PENDAHULUAN
oleh berbagai pihak. Namun dari semua upaya yang telah dilakukan, perang
atau sengketa bersenjata masih tetap saja menjadi salah satu ciri dalam
suatu hal yang biasa bagi peradaban umat manusia, karena selama masih
bersenjata tersebut akan tetap ada.Hal ini dapat kita telusuri dari sejarah yang
Jadi perang adalah salah satu bentuk peristiwa yang akan selalu
dan perang merupakan sesuatu hal yang sulit dihindari dan dihilangkan.
dampak yang sangat luas. Karena tidak hanya berdampak pada bagi negara
yang melakukannya tapi juga negara lain yang juga mempunyai perhatian
khusus terhadap dampak yang ditimbulkan oleh peperangan. Tidak ada hal
1
kerugian besar dan penderitaan yang sangat besar bagi umat manusia seperti
berupa kayu dan batu sampai dengan menggunakan senjata api. Manusia pun
massal contoh pembuatan trebuchet atau yang lebih dikenal dengan altileri
yang berperang bahkan negara Turki pada masa perang salib mampu membuat
Hal ini dapat kita lihat dalam invasi Sekutu ke Irak tahun 2003 dengan
serangan sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) untuk mencari dan
Invansi ini secara resmi dimulai tanggal 19 maret 2003. Tujuan resmi yang
1 F.Sugeng Istanto, Penerapan Hukum Humaniter Internasional pada orang sipil dan
perlindungannya dalam pertikaian bersenjata. Makalah Seminar Nasional tentang Palang Merah
Internasional dalam Pertikaian Bersenjata Non-internasional, Ujung Pandang, 1979, hal 11.
2
senjata pemusnah massal Irak, mengakhiri dukungan Saddam Hussein kepada
bersenjata suatu negara memasuki daerah yang dikuasai oleh suatu negara lain,
berkuasa. Invasi bisa menjadi penyebab perang, bisa digunakan sebagai strategi
untuk menyelesaikan perang, atau bisa menjadi inti dari perang itu sendiri.3
untuk invasi ini, dengan dukungan dari pasukan koalisi yang terdiri dari lebih
dari 20 negara dan suku Kurdi di utara Irak.4 Invasi Irak 2003 inilah yang
berasas manfaat.5
tempur dari Inggris dan Australia dengan melibatkan satuan darat, laut dan
udara, serta satuan administrasi dari Spanyol dan Polandia, dengan satuan-
satuan tempur utama. Ketika Irak sudah jatuh ketangan Koalisi, masih terus
2
http://sejarah-kotaku.blogspot.co.id/2015/06/perang-teluk-iii-amerika-serikat-vs.ht ml,
diakses pada tanggal 26 juli 2017, Pukul 17:56 Wib.
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Invasi, diakses pada tanggal 4 april 2017, Pukul 19:08 Wib.
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Koalisi , diakses pada tangga 4 september 2017, Pukul 22:17
Wib.
5
Ibid.
3
terjadi peperangan yang digelorakan pemberontak melawan tentara koalisi
Invansi ke Irak oleh Amerika Serikat dan koalisinya ini karena tuduhan
yang sifatnya tidak benar. Sebab, setelah perang selesai, tidak terbukti adanya
tuduhan tersebut dan justru pihak Amerika Serikat dan koalisinyalah yang
menuduh Irak telah melanggar resosuli PBB, kebijakan yang menindas rakyak
Seperti sejarah tahun 2003 silam sekutu ikut campur tangan urusan
tersebut, juga tidak sedikit korban jiwa yang berjatuhan dari warga sipil.
Bahkan, sejumlah jurnalis internasional tewas dan hilang. Dengan kata lain,
Sadaam dengan suka cita. Akan tetapi, usai tumbanganya sang diktaktor di
Irak, ternyata masih juga banyak terjadi perang saudara antar kelompok yang
Dimana-mana terjadi teror dan bom bunuh diri. Ini semua terjadi karena ulah
4
dan skenario sekutu untuk menguasai Irak dan menjadikannya sebagai boneka
Amerika Serikat.6
Dalam hal ini dengan pendapat Karl Van Clausewitz yang menyebutkan
tertentu”.7 Seperti halnya akan kepentingan politik bahwa maksud tertentu dan
agenda tertentu dapat kita lihat pada invansi Amerika Serikat pada tanggal 20
Destruction (WMD) ) yang tidak dapat dibuktikan oleh AS. Ironis dengan apa
Seperti yang kita ketahui warisan dari perang dingin ialah munculnya
senjata baru yang lebih mematikan dan sangat berbahaya bagi kelansungan
6
https://myrepro.wordpress.com/2016/06/11/perang-iraq-invasi-usa-ke-iraq/, diakses pada
tanggal 4 september 2017, Pukul 19:20 Wib.
7
Starke, J.G, Hukum Internasional 2, Sinar Grafika, Jakarta, 1977, hal 35.
8
https://fersyhana.wordpress.com/2011/12/22/invasi-amerika-serikat-ke-irak-tahun-2003/ ,
diakses pada tanggal 4 September 2017, Pukul 19:32 Wib.
5
hidup manusia dimana pembuatan akan senjata-senjata tersebut dibuat tanpa
adanya pengawasan yang tegas oleh PBB seperti halnya bom-bom gas,
karena perang tersebut bukanlah merupakan untuk membela diri hal ini
kellog Pact atau paris Pact tahun 1928. Dan yang lebih parahnya lagi AS dalam
invasinya ke Irak menggelar seluruh armada perangnya baik dari darat, laut dan
udara untuk menjadikan Irak tempat uji coba senjata-senjata canggihnya. Tak
“Operation Iraqi Freedom” yang nota bane hanyalah sebagai sarana ladang
9
Santoni, Roni, Perang irak gelar senjata pemusanah massal AS, Angkasa no.7, April
2003 th XIII, hal 18. Dalam Jurnal Hukum, Nofan Herawan, Penggunaan Bom Cluster Dan
Kaitannya. Dengan Pelanggaran Hukum Humaniter Di Timur Tengah, Fakultas Hukum Sumatra
Utara, 2008, hal 14.
6
Dalam operasi militer ini Amarika mengerahkan seluruh alat-alat perang
JDAM (joint direct attack munition), BLU-828 Daisy Cutter, BGM 109
Bomb.10 Semua arsenal tadi merupakan ancaman yang sangat serius apabila
terjadi salah sasaran dan menegnai rakyat sipil yang tak berdosa dan hal yang
di takutkan tersebut terjadi sampai saat detik ini di negeri 1001 malam tersebut.
detectable fragments).
senjata yang termasuk di dalam kategori protokol tersebut dan pada point III
armed conflict yang menyebabkan kerusakan hebat dan yang tidak selayaknya
10
Aviantara, Dodi, , Sang Penebar Maut, Angkasa no.7, April 2003 th XIII, hal 20-21.
Dalam Jurnal Hukum, Nofan Herawan, Penggunaan Bom Cluster Dan Kaitannya. Dengan
Pelanggaran Hukum Humanite Di Timur Tengah, Fakultas Hukum Sumatra Utara, 2008, hal 14.
7
cara-cara yang dimaksudkan atau diharapkan akan menimbulkan kerusakan
luas berjangka waktu lama dan dahsyat terhadap lingkungan alam (Pasal 35).
BLU-97/B cluster minition karena merupakn salah satu bom yang paling
ancaman bagi kemanusiaan karena bom tersebut bersifat multi fungsi dan
Bom cluster ini apabila di jatuhkan pada keetinggian tertentu antara 300
sampai dengan 3000 kaki maka ia akan pecah menjadi beberapa bagian-bagian
bom yang ukurannya sangat kecil namum mematikan. Secara teorinya bom
hanya lima persen saja yang meledak apabila menyentuh tanah dan bom-bom
kecil yang tidak meledak tadi akan beralih fungsi menjadi ranjau. Hal tersebut
merupakan menjadi ancaman yang sangat serius bagi rakyat sipil. Ini terbukti
dengan laporan bahwa kematian sipil dalam perang Irak tahun 2003 salah
satunya berasal dari bom ini. Apalagi AS dan sekutunya menggunakan bom ini
untuk menghantam sasaran militer yang terletak di kota seperti Baghdad yang
padat penduduk.
oleh militer agresor Amerika selama invasinya di Irak tahun 2003 dan perang
Teluk tahun 1991. Lembaga ini mengatakan bahwa terdapat lebih dari 61.000
11
http://en.wikipedia.org/wiki/cluster bomb, diakses pada tanggal 28 juli 2017, pukul 16:37
wib.
8
bom curah/cluster bombs yang dapat membunuh ribuan orang yang telah
digunakan di Irak dalam dua masa perang tersebut. Rakyat sipil bahkan anak-
anak adalah korban dari persenjataan curah/cluster, dimana hari ini terus
konflik Timur Timur tengah yang belum berakhir," ujar Sarah Leah Whitson12
Lebih lanjut menurut HRW, dalam perang teluk yang melibatkan Inggris,
Prancis dan Amerika, telah dijatuhkan 61.000 bom curah yang mengandung 20
juta sub bom di Irak dan Kuwait. Dan hampir 13.000 bom curah yang
mengandung sekitar 1,8- 2 juta sub bom yang dijatuhkan di tanah Irak pada
invasi militer AS tahun 2003.13 Atas dasar inilah perlu adanya diadakan suatu
regulasi baru yang mengikat untuk melindungi rakyat sipil dari ancaman
Arms control. Arms control merujuk pada suatu tindakan pengaturan yang
tertentu berkaitan dengan hal tersebut. Tujuan dari arms control ini adalah
jatuhnya korban sipil dalam perang dengan jumlah yang sangat banyak. Ini
tambahan dalam Konvensi Jenewa 1949 yakni Protokol I, II, dan III yang
12
http://walidrahmanto.blogspot.co.id/2009/12/as-gunakan-ribuan-bom-curah-di-irak.html,
diakses pada tanggal 4 Agustus 2017, pukul 20:02.
13
Ibid.
9
melarang penggunaan senjata-senjata yang akibatnya mencelakai dengan
dari peraturan ini. Seorang pakar bernama W.J fenrick14 dalam tulisannya “new
rakyat sipil.
B. Rumusan Masalah
internasional ?
14
GPH Haryomataram, Pengantar Hukum Humaniter, Rajawali Press, Jakarta, 2005, hal 4.
10
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dari
humaniter internasional
humaniter internasional
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penulisan skripsi ini dapat berguna bagi penulis sendiri yaitu sebagai
ilmu pengetahuan dan wawasan, serta penulisan skripsi ini dapat berguna
bagi penulis yaitu sebagai modal yang baik untuk penulisan karya tulis
kedepannya.
2. Manfaat Praktis
khususnya fakultas dan jurusan agar kelak tulisan bisa menjadi rujukan bagi
11
E. Metode Penelitian
hipotesa yang ada.15 Adapun metode ilmiah yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Pendekatan Masalah
cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Jenis penelitian hukum
ada.16
2. Jenis data
yang bersumber pada data sekunder. Data dalam penelitian ini penulis
15
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 1991 hal. 2.
16
Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta:PT. Raja
Grafindo, 2006, hal. 123.
12
peraturan-peraturan yang berhubungan dengan hukum humaniter
internasional.17
Sedangkan jenis data yang digunakan dari aspek data skunder terdiri
dari :
1977.
ilmiah, tesis, artikel media masa atau jurnal hukum serta penelusuran
17
Ibid.
18
Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta:Sinar Grafika, 2009, hal 47.
19 Ibid, hal 23.
13
c. Bahan Hukum Tersier
hasil penelitian.
14
Data yang diperoleh akan diedit terlebih dahulu guna mengetahui apakah
data-data yang di peroleh tersebut sudah cukup baik dan lengkap untuk
dengan cara menyusun kembali, meneliti dan memeriksa data – data yang
Yaitu pemberian tanda pada data yang diperoleh, baik berupa penomoran
5. Analisis data
Analisis data yang digunakan yaitu analisis kualitatif, yaitu dimana hasil
di ungkap sebelumnya.
21
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 2008, hal 52.
15
F. Sistematika Penulisan
Dalam hal untuk lebih memudahkan pemahaman dalam tulisan ini, maka
akan diuraikan secara garis besar dan sistematis mengenai hal-hal akan
ABTRAK
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
internasional.
16
humaniter internasional, dan sanksi yang dapat diberikan
BAB IV : PENUTUP
DAFTAR KEPUSTAKAAN
17