan adalah adanya kerusakan pada lapisan
belum mampu berkomunikasi, dan kulit (dermis), kerusakan permukaan
dibutuhkan pengamatan terhadap kulit (epidermis), dan invasi struktur
perilaku anak untuk mendapatkan data kulit (Herdman, 2012; Wilkinson,
kenyamanan terkait aspek psikospiritual, 2012).
sosiokultural, dan lingkungan, sehingga
pada ketiga aspek ini residen 3. Intervensi dan Implementasi
mendapatkan data berdasarkan Keperawatan
komunikasi dengan orangtua. Namun Teori Kenyamanan Kolcaba dapat
dalam paradigma keperawatan anak, digunakan untuk memberikan intervensi
anak merupakan individu yang masih kenyamanan bagi pasien. Teori ini
bergantung pada lingkungan untuk secara integratif bertujuan memenuhi

17
kebutuhan kenyamanan secara holistik. dan mengurangi kejadian diaper
Teori Kenyamanan Kolcaba bersifat dermatitis. Konsep ABCDE ini adalah
integratif yang merupakan pendekatan mengajarkan kepada keluarga untuk
dengan menggabungkan beberapa memaksimalkan waktu bebas diaper,
metode yang bertujuan untuk memberikan perlindungan dengan
memberikan kenyamanan pada empat menggunakan krim pelindung kulit
konteks kenyamanan: Fisik, psiko setiap penggantian diaper,
spiritual, sosial budaya, dan lingkungan membersihkan area diaper dengan
(Chandra, Raman, Katharine, 2016). lembut menggunakan air dan kain
lembut dan menghindari menggosok
Intervensi dalam Kolcaba terbagi atas kulit dengan keras, menggunakan popok
tiga kategori yaitu standard of comfort, yang menyerap air, menggunakan
coaching dan comfort food for the soul. diaper yang menyerap, mengganti
Ketiga kategori intervensi ini dapat diaper segera setelah diaper kotor,
digunakan dalam mengatasi masalah setidaknya setiap 1 sampai 3 jam di
ketidaknyamanan di empat konteks siang hari dan sekali di malam hari, dan
kenyaman yang muncul pada pasien. mengajarkan orang tua tentang cara
Keberhasilan pelaksanaan intervensi menjaga kebersihan area diaper (Shin,
untuk mengatasi masalah sangat 2014).
dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar
teori keperawatan, seperti ketersediaan Implementasi keperawatan comfort food
sarana prasarana, kemampuan keluarga for the soul yang dilakukan adalah
untuk berpartisipasi dalam perawatan memanggil pasien dengan namanya, dan
anak. Namun hal ini dapat diatasi menganjurkan keluarga untuk
dengan kreatifitas dan inovasi perawat menghubungi perawat jika
untuk mengatasi segala keterbatasan membutuhkan sesuatu. Intervensi
yang ada. Dalam menerapkan intervensi comfort food for the soul yaitu intervensi
perianal care diperlukan beberapa dengan menawarkan sesuatu yang
peralatan untuk tempat air bersih, tidak menyenangkan untuk membuat anak dan
semua rumah sakit menyediakan tetapi keluarga merasa lebih diperhatikan dan
hal ini dapat dimodifikasi dengan lebih merasa dikuatkan.
meminta keluarga menyediakan
peralatan yang sederhana seperti botol 4. Evaluasi Keperawatan
tempat air mineral. Selain ini perawat Katharine Kolcaba mendefinisikan
diharapkan selalu memotivasi keluarga keperawatan sebagai proses untuk
untuk melakukan perianal care. menilai kebutuhan kenyamanan pasien,
mengembangkan dan menerapkan
Intervensi keperawatan coaching adalah intervensi keperawatan yang tepat dan
intervensi yang bertujuan untuk mengevaluasi kenyamanan pasien
mengurangi kecemasan, memberikan setelah diberikan intervensi
informasi, menanamkan harapan, dan keperawatan. Tujuan akhir dari
membantu merencanakan pemulihan. keperawatan adalah untuk meningkatkan
Implementasi yang dilakukan adalah kenyamanan kepada pasien. Dengan
Mengajarkan keluarga membersihkan melakukan penilaian kembali terhadap
area perianal dengan konsep ABCDE tingkat kenyamanan pasien, perawat
(A=Air, B=Barrier, C=Clenasing, dapat mengevaluasi keberhasilan dari
D=Diaper, E=Education), dan intervensi yang telah dilakukan
memberikan dukungan informasi (Chandra, Raman, & Katharine, 2016).
tentang perawatan perianal.
Membersihkan area perianal dengan Evaluasi keperawatan merupakan tahap
konsep ABCDE merupakan salah satu akhir dalam proses keperawatan yang
upaya yang dapat dilakukan secara dilakukan untuk menilai efektifitas
mandiri oleh perawat untuk mencegah intervensi keperawatan yang telah

18
dilakukan berdasarkan tujuan yang telah keperawatan Kenyamanan Kolcaba
ditetapkan. Evaluasi untuk masalah dapat memberikan keberhasilan dalam
keperawatan kerusakan integritas kulit memberikan asuhan keperawatan pada
pada kasus pertama setelah tiga hari pasien. Banyak faktor lain yang
perawatan integritas kulit masih memengaruhi keberhasilan asuhan
menunjukkan tipe kenyamanan relief. keperawatan seperti adanya kerjasama
Penurunan skor SSDSS kurang disiplin ilmu yang lain, pengembangan
bermakna dari enam turun menjadi lima intervensi yang berdasarkan evidence
dengan berkurangnya kemerahan pada based practice nursing sebagai upaya
area perianal. Pasien sudah tidak agar pasien terpenuhi kenyamanan
mengalami diare dan rash pada seluruh selama pemberian asuhan keperawatan.
tubuh mulai berwarna kecoklatan. Pada
hari evaluasi pasien sudah diijinkan Kendala yang dihadapi adalah ketika
pulang. melakukan analisis dari hasil pengkajian
pada empat konteks kenyaman untuk
Pasien kelolaan kedua dengan diare dan diklasifikasikan kedalam tiga tipe
atresia billier, setelah perawatan hari kenyaman dari teori kenyaman Kolcaba
keempat. integritas kulit berada pada yaitu relief, ease, dan transcendence
tipe kenyaman ease ditandai dengan karena tidak ada standar baku yang jelas
penurunan skor SSDSS dari empat dari masing-masing kategori.
menjadi dua dimana masih terdapat
kemerahan ringan pada area perianal. Simpulan dan Saran
Pasien diijinkan pulang pada hari Pemberian asuhan keperawatan
keperawatan ketujuh. bedasarkan teori kenyamanan Kolcaba
pada ketiga pasien kelolaan dengan
Pasien kelolaan ketiga dengan diare dan kerusakan integritas kulit secara umum
HIV-AIDS, setelah perawatan hari dapat diterapkan dengan baik.
ketiga, integritas kulit berada pada tipe Memberikan rasa nyaman kepada pasien
kenyaman transendence. Skor SSDSS membantu proses penyembuhan pasien.
menurun dari dua menjadi nol. Kerusakan integritas kulit merupakan
salah satu faktor yang menyebabkan
Teori kenyaman Kolcaba dapat ketidaknyamanan pasien. Pemberian
diaplikasikan pada hampir semua aspek intervensi keperawatan mandiri seperti
dalam proses keperawatan mulai dari perawatan perianal dan mengatasi dan
pengkajian sampai evaluasi. Pengkajiam mencegah terjadinya diaper dermatitis
dengan menggunakan teori kenyamanan pada pasien. Hal ini tidak terlepas dari
Kolcaba dapat digunakan untuk adanya keterlibatan orang tua dalam
menggali semua data dari pasien secara melakukan tindakan keperawatan. Teori
komprehensif mulai dari konteks fisik, kenyamanan Kolcaba merupakan salah
psikospiritual, lingkungan, dan sosial satu teori yang mudah diaplikasikan
budaya. pada praktik keperawatan, diharapkan
perawat sebagai pemberi asuhan dapat
Berdasarkan hasil evaluasi keperawatan meneruskan praktik aplikasi teori yang
tidak semua masalah integritas kulit disesuaikan dengan karakteristik
dapat teratasi saat pasien diijinkan ruangan agar pengembangan profesi
pulang. Masalah integritas kulit yang dapat diteruskan.
tidak teratasi disebabkan karena kondisi
penyakit penyerta lain yang Daftar Pustaka
berhubungan dengan integritas kulit Buckley, B.S., Mantaring, B.J., Dolitas,
yaitu rash yang terjadi pada pasien R.B., Lapitan, M.C., &
dengan morbili dan adanya atresia billier Monteagudo, A. (2016). A new
yang menyebabkan rasa gatal dikulit. scale for assessing the severity of
Hal ini menunjukkan bahwa teori uncomplicated diaper dermatitis in

19
infants: Development and
validation. Pediatric Dermatology Ravanfar, P., Wallace, J.S, & Pace, N.C.
33 (6), 632–639. doi: (2012). Diaper dermatitis: A review
10.1111/pde.12988 and update. Current Opinion in
Pediatrics, 24(4), 472–479. doi:
Chandra, S.N., Raman, K., & Katharine, 10.1097
K. (2013). Application of
Katharine Kolcaba Comfort Theory Shin, H.T. (2014). Diagnosis and
in post operative child: Delivering management of diaper dermatitis.
integrataive comfort care Pediatr Clin N am 61, 367-382.
intervention by using-Theory of doi: 10.1016/j.pcl.2013.11.009
Comfort-A Case Study of a 5 year
old child admitted in PICU with Wilkinson, J.M., & Ahern, N.R. (2012).
laparotomy experiencing post Buku saku diagnosis keperawatan:
operative discomfort. International diagnosis NANDA, intervensi NIC,
Journal of Science and Research kriteria hasil NOC. Ed 9. Alih
(IJSR). 5 (6). doi: 1021275 bahasa, Esty Wahyuningsih.
Jakarta: EGC
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (2014).
NANDA International nursing Wong, D. L., Hockenberry-Eaton, M.,
diagnoses: Definition & Wilson, D., Winkelstein, M. L., &
clasification, 2015-2017. Oxford: Schwartz, P. (2008). Buku ajar:
W’ley Blackwell Keperawatan pediatrik. (Edisi 6).
Jakarta: EGC.
Hockenberry, M. J., & Wilson, D.
(2013). Wong's essentials of
pediatric nursing (9th Ed.). St.
Louis, MO: Mosby Elsevier

Kolcaba, K. (2005). Comfort Theory


and Its Application to Pediatric
Nursing. Retrieved from:
http://medscape.com/viewarticle/50
7387_2

Kozier, B., Erb, G., Berman, A., &


Snyder, S.J. (2010). Buku ajar
fundamental keperawatan: konsep,
proses, dan praktik Ed 7 volume 2.
Alih Bahasa, Andry Hartono, Sari
Kurnianingsih, Setiawan, Jakarta:
EGC

Marcdante, K.J., Kliegman, R.M.,


Jenson, H.B., & Behrman, R.E.
(2010). Nelson ilmu kesehatan
anak. Edisi keenam. Alihb ahasa:
IDAI. Singapore: Elsevier

Potts, N.L & Mandleco, B.L. ( 2012).


Pediatric nursing caring for
children and their families. USA :
Nelson Education

20

Anda mungkin juga menyukai