Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK

TERHADAP CERPEN “NASIB” KARYA TAUFIQ EL-HAKIM

Tugas ini di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas UAS


Mata Kuliah Tarikh Al-Adab Al-Hadits

Disusun oleh :

Fiqih Razan Bayhaqi 11180210000116


Kelas 7D BSA

Dosen Pengampu:
Titi Farhanah, M. Ag., Ph.D.

BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 2021 M/ 1443 H
ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK

TERHADAP CERPEN “NASIB” KARYA TAUFIQ EL-HAKIM

1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Dalam karya sastra, hakikatnya karya sastra berasal dari imajinasi manusia yang
mengambil kehidupan manusia sebagai sumber inspirasinya. Meskipun karya sastra lahir dari
imajinatif seseorang sastrawan sebagai penciptanya, karya sastra dikonstruksi atas dasar
kenyataan. Sejatinya, segala sesuatu kegiatan manusia yang bisa menghasilkan karya yang indah
dikategorikan sebagai sastra. Baik secara tulisan maupun lisan, sehingga menurut pandangan lain
istilah sastra diartikan sebagai karya imajinatif.1

Karya sastra sebagai suatu karya seni memang selalu menarik untuk dibicarakan dan dikaji.
Karya sastra didefinisikan sebagai aktivitas kreatif yang didominasi oleh aspek keindahan
dengan memasukkan berbagai masalah kehidupan manusia, baik konkret maupun abstrak.2
Selain itu, umumnya karya sastra memiliki sifat imajinatif, yang berarti cipta rekaan yang
mengandung imajinasi atau daya khayal. Terdapat beberapa jenis karya sastra di antaranya yaitu
puisi, drama dan prosa.

Menurut Damono (1978: 1), cerpen merupakan suatu genre karya sastra yang menampilkan
kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Kehidupan mencakup
hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dengan orang-orang, antarmanusia, dan
antarperistiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Dengan demikian, semua aspek kehidupan
manusia terdapat dalam sastra.3 Cerpen adalah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur
intrinsiknya. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia
yang nyata lengkap dengan peristiwa-peristiwa di dalamnya, sehingga nampak seperti sungguh
ada dan terjadi.4 Unsur inilah yang menjadikan sebuah cerpen sangat bagus dan menarik untuk
dibaca.
1
Dalilati Abidah. Skripsi: Analisis Nilai-Nilai Pendidikan pada Tokoh Utama dalam Novel Perempuan Batih Karya
A.R. Rizal Hubungannya dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Bojonegoro: IKIP PGRI. 2019. Hal. 1
2
Dani Hermawan. Pemanfaatan Hasil Analisis Novel Seruni Karya Almas Sufea Sebagai Bahan Ajar Sastra di
Sma. Jurnal Bahasa Sastra Indonesia. Vol. 12. No. 1. FKIP Universitas Bale Bandung. 2019, hal. 11
3
Asri, Yasnur. 2011. Analisis Sosiologis cerpen “si Padang” karya Haris Effendi Thahar . hal. 246
4
Josilio Lotto Limbong. Kemampuan Menentukan Intrinsik Cerpen Melalui Model Pembelajaran Inkuiri. Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra.vol. 2. No. 1, hal. 14
Pemilihan cerpen “Nasib” karya Taufiq el-Hakim sebagai bahan kajian dilatarbelakangi
oleh adanya keinginan untuk mendeskripsikan unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen
tersebut sebagai bagian masalah yang diangkat pengarang dalam karyanya. Kelebihan cerpen ini
terletak pada tokohnya, yaitu seorang insinyur muda yang sedang mencari jodohnya.

Dalam cerpen ini mengisahkan tentang seorang pemuda yang nyaman hidup melajang di
tengah usianya yang sudah menginjak 35 tahun. Maka tak heran bila teman-temannya seringkali
menyinggung lelaki yang biasa dipanggil insinyur itu untuk segera menemukan tambatan
hatinya. Suatu ketika, pemuda itupun menyadari perihal statusnya yang masih melajang.
Menurutnya, manusia memang membutuhkan jiwa yang lainnya sehingga seseorang tidak bisa
dianggap sebagai pribadi yang utuh dengan sendirinya. Tersebab itu ia berusaha mencari
pendamping hidup melalui rekan kerja, saudara dan teman terdekatnya. Namun, upaya mencari
jodoh tampaknya tidak mudah untuknya. Namun, ketika ia ingin menemui pasangan yang cocok
untuknya, musibah pun dialaminya dan dia melewatkan hal yang terpenting dalam hidupnya itu.
Dalam sekejap semua yang ia harapkan sirna dan terjadilah konflik batin dalam dirinya.

Sebagaimana diketahui bahwa yang menjadi objek kajian dalam ilmu psikologi adalah jiwa
seseorang yang tercermin dalam setiap tindakan atau perilakunya, dan ini mengandung arti
bahwa yang menjadi objek kajian psikologi itu bersifat umum, jadi dalam hal ini setiap perilaku
seseorang itu dijadikan sebagai dasar pengamatan untuk mendapatkan penilaian terhadap objek
kajiannya, yakni tentang keadaan jiwanya. Sehingga hasil penilaian tentang baik buruk atau
stabil tidaknya jiwa seseorang itu akan bersifat relatif, karena dipengaruhi oleh faktor sosiologis
dimana seseorang itu tinggal.5

Untuk memahami cerpen ini, penelitian dalam cerpen ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan pendekatan strukturalisme genetik yang bertujuan untuk mendeskripsikan
struktur serta keterkaitan antarunsur dalam cerpen “Nasib” karya Taufiq el-Hakim dengan data
yang dikumpulkan berupa teks yang berkaitan dengan unsur pembangun cerpen. Sumber data
dalam penelitian ini adalah cerpen cerpen “Nasib” karya Taufiq el-Hakim.

Pendekatan strukturalime genetik dicetuskan oleh Lucien Goldmann, seorang ahli sastra
Prancis. Pendekatan ini merupakan satu-satunya pendekatan yang mampu merekonstruksi
5
Budurini Farida. Skripsi: Novel Deana Pada Suatu Ketika Karya Titie Said: Sebuah Pendekatan Psikologi Sastra.
Surakarta: UNS. 2006. Hal. 18
pandangan dunia pengarang. Pendekatan ini tidak seperti pendekatan Marxisme yang cenderung
positivistik dan mengabaikan literasi sebuah karya sastra. Goldmann berpijak pada
strukturalisme karena ia menggunakan prinsip struktural yang dinafikan oleh pendekatan
Marxisme. Hanya saja, kelemahan pendekatan strukturalisme diperbaiki dengan memasukkan
faktor genetik dalam memahami karya sastra.6 Pengarang sebagai pencipta karya sastra memiliki
andil besar dalam sebuah karya. Salah satunya adalah latar belakang kehidupannya. Nur’aini
(dalam Kobis, 2019:1) berpendapat bahwa pengarang yang menjadi bagian dari masyarakat,
akan menghasilkan karya yang berhubungan erat dengan latar belakangnya, seperti pengetahuan
yang dimiliki, waktu, dan tempat tinggal.7

Strukturalisme genetik merupakan salah satu cabang sosiologi sastra yang memadukan
antara struktur teks, konteks sosial, dan pandangan dunia pengarang. Pandangan pengarang dapat
diketahui melalui latar belakang kehidupan pengarang. Menurut Jabrohim (2001: 82), bahwa
penelitian strukturalisme genetik memandang karya sastra dari dua sudut yaitu intrinsik dan
ekstrinsik. Pendekatan ini mempunyai segi yang bermanfaat dan berdaya guna tinggi jika para
peneliti tidak melupakan atau tetap memerhatikan segi intrinsik yang membangun karya sastra,
di samping memerhatikan faktor sosiologis, serta menyadari sepenuhnya bahwa karya sastra itu
diciptakan oleh suatu kreativitas dengan memanfaatkan faktor imajinasi.8

Dengan demikian, untuk menampilkan makna secara keseluruhan dalam cerpen, penelitian
ini menggunakan pendekatan strukturalisme genetik yang tidak hanya menganalisis unsur-unsur
intrinsik, namun unsur-unsur ekstrinsik juga. Unsur-unsur yang mendukung keutuhan sebuah
karya sastra adalah tema, tokoh, alur, latar, penokohan, dan amanat. Semuanya itu merupakan
unsur-unsur intrinsik. Selain menganalisis unsur intrinsik, penelitian ini juga menganalisis salah
satu unsur ekstrinsik dalam novel, yaitu latar belakang pengarang.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah penelitian dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

6
Dewi Nurhasanah. 2015. Strukturalisme genetik lucien goldman dalam Novel Orang-Orang Proyek.hal. 137
7
Muhammad Wildan Sahidillah, dkk. Fakta Kemanusiaan Dalam Kumpulan Puisi Pandora Karya Oka Rusmini.
hal. 421
8
Dewi Nurhasanah. 2015. Strukturalisme genetik lucien goldman dalam Novel Orang-Orang Proyek.hal. 139
1. Bagaimana unsur-unsur instrinsik dalam cerpen “Nasib”?
2. Bagaimana perjalanan hidup Taufiq el-Hakim hingga menjadi seorang sastrawan?
1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan fokus masalah diatas, berikut ini akan disajikan tujuan penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendeskripsikan unsur-unsur instrinsik dalam cerpen “Nasib”


2. Mendeskripsikan perjalanan hidup Taufiq el-Hakim hingga menjadi seorang
sastrawan
1.4. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian jenis ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang
objek yang dianalisisnya. Dan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah strukturalisme genetik adalah model dialektik.
Teknik ini berbeda dengan positivistik, intuitif, biografi dan sebagainya. Model dialektik
mengutamakan makna yang koheren. Prinsip dasar teknik analisis dialektik adalah adanya
pengetahuan mengenai fakta-fakta kemanusiaan akan tetap abstrak apabila tidak dibuat konkret
dengan mengintegrasikan ke dalam totalitas. Metode dialektik secara umum akan mengenalkan
analisis “pemahaman-penjelasan”. Pemahaman adalah usaha pendeskripsian struktur objek yang
dipelajari, sedangkan penjelasan adalah usaha penemuan makna struktur itu dengan
menggabungkannya ke dalam struktur yang lebih besar. Dengan kata lain, pemahaman
merupakan langkah untuk mengidentifikasi bagian, dan penjelasan adalah langkah pemaknaan
unsur bagian ke dalam unsur keseluruhan.9 Secara Ringkas, Penelitian dengan Metode ini dapat
diformulasikan dengan tiga langkah, yaitu:

a. Peneliti bermula dari kajian unsur intrinsik, baik secara parsial maupun dalam jalinan
keseluruhannya.

b. Mengkaji biografi pengarang

2. Pembahasan
9
Helaludi., Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann Dalam Pengkajian Karya Sastra. UIN Sultan Maulana
Hasanuddin, Banten. Hal.9
Hasil analisis pada cerpen “Nasib” karya Taufiq el-Hakim menunjukkan bahwa cerpen
tersebut memiliki hubungan antar unsur intrinsiknya yang meliputi: tema, tokoh dan penokohan,
latar, alur, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat yang saling mendukung satu sama lain.
Dengan kata lain, Taufiq el-Hakim berhasil memadukan unsur-unsur intrinsik cerpen dengan
baik, sehingga secara bersamaan membentuk satu kesatuan yang utuh. Selain menganalisis
strukturnya, peneliti juga menemukan pesan-pesan moral yang disajikan Taufiq el-Hakim di
dalam naskah cerpennya.

2.1. Unsur Intrinsik Dalam Cerpen “Nasib” Karya Taufiq el-Hakim

Unsur intrinsik ialah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsurunsur
inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra yang dapat dinikmati, unsur-
unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra.10 Berikut akan
disajikan pembahasan mengenai unsur intrinsik yang terdapat dalam naskah cerpen karya Taufiq
el-Hakim:

2.1.1 Tema

Setiap cerita pasti menganadung unsur tema. Tema merupakan ide atau gagasan
atau permasalahan yang mendasari dari suatu cerita yang merupakan titik tolak
pengarang dalam menyusun cerita atau karya sastra lainnya.1 11 Seperti pada kutipan
berikut.

:‫فقعد ذات مساء ايئسا ونظر اىل السماء قائال‬

!‫ سأغمض عيين وأمد يدي فضع فيها من تشاء‬.‫تعبت أيها القدر! الكلمة لك أنت اآلن‬

Dan pada kutipan akhir dari cerpen berikut;

10
Josilio Lotto Limbong. Kemampuan Menentukan Intrinsik Cerpen Melalui Model Pembelajaran Inkuiri. Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra.vol. 2. No. 1, hal. 16
11
Riza Suryadi dan Agus Nurdin, “Nilai Pendidikan dalam Antologi Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad
Tohari”, Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES. volSELOKA 6 (3), 2016. hal. 317.
‫ه إىل‬88‫ف يهدي‬88‫رف كي‬88‫ا ع‬88‫در << حق‬88‫دس أن >>الق‬88‫أدرك املهن‬88‫ ف‬،‫ا‬88‫ام على زواجهم‬88‫ى ع‬88‫مض‬

‫ا ال‬8‫ا م‬8‫ائل أحيان‬8‫در من الس‬8‫د آمن أن للق‬8‫وق‬...‫ه املثلى‬8‫فه وزوجت‬8‫>>طبقة << وشطره ونص‬

‫ة ؟ إن‬88‫ا هبذه الطريق‬88‫ريكته يوم‬88‫يلقي ش‬88‫ه س‬88‫ور أن‬88‫ه يتص‬88‫ان مثل‬88‫ل ك‬88‫ وه‬... ‫ر‬88‫ال البش‬88‫ر على ب‬88‫خيط‬

‫را من‬88 ‫ت إال مظه‬88 ‫اطة ليس‬88 ‫ا يف بس‬88 ‫اس يف دائم‬88 ‫ذكرها الن‬88 ‫يت ي‬88 ‫ << ال‬8‫يب‬88 ‫ة >> النص‬88 ‫الكلم‬

...‫مظاهر فن >>القدر << العجيب تدبري مصائر اآلدميين‬


Kutipan diatas menunjukan bahwa tema yang diangkat oleh penulis cerpen
mengenai takdir Tuhan.

2.1.2. Tokoh dan Penokohan

Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Sedangkan penokohan adalah cara
pengarang dalam menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh dalam cerita.
Tokoh terbagi menjadi dua, yaitu tokoh utama (sentral) dan tokoh pendukung
(periferal).12 Berdasarkan fungsi tokoh dibagi menjadi dua jenis yaitu antagonis dan
protagonis. Antagonis adalah tokoh yang bersifat jahat sedangkan protagonis adalah
tokoh yang dikagum bersifat baik. Pada cerpen Nasib memiliki tiga tokoh utama dan dua
tokoh pendukung. Tokoh utama pada cerpen ini adalah Pemuda Insinyur, Ummu Salaby,
Nona penabrak. Sedangkan tokoh pendukungnya antara lain Dokter dan Suster. Dari
seluruh tokoh ini tidak ada yang memiliki sikap antagonis melainkan seluruhnya adalah
tokoh protagonis. Hal ini bisa dilihat dari sikap mereka melalui kutipan teks cerpen
tersebut. Berikut watak tokoh pada cerpen.:

➢ Pemuda Insinyur: ia adalah pemuda yang ambisius dan tidak mudah menyerah.
Hal ini bisa dilihat pada kutipan teks sebagai berikut.

12
Akhmad Muzakki, Pengantar Teori Sastra Arab, (Malang: UIN Maliki Press, 2011), hal. 93
‫ات‬88 ‫وح خترج يف اجلامع‬88 ‫اب مجد طم‬88 ‫ ش‬. ‫ال‬88 ‫وع من الرج‬88 ‫ذا الن‬88 ‫ من ه‬8‫هة‬88 ‫ذه القص‬88 ‫ل ه‬88 ‫ان بط‬88 ‫ك‬

‫ل‬88‫ري العم‬88‫رف غ‬88‫ ال يع‬.‫ا‬88‫ه دائم‬88‫ درس يف مصر مث يف اخلارج وكان يف مقدمة أقران‬.‫مهندسا بارعا‬

‫وال تنظر عيناه غري طريق مستقبله النجاح‬


Dari kutipan diatas insinyur itu menunjukan karakter yang ambisius dan juga pantang
menyerah dalam segala hal.

➢ Ummu Salaby: seorang mak Comblang. Ia seorang biro pencari jodoh yang
selalu menawarkan wanita dihadapan pemuda insinyur. Hal ini dapat dilihat pada kutipan
teks sebagai berikut.

‫ق‬88 ‫در أو يلي‬88 ‫د الق‬88 ‫ر ان ميأل ي‬88 ‫ل ينظ‬88 ‫ وه‬،‫ل‬88 ‫ا في‬88 ‫يمة كاهن‬88 ‫ة مسينة جس‬88 ‫خمة بدين‬88 ‫راة ض‬88 ‫اذا هي ام‬88 ‫ف‬

‫در‬88 ‫ف على ق‬88 8‫ ووص‬. ‫ه‬88 8‫دس اخلاطب طلبت‬88 ‫رض املهن‬88 8‫ذا احلجم ؟! وع‬88 8‫ل من ه‬88 ‫بعة حجم اق‬88 ‫باص‬

.‫ر‬88 ‫اء األس‬88 ‫ل بأمس‬88 ‫جل حاف‬88 ‫ا س‬88 ‫ادت ومعه‬88 ‫ا مث ع‬88 ‫بط املراه واختفت ايام‬88 ‫ مث اض‬. 8‫ه‬8 ‫ بغيت‬8‫ان‬88 ‫االمك‬

‫رية‬88‫ع يف ح‬88‫ واق‬.‫راز‬88‫ل ط‬88‫ايت على ك‬88‫ة لفيت ي‬88‫وري الفوتوغرافي‬88‫ددا من الس‬88‫م ع‬88‫ري يض‬88‫ديل كب‬88‫ومن‬

‫ ولكن‬..‫لحو‬88‫اه تص‬88‫دثت عن فت‬88‫ا ح‬88‫ه فيم‬88‫دثت اخلطيب‬88‫ار ؟ وح‬88‫ا خيت‬88‫ري وايه‬88‫ف يتخ‬88‫ كي‬: ‫دة‬88‫جدي‬

‫ من السهل رفضه‬8‫ تقدم اليها خاطب طيب‬- ‫ يا خسارة‬-


Potongan teks diatas menunjukkan Ummu Salaby yang berbadan besar dan karakternya
ia berprofesi sebagai biro jodoh, yang menawarkan perempuan kepada sang insinyur.
➢ Nona penabrak: seorang wanita penuh tanggung jawab, dan mengakui
kesalahannya karena ia yag menabrak pemuda insinyur. Pada kutipan di bawah ini, si
nona menunjukan rasa tanggung jawabnya kepada korban yaitu seorang insinyur.
‫و اهن ‪88‬ا دفعت لص ‪88‬ديقايت قل ‪88‬د ذل ‪88‬ك من جيبه ‪88‬ا ب ‪88‬دوين ت ‪88‬ردد ب ‪88‬ال االعجب ان وج ‪88‬وده يف ه ‪88‬ذا‬

‫املستش‪88‬فى‪ 8‬يف ه‪88‬ذه اهلج‪88‬ره من درج‪88‬ات االوىل املنتج‪88‬ه بك‪88‬ل م‪88‬ا يل‪88‬زم ل‪88‬ه من عالجي وض‪88‬ع دائي‬

‫ظريفه يدي واعارف وترفع هي اليت تتوىل نفقاته‪ ،‬وان املال يسيل من بني اصابعها املاء يف هذا‬

‫املستش‪88‬فى من اجل‪88‬ه وال مهوم هلا وال تفك‪88‬ر اىل يف ش‪88‬يء واح‪88‬د؛ “انق‪88‬اذ حي‪88‬اة ظه‪88‬ور ب‪88‬اي مثن”‬

‫تل ‪88‬ك هي كلمته ‪88‬ا ال ‪88‬يت تردده ‪88‬ا ك ‪88‬ل ي ‪88‬وم وكلم ‪88‬ا ج ‪88‬ائت ولك ‪88‬ل من تقاب ‪88‬ل من اطب ‪88‬اء وممرض ‪88‬ني‬

‫املمرضهة حديثها قائلة ببساطة‬


‫‪Berdasarkan kutipan diatas sang nona memiliki rasa tanggung jawab yang besar kepada‬‬
‫‪sang insinyur. Ia memfasilitasi yang terbaik untuk kesembuhan insinyur dengan‬‬
‫‪membiayai penuh pengobatannya. Pada kutipan selanjutnya sang nona mengakui‬‬
‫‪kesalahannya karena telah menabrak sang insinyur.‬‬

‫انا اليت ص‪8‬دمتك لس‪8‬ياريت واين بطبعي متاس‪8‬فة ج‪8‬دا ‪ .‬ولكن‪88‬ه الق‪8‬در اق‪88‬وى من‪88‬ا ومن ارادتن‪88‬ا كنت‬

‫مس‪88‬رعة وه‪88‬ذا خط‪88‬ري م‪88‬ىن و ال ش‪88‬ك ولك‪88‬ىن كنت مدفوع‪88‬ة برغب‪88‬يت يف ش‪88‬راء ث‪88‬وب حري‪88‬ري رايت‪88‬ه‬

‫يف الصباح و خفت ان تسبقىن اىل ش‪8‬راؤه اخ‪8‬رى ‪ .‬وعن‪8‬دما م‪8‬ررت العجالت على جس‪8‬دك ‪...‬‬

‫مل اق ‪88‬ف ومض ‪88‬يت يف س ‪88‬ري بعني الس ‪88‬رعة ال عن قس ‪88‬وه م ‪88‬ىن والن ‪88‬اقص‪ 8‬يف املروءة خ ‪88‬وف ش ‪88‬ديد‬

‫اس ‪88‬تحوذ على لق ‪88‬د ه ‪88‬ربت من جس ‪88‬دك امللقى على االرض مثن يه ‪88‬رب من ش ‪88‬بح ‪ .‬وع ‪88‬دد دواء‬

‫بيتنا غائبه العقل ‪ .‬ورأتىن والديت فهاهلا اضطرايب‬

‫‪Kutipan diatas ini menunnjukan sang nona mengakui kesalahannya karena telah‬‬
‫‪menabrak sang insinyur sehingga ia mengalami luka parah.‬‬
➢ Dokter dan suster: keduanya merupakan tokoh pendukung, mereka berdua
mempunyai peran berbeda, dokter yang berperan sebagai mengobati si insinyur,
sedangkan perawat berperan sebagai orang yang merawat insinyur. Hal tersebut dapat
dilihat dari kutipan cerita tersebu sebagai berikut.

‫ال انت‬88‫ة ؟ واس‬88‫ذه العناي‬88‫ل ه‬8‫ية ك‬8‫ين بشخص‬88‫ام ويع‬8‫ذا االهتم‬8‫من هذا الذي يهتم يب طرفه كل ه‬

‫بيب علي ان‬88 ‫د ط‬88 ‫ذه اهلدايا فلم يزي‬88 ‫ل ه‬88 ‫ر ك‬88 ‫ه عمن احض‬88 ‫ه يف بإمياءة من عين‬88 ‫ايل طبيب‬88 ‫يب وس‬88 ‫طبي‬

‫يه‬88 ‫ اىل مرؤوس‬8‫بيب‬88 ‫ت والتفت الط‬88 ‫ الس‬: ‫ع‬88 ‫ا للجمي‬88 ‫يئا معروف‬88 ‫ول ش‬88 ‫ه من يق‬88 ‫رعه وبلهج‬88 ‫ال بس‬88 ‫ق‬

‫يب‬88‫اركني تقري‬88‫ورهم ت‬88‫رة من ف‬88‫ع احلج‬88‫ادر اجلمي‬88‫ وغ‬. ‫رافه‬88‫ل انص‬88‫رة قب‬88‫ر اآلخ‬88‫در اليهم االوام‬88‫يص‬

‫وبت‬88‫دها ب‬88‫ ( الست ) ومن هي هذه ( الست ) ؟ وعادت املمرضة ويف ي‬: ‫مستغرقا يف الدهشة‬

. ‫ مألهتا وخزت املريض بابراهتا فانتظر حىت فرغت عملها‬، ‫رجاجية وحقنة‬
2.1.3. Latar atau setting
Menurut Abrams latar atau setting adalah landas tumpu, menyaran pada pengertian
tempat, hubugan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwaperistiwa yang
diceritakan. Latar merupakan segala keterangan mengenai waktu ruang dan suasana. 13
Pada cerita pendek Nasib terdapat beberapa latar yang disebutkan pada teks berikut:

➢ Latar tempat dan sosial

Terdapat tiga latar tempat yang ditulis oleh taufiq hakim pada cerpen Nasib
adapun latarnya sebagai berikut.

‫ق‬88‫ذا الطري‬88‫د ركض يف ه‬88‫ وق‬. ‫اح‬88‫تقبله النج‬88‫ق مس‬88‫ري طري‬88‫اه غ‬88‫ر عين‬88‫ل وال تنظ‬88‫ري العم‬88‫رف غ‬88‫اليع‬

‫تغرق‬88‫و مس‬88‫ وه‬8‫ة والثالين‬88‫رف على اخلامس‬88‫اد يش‬88‫ال > وك‬88‫ة محدير أعم‬88‫غ درج‬88‫ىت بل‬88‫ل ح‬88‫بالفع‬
13
Josilia Lotto Limbong, “Kemampuan Menentukan Unsur Intrinsik Cerpen Melalui Model Pembelajaran Inkuiri
Siswa Kelas Viii Smp Negeri 10 Kota Palopo”, Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI
FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 2 Nomor 1, 2016, hal. 18.
‫ه ‪88‬ذا االس ‪88‬تغراق‪ 8‬يف عمل ‪88‬ه اهلندس ‪88‬ى ‪ .‬واذا تدمهه ه ‪88‬ذه اللحظ ‪88‬ة احلامسة ‪ .‬واذا ه ‪88‬ذا الغط ‪88‬اء ال ‪88‬ذي‬

‫ك ‪88‬ان جيري < س ‪88‬نه > ناهب ‪88‬ا األرض كأن ‪88‬ه ك ‪88‬ل ش ‪88‬يء ‪ ،‬ق ‪88‬د اص ‪88‬طدم جبدار تل ‪88‬ك اللحظ ‪88‬ة على‬

‫>سنه< ناهبا األرض كأنه ك‪88‬ل ش‪88‬يء‪ ،‬ق‪88‬د اص‪88‬طدم جبدار تل‪88‬ك اللحظ‪88‬ة العجيب‪88‬ة ‪ ،‬فوق‪88‬ف ودار‬

‫ح ‪88‬ول نفس ‪88‬ه دورات مث انبطح على ظه ‪88‬ره ورن معدن ‪88‬ه رنين ‪88‬ا مكتوم ‪88‬ا وكأن ‪88‬ه يهمس ‪ << :‬م ‪88‬ا‬

‫أنت إال غطاء الطبق ! >> وأفاق املهندس بعدئذ وليس يف راسه غري فكرة واحدة ‪ :‬الزواج‬
‫‪Kutipan diatas menunjukan bahwa pemuda insinyur yang berusia 35 tahun itu‬‬
‫‪berada di perusahaan hal itu dapat terlihat ketika ia berkata ingin menikah dan reaksi‬‬
‫‪teman teman perusahaanya terkejut mendengarnya.‬‬

‫ولبث يفك ‪88‬ر يف ذل ‪88‬ك ط ‪88‬ول مس ‪88‬ائه ‪ ...‬وتق ‪88‬دم اللي ‪88‬ل واراد أن ي ‪88‬أوى اىل فراش ‪88‬ه ‪ ..‬ولكن الن ‪88‬وم‬

‫استص ‪88‬ى علي ‪88‬ه فق ‪88‬ام وأض ‪88‬اء املص ‪88‬باح الكهرب ‪88‬اء الص ‪88‬غري ف ‪88‬وق رأس ‪88‬ه ‪ ،‬وتن ‪88‬اول كتاب ‪88‬ا يه ‪88‬دئ من‬

‫أعصابه الثأئرة‬
‫‪Cuplikan teks di atas menggambarkan bahwa pemuda insinyur berada di tempat‬‬
‫‪tidur atau kamar.‬‬

‫ك‪88‬انت مث‪88‬ل ه‪88‬ذه اخلواطر جتل‪88‬و يف ذهن املهن‪88‬دس وه‪88‬و يواج‪88‬ه مف‪88‬روق ط‪88‬روق د محي‪88‬داين س‪88‬ليمان‬

‫باشا >> واذا فجاة حيس دفع‪8‬ه يف ظه‪8‬ره ش‪8‬ديدة قاص‪8‬مة ق‪8‬د طرحت‪8‬ه على االرض ‪ ،‬واذا ش‪8‬يء‬

‫كالعجالت مير فوق جسمه ‪ ...‬وكان هذا مبلغ وعيه لكل ما حدث‬
‫‪Selanjutnya, pada teks cerpen di atas menunjukkan bahwa pemuda insinyur‬‬
‫‪tersebut berada di persimpangan jalan.‬‬
‫ليس ي‪88‬درى على التحقي‪88‬ق كم من ال‪88‬زمن مض‪88‬ى علي‪88‬ه وه‪88‬و يف إغمائ‪88‬ه ‪ ،‬لكن‪88‬ه عن‪88‬دما تنب‪88‬ه وج‪88‬د‬

‫نفسه على فراشه وثري يف سرير مستشفى ‪ ،‬وجسمه كله مغلف باألربطة الصحية وق‪8‬د مسع من‬

‫يهمس حوله قائال ‪ :‬ال حترتك‬


‫‪Penggalan cerpen di atas menunjukkan latar tempat yaitu di rumah sakit.‬‬

‫‪➢ Latar waktu‬‬

‫‪Cerita dalam cerpen tersebut menyebutkan beberpa waktu kejadian yaitu siang,‬‬
‫‪sore dan malam. Hal itu bisa didapatkan pada beberapa cuplikan teks cerpen berikut.‬‬

‫وانتص‪88‬ف النه‪88‬ار ‪ ...‬وج‪88‬اءت اخلاطب‪88‬ة حتم‪88‬ل يف مالءهتا ‪ ،‬ص‪88‬ورة يف اط‪88‬ار ‪ ،‬أمس‪88‬ك هبا املهن‪88‬دس‬

‫ملتهف‪88‬ا وتف‪88‬رس فيه‪88‬ا ملي‪88‬ا ‪ ..‬مث طف‪88‬ق يق‪88‬ول كاملخ‪88‬اطب لنفس‪88‬ه ‪ :‬نعم ‪ ..‬ال ب‪88‬أس ‪ ..‬حقيق‪88‬ة اين‬

‫أردت امرأيت هكذا‬


‫‪Kata “tengah hari” pada cerpen ini menunjukkan waktu di siang hari.‬‬

‫فقع‪88‬د ذات مس‪88‬اء يائس‪88‬ا ونظ‪88‬ر اىل الس‪88‬ماء ق‪88‬ائال ‪ :‬تعبت أيه‪88‬ا الق‪88‬در ! الكلم‪88‬ة ل‪88‬ك أنت اآلن ‪.‬‬

‫سأغمض عيىن وأمد يدى فضع فيها من تشاء !‬


‫‪Pada kutipan teks cerpen diatas jelas sekali menunjukan bahwa kejadiannya pada waktu‬‬
‫‪sore hari.‬‬

‫ولبث يفك ‪88‬ر يف ذل ‪88‬ك ط ‪88‬ول مس ‪88‬ائه ‪ ...‬وتق ‪88‬دم اللي ‪88‬ل واراد أن ي ‪88‬أوى اىل فراش ‪88‬ه ‪ ..‬ولكن الن ‪88‬وم‬

‫استص ‪88‬ى علي ‪88‬ه فق ‪88‬ام وأض ‪88‬اء املص ‪88‬باح الكهرب ‪88‬اء الص ‪88‬غري ف ‪88‬وق رأس ‪88‬ه ‪ ،‬وتن ‪88‬اول كتاب ‪88‬ا يه ‪88‬دئ من‬

‫أعصابه الثأئرة‬
Potongan teks cerpen di atas menunjukkan bahwa kejadiannya pada waktu malam
hari dengan suasana ia mengalami kegalauan.

2.1.4. Alur

Menurut Aminuddin, alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan
tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam
suatu cerita.14 Berdasarkan urutan waktu, alur dalam cerpen ‘Nasib’ karya elHakim ini
termasuk ke dalam alur maju, karena peristiwa yang dikisahkan dalam cerpen ini bersifat
kronologis secara runtut cerita.

2.1.5. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah tempat penceritaan dalam hubungannya dalam cerita, dari
sudut mana kisah penceritaan menyampaikan kisahnya. Sudut pandang dilihat dari posisi
pengarang dan pusat pengisahan pada posisi penceritaan 15.Sejalan dengan pendapat
Nursisto yang mengemukakan bahwa sudut pandang atau titik tinjau adalah tempat atau
posisi pencerita terhadap kisah yang dikarangnya, apakah ia ada di dalam cerita atau di
luar cerita.16

14
Sugira Wahid. Kapita Selekta Kritik Sastra. Universal Negeri Makassar. 2004. Makassar, hal 88
15
Sugira Wahid. Kapita Selekta Kritik Sastra. Universal Negeri Makassar. 2004. Makassar, hal 83
16
Nursisto. Iktisar kesusastraan Indonesia. YOGYAKARTA: Adicita Karya Nusa 2000. Hal. 56
1. Kutipan pertama:

‫ات‬88 ‫وح خترج يف اجلامع‬88 ‫اب جمد طم‬88 ‫ ش‬. ‫ال‬88 ‫وع من الرج‬88 ‫ذا الن‬88 ‫ من ه‬8‫هة‬88 ‫ذه القص‬88 ‫ل ه‬88 ‫ان بط‬88 ‫ك‬

‫ري‬88 ‫رف غ‬88 ‫ ال يع‬. ‫ا‬88 ‫ه دائم‬88 ‫ة أقران‬88 ‫ان يف مقدم‬88 ‫ر مث يف اخلارج وك‬88 ‫ درس يف مص‬. ‫ا‬88 ‫ا بارع‬88 ‫مهندس‬

.‫العمل وال تنظر عيناه غري طريق مستقبله النجاح‬

2. Kutipan lainnya:

‫ذا‬88 ‫وده يف ه‬88 8‫ال االعجب ان وج‬88 8‫ردد ب‬88 8‫دوين ت‬88 8‫ا ب‬88 8‫ك من جيبه‬88 8‫د ذل‬88 8‫ديقايت قل‬88 8‫و اهنا دفعت لص‬

‫ع دائي‬8‫ه من عالجي وض‬88‫زم ل‬8‫ا يل‬88‫ل م‬8‫ه بك‬8‫ات االوىل للمنتج‬88‫ره من درج‬8‫ذه اهلج‬8‫ يف ه‬8‫املستشفى‬

‫ابعها املاء يف‬88‫يل من بني اص‬88‫ وان املال يس‬، 8‫ه‬8 ‫وىل نفقات‬88‫يت تت‬88‫ع هي ال‬88‫رتف وترف‬88‫د ي واع‬88‫ه ي‬88‫ظريف‬

‫اي‬88‫ور ب‬88‫اة ظه‬88‫اذ حي‬88‫د ؛ " انق‬88‫يء واح‬88‫ر ايل يف ش‬88‫ه وال مهوم هلا وال تفك‬88‫فى من اجل‬88‫ذا املستش‬88‫ه‬

‫اء‬88 ‫ل من اطب‬88 8‫ل من تقاب‬88 8‫ائت ولك‬88 8‫ا ج‬88 8‫وم وكلم‬88 8‫ل ي‬88 8‫ا ك‬88 8‫يت تردده‬88 8‫ا ال‬88 8‫ك هي كلمته‬88 8‫مثن ‘ ‘ تل‬

‫وممرضني املمرضهة حديثها قائلة ببساطة‬


Dengan melihat kutipan naskah cerpen Taufiq el-Hakim di atas menunjukkan sudut
pandangnya adalah orang ketiga yang serba tahu. Hal ini terbukti dari penggambaran
tokoh, menjelaskan kehidupan tokoh serta jalan cerita tokoh.

2.1.6. Gaya bahasa

Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pemakai bahasa.17 Pada cerpen
tersebut menggunakan bahasa yang baku dan juga puitis dengan menghadirkan kata-kata
yang mudah dipahami untuk dicerna dan tidak membosankan. Penulis juga
17
Riza Suryadi dan Agus Nurdin, hal. 318.
menyampaikan cerita yang inspiratif yang dapat menarik perhatian bagi para pembaca.
Pada cerpen tersebut terdapat jenis gaya bahasa simile serta hiperbola yang diapakai oleh
penulis pada teksnya sebagai berikut:

➢ Majas Simile

‫يف حياة كل رجل حلظة يشعر فيها فجأة بأنه مثل غطاء الطبق الذي ال جيد طبقه‬
“Perasaannya yang bingung bagai dandang tak bertutupdalam hidup akan dialami
setiap orang.”

Pada kutipan di atas mengandung majas simile, yaitu gaya bahasa yang
mengandung berlebih-lebihan terhadap perumpaan. Bisa dikatakan, cuplikan diatas
sebenarnya menggambarakan seorang yang bingung dan merasa gelisah pada dirinya.

➢ Majas Metomimi

: ‫ يهمس‬8‫ه‬8‫ا وكأن‬88‫فوقف ودار حول نفسه دورات مث انبطح على ظهره ورن معدنه رنينا مكتوم‬

>> ! ‫<< ما أنت إال غطاء الطبق‬


“Ada dengung yang muncul di telinganya seakan membisikan kata, “Dasar bujang
lapuk”. Si insinyur tersikap dalam kepalanya hanya terbetik satu pikiran menikah.”

Teks di atas mengandung sebuah majas metomimi yaitu gaya bahasa yang
mengungkapkan suatu hal dengan kata lain yang memiliki hubungan yang sangat erat
serta diakui maknanya.18 Kalimat yang memiliki makna majas tesebut terdapat pada

kalimat << ‫ما أنت إال غطاء الطبق‬ >> . Kalimat ini jika diartikan memiliki arti “seorang

bujang lapuk.” Bujang lapuk sendiri memiliki makna gaya bahasa metomimi yaitu
seorang pemuda yang sudah menuju tua namun tak menikah atau singkatnya ia
menjomblo.

18
Okke Kusuma Sumantri Zaimar. “MAJAS DAN PEMBENTUKANNYA”, MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 6, NO.
2, DESEMBER 2002, hal. 53.
➢ Majas Hiperbola

‫فاذا هي امراة ضخمة بدينة مسينة جسيمة كاهنا فيل‬


“Ummu Salaby, seorang wanita yang berbadan gemuk seperti Gajah.”

Pada kutipan diatas yang pertama mengandung gaya bahasa simile sementara
pada kutipan kedua mengandung gaya bahasa hiperbola. Sedangkan pada kalimat
“Ummu Salaby seorang wanita berbadan gemuk seperti “Gajah” menggambarkan badan
Ummu salaby yang sangat besar sehingga penulis merumpamakan secara berlebihan.

2.1.7. Amanat

Dari sebuah karya sastra ada kalanya dapat diangkat suatu ajaran moral, atau
pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang; itulah yang disebut amanat. 19 Jika
permasalahan yang ingin diajukan dalam cerita juga diberi jalan keluarnya oleh
pengarang, maka jalan keluarnya itulah yang disebut amanat.

Adapun amanat yang dapat diambil dari cerpen ini adalah: a) sesungguhnya
manusia hanya bisa merencanakan dan Tuhanlah yang menentukannya, b) tidak semua
keinginan kita dapat dicapai, sebab Tuhan selalu memberikan apa yang kita butuhkan
meskipun itu bukan yang kita inginkan, c) jangan pernah berputus asa dan, d) teruslah
meminta pengharapan kepada-Nya.

Sehingga dapat kita ambil ringkasan bahwa sesungguhnya rencana Tuhan itu pasti
baik maka teruslah berprasangka baik pada-Nya. Sebab suatu saat nanti akan datang
suatu masa di mana kita menyadari bahwa ketetapan Allah memang baik untuk kita.

19
Panuti Sudjiman. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: pustaka jaya. 1988, hal. 57
2.2. Biografi Pengarang

Taufik el Hakim dilahirkan pada tahun 1898, di Kota Mesir pertama yaitu Alexandria.
Taufik el Hakim merupakan keturunan dari campuran keluarga Arab dan Turki, keluarga mereka
merupakan keluarga penati yang kaya raya. Ayah Taufik bekerja sebagai Hakim. Dan pada usia
7 tahun, Taufik dimasukkan oleh Ayahnya ke sekolah dasar Damanhur di Damaskus.

Taufik el Hakim sangat dikekang oleh Ibunya, Ibunya sangat memencilkan kehidupannya
dari kehidupan luar rumah. Akan tetapi, ia tak bisa berbuat banyak untuk itu. Setelah
menyelesaikan pendidikan di sekolah dasar, ia dikirim ke Kairo untuk melanjutkan sekolah
menengah Muhammad Ali dan Ia tinggal bersama dua orang pamannya, yang bekerja sebagai
guru sekolah dasar dan juga dosen dari Fakultas Teknik. Pada saat di Kairo inilah ia
mendapatkan kebebasan dari tuntutan Ibunya. Sebelum Ia menamatkan sekolah menengahnya, Ia
juga mendalami seni suara dan juga musik, dengan pendalaman yang Ia tekuni, Ia pun masuk ke
dalam perkumpulan seni teater.

Setelah Ia lulus sekolah menengah, Ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi


Hukum. Dan bakat seni dan sastra yang sudah Ia tekuni mulai tumbuh dalam dirinya. Iapun
bergabung dengan para seniman sebayanya, seperti Mahmud Taimur. Iapun mulai menyusun
naskah drama nya pada tahun 1922, dan naskah yang Ia tulis dipentaskan oleh grup teater
Ukasyah di gedung teater Al-Azbekiyah.

Taufik el Hakim lulus dari studi Sekolah Tinggi Hukum pada tahun 1924, dan setelah itu
Ia meminta izin kepada Ayahnya untuk pergi ke Paris, dan beralasan untuk mendalami ilmu
hukum yang sudah Ia pelajari. Namun, ketika Ia di Paris, tak sedikitpun mempelajari ilmu
hukum. Ia hanya mendalami sastra dan seni teater, dengan membaca banyak novel-novel. Taufik
el Hakim juga sangat menyukai musik-musik barat. Seluruh waktu yang dimilikinya Ia habiskan
di gedung-gedung opera, mendengarkan konser-konser musik, dan mendalami teater-teater.
Selain itu, Ia juga menghabiskan waktunya untuk membaca budaya-budaya dan intelektualitas
dari masa klasik hingga ke masa modern.

Dan ketka Ia kembali ke Mesir, pada tahun 1928. Ia bekerja sebagai anggota Dewan
Perwakilan Rakyat sampai pada tahun 1934. Setelah itu Ia menjadi Direktur Pelaksana pada
Departemen Pendidikan dan Pengajaran hingga tahun 1939. Dan setelah itu Ia pindah ke
Departemen Pelayanan Sosial. Walaupun kesibukannya yang begitu padat, Ia tetap aktif dalam
menulis, seperti cerpen, novel ataupun naskah drama. Novel yang paling monumental yang
ditulisnya adalah “Kembalinya Sang Arwah” pada tahun 1933 dan disusul “Burung dari Timur”.
Dan pekerjaan nya sebagai anggota senat, membuatnya sering mengunjungi daerah
perkampungan. Dengan begitu Ia melahirkan karya tulis berupa catatan harian dengan judul
Yaumiyyat an-Naib fi al-Aryaaf.20

3. Kesimpulan

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa suatu karya sastra (cerpen) tidak bisa
lepas dari adanya unsur intrinsik, yakni unsur-unsur pembangun cerpen itu sendiri. Seperti yang
terdapat pada naskah ‘Nasib’ karya Tufiq el-Hakim telah dideskripsikan bahwa unsur-unsur
intrinsiknya saling berkaitan berupa: tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, sudut pandang, gaya
bahasa dan amanat.

Dari penjelasan di atas juga dideskripsikan biografi pengarang Taufik el Hakim yang
dilahirkan pada tahun 1898, di Kota Mesir pertama yaitu Alexandria. Taufik el Hakim
merupakan keturunan dari campuran keluarga Arab dan Turki, keluarga mereka merupakan
keluarga penati yang kaya raya. Ayah Taufik bekerja sebagai Hakim. Taufik el Hakim lulus dari
studi Sekolah Tinggi Hukum pada tahun 1924, dan setelah itu Ia meminta izin kepada Ayahnya
untuk pergi ke Paris, dan beralasan untuk mendalami ilmu hukum yang sudah Ia pelajari.
Namun, ketika Ia di Paris, tak sedikitpun mempelajari ilmu hukum. Ia hanya mendalami sastra
dan seni teater, dengan membaca banyak novel-novel. Novel yang paling monumental yang
ditulisnya adalah “Kembalinya Sang Arwah” pada tahun 1933 dan disusul “Burung dari Timur”.

20
SENABASTRA IX (Seminar Nasional Bahasa dan Sastra IX), Contemporary Issues In Language, Literature, And
Education, Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya UIN Malang, Mei 2017, Hal.441
DAFTAR PUSTAKA

Abidah, Dalilati. 2019. Skripsi: Analisis Nilai-Nilai Pendidikan pada Tokoh Utama dalam
Novel Perempuan Batih Karya A.R. Rizal Hubungannya dengan Pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMA. Bojonegoro: IKIP PGRI.
http://repository.ikippgribojonegoro.ac.id/108/1/2.%20Sampul%20%2B
%20Pengesahan%20%2B%20Bab%201-3.pdf. Diakses pada hari Jumat 21 Desember
2021 pukul 12.00.

Asri, Yasnur. 2011. Analisis Sosiologis cerpen “si Padang” karya Haris Effendi Thahar.
Jurnal Humaniora. Volume 23. No. 3. Dapat di akses melalui link
https://media.neliti.com/media/publications/11691-ID-analisis-sosiologis-cerpen-
sipadang-karya-harris-effendi-thahar.pdf. Diakses pada hari Jumat 21 Desember 2021
pukul 12.00.

Farida, Budurini. 2006. Skripsi: Novel Deana Pada Suatu Ketika Karya Titie Said: Sebuah
Pendekatan Psikologi Sastra. Surakarta: UNS.
https://core.ac.uk/download/pdf/16506612.pdf. Diakses pada hari Jumat 21 Desember
2021 pukul 12.00.

Helaludin, Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann Dalam Pengkajian Karya Sastra, UIN
Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Dapat diakses melalui link
https://www.researchgate.net/publication/323538537_Strukturalisme_Genetik_Lucien_
Goldmann_dalam_Pengkajian_Karya_Sastra. Diakses pada hari Jumat 21 Desember
2021 pukul 12.00.

Hermawan, Dani. 2019. Pemanfaatan Hasil Analisis Novel Seruni Karya Almas Sufea
Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA. Jurnal Bahasa Sastra Indonesia. Vol. 12. No. 1
http://unibba.ac.id/ejournal/index.php/metamorfosis/article/view/125. Diakses pada hari
Jumat 21 Desember 2021 pukul 12.00.
Kusuma, Okke Sumantri Zaimar. 2002. MAJAS DAN PEMBENTUKANNYA. MAKARA,
SOSIAL HUMANIORA, VOL. 6, NO. 2, DESEMBER 2002.
https://media.neliti.com/media/publications/4344-ID-majas-dan-pembentukannya.pdf.
Diakses pada hari Jumat 21 Desember 2021 pukul 12.00.

Lotto, Josilia Limbong. 2016. KEMAMPUAN MENENTUKAN UNSUR INTRINSIK


CERPEN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 10 KOTA PALOPO. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN
2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 2 Nomor 1.
https://journal.uncp.ac.id/index.php/onoma/article/view/895/764&ved=2ahUKEwj58_L
YpNvsAhXGc30KHUrrBCsQFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw3qL5koOS3u6knwJB_
gomwV. Diakses pada hari Jumat 21 Desember 2021 pukul 12.00.

Muhammad Wildan Sahidillah, dan Ivana Septia Rahaya. Fakta Kemanusiaan Dalam
Kumpulan Puisi Pandora Karya Oka Rusmini. Link mengakses Jurnal ini,
file:///C:/Users/USER/Downloads/39038-97646-3-PB.pdf. Diakses pada hari Jumat 21
Desember 2021 pukul 12.00.

Muzakki, Akhmad. 2011. Pengantar Teori Sastra Arab. Malang: UIN Maliki Press.

Nurhasanah, Dewi.2015. Strukturalisme Genetik Lucien Goldman dalam Novel Orang-orang


Proyek. Jurnal Humaniora. Vol 6, No.1. diakses melalui link Microsoft Word -
15_EKS_Dewi Nurhasanah_STRUKTURALISME-GENETIK _LUCIEN
GOLDMANN_.docx (neliti.com). Diakses pada hari Jumat 21 Desember 2021 pukul
12.00.
Nursisto. 2000. Iktisar kesusastraan Indonesia. YOGYAKARTA: Adicita Karya Nusa

SENABASTRA IX (Seminar Nasional Bahasa dan Sastra IX), Contemporary Issues In


Language, Literature, And Education, Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya UIN Malang,
Mei 2017, Hal.441
Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka jaya

Suryadi, Riza dan Agus Nurdin. 2016. Nilai Pendidikan dalam Antologi Cerpen Senyum
Karyamin Karya Ahmad Tohari. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. UNNES. Vol 6 (3) (2017): 314 – 322.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka. Diakses pada hari Jumat 21 Desember
2021 pukul 12.00.

Wahid, Sugira. 2004. Kapita Selekta Kritik Sastra. Universal Negeri Makassar.

Anda mungkin juga menyukai