Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH COVID19 TERHADAP AKTIVITAS

PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA


Lenti Iswari1, Muharir2
1
Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah STEBIS IGM Palembang
2
Prodi Ekonomi Syariah STEBIS IGM Palembang
Email: lenti@student.stebisigm.ac.id, muharir@stebisigm.ac.id

Abstract

Activity restrictions due to the Covid-19 pandemic have affected national


economic activity. Restrictions on community activities have an effect on
business activities which in turn have an impact on the economy. The economic
influence during the Covid period will only be covered in the crisis can be ended
before it causes mass business bankruptcy. However, at this time there have
been several business activities that have gone out of business and have cut off
the work of thousands of workers. President Joko Widodo (Jokowi) declared the
Corona virus pandemic (Covid-19) to be a heavy blow to the Indonesian
economy. Not only that, the pandemic has also caused world economic growth to
slow down.

Keywords: Covid-19, Growth, Economy, Indonesia

Abstrak

Pembatasan aktivitas akibat pandemi Covid-19 telah mempengaruhi aktivitas


ekonomi secara nasional. Pembatasan aktivitas masyarakat berpengaruh pada
aktivitas bisnis yang kemudian berimbas pada perekonomian. Pengaruh ekonomi
pada masa covid itu hanya akan tertutupi apabila krisis dapat diakhiri sebelum
menimbulkan kebangkrutan usaha secara massal. Namun saat ini sudah ada
beberapa kegiatan bisnis yang gulung tikar dan memutuskan kerja ribuan
buruhnya. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pandemi virus Corona
(Covid-19) menjadi pukulan berat bagi perekonomian Indonesia. Tidak hanya itu
saja, pandemi juga menyebabkan pertumbuhan ekonomi dunia melambat.

Kata Kunci: Covid-19, Pertumbuhan, Ekonomi, Indonesia

Pendahuluan
Kondisi Perekonomian masyarakat indonesia saat ini sedang tidak
stabil dikala pemerintah sedang berupaya untuk mengoptimalkan
kondisi Perekonomian di Indonesia, pandemi datang dengan segala
dampak negatifnya. Seperti yang kita ketahui sekarang bahwa dampak
dari pandemi ini sangat berpengaruh terhadap segala aspek terutama
pada kondisi kesehatan dan Perekonomian masyarakat. Dengan adanya
pandemi Covid-19 tidak dapat dipungkiri bahwa perekonomian
masyarakat Indonesia saat ini sedang berada dalam kondisi yang bisa
dibilang (tidak stabil).
13
Pengaruh Covid 19 Terhadap Aktivitas Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
Lenti Iswari, Muharir

Pada masa pandemi banyak sekali dampak negatif yang kita


rasakan, banyak para pekerja yang di PHK oleh perusahaannya, banyak
juga pekerjaan formal dan informal yang merasakan dampak dari pandemi
ini seperti: guru, dokter, karyawan RS, para pedagang, buruh, petani, dan
yang lainnya, mereka semua merasakan dampak negatif dari pandemi ini
yang menjadikan banyaknya pengangguran, kurangnya pemasukan,
bangkrutnya para pengusaha, dan yang lebih prihatinnya ada yang
sampai menutup perusahaannya.Beda halnya bila aktivitas normal mulai
diadakan, perusahaan perlu waktu mencari lagi pegawai baru untuk
memulai usahanya kembali, banyak perusahaan atau pedagang yang
akan tidak kuat bertahan selama pandemi ini masih ada.
Saat ini perekonomian global termasuk Indonesia mengalami
ketidakpastian dan mengarah pada resesi ekonomi karena pandemi
Covid-19. Perlambatan ekonomi pasti akan berdampak pada kinerja
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020. Pandemi
menimbulkan efek domino dari kesehatan ke masalah sosial dan ekonomi.
Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik
Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan III-2020 mencapai
Rp3.894,7 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.720,6
triliun. Ekonomi Indonesia triwulan III-2020 terhadap triwulan sebelumnya
meningkat sebesar 5,05 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan
tertinggi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar
24,28 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh
Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yang tumbuh
sebesar 16,93 persen.
Ekonomi Indonesia triwulan III-2020 terhadap triwulan III-2019
mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 3,49 persen (y-on-y). Dari sisi
produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami
kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 16,70 persen. Darisisi
pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami kontraksi
pertumbuhan terdalam sebesar 10,82 persen. Ekonomi Indonesia sampai
dengan triwulan III-2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,03
persen (c-to-c). Dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi
pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 15,61
persen. Sementara dari sisi pengeluaran hampir semua komponen
terkontraksi, Komponen Ekspor Barang dan Jasa menjadi komponen
dengan kontraksi terdalam sebesar 7,52 persen.
Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan III-2020
didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa sebesar 58,88 persen,
dengan kinerja ekonomi yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar
4,00 persen (y-on-y). Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2020 pada
seluruh kelompok pulau di Indonesia mengalami kontraksi pertumbuhan.
Kelompok provinsi di Pulau Bali dan Nusa Tenggara mengalami kontraksi
pertumbuhan terdalam sebesar 6,80 persen. Sementara itu, kelompok
provinsi lainnya yang mengalami kontraksi pertumbuhan antara lain Pulau
Kalimantan sebesar 4,23 persen, Pulau Sumatera sebesar 2,22 persen,
Pulau Maluku dan Papua sebesar 1,83 persen, serta Pulau Sulawesi
sebesar 0,82 persen.

JIMESHA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 1, Maret 2021 14
Pengaruh Covid 19 Terhadap Aktivitas Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
Lenti Iswari, Muharir

Pembahasan
Dampak Covid
Pandemi COVID-19 juga menimbulkan dampak yang mengerikan
terhadap investasi yang membuat masyarakat akan memilih untuk sangat
hati-hati dalam membeli barang bahkan untuk melakukan investasi.
Pandemi ini juga sangat mempengaruhi proyeksi pasar. Investor dapat
cenderung untuk tidak berinvestasi dikarenakan berubahnya asumsi pasar
dan tidak jelasnya supply chain (Mukharom & Aravik, 2020).
Pada sektor investasi, China adalah salah satu negara yang memiliki
dan menginvestasikan modalnya di Indonesia. Pada tahun 2019 silam,
realisasi atas investasi langsung dari China menduduki peringkat dua
terbesar setelah Singapura (Akhmad et al, 2019). Contohnya saja
investasi dari China untuk salah satu wilayah di Indonesia yaitu Sulawesi
senilai 5 milyar USD sedang dalam tahap pelaksanaan, namun pekerja
dari China masih terhambat untuk datang ke Indonesia sehingga investasi
tersebut masih ditunda.
Indonesia sendiri telah membuat aturan kebijakan pembatasan untuk
bepergian ke dan dari negara-negara yang masuk dalam zona merah
penularan selama pandemi COVID-19 dengan tujuan untuk memutus
mata rantai penularan COVID-19, langkah ini mengikuti kebijakan yang
telah lebih dulu dilaksanakan oleh beberapa negara. Kebijakan
pembatasan ini memberikan dampak terhadap jadwal penerbangan,
bagaimana tidak beberapa maskapai melakukan pembatalan terbang dan
sebagian maskapai lagi terpaksa tetap melaksanakan penerbangan
meskipun sebagian besar bangku pesawatnya tidak terisi demi
pemenuhan hak pelanggan. Para pelanggan sebagian besar juga
melakukan cancel atas order tiket penerbangan dikarenakan semakin
mewabahnya sebaran COVID-19. Situasi tersebut memaksa pemerintah
untuk mengambil langkah dan kebijakan dengan memberi potongan harga
untuk para pelancong dengan tujuan Malang, Yogyakarta, Belitung,
Manado, Batam, Labuan Bajo, Bintan, Lombok, Denpasar dan Danau
Toba.
Sebagian besar negara Eropa juga membuat kebijakan atau aturan
yang mewajibkan seluruh maskapai penerbangan harus menggunakan
sekitar 80% kuota penerbangan yang beroperasi ke luar benua Eropa
sehingga tidak kehilangan kuota dari maskapai pesaingnya. Kebijakan
pembatasan untuk bepergian ke negara-negara yang masuk dalam zona
merah penularan COVID-19 tidak saja dilakukan oleh Indonesia saja,
melainkan juga telah dilakukan oleh Australia, China, Rusia, Italia,
Singapura dan negaranegara lain.
Dampak COVID-19 pada sektor pariwisata juga tidak luput dari
ancaman. Data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik menjelaskan
pada tahun 2019 pelancong asing asal China yang datang ke Indonesia
menyentuh angka 2.07 juta pelancong atau sebesar 12.8% dari jumlah
keseluruhan wisatawan asing sepanjang 2019. Pandemi COVID-19
mengakibatkan wisatawan yang datang ke Indonesia menjadi merosot.
Sektor-sektor pendukung pariwisata yaitu restoran, hotel hingga
pengusaha retail juga terdampak akibat pandemi COVID-19. Keuntungan
hotel mengalami penurunan hingga 40% sehingga berdampak pada
operasional hotel dan mengancam kelangsungan bisnisnya. Turunnya

JIMESHA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 1, Maret 2021 15
Pengaruh Covid 19 Terhadap Aktivitas Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
Lenti Iswari, Muharir

pengunjung asing juga berpengaruh terhadap pendapatan rumah makan


atau restoran yang pelanggannya lebih dominan adalah para pengunjung
dari luar negeri (Block, 2017). Lemahnya pertumbuhan pariwisata juga
berdampak pada industri retail. Adapun daerah yang sektor retailnya
paling terdampak adalah Jakarta, Medan, Bangka Belitung, Kepulauan
Riau, Manado dan Bali.
Pandemi COVID-19 juga diperkirakan akan mempengaruhi sektor
usaha mikro, kecil dan menengah, hal tersebut dikarenakan para
pengunjungan asing yang datang ke suatu destinasi biasanya akan
membeli cinderamata untuk di bawa pulang. Jika pengunjung asing yang
berkunjung turun, dapat dipastikan pendapatan atas usaha mikro, kecil
dan menengah juga akan turun (Saidi et al, 2017). Bank Indonesia telah
merilis data di tahun 2016 terkait sektor usaha mikro, kecil dan menengah
yang menyatakan bahwa usaha mikro, kecil dan menengah sangat
dominan dalam unit bisnis di Indonesia dan jenis usaha mikro mampu
menyerap banyak tenaga kerja. Indonesia telah melakukan beberapa
langkah dalam mengurangi efek dari pandemi COVID-19 diantaranya
adalah melakukan penurunan atas BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar
25 bps menjadi 4.75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps
menjadi 4.00% dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi
5.50%. Langkah ini diterapkan guna menstimulus pertumbuhan ekonomi
domestik di tengah tertahannya prospek pemulihan ekonomi global akibat
pandemi COVID-19. Selain itu untuk menjaga agar inflasi dan stabilitas
eksternal tetap terkendali serta untuk memperkuat momentum
pertumbuhan ekonomi Bank Indonesia harus dapat mencermati
perkembangan ekonomi global dan domestik (Mukharom & Aravik, 2020).
Pandemi COVID-19 tidak hanya menimbulkan dampak yang horor,
namun juga dapat memberi pengaruh yang baik terhadap perekonomian
Indonesia. Diantaranya yaitu pasar ekspor baru selain China dapat
memiliki peluang yang besar untuk masuk ke Indonesia. Selain itu,
ekonomi dalam negeri juga akan lebih terdongkrak dikarenakan
pemerintah akan lebih memperkuat produksi dalam negeri daripada
menarik keuntungan dari pihak asing. Pandemi COVID-19 juga dapat
dimanfaatkan sebagai koreksi agar investasi dapat stabil walaupun
ekonomi global sedang terancam. Negara terdampak pandemi COVID-19
bukan hanya Indonesia saja, akan tetapi hampir seluruh belahan dunia
juga terdampak dengan pandemi ini. Pertemuan G20 telah dilaksanakan
untuk membahas COVID-19 yaitu tepatnya pada tanggal 22-23 Februari
2020 di Arab Saudi. Anggota G20 yang telah dilaksanakan tersebut terdiri
dari beberapa negara yaitu Indonesia, Argentina, Australia, Brasil,
Amerika Serikat, China, Perancis, Jerman, India, Uni Eropa, Arab Saudi,
Inggris, Meksiko, Rusia, Korea Selatan, Afrika Selatan, Italia, Turki,
Jepang dan Kanada.
Pandemi COVID-19 telah menjadi fokus diskusi pada pertemuan
G20, negara-negara yang tergabung dalam organisasi tersebut
menyampaikan empati kepada negara dan penduduknya yang terdampak
COVID-19 (Spagnuolo et al, 2020). Timbulnya tekanan dunia terhadap
Covid-19 memicu negara yang tergabung dalam G20 untuk memperkokoh
kerja sama luar negeri. Seluruh negara di dalam organisasi tersebut
sepakat untuk meningkatkan pengawasan terhadap akibat yang muncul

JIMESHA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 1, Maret 2021 16
Pengaruh Covid 19 Terhadap Aktivitas Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
Lenti Iswari, Muharir

terkait COVID-19. Selain itu, dunia juga harus mulai mewaspadai berbagai
potensi risiko serta memiliki misi yang sama yaitu menerapkan kebijakan
yang efektif berupa kebijakan struktural moneter, maupun fiskal (Hua &
Shaw, 2020).
Pandemi COVID-19 juga direspons dengan kegiatan yang
dilaksanakan oleh G20 dengan tema Realizing The Opportunity of The
21st Century yang dilaksanakan di Arab Saudi. Perkembangan teknologi
yang sangat pesat sehingga mengubah tatanan perekonomian global
menuju ekonomi dan keuangan digital adalah yang melatarbelakangi
kegiatan ini (Kickbusch et al., 2020).
Akan tetapi, perekonomian belum didukung oleh partisipasi
masyarakat khususnya pada UMKM, perempuan, dan kelompok muda
yang dipandang belum maksimal, sehingga dibutuhkan kebijakan dalam
stimulus perekonomian melalui pemanfaatan teknologi. Selain itu,
kegiatan tersebut juga membahas penguatan pengaturan dan
pengawasan sektor keuangan serta pengembangan pasar modal
domestik. Penguatan sistem keuangan pada sektor keuangan, dengan
penerapan agenda reformasi sektor keuangan dan pemanfaatan teknologi
adalah tujuan utama para Gubernur Bank Sentral negara-negara G20 dan
Menteri Keuangan (Rusydiana et al, 2019).
Perencanaan Standard Setting Bodies, Committee on Payments
and Market Infrastructure, dan Financial Stability Board dalam menyusun
langkah-langkah penguatan sistem pembayaran lintas negara juga
disambut dengan baik. Gubernur Bank Indonesia menyatakan Indonesia
sangat mendukung penuh agenda Presidensi G20 Arab Saudi khususnya
terkait transisi London Interbank Offered Rate dan cross borde payments.
Hal tersebut dilakukan karena perekonomian dunia khususnya Indonesia
sedang memasuki fase horor yang timbul dikarenakan pandemi COVID-
19, sehingga peneliti tertarik untuk mencari informasi lebih dalam terkait
dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui dampak pandemi COVID-19 terhadap
perekonomian Indonesia dan diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan kontribusi kepada investor, perusahaan dan pemerintah
sehingga dapat mengantisipasi dampak pandemi COVID-19 terhadap
perekonomian Indonesia agar kedepannya dapat dilakukan
kebijakankebijakan yang dapat meminimalisir terjadinya resesi ekonomi
lebih dalam akibat dampak pandemi COVID-19.

Langkah Pemerintahan
Menurut Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan,
triwulan III menjadi momentum bangkitnya perekonomian Indonesia, agar
tak tergelincir ke jurang resesi. Sejumlah pakar ekonomi pun berpendapat,
pembukaan aktivitas ekonomi di tengah pandemi Covid-19 mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi. Mengingat hal tersebut, pemerintah
mengambil langkah cepat dengan menyiapkan lima langkah agar
perekonomian nasional kembali positif.
Pertama, melakukan belanja besar-besaran guna meredam kontraksi
ekonomi akibat pandemi Covid-19. Langkah tersebut dipilih karena, pada
masa krisis akibat pandemi Covid-19, belanja pemerintah diakui sebagai
instrumen pengungkit pemulihan ekonomi. Di samping itu, sektor swasta

JIMESHA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 1, Maret 2021 17
Pengaruh Covid 19 Terhadap Aktivitas Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
Lenti Iswari, Muharir

dan UMKM harus dipulihkan dengan stimulus. “Lewat belanja besar-


besaran, permintaan dalam negeri meningkat dan dunia usaha tergerak
untuk berinvestasi,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Airlangga Hartarto.
Kedua, pemerintah membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan
Pemulihan Ekonomi Nasional. Pada komite ini, Airlangga Hartarto
bertindak sebagai pemimpin, dan Erick Thohir selaku Ketua Pelaksana.
Komite tersebut akan memastikan penanganan kesehatan dan ekonomi
berjalan sinergi, dan menjaga pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020.
Ketiga, pemerintah memberi bantuan kredit berbunga rendah, dan
menyiapkan berbagai program agar UMKM bergeliat kembali. Salah
satunya adalah kebijakan restrukturisasi dan subsidi bunga kredit.
Keempat, pemerintah menempatkan dana di perbankan guna
memutar roda ekonomi. Adapun penempatan yang telah dilakukan adalah
Rp 30 triliun di Himpunan Bank Milik Negara, dan Rp 11,5 triliun di Bank
Pembangunan Daerah. Berkat langkah tersebut, penyaluran kredit
perbankan mulai membaik.Terbukti hingga Rabu (22/7/2020), penyaluran
kredit dari penempatan dana di Himpunan Bank-bank Milik Negara
(Himbara) telah dilakukan kepada 518.797 debitur, dengan nilai mencapai
Rp 43,5 triliun.
Kelima, pemerintah melakukan penjaminan kredit modal kerja untuk
korporasi. “Perbankan telah menandatangani perjanjian penjaminan,
terutama untuk sektor padat karya,” kata Airlangga. Dengan kelima
langkah tersebut, pemerintah menegaskan bahwa perkataan segelintir
pengamat yang mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan
semakin parah hanyalah asumsi negatif. Terlebih Lembaga keuangan
International Monetary Fund (IMF) memprediksi, pada 2021 Indonesia
akan menjadi negara dengan pemulihan ekonomi tercepat setelah Cina.
Biaya penanganan Covid-19 Airlangga menjelaskan mengenai biaya
penanganan Covid-19 pada 2020 di berbagai sektor, yakni untuk
menangani:
1. Kesehatan Jumlahnya sebesar Rp 87,55 triliun seperti untuk: Belanja
penanganan Covid-19 Insentif tenaga medis Santunan kematian
Bantuan iuran JKN dan lain-lain.
2. Perlindungan sosial Jumlahnya mencapai Rp 203,90 triliun untuk:
PKH Sembako Bansos Jabodetabek Bansos Non Jabodetabek Pra
Kerja Diskon listrik Logistik BLT Dana Desa
3. Insentif usaha Jumlahnya mencapai Rp 120,61 triliun untuk: PPh 21
DTP Pembebasan PPh 21 Impor Pengurangan angsuran PPh 25
Pengembalian pendahuluan PPN dan lainnya
4. UMKM Jumlahnya mencapai Rp 123,46 triliun untuk: Subsidi bunga
Penempatan dana untuk restru Belanja UP Penjaminan untuk modal
kerja PPh Dinal UMKM DTP Pembiayaan investasi kepada koperasi
melalui LBDB KUMKM
5. Pembiayaan koperasi Jumlahnya mencapai Rp 53,57 triliun untuk:
Penempatan dana untuk restru padat karya PMN Talangan
(investasi) untuk modal kerja
6. Sektoral K/L & Pemda Jumlahnya mencapai Rp 106,11 triliun untuk:
Program padat karya K/L Insentif perumahan Pariwisata Cadangan
DAK Fisik Fasilitas pinjaman daerah Cadangan perluasan

JIMESHA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 1, Maret 2021 18
Pengaruh Covid 19 Terhadap Aktivitas Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
Lenti Iswari, Muharir

Penanganan kesehatan yakni untuk belanja obat-obatan, rumah


sakit, tenaga kesehatan dan vaksin.
Pemulihan ekonomi Sisi demand: menjaga daya beli masyarakat
melalui bansos dan program padat karya. Sisi supply: memberi dukungan
bagi dunia usaha melalui berbagai insentif fiskal, penempatan dana,
subsidi bunga dan penjaminan.

Kesimpulan
Dampak pandemi COVID-19 menyebabkan rendahnya sentimen
investor terhadap pasar yang pada akhirnya membawa pasar ke arah
cenderung negatif. Langkah-langkah strategis terkait fiskal dan moneter
sangat dibutuhkan untuk memberikan rangsangan ekonomi. Seiring
berkembangnya kasus pandemi COVID-19, pasar lebih berfluktuasi ke
arah yang negatif. Tidak hanya itu saja, lambatnya kegiatan ekspor
Indonesia ke China juga memiliki dampak yang signifikan terhadap
perekonomian Indonesia. Lambatnya ekonomi global saat ini sangat
berdampak terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia.

JIMESHA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 1, Maret 2021 19
Pengaruh Covid 19 Terhadap Aktivitas Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
Lenti Iswari, Muharir

DAFTAR PUSTAKA

https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/11/05/1738/ekonomi-indonesia-
triwulan-iii-2020-tumbuh-5-05-persen--q-to-q-.html
https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/11/102500165/pandemi-
covid-19-apa-saja-dampak-pada-sektor-ketenagakerjaan-
indonesia-?page=all.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4297306/akibat-corona-13-
perusahaan-di-tangerang-bangkrut-dan-phk-ribuan-karyawan
https://www.kompas.com/edu/read/2020/10/25/050500571/menko-
airlangga-seperti-ini-peta-jalan-ekonomi-indonesia-saat-
pandemi?page=all
https://nasional.kompas.com/read/2020/08/07/16224171/5-upaya-
pemerintah-kembalikan-pertumbuhan-perekonomian-
nasional?page=all
http://ejournal.lldikti10.id/index.php/benefita/article/view/5313/1812
https://sukabumiupdate.com/detail/bale-warga/opini/78017-Kondisi-
Perekonomian-Masyarakat-di-Tengah-Pandemi-Indonesia
Mukharom, M., & Aravik, H. (2020). Kebijakan Nabi Muhammad Saw
Menangani Wabah Penyakit Menular dan Implementasinya dalam
Konteks Penanggulangan Coronavirus Covid-19. SALAM: Jurnal
Sosial Dan Budaya Syar-I, 7(3).
https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i3.15096

JIMESHA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Syariah, Vol. 1 No. 1, Maret 2021 20

Anda mungkin juga menyukai