Referat Dry Eye Graciela 406192036
Referat Dry Eye Graciela 406192036
KERATOCONJUNTIVITIS SICCA
Pembimbing:
dr. Meriana Rasyid, Sp.M
Disusun oleh:
Graciela Aprilia Djohan
406192036
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
referat dengan topik “Keratoconjunctivitis Sicca” dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan hati terbuka penulis menerima segala saran
dan kritik yang diberikan yang bersifat membangun demi kesempurnan penulisan referat
ini.
Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
yang telah meluangkan waktu dan memberikan ilmu serta bimbingan selama siklus
kepaniteraan ilmu kesehatan mata periode 11 – 16 Mei 2020.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga referat ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
Referat:
Keratokonjunctivitis Sicca
Disusun oleh:
BAB I
PENDAHULUAN
Tear film merupakan lapisan tipis yang melindungi kornea dan epitelium
konjungtiva.1 Mata kering terjadi mata ketika volume atau fungsi air mata tidak adekuat,
sehingga menyebabkan ketidakstabilan tear film dan penyakit pada permukaan mata. Tear
film didistribusikan di atas permukaan mata secara mekanis dengan cara mengedipkan mata
oleh neuron.2
Mata kering merupakan hal umum terutama pada perempuan pasca menopause dan
orangtua.2 Mata kering juga merupakan salah satu alasan paling umum untuk kunjungan ke
dokter mata.3 Studi saat ini memperkirakan bahwa sekitar 16,4 juta orang Amerika (6,8% dari
populasi orang dewasa AS) telah didiagnosis menderita penyakit mata kering. Gejala mata
kering sangat mempengaruhi pasien seperti efek pada fungsi visual, aktivitas hidup sehari-
hari, pekerjaan profesional, dan kualitas hidup.4
Gejala yang sering dikeluhkan olah pasien adalah sensasi berpasir. Gejala yang umum
lainnya yang sering terjadi adalah sekresi mukus berlebihan, tidak mampu menghasilkan air
mata, sensasi terbakar, fotosensitivitas, merah, sakit dan sulit menggerakan palpebra. 5
Konfirmasi diagnosis penyakit mata kering paling baik dibuat berdasarkan riwayat dan
dengan penggunaan slit lamp.3 Pada pemeriksaan secara kasar, mata mungkin tampak
normal, tetapi pada pemeriksaan slitlamp dapat ditemukan indikasi kekeringan kronis dan
iritasi.1 Pasien yang memiliki penyakit dengan gejala ringan biasanya hanya membutuhkan
perawatan sederhana. Intervensi kompleks dilakukan pada peyakit dengan gejala berat untuk
mencegah terjadinya ulserasi kornear dan jaringan parut pada konjungtiva. Penyakit mata
kering ini diperberat dengan penggunaan lensa kontak dan operasi laser refraktif.6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Kompleks lakrimalis terdiri dari glandula lakrimalis, glandula lakrimalis aksesori,
kanalikuli, sakus larimalis, dan ductus nasolakrimalis.1
1. Bagian Orbita
Terletak di dalam fossa lakrimalis dan berbentuk kenari pada segmen temporal
atas anterior dari orbita dipisahkan dari bagian palpebra oleh kornu lateralis dari
muskulus levator palpebra.1
2. Bagian Palpebra
Bagian palpebra yang lebih kecil terletak tepat diatas segmen temporal dari
forniks konjungtiva superior. Duktus sekretoris menghubungkan bagian orbital
dan palpebra glandula lakrimalis dengan forniks konjungtiva superior. Glandula
lakrimalis aksesori terletak didalam substansia propia di konjungtiva palpebra. Air
mata mengalir dari lakuna lakrimalis melalui punctum superior dan inferior dan
kanalikuli ke sakus lakrimalis, yang terletak didalam fossa lakrimalis. Air mata di
arahkan ke dalam punctum oleh isapan kapiler, gaya berat dan kedipan. Kekuatan
gabungan dari isapan kapiler dalam kanalikuli, gaya berat dan kerja memompa
dari otot horner yang merupakan perluasan muskulus orbikularis okuli ke titik di
belakang sakus lakrimalis, semua cenderung meneruskan aliran air mata ke bawah
melalui ductus nasolakrimalis ke dalam hidung.1
3. Pembuluh darah dan Limfe
Pasokan darah dari glandula lakrimalis berasal dari arteri lakrimalis. Vena yang
mengalir pergi dari kelenjar bergabung dengan vena oftalmika. Drainase limfe
menyatu dengan pembuluh limfe konjungtiva untuk mengalir ke dalam
limfonodus pra-aurikula.1
4. Persarafan
Pasokan saraf ke glandula lakrimalis adalah melalui:
a) Nervus lakrimalis (sensoris), sebuah cabang dari divisi trigeminus
b) Nervus petrosus superfisialis magna (sekretoris)
c) Nervus simpatis yang menyertai arteria lakrimalis dan nervus lakrimalis.1
1. Lapisan Lipid
Berfungsi untuk mencegah penguapan lapisan air dan menjaga ketebalan tear film.
Berperan sebagai surfaktan yang memungkinkan penyebaran tear film. Jika terjadi
evaporasi dan menyebabkan mata kering.
2. Lapisan aqueous
Kelenjar lakrimal utama menghasilkan sekitar 95% komponen air mata aqueous
dan sisanya dihasilkan oleh kelenjar lakrimal aksesori Krause dan Wolfring.
Berfungsi untuk menyediakan oksigen pada epitel kornea, terdapat IgA, lisozim
dan laktoferin sebagai aktivitas antibakteri. Selain itu berfungsi untuk
membersihkan ransangan berbahaya dan memfasilitasi transportasi leukosit
setelah cedera.
3. Lapisan Mukus
Lapisan mukus dalam terdiri dari glikoprotein dan melapisi sel epitel kornea dan
konjungtiva. Membran sel epitel terutama terdiri dari lipoprotein dan relatif
hidrofobik. Sebagian musin diserap ke membran sel epitel kornea dan dibawa oleh
mikrovili sel epitel permukaan. Hal tersebut memberikan permukaan yang
hidrofilik untuk menyebarkan air mata aquoues dengan cara menurunkan
tegangan permukaan.
2.2.2 Fisiologi
Tear film didistribusikan di atas permukaan mata secara mekanis dengan cara mengedipkan
mata oleh neuron. Tiga faktor diperlukan untuk melapisi kembali yang efektif dari tear film
air:2
- Refleks kedipan normal.
- Kontak antara permukaan okular eksternal dan kelopak mata.
- Epitel kornea normal.
Hormonal
- Androgen adalah hormon utama yang bertanggung jawab untuk pengaturan produksi
lipid.
- Estrogen dan reseptor progesteron pada konjungtiva dan kelenjar lakrimal sangat
penting untuk fungsi normal jaringan ini.
Saraf melalui serat yang berdekatan dengan kelenjar lakrimal dan goblet.
2.3.2 Epidemiologi
Mata kering merupakan salah satu gangguan yang sering pada mata dan persentase
insidenisinya sekitar 10-30% dari populasi.7,8 Studi saat ini memperkirakan bahwa sekitar
16,4 juta orang Amerika (6,8% dari populasi orang dewasa AS) telah didiagnosis dengan
penyakit mata kering. Prevalensi penyakit mata kering leibh tinggi pada wanita dan
meningkat seiring bertambahnya usia. Satu studi berbasis populasi baru-baru ini menemukan
prevalensi 11,3% di antara semua orang dewasa yang berusia lebih dari 50 tahun. Dampak
penyakit mata kering pada pasien yang terkena sangat signifikan, seperti gangguan fungsi
visual, aktivitas hidup sehari-hari, pekerjaan dan kualitas hidup. 4 Penyakit mata kering terjadi
akibat penurunan produksi aqueous atau peningkatan evaporasi air mata, paling sering
disebabkan oleh evaporasi air mata akibat disfungsi kelenjar meibomian.7
2.3.3 Etiologi
Penyebab sindrom mata kering mempengaruhi lebih dari satu komponen tear film dan
kestabilannya atau menyebabkan perubahan permukaan mata.1 (Gambar 4)
Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan penyakit mata kering.
Salahnya satunya jenis kelamin, wanita memiliki factor risiko lebih tinggi hampir dua kali
lipat dari pada pria. Selain itu usia lanjut juga merupakan faktor risiko utama, hal tersebut
mungkin karena penurunan kadar androgen, dimana androgen dapat meningkatkan fungsi
kelenjar meibom. Sementara estrogen dianggap dapat meregulasi hal tersebut.6
Gambar 4. Etiologi1
2.3.5 Patofisologi
Mata kering dapat dibagi menjadi dua berdasarkan etiopatologinya yaitu:6,7
2.3.7 Klasifikasi
Klasifikasi mata kering berdasarkan keparahan gejala dan tanda klinis telah
ditetapkan:9 (Gambar 1)
2.3.8 Diagnosis
Tes diagnostik diperlukan untuk membedakan antara mata kering, infeksi dan alergi, yang
dapat memberikan gejala klinis yang sangat mirip. Urutan pemeriksaan mata kering:
(Panduan diagnostik diterbitkan pada 2007 oleh Dry Eye Workshop).7,9
1. Schirmer test
Tes ini mengukur sekresi kelenjar lakrimal. Tes ini dilakukan dengan
memasukaan strip Schirmer (kertas saring Whatman No 41) kedalam cul de sac
konjungtiva inferior pada batas sepertiga tengah dan temporal dari palpebral
inferior. Kemudian diukur 5 menit setelah dimasukkan pada bagian basah yang
terpapar. Panjang bagian bsaha kuran dari 10 mm tanpa anestesi dianggap
abnormal.
Tes ini mengkukur fungsi kelenjar lakrimal bila dilakukan tanpa anestesi, yang
aktivitas sekresinya di rangsang oleh iritasi dari kertas saring tersebut. Tes
Schirmer dapat dilakukan setelah anestesi topikal (0,5% tetracaine) untuk
mengukur fungsi kelenjar lakrimal aksesori, tetapi tes ini dianggap tidak dapat
diandalkan. Kurang dari 5 mm dalam 5 menit adalah abnormal.
Pada pemeriksaan ini dapat dijumpai false positive dan false negative. Hasil yang
rendah dapat dijumpai pada orang normal, dan hasil normal dapat dijumpai pada
mata kering terutama yang disebabkan oleh defisiensi mucin.
2.3.8 Terapi
Penyebab yang mendasari mata kering pada umumnya tidak reversible. Oleh karena
itu diperlukan manajemen terstruktur untuk mengontrol gejala dan mencegah kerusakan
permukaan mata lebih lanjut.2
Air mata artifisial adalah terapi yg dapat diandalkan untuk semua tingkat keparahan
mata kering. Studi acak kecil telah menunjukkan bahwa air mata buatan meningkatkan
kestabilan film air mata, mengurangi tekanan permukaan mata, meningkatkan sensitivitas
kontras dan kualitas optik permukaan dan mampu meningkatkan kualitas hidup. 9 Tersedia
berbagai macam produk dengan komposisi, indikasi, dan zat pengawet yang berbeda.
Komposisi utama air mata artifisial seperti selulosa dan polivinil, kondroitin sulfat, dan
natrium hialuronat menentukan viskositas, waktu retensi, dan adhesi terhadap permukaan
okuler. Tergantung pada tingkat keparahan penyakit, seluruh rangkaian zat mulai dari sediaan
viskositas rendah hingga gel viskositas tinggi (karomomer) dan salep dapat digunakan. 7,9
Dalam memperbaiki pewarnaan kornea, meurunkan molekul inflamasi dan meningkatkan sel
goblet, air mata natrium hialuronat 0,3% hipotonik lebih efektif dibandingkan dengan
isotonik.10
Perawatan anti-inflamasi diperlukan pada pasien dengan penyakit mata kering sedang
sampai berat.9 Agen anti-inflamasi topikal seperti kortikosteroid, yang digemari adalah
loteprednol karena risiko rendah efek samping pada intraokular, atau inhibitor kalsineurin
dimana mana emulsi ophthalmic (Restasis) siklosporin 0,05% dua kali paling banyak
digunakan. Tetes mata diquafosol meningkatkan transfer air dan sekresi musin dalam
jaringan mata.1 Suplemen asam lemak omega (mis. Minyak ikan omega-3, minyak biji rami)
dapat memiliki efek yang baik pada gejala dan dapat memfasilitasi pengurangan obat
topikal.2
Tindakan bedah pada mata kering adalah pemasangan sumbatan pada punkktum yang
bersifat temporer (kolagen) atau untuk waktu lebih lama (silicon), untuk menahan secret air
mata. Penutupan Puncta dan kanalikuli secara permanen dapat dilakukan dengan terapi
thermal (panas), kauter listrik atau dengan laser. 1 Oklusi punctal dilakukan denganpunctal
plug untuk mencegah aliran air mata masuk ke sistem nasolakrimal. Sekitar 74-86% pasien
mengalami perbaikan gejala, TBUT yang memanjang, dan penurunan osmolaritas air mata.
Kontraindikasi penggunaan plug yaitu pada pasien dengan riwayat gangguan anatomi sistem
lakrimasi, infeksi atau peradangan kelopak mata serta alergi.7
Asian dry eye society mengembangkan konsep tatalaksana penyakit mata kering
sesuai dengan klasifikasi etipatologi.11 (Gambar 4)
2.3.9 Komplikasi
Di awal perjalanan penyakit mata kering, penglihatan akan sedikit terganggu dan akan
memburuk seiring berjalannya waktu. Dalam kasus-kasus lanjut, ulserasi kornea, penipisan
kornea, dan perforasi dapat terjadi. Infeksi bakteri sekunder kadang dapat terjadi, dan
pembentukan jaringan parut pada kornea dan vaskularisasi dapat menyebabkan penurunan
penglihatan yang nyata. Perawatan dini dapat mencegah komplikasi.1
2.3.10 Prognosis
Secara umum, prognosis ketajaman visual pada penyakit mata kering umumnya baik.1
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
3. Golden MI, Patel BC. Dry Eye Syndrome. StatPearls Publishing: 2020
4. O’Neil EC, Henderson M, Giordano MM, Bunya VY. Advances in Dry Eye
Disease Treatment. Curr Opin Ophthalmol. 2019 May; 30(3): 166–178.
6. Findlay Q, Reid K. Dry eye disease: when to treat and when to refer. Aust Prescr.
2018 Oct; 41(5): 160–163.
7. Elvira, Wijaya VN. Penyakit Mata Kering. CDK Edisi Suplemen. 2018.
8. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata. Edisi ke-5. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI; 2014.
9. Messmer EM. The pathophysiology, diagnosis and treatment of dry eye disease.
Dtsch Arztebl Int. 2015;112:71-82.
10. Li Y, Cui L, Lee HS, Kang YS, Choi W, Yoon KC. Comparison of 0.3%
hypotonic and isotonic sodium hyaluronate eye drops in the treatment of
experimental dry eye. Curr Eye Res. 2017;42(8):1108-14. doi:
10.1080/02713683.2017.1297462.
12. American Academy Of Ophthalmology. [updated 2017; cited 2020 May 15]
Available from: https://www.aao.org/eye-health/anatomy/tear-film-3.
14. Systane Lubrican Eye Drops. Dry Eye Information. [cited 2020 May 15]
Available from: https://www.systane.in/professional/tear-film-break-up-time.aspx.