Anda di halaman 1dari 4

Nama : Adimas Surya R.

Absen : 35

NIM : 225120407111068 Kelas : D-2

Diplomasi Bilateral dan Diplomasi multilateral

Setelah memahami sejarah, definisi dasar dari diplomasi dan bagaimana proses negosiasi
sebagai bagian dari diplomasi. Di resume kali ini akan membahas 2 bentuk paling umum
dari diplomasi itu sendiri, yaitu diplomasi secara bilateral dan multilateral.

A. Diplomasi Bilateral

Definisi paling umum dan dasarnya adalah praktik diplomasi (komunikasi) yang
dilakukan diantara dua pemerintahan suatu negara. Kemudian, tipe diplomasi ini dibagi
lagi menjadi dua bedasarkan metode yang digunakan:

a. Metode Konvensional

Pada metode ini, praktik diplomasi dilakukan langsung diantara negara dengan
negara lainnya melalui entititas yang formal dan diakui, umumnya berupa
diplomat dan gedung kedutaan.

Metode ini memiliki sejarah yang panjang dan banyak mengadopsi dari sistem
diplomasi Perancis, salah satunya keberadaan gedung kedutaan. Namun, sistem
dari Perancis ini juga membawa kelemahan seperti konsep kerahasiaan dalam
praktik diplomasi yang berujung pada meletusnya perang dunia 1 dan
kecendurungan diplomat menjadi go native, yaitu keadaan ketika kesetiaan dari
diplomat itu berpindah dari negara asalnya ke negara dimana mereka ditugaskan.
Hal ini terjadi diduga akibat diplomat terlalu terikat (lama) dengan warga lokal,
dan untuk menghindari ini dilakukan perputaran individu yang ditugaskan setiap
beberapa periode (umumnya 4 tahun).

b. Metode Inkonvensional

Metode inkonvensional dilakukan jika praktik diplomasi (negosiasi) tidak dapat


dilaksanakan karena ada kebijakan atau keputusan dari petinggi negara tersebut.
Kondisi tersebut dapat diakibatkan beberapa hal, seperti hubungan historis yang
tidak baik dengan suatu negara yang mengakibatkan penolakan didirikannya
entititas yang formal (gedung kedutaan), contoh kasusnya seperti hubungan
historis antara amerika serikat dengan korea utara. Selain itu ada juga hal – hal
yang menjadi alasan dipilihnya metode ini, (1) negara tersebut tidak mengakui
negara A, (2) terjadi perang atau bentuk paling ringannya terjadi perselisihan yang
berujung protes diantara kedua negara atau lebih yang mengakibatkan pemutusan
hubungan diplomatik. Namun tidak semua penyebab tersebut selalu menjadi
penyebab metode ini dipilih, contohnya saat pandemic Covid-19 beberapa gedung
kedutaan dari negara lain di negara korea utara ditutup karena alasan keamanan.

Sebagai gantinya ada empat alternatif dari gedung kedutaan dengan tujuan
komunikasi antara kedua negara tetap dapat terlaksana. Diantaranya adalah,
interest sections (bentuk non-formal yang menumpang di gedung kedutaan negara
lain), consulates (cabang dari gedung kedutaan yang fungsi utamanya terkait
administrasi), representative offices (diplomat yang di gedung kantor asing), dan
front missions.

B. Multilateral

Selanjutnya adalah praktik diplomasi yang dilaksanakan di antara tiga negara-lebih atau
disebut dengan multilateral. Pada umumnya bentuk diplomasi ini dilakukan karena
beberapa alasan, [1]
permasalahan atau isu yang dihadapi dinilai tidak cukup bila hanya
dibahas oleh dua negara (mendatangkan negara lain), [2]
Isu yang dihadapi merupakan
permasalahan yang menyangkut kepentingan banyak negara (global), seperti isu global
warming,perdamaian, dan Kesehatan seperti pada masa kini terkait pandemi Covid-19.

Adapun diplomasi multilateral memiliki beberapa tujuan umum seperti:

a. Pengumpulan dan penyatuan informasi

Di dalam konferensi yang berisikan beberapa negara, umumnya negara saling


membagikan informasi dan pengalaman, hingga target mereka.informasi itu dapat
di sektor keamanan, ekonomi, dan sebagainya. Informasi – informasi yang muncul
ini dapat diidentifikasikan dan dimanfaatkan pemerintahan suatu negara, apakah
hal itu dapat menjadi keuntungan atau ancaman bagi warga negaranya.

b. Projek Bersama (joint project)

Penyatuan sumber daya dan tenaga diantara negara dengan kepentingan yang
sama dapat menjadi kesempatan bagi suatu negara untuk mencapai kepentingan
nasionalnya. Contohnya seperti kerja sama antar pemerintahan suatu negara
dalam memberantas penyakit cacar melalui World Health Organization (WHO),
pengolahan atau manajemen bentang alam yang masuk dalam dua atau lebih
teritori negara seperti sungai dapat menjadi topik projek yang dikerjakan diantara
pemerintahan suatu negara.

c. Mengatasi lingkungan eksternal

Kesepakatan yang dicapai diantara beberapa negara dapat mempengaruhi


bagaimana lingkungan baik di tingkat regional maupun internasional dapat
berubah (ke lebih baik). Contohnya jika kesepakatan yang tercapai terkait
keamanan, seperti reduksi kepemilikan senjata nuklir, maka hal itu dapat
mereduksi ketegangan di lingkungan internasional, dan jika kesepakatan di sektor
ekonomi melalui World Trade Organization (WTO) terkait pembebasan pasar,
maka hal itu tentunya berkontribusi pada perdagangan antar negara – negara atau
aktor non negara lainnya.

d. Mempengaruhi perilaku

Tujuan ini biasanya dilakukan menyangkut permasalahan yang bersumber dari


negara lain atau diluar kontrol negara tersebut. Contohnya seperti asap kebakaran
hutan yang dihasilkan dari Indonesia, namun mempengaruhi negara tetangganya
seperti Singapura dan Malaysia, dengan demikian kedua negara tersebut dapat
membahas (runding) permasalahan ini dengan negara bersangkutan agar
menghentikan atau mencari solusi dari permasalahan tersebut.

e. Kesepakatan yang sama – sama menguntungkan

Melalui kesepakatan (kontrak) yang dinilai saling menguntungkan kedua pihak,


sebuah negara dapat lebih mudah dalam mempengaruhi negara lain. Dengan
demikian negara lain akan terlibat dalam komitmen dalam memenuhi kesepakatan
dengan negara lainnya.

f. Agenda domestik

Kebanyakan pemerintahan suatu negara menggunakan diplomasi multilateral


sebagai ekstensi atau perpanjangan dari agenda domestik mereka. Karena pada
dasarnya nasional interest yang dibawa suatu negara merupakan gabungan dari
kepentingan – kepentingan faksi domestik dalam negaranya.

Anda mungkin juga menyukai