Anda di halaman 1dari 16

Relevansi Penyusunan Teori Diplomasi Dalam

Perspektif Islam

Tika Dian Pratiwi


Magister Ilmu Hubungan Internasional
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ptikadian@gmail.com

Abstrak
Diplomasi dewasa ini dipahami sebagai aktivitas negosiasi antar-negara atau
antar-aktor hubungan internasional.Sayangnya, diplomasi konvensional
yang dikenal saat ini memiliki beberapa kelemahan, sehingga perlu terobosan
baru diplomasi yang melibatkan aktor lain dan akhirnya menghasilkan
diplomasi bersih. Diplomasi bersih tidak hanya mengutamakan tujuan,
tetapi sarana dan semua proses negosiasi juga diperhatikan dan sama
pentingnya dengan tujuan.
Diplomasi bersih melalui perspektif Islam tertuang dalam Al-Qur’an dan
Hadist serta diwujudkan dalam pemikiran serta tindakan Nabi Muhammad
SAW dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai permasalahan. Pada
masa ini, diplomasi bersih juga tergambar dalam diplomasi terbuka yang
menjunjung nilai keadilan dan ketransparanan proses serta hasilnya.
Diplomasi bersih memiliki karakteristik yang adil dan rahmatan lil ‘alamin
membuat berbagai pihak berada pada kedudukan yang sama, tanpa ada
penindasan ataupun supremasi dari pihak tertentu. Hasil yang dicapai
melalui diplomasi bersih juga akan membuat semua pihak merasa puas. Hal
ini pada akhirnya akan membuat jalinan silaturahmi antar pihak semakin
kuat dan harmonis.

Kata Kunci: Diplomasi, Perspektif Islam, Transparan, Adil.

Abstract
Diplomacy is generally defined as a negotiation process between countries
or amongactors ininternational relations. Conventional diplomacy has some

Islamic World and Politics


Vol.1. No.1 Juli-Desember 2017 ISSN: 2614-0535
Islamic World and Politics
112
Vol.1. No.1 Juli-Desember 2017

weaknesses that should be resolved and creating a clean diplomacy. A clean


diplomacy is not merely focuses on objective policy, but alsopay a more
attention on negotiation processes during the policy formulationwhich also
considered as important goal.
The clean diplomacy in theIslamic perspective is describedin the Qur'an
and Hadith that has beenarticulated in the thoughts and actions of the
Prophet Muhammad SAW in addressing and resolving various problems.
At this time, the clean diplomacy is also reflected in the open diplomacy that
upholds the value of justice, transparency and the results.
The clean diplomacy has a specificcharacteristic namely justice and rahmatan
lil 'alaminthat perceive people in the same position in front of God and law,
without any discrimination and superiority among parties. The achieved
results through a clean diplomacy will also make all parties feel more satisfy.
Therefore, the clean diplomacy will improve the relationship between parties
became stronger and more harmonious.

Keywords: clean diplomacy, Islamic perspective, transparency, fairness.

1. Pendahuluan prosesnya, diplomasi mengharuskan


Dalam makalah ini, penulis sang diplomat untuk melakukan
akan menelaah teori diplomasi seni permainan kata-kata, agar
dalam perspektif Islam. Namun tujuannya dapat tercapai dengan
sebelum itu, kita harus paham baik. Namun, dalam berdiplomasi
terlebih dahulu mengenai pengertian terkadang dituntut pula untuk
diplomasi. Dalam Kamus Oxford melakukan tekanan dan ancaman.
diplomasi adalah berbagai cara yang Hal ini merupakan cara terakhir
diterapkan oleh duta-duta besar dan yang dapat dilakukan apabila
utusan-utusannya dalam mengelola tidak ditemukan jalan keluar yang
ataupun mengatur hubungan yang lainnya(Rumintang, 2008: 28).
sudah terjalin dengan negara Diplomat yang melakukan
atau pihak lain. Diplomasi dapat diplomasi merupakan perwakilan
dikatakan sebagai pengelolaan dari suatu negara dan membawa
hubungan internasional melalui kepentingan negara beserta
perundingan; tugas atau ekspresi warga negaranya. Hal yang tidak
seni dari para diplomat. Dalam mengheran­kan, jika para diplomat
Tika Dian Pratiwi
113
Relevansi Penyusunan Teori Diplomasi dalam Perspektif Islam

melakukan berbagai macam cara tekanan, paksaan, serta ancaman


agar tujuannya dapat tercapai, terhadap pihak lain. Dengan meng­
karena tujuan yang ia bawa tersebut gunakan cara-cara yang memaksa
merupakan misi negaranya. Hal dan menekan meng­akibatkan suatu
ini lambat laun men­jadi hal yang pihak tunduk dan patuh kepada
dipandang kurang baik karena pihak lainnya (Levy, 2008: 539).
diplomasi terlihat seperti meng­ Ancaman dan tekanan tersebut bisa
halalkan berbagai macam cara dalam bentuk embargo ekonomi,
dalam mencapai tujuan. Termasuk pemberhentian bantuan, ancaman
di dalamnya berbohong serta militer ataupun sanksi perdagangan.
memain­kan kata dan kalimat yang Diplomasi ketiga adalah di­
mengesam­pingkan kebenaran. plomasi rahasia yang dilakukan
Dalam perkembangannya, ter­ secara diam-diam oleh pemerintah
dapat berbaga jenis diplomasi, yaitu dari suatu negara dan diplomasi
preventive diplomacy, offensive ini dirahasiakan dari publik
diplomacy, diplomasi rahasia, (Momengoh, 2013: 10).Diplomasi
public diplomacy, serta berbagai rahasia berkembang pada masa abad
jenis diplomasi lainnya.Preventive pertengahan dan biasa digunakan
diplomacy memiliki tujuan untuk oleh kerajaan-kerajaan, khususnya
mereda­kan berbagai pihak yang di Eropa.Kelebihan dari diplomasi
terlibat dalam masalah agar tidak ini adalah terjaminnya rahasia dan
menimbulkan perang (Snow dan masalah dapat diselesaikan dengan
Brown, 2000: 442). Diplomasi cepat.
preventif biasanya dilakukan oleh Jenis diplomasi yang keempat
negara-negara yang memiliki adalah public diplomacy yang
power menengah ke bawah untuk biasanya digunakan pemerintah
menghindari campur tangan dari untuk membentuk opini publik
negara super power. Diplomasi dan bertujuan untuk mendapat
jenis ini dilakukan dengan berbagai simpati dan dukungan rakyat.
metode dan cara yang damai agar Dengan demikian, public diplo­
permasalahan dapat terselesaikan macyadalah proses diplomasi
tanpa adanya kekerasan. yang dilakukan oleh pemerintah
Diplomasi yang kedua adalah kepada masyarakat di negaranya,
offensive diplomacy. Offensive atau kepada masyarakat di negara
diplomacy merupakan teknik lain(D’Hooghe, 2007).
diplomasi yang menggunakan Diplomasi meski memiliki jenis
Islamic World and Politics
114
Vol.1. No.1 Juli-Desember 2017

yang berbeda, tetapi memiliki tujuan teori diplomasi itu sendiri.


yang sama. Tujuan dari diplomasi
dapat dilihat dari berbagai sisi. 2. Studi Pustaka
Mulai dari sisi politik, diplomasi “Diplomasi Bersih” Dalam
berkaitan dengan kebebasan politik Perspektif Islam oleh Tulus Warsito
serta ber­tujuan mempertahankan dan Surwandono
integritas teritorial suatu negara.
Teori diplomasi bersih
Dalam konteks Indonesia, diplomasi
pernah diulas dan ditulis oleh
bertujuan untuk mempertahankan
dua orang dosen Universitas
kemerdekaan yang telah diperoleh
Muhammadiyah, yaitu Prof. Dr.
serta melindungi kedaulatan
Tulus Warsito dan Dr. Surwandono
teritorial Indonesia mulai dari
dengan judul “Diplomasi Bersih”
Sabang hingga Merauke. Dari sisi
Dalam Perspektif Islam.Dalam
ekonomi, diplomasi bertujuan
tulisan tersebut, diplomasi bersih
untuk memperlancar pembangunan
merujuk pada diplomasi yang
ekonomi nasional. Dari sisi kultur
pelaksanaannya harus sesuai
atau budaya, fungsi diplomasi adalah
dengan yang diidealkan. Diplomasi
melestarikan dan memperkenalkan
bersih terkait dengan konsistensi
kebudayaan nasional di kanca
tanggungjawab kepada umat,
internasional(Roy, 1991: 5-13).
sesuai tuntutan Al-Qur’an dan
Dewasa ini jenis diplomasi Hadist.Berdasarkan pengertian
semakin berkembang karena tersebut, maka diplomasi tidak
disesuai­kan dengan zaman dan ke­ hanya mengutamakan kepentingan
butuhan. Salah satu jenis diplomasi elite, tetapi lebih meng­ utama­
yang baru dalam kancah hubungan kan kepentingan umat dan dapat
internasional dan politik luar negeri bermanfaat bagi semua pihak atau
adalah diplomasi bersih. Hadirnya rahmatan lil ‘alamin yaitu bagi diri
diplomasi bersih merupakan sendiri, musuh, maupun bagi alam
bentuk positif dari diplomasi pada semesta (Warsito dan Surwandono,
umumnya yang terkenal kurang 2015: 150).
sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Dalam hukum Islam, ketika
Dengan adanya diplomasi jenis
kita melakukan negosiasi dan
ini, maka diplomasi dapat ditelaah
diplomasi dalam keadaan perang
dalam perspektif Islam yang
ataupun damai, hak-hak musuh
diharapkan mampu mengurangi
tetap diperhatikan dan dipenuhi
efek buruk atau efek negatif dalam
sesuai dengan ajaran Al-Qur’an
Tika Dian Pratiwi
115
Relevansi Penyusunan Teori Diplomasi dalam Perspektif Islam

dan Sunnah. Dalam hukum inter­ maka dalam Islam terkhusus pada
nasional Islam, segala peraturan zaman Nabi Muhammad, aktor
dibuat dengan seadil-adilnya. yang terlibat adalah antar-pihak
Regulasi atau aturan ini tidak atau antar-golongan. Pada zaman
hanya berlaku bagi negara-negara Nabi Muhammad, perjanjian
Islam, tetapi juga bagi negara per­t ama yang dilakukan adalah
non-Islam. Dalam tulisan ini, juga Piagam Madinah.Ini merupakan
diulas mengenai konsep negosiasi kesepakatan pertama di dalam
Fisher-Ury yang adil dan efektif. Islam yang ditandatangani oleh
Intisari dari konsep tersebut adalah Muhammad dan mereformasi
sangat penting bagi dua pihak yang secara fundamental konsep sebuah
bersengketa memahami perspektif negara yang berdasar­kan keimanan.
masing-masing mengenai apa yang Madinah kala itu menjadi negara
mereka sengketakan. Apabila ada yang merangkul masya­rakat dari
salah satu pihak yang memaksakan berbagai agama dan keyakinan
kehendaknya, maka pihak ini karena kebebasan ber­ a gama
tidak melakukan perunding­ an, sangat dihargai dan dijamin.Meski
melainkan pemaksaan. Dalam demikian, masyarakat Madinah
mengkonstruksi solusi, peran atau memiliki loyalitas pada ikatan
partisipasi kedua belah pihak harus politik yang satu. Orang-orang
sangat diperhatikan. Semakin Yahudi di Madinah juga men­
besar partisipasi suatu pihak dalam dapatkan perlakuan yang setara
kontribusi usulan ke­ s epakatan, atau sama (equality, musawat)
maka semakin besar pula tanggung­ karena orang Yahudi yang berasal
jawabnya untuk melaksanakan dan dari Bani Auf dianggap bersaudara
menjalankan hasil kesepakatan dengan kaum Muslimin (Warsito
tersebut(Warsito dan Surwandono, dan Surwandono, 2015: 154-155).
2015: 151-153). Selain bentuk diplomasi bersih
Dalam membedakan antara yang dijelaskan melalui Piagam
diplomasi/negosiasi konvensional Madinah, Tulus Warsito dan
dengan diplomasi bersih dalam Surwandono juga menghadirkan
perspektif Islam, dapat terlihat cara Rasulullah bernegosiasi dan
dari perbedaan istilah pihak- berdiplomasi secara baik dan benar
pihak yang bersengketa. Jika pada melalui Perang Badar, Perang Uhud
diplomasi konvensional aktor yang dan Perjanjian Hudaibiyah. Keempat
terlibat adalah negara-bangsa, contoh praktis ini dirasa cukup
Islamic World and Politics
116
Vol.1. No.1 Juli-Desember 2017

untuk mewakili pandangan Islam meletakkan batu Hajar Aswad.


mengenai diplomasi bersih.Dengan Oleh Nabi Muhammad masalah
demikian, kesimpulan dari tulisan tersebut diselesaikan dengan sehelai
Tulus Warsito dan Surwandono selendang yang di bagian tengahnya
mengenai diplomasi bersih menya­ diletakkan batu Hajar Aswad
takan bahwa pelaksanaan di­plo­ tersebut.Seluruh pimpinan suku
masi harus mengutamakan ke­pen­­ dan kabilah diminta mengangkat
tingan semua pihak yang ter­libat batu tersebut melalui kedua ujung
dalam sengketa. Berdasarkan selendang. Hal ini merupakan
rezim internasional yang berlaku, penyelesaian dan keputusan
negosiasi bersih harus memenuhi yang sangat bijak dan adil dari
azas akuntabilitas, transparan Muhammad bagi semua pihak,
serta adil bagi diri sendiri maupun karena tanpa pertumpahan darah,
bagi pihak lawan (Warsito dan batu Hajar Aswad dapat diletakkan
Surwandono, 2015: 151). kembali ke tempatnya tanpa ada
Diplomasi bersih juga pernah pihak yang merasa dirugikan (Iqbal,
ditulis oleh Dr. Afzal Iqbal dalam 2000: 13-14).
buku yang berjudul Diplomasi Buku ini menjelaskan pula
Islam.Dalam buku ini, dijelaskan perjanjian awal yang terjadi
mengenai prinsip-prinsip negosiasi dalam agama Islam adalah kese­
yang adil melalui sikap Nabi pakatan dengan penduduk
Muhammad dalam bernegosiasi Madinah dan orang-orang Yahudi
dan mengambil keputusan. Catatan yang terangkum dalam Piagam
pertama mengenai tindakan Madinah. Piagam Madinah sering
diplo­matik yang dilakukan oleh juga disebut Konstitusi Madinah,
Muhammad adalah ketika beliau Madinah Charter, atau Watsiqah
berusia 35 tahun. Kala itu beliau Madinah dengan isi perjanjiannya
menengahi sebuah konflik (per­ sebanyak 47 poin.Piagam Madinah
bedaan pendapat) yang terjad ini menyepakati bahwa jika terjadi
saat rekonstruksi Ka’bah yang di­ perselisihan, maka seluruh pihak
warisi kaum Quraisy dari Nabi yang bertikai harus menyerahkan
Ibrahim, hampir selesai dikerjakan. penyelesaian masalah kepada Nabi
Konflik (perbedaan pendapat) Muhammad. Namun, bukan berarti
bermula ketika para ketua suku dan Nabi Muhammad adalah orang
kabilah yang bekerja dengan keras yang paling berkuasa.Muhammad
sama-sama menyatakan berhak adalah sosok yang tidak otokratik
Tika Dian Pratiwi
117
Relevansi Penyusunan Teori Diplomasi dalam Perspektif Islam

dan sangat mengutamakan musya­ tujuan. Tujuan yang besar akan


warah. Keputusan akan ditetapkan membutuhkan kapasitas ke­sabaran
setelah Muhammad mendengar yang besar pula. Hal ini juga ber­
berbagai pendapat dari para kaitan dengan cara berdiplomasi
sahabatnya(Iqbal, 2000: 20-25). selanjutnya yang dianjurkan
Afzal Iqbal juga menjabarkan Muhammad, yaitu lambat namun
diplomasi ala Rasulullah yang pasti. Nabi Muhammad dipe­
sangat bertolak belakang dengan ringatkan untuk tidak terburu-
diplomasi konvensional yang selama buru dan selalu dalam keadaan yang
ini dikesankan buruk. Diplomasi seimbang dalam mencapai tujuan
Rasulullah mengedepankan sikap yang ingin dicapai (Iqbal, 2000: 101-
sopan dalam hubungan kemanusia­ 104).
an dan menjaga amanah atas ke­ Diplomasi menurut Nabi
benaran, dimana kebenaran akan Muhammad juga mengedepankan
menang dan kebatilan pasti akan sikap sederhana dan menjauhi
hancur. Nabi Muhammad meng­ sikap sombong. Sombong adalah
anggap diplomasi merupakan sifat buruk yang muncul dari
sarana untuk mencapai tujuan, dan perasaan yang berlebihan terhadap
sarana tersebut sama pentingnya kualitas diri dan kepentingan diri
dengan tujuan. Selain kebenaran, sendiri. Diplomasi dengan sistem
Muhammad juga menekankan dan kesederhanaan tidak menganggap
selalu mencontohkan komunikasi remeh dan tidak meng­ anggap
yang tepat. Hal ini dibuktikan rendah lawan. Ini tentu bentuk
dengan tindakan Muhammad yang penghargaan Muhammad kepada
selalu menyampaikan risalah dan siapapun yang berdiplomasi dengan­
wahyu dari Allah sesuai dengan nya. Bagian penting lainnya dalam
perintah Allah. Muhammad tetap diplomasi ala Muhammad adalah
menyampaikan hal-hal baik meski sifat loyalitas. Loyalitas adalah
ia mengalami penderitaan yang sikap setia dan konsisten terhadap
begitu hebat(Iqbal, 2000: 85). kewajiban yang dibebankan pada
Dalam berdiplomasi, Nabi diri seseorang tanpa melihat resiko
Muhammad juga mengajarkan yang menimpanya. Diplomat yang
sabar dalam mencapai tujuan. memiliki loyalitas tinggi akan siap
Sabar adalah istiqamah dan berkorban demi tercapainya tujuan
penuh ketenangan dalam mencari bangsa dan negaranya(Iqbal, 2000:
jalan terbaik untuk mencapai 104-110).
Islamic World and Politics
118
Vol.1. No.1 Juli-Desember 2017

3. Teori Diplomasi Bersih dalam dipikirkan dan apa yang menjadi


Perspektif Islam dari Aspek objek pemikiran (Qomar, 2006: 1).
Ontologi, Epistemologi serta Ontologi dapat dipahami pula
Aksiologi sebagai cara pandang ter­ hadap
Dalam membahas diplomasi dunia dan pada apa yang mem­
bersih, maka penulis akan mencoba bentuk berbagai karakteristik
menelaahnya dari berbagai sisi. pentingnya. Ontologi juga disebut
Mulai dari sisi ontologi, epistemologi sebagai filsafat pertama karena tidak
serta aksiologi. Dengan demikian, mungkin berfilsafat sebelum sifat
diplomasi bersih akan terlihat dari realitas ditentukan (West dan
secara spesifik mengenai asal- Turner, 2008: 55).
usulnya (ontologi), bagaimana Berdasarkan aspek ontologi,
(epistemologi) serta manfaatnya maka asal usul dari diplomasi bersih
(aksiologi). dalam perspektif Islam berfokus
3.1. Aspek Ontologi pada ajaran Al-Qur’an dan Al-
Ontologi merupakan salah satu Hadist. Jika pada awalnya teori
dari tiga kajian Filsafat Ilmu yang diplomasi konvensional dipahami
paling kuno dan berasal dari Yunani. sebagai seni bermain kalimat
Beberapa tokoh terkenal Yunani bahkan hingga menghalalkan ke­
yang memiliki corak pemikiran bohongan demi mencapai tujuan
ontologis adalah Thales, Plato, dan diri sendiri, maka diplomasi bersih
Aristoteles.Kata ontologi berasal bertolak belakang dengan hal-
bahasa Yunani, yaitu Onatau Ontos hal tersebut. Jika pada umumnya
yang artinya ada dan logos artinya diplomasi dilakukan dengan cara
ilmu. Dengan demikian, ontologi apapun agar tujuan pihak tertentu
adalah ilmu mengenai sesuatu yang tercapai tanpa mempertimbangkan
ada atau prinsip umum mengenai nasib pihak lain, maka diplomasi
sesuatu yang ada.Ontologi juga bersih dalam perspektif Islam
merupakan studi mengenai sesuatu melakukan hal yang berbeda.
yang ada dan tidak ada, dengan Tujuan utama dari diplomasi bersih
demikian ontologi mempelajari adalah memberikan manfaat tidak
mengenai realitas (West dan Turner, hanya bagi diri sendiri, tetapi juga
2008: 55). Terdapat pula pengertian bagi semua pihak yang terlibat atau
yang tidak jauh berbeda, dimana rahmatan lil ‘alamin, baik bagi diri
ontologi diartikan sebagai teori sendiri, pihak musuh, maupun
tentang “ada”, yaitu tentang apa yang bagi alam semesta(Warsito dan
Tika Dian Pratiwi
119
Relevansi Penyusunan Teori Diplomasi dalam Perspektif Islam

Surwandono, 2015: 150). supaya kamu menetapkan


Dengan adanya diplomasi dengan adil.Sesungguhnya
bersih yang ditinjau dari perspektif Allah memberi pengajaran yang
Islam, maka penulis berpendapat sebaik-baiknya kepadamu.Se­
bahwa diplomasi merupakan proses sung­guhnya Allah adalah Maha
yang sejatinya mengutamakan Mendengar lagi Maha Melihat.”
keadilan. Tidak hanya berfokus pada (QS AN-Nisa 4:58)
keuntungan pihak tertentu, tetapi Diplomasi bersih melalui
juga bagi semua pihak yang terlibat perspektif Islam juga menekankan
di dalam proses diplomasi tersebut. efek kesetaraan dan persamaan
Jika diplomasi bersih diterapkan antar manusia. Dalam tulisannya,
dengan baik dalam segala urusan Prof. Dr. Tulus Warsito dan Dr.
hubungan politik luar negeri, Surwandono mengatakan bahwa
maka hampir dapat dipastikan diplomasi bersih menawarkan sisi
tidak akan lagi terjadi perang fisik yang berbeda dengan diplomasi
maupun perang dingin. Dengan konvensional.Dengan mengusung
mengutamakan unsur keadilan, konsep rahmatan lil ‘alamin,
maka proses hingga hasil dari diplomasi Islam bersifat bersih dan
diplomasi tidak akan terasa berat egaliter atau sama dan sederajat.
sebelah atau hanya menguntungkan Sedangkan hal ini biasanya tidak
pihak tertentu dan memberikan terdapat dalam diplomasi kon­
sedikit keuntungan bagi pihak lain. vensional yang hanya mencari
Makna adil di dalam diplomasi keuntungan nasionalnya sendiri
bersih ini dapat dilihat dalam dan cenderung hipokrit atau
ayat Al-Qur’an, Allah SWT telah munafik serta penuh kepura-puraan
memberikan pesannya kepada kita dalam proses diplomasinya. Konsep
sebagai umat manusia agar berlaku rahmatan lil ‘alamindan egaliter
adil. Hal tersebut tertera pada Surah yang terkandung dalam diplomasi
An-Nisa ayat 58 yang terjemahannya bersih, juga sudah secara jelas
adalah sebagai berikut: dinyatakan oleh Allah SWT melalui
“Sesungguhnya Allah menyuruh ayat Al-Qur’an.
kamu menyampaikan ama­ “Wahai manusia, sesungguhnya
nat kepada yang berhak Kami menciptakan kamu dari
menerimanya, dan (menyuruh seorang laki-laki dan seorang
kamu) apabila menetapkan perempuan dan menjadikan
hukum di antara manusia kamu berbangsa-bangsa dan
Islamic World and Politics
120
Vol.1. No.1 Juli-Desember 2017

bersuku-suku supaya kamu Azyumardi Azra, ia mengatakan


saling kenal-mengenal.Sesung­ bahwa epistemologi adalah ilmu
guhnya orang yang paling mulia yang membahas mengenai keaslian,
diantara kamu disisi Allah pengertian, struktur, metode serta
ialah orang yang paling taqwa validitas ilmu pengetahuan(Qomar,
diantara kamu. Sesungguhnya 2006: 4).
Allah Maha mengetahui lagi 1. Piagam Madinah
Maha Mengenal.” (QS Al-
Dari sisi epistemologi, maka
Hujuraat 49:13)
diplomasi bersih dalam perspektif
3.2. Aspek Epistemologi Islam dilihat dan dikaji melalui
Epistemologi adalah teori keaslian atau kebenaran, metode
mengenai ilmu pengetahuan, yaitu serta validitasnya. Selain melalui ayat
membahas tentang bagaimana cara Al-Qur’an dalam surah Al-Hujuraat
mendapatkan pengetahuan dari ayat 13 mengenai kesetaraan dan
objek yang dipikirkan. Sebagai sub persamaan antarmanusia yang telah
sistem dalam filsafat, epistemologi dijelaskan di atas, diplomasi bersih
pertama kali digagas oleh Plato. sebenarnya telah tergambar jelas
Epistemologi berasal dari kata dalam Piagam Madinah.
“Episteme” yaitu pengetahuan Piagam Madinah bersifat
dan juga “logos” yang bermakna universal, tidak hanya untuk ka­
ilmu atau uraian.Sehingga secara langan Muslim semata tetapi untuk
etimologi, epistemologi dapat di­ kalangan umat dalam artian luas.
artikan sebagai teori tentang Pada waktu itu, Madinah tidak
ilmu pengetahuan atau Theory of hanya dihuni oleh umat Muslim
Knowledge. tetapi juga dihuni oleh kaum
Dalam perjalanannya hingga Anshar, yaitu kaum yang pernah
kini, beberapa ahli mencoba menolong Nabi Muhammad.
memberikan pengertian yang Madinah tidak pula hanya dihuni
mendetail mengenai epistemologi. oleh kaum Muhajirin atau sahabat
Dagobert D. Runes misalnya, ia nabi yang berasal dari Mekah. Akan
mengatakan bahwa epistemologi tetapi, Madinah kala itu juga dihuni
adalah cabang filsafat yang mem­ oleh golongan lain dengan beragam
bahas sumber, struktur, metode- agama seperti Yahudi, Nasrani dan
metode dan validitas penge­­ bahkan golongan musyrikin yang
tahuan. Pendapat yang tidak jauh masih menyembah berhala, serta
ber­
b eda juga disampaikan oleh kaum majusi yang menyembah
Tika Dian Pratiwi
121
Relevansi Penyusunan Teori Diplomasi dalam Perspektif Islam

api (Moesa, 2007: 241). Hal ini aspek hubungan antarumat


semakin meneguhkan bahwa visi manusia di dunia atau mu’amalah
Islam dalam membangun politik dunyawiyah(Moesa, 2007: 242-243).
berlandaskan politik kesetaraan. Piagam Madinah terdiri dari 47
Berbagai golongan tersebut oleh poin perjanjian. Dalam bagian ini,
Nabi Muhammad SAW tidak penulis hanya akan meyebutkan
disatukan melalui sentimen agama, 20 poin perjanjian tersebut. Agar
melainkan melalui sentimen ke­ gambaran mengenai Piagam
pemilikan bersama, untuk bahu- Madinah menjadi semakin jelas,
membahu mempertahankan berikut adalah isi dari 20 perjanjian
Madinah dari segenap ancaman tersebut(Warsito dan Surwandono,
yang datang dari luar (Moesa, 2007: 2015: 155-159):
241-242). Dengan Nama Allah Yang Maha
Dalam Piagam Madinah ter­ Pengasih Lagi Maha Penyayang
dapat semangat untuk tidak hanya  Ini adalah kesepakatan yang
melindungi umat Islam, melainkan ditulis oleh Muhammad dengan
juga menyelamatkan kota Madinah. orang-orang muslim (Mekkah)
Sehingga, golongan lain tidak Quraisy dan Yatsrib serta siapa
harus di-Islam-kan, tetapi yang pun yang mengikuti mereka
jauh lebih penting adalah digugah dan yang menyatakan kesetiaan
rasa kepemilikannya terhadap untuk berjihad bersama mereka.
Kota Madinah sebagai tempat
 Mereka adalah satu komunitas
tinggal bersama dari ancaman
(umat) yang berbeda dari
luar, khususnya dari kaum Quraisy
masyarakat yang lain.
Mekah. Dengan demikian, realitas
sosial yang terdapat dalam Piagam  Kaum Muhajirin dari Quraisy,
Madinah adalah pengakuan adanya sesuai dengan adat kebiasaan
pluralitas di kehidupan berbangsa yang berlaku sebelumnya, hen­
dan bermasyarakat karena adanya daklah bekerja sama dalam
keragaman agama, keyakinan, membayar tebusan untuk
kabilah serta latar belakang ke­ membebaskan anggota mereka
hidupan. Itulah sebabnya, dapat yang ditawan. Tiap-tiap ke­
dikatakan bahwa Piagam Madinah lompok harus mem­bebas­kan
bukan hanya perjanjian agama, anggota yang ditawan dengan
melainkan “kontrak sosial ke­ cara yang benar dan baik.
bangsaan” karena menyangkut  Bani Auf, sesuai dengan adat ke­
Islamic World and Politics
122
Vol.1. No.1 Juli-Desember 2017

biasaan yang berlaku, hendak­ nya, berupa pembayaran denda


lah bekerja sama dalam meng­ atau tebusan.
upayakan pembayaran tebusan  Seorang Mukmin tidak boleh
anggota mereka yang ditawan. melakukan tindakan yang tidak
Tiap-tiap kelompok harus mem­ baik kepada sesama mukmin
bebaskan anggota yang ditawan lainnya, baik yang merdeka
dengan cara yang baik dan adil maupun budak.
sesuai dengan tradisi yang ada  Seorang Mukmin yang ber­
di antara orang-orang beriman. takwa berhak menentang se­
 Bani Harits, sesuai dengan adat se­
o rang yang menyimpang
kebiasaan yang berlaku, (sama atau berusaha menyebarkan
dengan nomor 3). perbuatan dosa, kezaliman, dan
 Bani Saidah, sesuai dengan adat kerusakan di antara orang-orang
kebiasaan yang berlaku, (sama Mukmin. Mereka hendaknya
dengan nomor 3) bersatu meng­hukum mereka,
 Bani Jusyam, sesuai dengan adat meskipun mereka adalah anak
kebiasaan yang berlaku, (sama salah seorang dari mereka.
dengan nomor 3).  Seorang Mukmin tidak di­
 Bani An-Najjar, sesuai dengan benarkan membunuh sese­orang
adat kebiasaan yang berlaku, demi membela orang kafir, juga
(sama dengan nomor 3). tidak boleh membantu seorang
 Bani `Amr bin `Auf, sesuai kafir untuk melawan seorang
dengan adat kebiasaan yang Mukmin.
berlaku, (sama dengan nomor 3).  Perlindungan (dzimmah) Allah
 Bani An-Nabit, sesuai dengan hanya satu, Allah berpihak
adat kebiasaan yang berlaku, kepada yang lemah dalam
(sama dengan nomor 3). meng­hadapi yang kuat. Seorang
Mukmin adalah pelindung
 Bani Aus, sesuai dengan adat
dalam pergaulan bagi Mukmin
kebiasaan yang berlaku, (sama
yang lain.
dengan nomor 3).
 Siapa pun dari kaum Yahudi
 Orang-orang Mukmin tidak
yang mengikuti kita, maka ia
boleh membiarkan seseorang
memiliki hak yang sama dalam
terlilit utang, hendaklah mereka
mendapatkan bantuan dan
mem­berikan bantuan kepada­
pertolongan sepanjang dia tidak
Tika Dian Pratiwi
123
Relevansi Penyusunan Teori Diplomasi dalam Perspektif Islam

melakukan tindakan yang salah juga memiliki kisah yang dapat


dan tidak membantu pihak lain menggambarkan diplomasi bersih
untuk melawan mereka. dalam perspektif Islam.
 Kedamaian antarkaum Mus­ 2. Diplomasi Terbuka
limin adalah satu. Tak seorang Secara epistemologi, diplomasi
Mukmin pun dibenarkan bersih berdasarkan perspektif Islam
mengadakan perjanjian dengan juga tergambar dalam diplomasi
orang non-Mukmin di saat terbuka. Melalui diplomasi terbuka,
perang di jalan Allah kecuali maka kita akan memperoleh
atas dasar per­ s amaan dan gambaran, bahwa diplomasi bers­
keadilan. ih yang terkandung dalam diplo­
 Perdamaian tidak dapat dibagi- masi terbuka merupakan teknik
bagi. Hanya ada satu perdamaian diplomasi yang baik karena
bagi kaum Muslimin. Seorang meng­ andung unsur transparan.
Mukmin tidak dibenarkan Diplomasi terbuka juga merupakan
membuat perdamaian dengan lawan dari diplomasi tertutup
non-Muslim dalam perang di atau old diplomacy yang ciri
jalan Allah kecuali atas dasar khasnya dapat dilihat pada abad
persamaan dan keadilan. ke-20 dimana setiap negara ketika
 Seorang Mukmin adalah pe­ membuat perjanjian dengan negara
lindung bagi Mukmin lainnya lain selalu disertai dengan unsur
saat mereka mengorbankan rahasia dan tertutup.
jiwanya di jalan Allah. Dan Diplomasi tertutup biasanya
orang-orang yang bertakwa dilakukan oleh para kepala negara
adalah orang yang paling baik yang berkumpul dan membuat
dalam mendapatkan petunjuk. suatu keputusan tanpa diketahui
Diplomasi bersih melalui rakyatnya. Sifat sangat eksklusif
perspektif Islam hanya penulis dalam diplomasi tertutup membuat
fokuskan pada Piagam Madinah. rakyat akan menanggung risiko
Namun, sebenarnya diplomasi jika suatu saat terjadi perang
bersih tidak hanya dapat dibuktikan akibat kesepakatan atau perjanjian
dan digambarkan melalui Piagam mengenai keamanan gagal dicapai
Madinah saja, terdapat pula oleh kepala negaranya. Hal
Perjanjian Hudaibiyah yang dapat ini berbeda dengan diplomasi
kita pelajari teknik diplomasinya. terbuka, dimana rakyat dapat
Perang Badar dan Perang Uhud mengetahui hasil-hasil diplomasi
Islamic World and Politics
124
Vol.1. No.1 Juli-Desember 2017

beserta proses perundingan yang berkembang dengan pesat me­


berlangsung. Tak mengherankan mung­ k inkan informasi dapat
jika diplomasi terbuka mendapat diakses dengan mudah, cepat dan
respons dan sambutan yang positif berbiaya rendah. Peran media massa
dari masyarakat dunia(Rumintang, pada masa ini juga disadari sebagai
2008: 289-30). salah satu faktor kunci penentu
Diplomasi terbuka juga di­ keberhasilan diplomasi terbuka.
dukung oleh perkembangan Seperti pernyataan Lord Palmerston
zaman yang semakin maju. Dua bahwa opini lebih kuat daripada
hal yang menjadi faktor penentu tentara. Hal ini mengartikan bahwa
kuatnya diplomasi terbuka adalah media massa memiliki kekuatan
revolusi teknologi informasi dan penuh dalam membangun dan
meningkatnya peran media massa. menciptakan opini publik. Opini
publik inilah yang merupakan
a. Revolusi Teknologi Informasi
elemen penting bagi pemerintah
Perubahan mendasar dalam agar proses dan hasil diplomasi
cara, metode, hingga aktor dari mendapat simpati dan dukungan
diplomasi tertutup ke era diplomasi rakyat(Hermawan, 2007: 60-62).
terbuka terjadi setelah adanya
Media massa dalam ranah
revolusi teknologi informasi. Hal
diplomasi juga merupakan sumber
ini ditandai dengan terbukanya
informasi untuk menyediakan
akses informasi seluas-luasnya,
bahan dalam negosiasi, selain juga
tidak hanya eksklusif bagi elite
fungsinya sebagai mediator dalam
pemerintahan, tetapi juga bagi
proses diplomasi. Media massa
seluruh rakyat di berbagai belahan
melalui fungsinya juga memiliki
dunia.Revolusi teknologi informasi
peranan penting dalam menyiarkan
juga erat kaitannya dengan
proses diplomasi. Dengan demikian,
tersedianya jaringan komputer
kebijakan yang disepakati dalam
dan elektronik atau internet yang
diplomasi harus konsisten dan
semakin memudahkan akses,
mampu mempersuasi warga dunia.
manajemen dan penyebarluasan
informasi (Hermawan, 2007: 59- 3.3. Aspek Aksiologi
60). Aksiologi berasal dari bahasa
b. Meningkatnya Peran Media Yunani dan terdiri dari kata “axios”
Massa yang artinya nilai serta “logos” yang
artinya ilmu. Dengan demikian,
Teknologi media massa yang
maka aksiologi adalah ilmu tentang
Tika Dian Pratiwi
125
Relevansi Penyusunan Teori Diplomasi dalam Perspektif Islam

nilai. Aksiologi juga dapat dipahami aktor diplomasi akan semakin


sebagai teori mengenai nilai yang erat terjalin. Hubungan yang baik
membahas tentang manfaat atau antar-negara atau antar-aktor HI
kegunaan maupun fungsi dari objek akan memudahkan suatu negara
yang dipikirkan(Qomar, 2006: 1). melakukan perjanjian dan kese­
Jujun S. Suriasumantri berpendapat pakatan dalam berbagai bidang.
bahwa aksiologi adalah teori nilai
yang berkaitan dengan kegunaan 4. Kesimpulan
dari pengetahuan yang diperoleh Islam sejatinya sudah menje­
(Zamroni, 2009: 101). laskan banyak hal dalam Al-Qur’an
Aksiologi melihat sisi manfaat dan Hadist, termasuk soal teknik,
dan nilai yang terkandung dalam metode dan cara yang baik dalam
diplomasi bersih melalui perspektif melaku­kan negosiasi dan diplomasi.
Islam. Dengan menerapkan Jika kita menelaah berbagai ayat
negosiasi berdasarkan diplomasi Al-Qur’an dan Hadist, maka
bersih, maka manfaatnya adalah sebenarnya diplomasi bersih sudah
berkurang atau bahkan hilangnya ada sejak Nabi Muhammad. Hal itu
upaya persuasi yang mengandung juga dibuktikan melalui berbagai
kebohongan. Negosiasi akan pemikiran hingga tindakan yang
dilihat sebagai upaya yang tidak Muhammad lakukan dalam
hanya menguntungkan satu pihak menyelesaikan suatu per­masalahan.
saja, tetapi juga menguntungkan Tidak menyertakan sikap hipokrit
bagi pihak lain. Keuntungan yang dan manipulatif, Nabi Muhammad
seragam akan menciptakan rasa ternyata mampu menyelesaikan
adil di semua pihak yang terlibat banyak hal dengan baik.
dalam diplomasi. Dengan demikian, Menerapkan diplomasi bersih
diharapkan tidak ada rasa iri atau­ sesuai dengan perspektif Islam
pun dendam, melainkan rasa puas merupa­ k an cara ampuh nan
yang sama rata. efektif penye­lesaian masalah tanpa
Segala proses diplomasi bersih masalah karena segala proses
dalam perspektif Islam yang diplomasi dilakukan secara terbuka,
meng­­utamakan kesetaraan, per­ trans­paran, adil, sama rata dan tidak
sama­an, dan keadilan tentu akan hanya menguntungkan diri sendiri,
meminimalisir terjadinya konflik tetapi juga pihak lain dan alam
ataupun perang. Hubungan antar- semesta. Hal ini berbeda dengan
negara ataupun hubungan antar- diplomasi konvensional yang masih
Islamic World and Politics
126
Vol.1. No.1 Juli-Desember 2017

mengandalkan seni bermain kata S. Levy, Jack. 2008. Deterrence


dan kalimat, dimana kebohongan and Coercive Diplomacy: The
sangat mungkin untuk terjadi. Contributions of Alexander
George.
Daftar Pustaka West, Richard dan Lynn H.
Sumber Buku: Turner. 2008.Pengantar Teori
Iqbal, Afzal. 2000.Diplomasi Islam. Komunikasi. Jakarta: Salemba
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Humanika.
M. Snow, Donald dan Eugene Zamroni, Muhammad. 2009.
Brown. 2000. International Filsafat Komunikasi: Pengantar
Relations: The Changing Ontologis, Epistemologis,
Contours of Power. Longman. Aksiologi. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Moesa, Ali Maschan. 2007.
Nasionalisme Kiai. Konstruksi Sumber Internet:
Sosial Berbasis Agama. D’Hooghe, Ingrid. 2007.The Rise of
Yogyakarta: LkiS. China’s Public Diplomacy. The
Momengoh, Nick Parfait. 2013. Hague, Netherlands Institue of
Secret Diplomacy: The Practice International Relations.Diakses
of Back Channel. New Jersey: dari http://www.clingendael.nl/
Newark. sites/default/files/20070700_
Qomar, Mujamil. 2006. Epistemologi cdsp_paper_hooghe.pdf, pada
Pendidikan Islam. Dari Metode Jumat 29 April 2016, pukul
Rasional Hingga Metode Kritik. 21.59 WIB.
Jakarta: Erlangga. Tulus Warsito dan Surwandono.
P. Hermawan, Yulius. 2007. 2015. “Diplomasi Bersih” Dalam
Transformasi dalam Studi Perspektif Islam. Diakses dari
Hubungan Internasional: Aktor, http://ejournal.uin-suka.ac.id/
Isu dan Metodologi. Yogyakarta: index.php/thaqafiyyat/article/
Graha Ilmu. viewFile/627/pdf_32, pada 23
April 2016, pukul 10.00 WIB.
Roy, S. L. Diplomasi. 1991. Jakarta:
Rajawali Pers.
Rumintang, Lusiana. 2008. Bekerja
sebagai Diplomat. Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai