Anda di halaman 1dari 4

Diplomasi presentasi

Secara sederhana, terdapat empat tujuan diplomasi yakni7 :


1. Acquisition : Membuat hubungan dengan negara lain (hubungan diplomatik)
2. Preservation : Menjaga hubungan diplomatik
3. Augmentation : Memperluas hubungan diplomatik
4. Proper Distribution : Harmoni perdamaian

tiga tujuan dari negosiasi yakni : terciptanya hubungan kerjasama, menyelesaikan konflik dan
mencegah konflik. Tujuan negosiasi ini masih sejalan dengan definisi dari negosiasi itu
sendiri.

Adapun proses negosiasi itu sendiri mencakup, tahapan


 pre-negotiation,
Selain saling sepakat untuk bernegosiasi dan menyusun agenda negosiasi, dalam
tahapan ini, negara yang terlibat dalam proses negosiasi juga sudah harus saling
bersepakat menentukan prosedur negosiasi (bilateral, multilateral)
 around the table
Dalam proses around the table, terdapat dua tahapan yakni formula stage dan juga
detail stage. tahap formula pada tahap ini berisi formula yang akan dibawakan. pihak
yang terkait akan saling berusaha untuk saling menyetujui prinsip-prinsip dasar
penyelesaian
deductive approach, pendekatan berupa pola penyelesaian masalah melalui negosiasi
dilakukan secara langsung mengena pada inti persoalan. Serta inductive approach,
yakni pola negosiasi dengan terlebih dahulu menyelesaikan permasalahan sederhana
yang turut mempengaruhi persoalan yang dibahas dalam negosiasi dan selanjutnya
menyelesaikan hal-hal yang lebih kompleks

 serta packaging agreement.


Model/bentuk diplomasi

Korespondensi Diplomatik
 Nota selalu dipergunakan jika persoalan yang dikemukakan penting sekali atau
apabila nota tersebut bersifat pribadi. Nota diplomatik, nota kolektif, nota identik,
nota verbal, nota edaran
 Memorandum merupakan suatu pernyataan tertulis dari suatu kementerian luar negeri
kepada kedutaan/perwakilan diplomatik atau sebaliknya
 Aide memoire yakni sejenis nota yang merupakan bukti tertulis yang informal
(informal summary) dari suatu pembicaraan diplomatik (diplomatic interview
conversation)
 Pro Memoire yakni merupakan bentuk bukti tertulis resmi dari suatu percakapan
pembicaraan yang dilakukan oleh menteri luar negeri suatu negara kepada duta besar
atau kepala perwakilan diplomatik negara lain.
Telephone diplomacy dapat dilakukan baik dalam kondisi krisis (crisis diplomacy) maupun
dalam kondisi normal (routine diplomacy).
. Mediasi adalah sebuah bentuk negosiasi yang dirancang untuk menyelesaikan konflik

Diplomasi multilateral dilakukan dengan asumsi bahwa penting bagi negara-negara didunia
untuk membangun aliansi dengan negara lain guna meningkatkan balance of power.

Hal yang perlu digaris bawahi dalam pelaksanaan diplomasi publik adalah sasaran yang
dituju dari praktik diplomasi ini adalah people bukan government, karena diplomasi publik
bertujuan untuk merubah citra suatu negara dimata publik internasional
Diplomasi budaya adalah sebuah praktik diplomasi yang menggunakan budaya sebagai
instrumen untuk mencapai kepentingan nasional.
diplomasi gastro juga menekankan pada kuliner khas dari suatu negara untuk digunakan
sebagai media dalam berdiplomasi.
Diplomasi lingkungan dapat didefinisikan sebagai pendekatan yang digunakan untuk
membantu pihak yang berkonflik dalam meresolusi konflik yang berkaitan dengan isu-isu
lingkungan ataupun sumber daya alam.

Serupa dengan hukum humaniter internasional, diplomasi kemanusiaan memiliki tujuan


untuk memanusiakan manusia. Tujuan utama diplomasi kemanusiaan adalah untuk
melindungi masyarakat sipil yang membutuhkan bantuan.

\
http://sri-harini-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-121354-Negosiasi%20dan
%20Diplomasi%20SOH203-POLA%20DIPLOMASI%20DAN%20PENERAPANNYA
%20DALAM%20%20DINAMIKA%20HUBUNGAN%20INTERNASIONAL.html
Conference Diplomacy muncul setelah Konferensi Hague dan berdirinya beberapa organisasi
internasional seperti Palang Merah (Islam, 2005). Pola diplomasi ini sebenarnya telah
berkembang dan  diterapkan pada abad ke-19 dan semakin sering diterapkan pada era
modern. Selama tahun 1914-1918, pola diplomasi ini digunakan oleh aliansi pemerintah guna
mengatasi berbagai isu seperti kekurangan makanan dan transportasi serta kebutuhan lain
(Islam, 2005). Pemerintah negara yang bersangkutan bekerjasama dengan organisasi
internasional yang ada guna mengatasi isu sosial yang harus diselesaikan bersama dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi dan komunikasi yang ada. Pola diplomasi ini terbukti
mampu memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi dan mengatasi permasalahan yang
ada dengan membentuk aliansi dewan (Islam, 2005). Sebagai contoh, pembentukan FAO
(Food and Agricultural Organization) di PBB merupakan kelanjutan dari bentuk nyata pola
diplomasi konferensi.
    Diplomasi asosiasi hampir sama dengan diplomasi konferensi dimana sebuah organisasi
didirikan sebagai sarana bagi negara-negara untuk menyelesaikan isu yang ada. Ketika isu
lingkungan pertama kali muncul dan mulai mendapat perhatian dunia, organisasi
seperti Greenpeace dan WWF (World Wild Fund) didirikan sebagai wadah penyalur solusi
bagi negara-negara. Sedangkan diplomasi personal dilakukan antar presiden dan sudah
dilakukan setelah berakhirnya Perang Dunia I. Presiden suatu negara bertemu secara personal
dengan presiden negara lain guna menyelesaikan isu yang menyangkut kedua negara
sehingga diplomasi ini menjadi cukup efektif karena hubungan kedua negara lebih terjalin
erat.
      Istilah summit diplomacy atau diplomasi summit pertama kali diutarakan oleh Winston
Churcill ketika sebuah konferensi tingkat tinggi antara Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan
Uni Soviet diadakan pada 1955 (Weilemann, 2000). Diplomasi summit adalah pertemuan
atau konferensi antara pemimpin negara-negara yang bertujuan untuk membahas isu-isu
internasional. Diplomasi ini memiliki kelebihan karena para pemimpin diberi kesempatan
untuk berkomunikasi dan menjalin kerjasama. Sebagai contoh, Konferensi Tingkat Tinggi
APEC mempertemukan para pemimpin negara Asia Pasifik untuk menjalin kerjasama
sekaligus menyelesaikan isu regional yang ada.
     Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pola diplomasi mengalami berbagai
perkembangan seiring dengan perubahan isu dan tantangan yang ada. Ada enam pola
diplomasi yang diterapkan saat ini yang merupakan perkembangan dari sistem diplomasi
yang telah terbentuk sejak masa Renaissance Italia dan Prancis. Setiap pola diplomasi
memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing serta penerapannya disesuaikan
dengan kebutuhan tiap negara dalam mencapai kepentingan nasionalnya. Pola diplomasi yang
digunakan saat ini memiliki esensi dan tujuan yang hampir sama yaitu menjalin kerjasama
dan menyelesaikan konflik.

Anda mungkin juga menyukai