Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol.2, No.

1, (2014) 1-11 1  

PENGARUH BRAND EXPERIENCE TERHADAP BRAND LOYALTY


MELALUI BRAND SATISFACTION DAN BRAND TRUST HARLEY
DAVIDSON DI SURABAYA

YOHANES SURYA KUSUMA


Program Manajemen Pemasaran, Universitas KristenPetra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
Email : m36410066@john.petra.ac.id
yohanessk@hotmail.com;

Abstract- This study was conducted penjualan sejak tahun 2003 yang melebihi 200
to determine the effect on the incidence of unit dan pada tahun 2005 angka penjualan
brand experience brand loyalty through brand mencapai 300 unit berdasarkan data yang
satisfaction and brand trust towards the brand dimiliki oleh PT.Mabua Harley Davidson
Harley Davidson. The activities of the Harley selaku distributor utama motor Harley
Davidson as a form of experience perceived by Davidson di Indonesia(dikutip dalam
the consumer to the brand, has a distinct marketing.co.id, 17 Juni 2013).
competitive advantage compared to its Menurut Djonnie Rahmat selaku
competitors. satisfaction and confidence in the Direktur Utama PT.Harley Davidson,
brand Harley Davidson also gave rise to the peningkatkan pertumbuhan ekonomi di
loyalty to the brand.   Analysis techniques used Indonesia menyebabkan pengingkatan volume
in this research is descriptive qualitative penjualan motor Harley Davidson(dikutip
research interview and observation method dalam detik.com). Merek memegang peranan
using MAXQDA yang sangat penting, salah satunya adalah
menghubungkan harapan konsumen pada saat
Keywords- Brand Experience, Brand perusahaan menjanjikan sesuatu kepada
Satisfaction, Brand Trust, Brand Loyalty, konsumen (Durianto dkk, 2001:1).Oleh sebab
MAXQDA, Harley Davidson itu pengalaman (experience) konsumen dalam
berinteraksi dengan suatu merek menjadi
sangat penting dalam menambah nilai merek
1.PENDAHULUAN itu sendiri. Menurut Irvino Edwardly (dikutip
dalam kompas.com), General Manager
Perkembangan ekonomi negara yang Country Sales and Marketing MHD
semakin meningkat merupakan salah satu cara menjelaskan bahwa motor Harley Davidson
untuk meningkatkan pertumbuhan memiliki karakteristik tersendiri yang
perdagangan dunia. Menurut Tirta Segara menawarkan sensasi,gaya hidup, dan leisure
(dikutip dalam kompas.com,13 Februari yang berbeda yang memberikan segmen pasar
2014), Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang spesifik sehingga unsur prestise dan self-
kuartal IV 2013 meningkat dari 5,63% pada actualization menjadi beberapa faktor yang
triwulan 2013 menjadi 5,72%.Menurut Hatta terkandung di dalam brand Harley Davidson.
Rajasa(dikutip dalam kompas.com, 3 Menurut Irvino, sentuhan emosional
September 2013), di tahun 2014 ini volume dari acara touring yang diadakan oleh Harley
perdagangan tumbuh 4,5% seiring dengan Davidson tersebut membangun keterikatan
perbaikan harga komoditas yang nantinya akan emosional yang merupakan awal dari loyalitas
mendorong volume perdagangan dan kesediaan konsumen dalam menceritakan
perbaikan neraca perdagangan Indonesia. pengalaman ini kepada orang lain dan dapat
Penjualan motor Harley Davidson di Indonesia disimpulkan bahwa pengalaman touring motor
mengalami pengingkatan volume penjualan Harley Davidson tersebut menciptakan rasa
yang positif di pasar Indonesia terbukti dari puas dan rasa percaya yang tinggi terhadap
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol.2, No.1, (2014) 1-11 2  

merek Harley Davidson sehingga tercipta 1. Sensorik, menciptakan pengalaman


loyalitas dari pengguna motor Harley melalui
Davidson ini. Dari penjelasan singkat diatas, penglihatan,suara,sentuhan,bau, dan
maka penelitian ini dilakukan untuk rasa.
mengetahui apakah brand experience Harley 2. Afeksi, pendekatan perasaan dengan
Davidson akan berpengaruh kepada brand mempengaruhi suasana hati,perasaan
loyalty melalui brand satisfaction dan brand dan emosi.
trust pada komunitas Harley Davidson di kota 3. Perilaku, menciptakan pengalaman
Surabaya. secara fisik, pola perilaku,gaya hidup.
4. Intelektual, menciptakan pengalaman
Tujuan dan Manfaat Penelitian yang mendorong konsumen terlibat
Tujuan dan Manfaat Penenlitian ini sendiri dalam pemikiran seksama mengenai
adalah untuk : keberadaan suatu merek.
1. Mengetahui pengaruh brand experience
yang positif terhadap brand loyalty melalui Brand Satisfaction
brand satisfaction dan brand trust pada merek Kepuasan pelanggan pada merek
Harley Davidson.Hal ini akan memberikan merupakan sebuah respon pelanggan atas
dampak bahwa apabila Harley Davidson dapat kualitas sebuah produk secara aktual dan
meingkatkan nilai dari suatu pengalaman harapan yang diinginkan pelanggan
merek yang dimilikinya maka kepuassan dan sebelumnya setelah pelanggan
kepercayaan atas merek Harley Davidson mengkonsumsinya (Caruana, 2002). Menurut
dapat ditimbulkan sehingga calon pengguna Durianto dkk., (2001,p.19), Kepuasan adalah
ataupun pengguna Harley Davidson dapat setia pengukuran secara langsung bagaimana
terhadap merek Harley Davidson tersebut. pelanggan tetap loyal kepada suatu
merek.Kepuasan terutama menjadi
2. LANDASAN TEORI pengukuran utama dimana kebutuhan dan
keinginan konsumen atas sebuah produk dapat
Brand Experience terpenuhi.
Menurut Brakus et al.(2009) Brand Brand satisfaction diukur dengan
experience didefinisikan sebagai menggunakan 3 indikator (Fullerton,1990)
sensasi,perasaan,kognisi dan tanggapan yaitu:
konsumen yang ditimbulkan oleh merek, a. Kepuasan pada produk
terkait rangsangan yang ditimbulkan oleh b. Kepuasan pada merek
desain merek, identitas merek, komunikasi c. Kesenangan terhadap produk
pemasaran, orang dan lingkungan merek
tersebut dipasarkan. Untuk dapat Brand Trust
mendefinisikan lebih jauh mengenai brand Brand trust mewakili pengakuan
experience Brakus et al.(2009) memulai bahwa nilai merek dapat menciptakan dan
penelitian dengan melihat sudut pandang dikembangkan dengan cara mengatur beberapa
konsumen dengan menguji pengalaman- aspek yang melebihi kepuasan konsumen
pengalaman konsumen itu sendiri dan terhadap kinerja fungsional produk dan tribut-
bagaimana pengalaman itu menghasilkan atributnya (Aaker,1996;Lassar et al.,1995). Ide
pendapat sikap, dan aspek lainnya dari Heilbrunn (1995) yang menganggap bahwa
perilaku konsumen. Brand experience dimulai penelitian mengenai kepercayaan dapat
pada saat konsumen mencari memberikan skema yang sesuai untuk
produk,membeli,menerima pelayanan dan mengkonsep dan mengukur sebuah dimensi
mengkonsumsi produk.Brand experience yang lebih kualitatif dari nilai merek.
dapat dirasakan secara langsung maupun Menurut European Journal of
secara tidak langsung saat konsumen melihat Marketing (Delgado-Ballester and Munuera-
iklan atau juga saat pemasar Aleman,1999),ukuran yang sering dipakai
mengkomunikasikan produk melalui website. untuk mengatur kepercayan adalah tipe skala
Menurut Brakus et al.(2009) terdapat multi item yang menjelaskan dimensi-dimensi
4 dimensi brand experience : dari konsep perilaku spesifik (“memegang
janji”) dan atribut (“jujur”,”terikat
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol.2, No.1, (2014) 1-11 3  

kepada…”).Lebih khususnya skala suatu merek. Pada umumnya jika biaya untuk
kepercayaan terhadap merek terdiri dari 6 item mengganti merek sangat mahal, pelanggan
yang mewakili beberapa karakteristik dari akan enggan untuk berganti merek sehingga
merek yang terikat dengan kemampuannya laju penyusutan kelompok pelanggan dari
untuk dipercaya dan intensinya terhadap waktu ke waktu akan rendah.
konsumen. Enam item yang ada diskala 3. Measuring satisfaction
tersebut adalah: Pengukuran terhadap kepuasan atau
1. Menawarkan sebuah produk ketidakpuasan pelanggan suatu merek
dengan tingkat kualitas yang merupakan indikator paling penting dalam
konstan.
2. Membantu untuk memecahkan Gambar 1 Kerangka  
masalah yang mungkin timbul
ketika pemakai produk
konseptual  
loyalitas merek. Bila ketidakpuasan pelanggan
terhadap suatu merek rendah, maka pada
menggunakan produk tersebut. umumnya tidak cukup alasan bagi pelanggan
3. Menawarkan produk-produk baru untuk berpindah ke merek lain kecuali bila ada
yang mungkin dibutuhkan oleh faktor penarik yang cukup kuat.
pemakai produk. 4. Measuring liking brand
4. Peduli dengan kepuasan pemakai Kesukaan terhadap merek,
produk. kepecayaan, perasaan hormat atau bersahabat
5. Memandang pemakai produk dengan suatu merek membangkitkan
sebagai seseorang yang berharga. kehangatan dan kedekatan dalam perasaan
6. Menawarkan rekomendasi dan pelanggan. Akan sulit bagi merek lain untuk
saran untuk memaksimalkan menarik pelanggan yang berada dalam tahap
penggunaan produk tersebut. ini. Ukuran rasa suka tersebut adalah kemauan
untuk membayar harga yang lebih mahal
Brand Loyalty untuk mendapatkan produk tersebut.
Menurut Schiffman dan Kanuk 5. Measuring commitment
(2009), loyalitas merek adalah preferensi Salah satu indikator kunci adalah
konsumen secara konsisten untuk melakukan jumlah interaksi dan komitmen
pembelian pada merek yang sama pada produk pelanggan terkait dengan produk
yang spesifik atau kategori pelayanan tertentu. tersebut. Kesukaan pelanggan akan
Loyalitas merek adalah sebuah komitmen yang suatu merek akan mendorong mereka
kuat dalam berlangganan atau membeli suatu untuk membicarakan merek tersebut
merek secara konsisten di masa yang akan kepada orang lain baik dalam taraf
datang. menceritakan atau sampai tahap
Menurut Aaker (2009) merekomendasikan.
mendefinisikan loyalitas merek merupakan
suatu ukuran keterkaitan pelanggan terhadap KERANGKA PEMIKIRAN
sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan
gambaran tentang kemungkinan seorang
pelanggan beralih ke produk lain terutama
pada suatu merek tersebut didapatinya adanya
perubahan, baik menyangkut harga atau atribut
lain.
Rangkuti (2009) menjelaskan bahwa
loyalitas merek dapat diukur melalui:
1. Behavior measures
Suatu cara langsung untuk
menentukan loyalitas terutama untuk habitual
behavior (perilaku kebiasaan) adalah dengan
memperhitungkan pola pembelian aktual.
2. Measuring switch cost
Pengukuran pada variabel ini dapat
mengidentifiksikan loyalitas pelanggan dalam Gambar 1 Kerangka pemikiran
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol.2, No.1, (2014) 1-11 4  

dipilih) tidak homogen dimana peneliti


mengambil sample dengan cara
menentukannya sebelum melakukan
Hipotesis melakukan penelitian lebih lanjut.
H1 : Brand experience berpengaruh secara
signifikan terhadap timbulnya brand Metode Penelitian
satisfaction konsumen terhadap merek Harley Penelitian ini adalah penelitian
Davidson. kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
H2 : Brand experience berpengaruh secara Pendekatan ini dipilih karena penelitian ini
signifikan terhadap timbulnya brand trust bertujuan mengungkapkan bagaimana Brand
konsumen terhadap merek Harley Davidson. Experience terhadap Brand Loyalty melalui
H3 : Brand satisfaction berpengaruh secara Brand Satisfaction dan Brand Trust kepada
signifikan terhadap timbulnya brand loyalty konsumen Harley Davidson di Surabaya.
konsumen terhadap merek Harley Davidson. Menurut Hasan (2002) study kasus mampu
H4 : Brand trust berpengaruh secara signifikan menjawab pertanyaan “why and how” atas
terhadap timbulnya brand loyalty konsumen fenomena yang diteliti Atas dasar alasan
terhadap merek Harley Davidson. tersebut, study kasus dapat didesain dengan
H5 : Brand experience berpengaruh secara menggunakan satu obyek (single case study)
signifikan terhadap timbulnya brand loyalty atau multiple obyek (multiple case study).
konsumen terhadap merek Harley Davidson. Single case study cocok diterapkan untuk
meneliti obyek yang betul-betul unik dan
3. METODE PENELITiAN spesifik sehingga obyek tersebut berbeda
dengan yang lain.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan Definisi Konseptual
dalam penelitian ini adalah penelitian Tahapan Perencanaan Brand Experience
ekplanatori. Penelitian eksplanatori atau Menurut Brakus et al.(2009) Brand
eksplanatif bertujuan untuk menjelasakan experience didefinisikan sebagai
hubungan antara dua atau lebih gejala atau sensasi,perasaan,kognisi dan tanggapan
variable (P.D. Leedy dan J.E. Ormrod,2005). konsumen yang ditimbulkan oleh merek,
Penelitian ini digunakan untuk meneliti pada terkait rangkfjkbfdn sangan yang ditimbulkan
kondisi objek yang alamiah dimana peneliti oleh desain merek, identitas merek,
adalah sebagai instrumen kunci dan teknik komunikasi pemasaran, orang dan lingkungan
pengumpulan dengan triangulasi, analisis data merek tersebut dipasarkan. Brand Experience
bersifat induktif / kualitatif, dan hasil lebih memfokuskan objek penelitiannya
penelitian deskriptif kualitatif lebih terhadap konsumen dengan apa yang
menekankan makna daripada generalisasi. konsumen rasakan ketika menggunakan
Penelitian kualitatif memiliki tujuan utama produk Harley Davidson tersebut lewat
mengumpulkan data deskriptif yang beberapa dimensi dari Brand Experience
mendeskripsikan objek penelitian secara rinci didalamnya dengan tujuan agar penelitian ini
dan mendalam dengan maksud lebih focus.
mengembangkan konsep atau pemahaman dari Menurut Brakus et al.(2009) terdapat
suatu gejala. Hal ini dilaksanakan karena 4 dimensi brand experience :
didasari bahwa ada banyak hal yang tidak 1. Sensorik, menciptakan pengalaman
mungkin diungkap hanya melalui observasi melalui penglihatan,suara,sentuhan,bau, dan
dan pengukuran saja (Sandjaja dan Heriyanto, rasa, seperti :
2006, p. 49). a. Lambang Bar and Shield motor
Harley Davidson yang khas.
Teknik Sampling b. Suara knalpot Harley Davidson
Teknik sampling yang digunakan yang khas dengan suara halus dan
sebagai cara pengambilan sampel sumber data menggelegar.
dilakukan menggunakan teknik purposive d. Model motor Harley Davidson
sampling karena peneliti menduga bahwa yang bervarian.
populasinya (dilihat dari segi obyek studi yang
 
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol.2, No.1, (2014) 1-11 5  

e. Mesin motor Harley Davidson Brand trust mewakili


terdapat dua blok mesin (V-Twin). pengakuan bahwa nilai merek dapat
f. Pegangan stang motor Harley menciptakan dan dikembangkan
Davidson yang nyaman ketika dengan cara mengatur beberapa aspek
mengendarai. yang melebihi kepuasan konsumen
2. Afeksi, pendekatan perasaan dengan terhadap kinerja fungsional produk
mempengaruhi suasana dan tribut-atributnya
hati,perasaan dan emosi, seperti: (Aaker,1996;Lassar et
a. Harley Davidson memberikan al.,1995).Dengan kata lain, brand
kesan bangga. trust ingin menciptakan rasa percaya
b. Harley Davidson memberikan dari konsumen terhadap Harley
kesan macho. Davidson tersebut.
c. Harley Davidson memberikan Menurut European Journal of
kesan lewat tagline “an American Marketing (Delgado-Ballester and
Legend” Munuera-Aleman,1999),ukuran yang
3. Perilaku, menciptakan pengalaman sering dipakai untuk mengatur
secara fisik, pola perilaku,gaya hidup kepercayan adalah tipe skala multi
,seperti: item yang menjelaskan dimensi-
a. Harley Davidson memberikan dimensi dari konsep perilaku spesifik
kegiatan touring. (“memegang janji”) dan atribut
b. Harley Davidson memberikan (“jujur”,”terikat kepada…”).Lebih
kesan brother hood. khususnya skala kepercayaan
4. Intelektual, menciptakan pengalaman terhadap merek terdiri dari 6 item
yang mendorong konsumen terlibat yang mewakili beberapa karakteristik
dalam pemikiran seksama mengenai dari merek yang terikat dengan
keberadaan suatu merek, seperti : kemampuannya untuk dipercaya dan
a. Harley Davidson memiliki acara intensinya terhadap konsumen. Enam
launching produk baru. item yang ada diskala tersebut adalah
b. Harley Davidson memiliki majalah :
khusus. 1. Menawarkan sebuah produk
c. Harley Davidson memiliki dengan tingkat kualitas yang konstan.
komunitas eksklusif (HOG). a. Kualitas produk Harley Davidson
Tahapan Perencanaan Brand Satisfaction : semakin lebih baik dari produk
Menurut Esch et al.(2006,p.100), sebelumnya.
kepuasan merek didefinisikan sebagai evaluasi 2. Membantu untuk memecahkan
kognitif dari iya atau tidak hubungan masalah yang mungkin timbul ketika
pertukaran dengan merek saling pemakai produk menggunakan
menghargai.Brand Satisfaction memfokuskan produk tersebut.
kepada sebuah pertanyaan lewat evaluasi a. Harley Davidson memberikan
produk Harley Davidson yang telah product knowledge lewat media yang
digunakan.Brand satisfaction diukur dengan komunikatif yang baik atas
menggunakan tiga indikator (Fullerton,1990) produknya.
yaitu: 3. Menawarkan produk-produk baru
1. Kepuasan pada produk yang mungkin dibutuhkan oleh
a. Kualitas produk Harley Davidson pemakai produk.
lebih baik daripada merek lain. a. Harley Davidson selalu
b. Kepuasan pada merek. menawarkan produk baru maupun
c.Merek Harley Davidson produk lainnya yang terkait kepada
menawarkan visi yang berbeda konsumen.
daripada merek lain. 4. Peduli dengan kepuasan pemakai
2. Kesenangan terhadap produk produk.
a. Model motor Harley Davidson a. Harley Davidson memperhatikan
lebih baik daripada merek lain. kepuasan konsumen lewat
Tahapan Perencanaan Brand Trust: produk.
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol.2, No.1, (2014) 1-11 6  

5. Memandang pemakai produk dalam loyalitas merek. Bila


sebagai seseorang yang berharga. ketidakpuasan pelanggan terhadap
a. Harley Davidson memandang suatu merek rendah, maka pada
konsumen sebagai seseorang umumnya tidak cukup alasan bagi
yang berharga. pelanggan untuk berpindah ke merek
6.Menawarkan rekomendasi dan lain kecuali bila ada faktor penarik
saran untuk memaksimalkan yang cukup kuat.
penggunaan produk tersebut. a. Ketika Harley Davidson
a. Harley Davidson menawarkan mengeluarkan produk terbaru,
rekomendasi dan saran kepada konsumen tertarik untuk
konsumen dalam penggunaan produk membeli produk tersebut.
tersebut. 4. Measuring liking brand
Tahapan Perencanaan Brand Kesukaan terhadap merek,
Loyalty : kepecayaan, perasaan hormat atau
Menurut Aaker (2009) bersahabat dengan suatu merek
mendefinisikan loyalitas merek membangkitkan kehangatan dan
merupakan suatu ukuran keterkaitan kedekatan dalam perasaan pelanggan.
pelanggan terhadap sebuah merek. Akan sulit bagi merek lain untuk
Ukuran ini mampu memberikan menarik pelanggan yang berada
gambaran tentang kemungkinan dalam tahap ini. Ukuran rasa suka
seorang pelanggan beralih ke produk tersebut adalah kemauan untuk
lain terutama pada suatu merek membayar harga yang lebih mahal
tersebut didapatinya adanya untuk mendapatkan produk tersebut.
perubahan, baik menyangkut harga a. Bila ada suatu keluhan tentang
atau atribut lain. Rangkuti (2009) produk Harley Davidson, konsumen
menjelaskan bahwa loyalitas merek tidak akan menjatuhkan merek
dapat diukur melalui: Harley Davidson.
1. Behavior measures 5.Measuring commitment
Suatu cara langsung untuk Salah satu indikator kunci adalah
menentukan loyalitas terutama untuk jumlah interaksi dan komitmen
habitual behavior (perilaku pelanggan terkait dengan produk
kebiasaan) adalah dengan tersebut. Kesukaan pelanggan akan
memperhitungkan pola pembelian suatu merek akan mendorong mereka
aktual. untuk membicarakan merek
a. Konsumen akan setia menjadi tersebut kepada orang lain baik dalam
pelanggan Harley Davidson. taraf menceritakan atau sampai tahap
2. Measuring switch cost merekomendasikan.
Pengukuran pada variabel ini dapat a. Konsumen merekomendasikan
mengidentifiksikan loyalitas produk Harley Davidson.
pelanggan dalam suatu merek. Pada Sumber Data
umumnya jika biaya untuk mengganti Data Primer
merek sangat mahal, pelanggan akan Menurut Malhotra (2007,p.102), data
enggan untuk berganti merek primer adalah data yang ditemukan atau dibuat
sehingga laju penyusutan kelompok oleh peneliti untuk tujuan khusus menangani
pelanggan dari waktu ke waktu akan tujuan penelitian. Dalam hal ini, data primer
rendah. diperoleh dari narasumber yaitu Komunitas
a. Konsumen akan tetap membeli Harley Davidson yang diwakilkan oleh
produk Harley Davidson karena ada komunitas Harley yaitu HOG dan HDCI
pengalaman yang baik pada Data Sekunder
pembelian sebelumnya. Data sekunder adalah data yang
3. Measuring satisfaction diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
Pengukuran terhadap kepuasan atau melakukan penelitian sebelumnya (Hasan
ketidakpuasan pelanggan suatu merek 2002). Data ini digunakan untuk mendukung
merupakan indikator paling penting infomasi data primer Data sekunder yang
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol.2, No.1, (2014) 1-11 7  

didapat oleh peneliti adalah data dari sumber bukti yang kuat yang mendukung
media elektronik dan majalah Mabua Harley pada tahap pengumpulan data
Davidson,Indonesia yang membahas berikutnya. Tetapi apabila
perkembangan Harley Davidson di Indonesia. kesimpulan yang dikemukakan pada
Teknik Pengumpulan Data tahap awal, didukung oleh bukti-bukti
Wawancara yang valid dan konsisten saat peneliti
Menurut Esterberg (2002), kembali ke lapangan mengumpulkan
wawancara merupakan pertemuan dua orang data, maka kesimpulan yang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya dikemukakan merupakan
jawab, yang menghasilkan komunikasi dan kesimpulan yang kredibel.
konstruksi makna mengenai topik tertentu. MAXQDA
Jenis wawancara yang digunakan adalah MAXQDA merupakan salah satu
wawancara semi terstruktur, yang menyatakan program software untuk mempermudah
bahwa: Pedoman wawancara yang banyak analisis data kualitatif sehingga memudahkan
digunakan adalah bentuk “Semi structured”. penulis untuk mengatur,menambah dan
Pada penelitian ini, peneliti akan mengkode data teks maupun data
menggunakan wawancara pembicaraan visual.Software QDA dapat membuat system
informal, peneliti akan langsung bertanya dan memfasilitasi proses kualitatif data dan
secara spontanitas. Selain itu, peneliti juga memproduksi data ekspor. Teknik analisa data
menggunakan metode wawancara mendalam ini dibantu dengan menggunakan alat
yang sifatnya terbuka. MAXQDA dengan tujuan untuk melakukan
Observasi pengkodean dengan teknik manual coding
Menurut Malhotra (2007, p.194), observasi yaitu pengkodean manual terhadap tahapan
adalah pecatatan pola perilaku orang,objek, wawancara yang sesuai dengan empat variable
dan peristiwa secara sistematis untuk diatas yaitu : Brand experience,Brand
memperoleh informasi tentang fenomena yang satisfaction, Brand Trust , dan Brand Loyalty
berkaitan dengan penelitian tersebut. Peneliti sehingga penulis menyajikan analisa data
melakukan observasi terhadap komunitas tersebut berupa prosentase dan tabel dari
Harley Davidson selama proses wawancara empat variable tersebut.
berlangsung.
Teknik Analisis Data Template Analysis
Menurut Miles dan Huberman (dalam Johari Window
Sugiyono, 2012), aktivitas dalam analisis data, Johari Window adalah konsep
yaitu : komunikasi yang diperkenalkan oleh Joseph
a. Reduksi Data Luth dan Harry Ingram (karenanya disebut
Mereduksi data berarti merangkum, Johari). Jendela Johari pada dasarnya
memilih hal-hal yang pokok, menggambarkan tingkat saling pengertian
memfokuskan pada hal-hal yang antarorang yang berinteraksi.
penting, dicari tema dan polanya, dan 1. Open
membuang yang tidak perlu. Menggambarkan keadaan atau hal
b. Penyajian Data yang diketahui diri sendiri dan orang lain. Hal-
Penyajian data bisa dilakukan dalam hal tersebut meliputi sifat-sifat, perasaan-
bentuk uraian singkat, bagan, perasaan, dan motivasi-motivasinya.
hubungan antar kategori, flowchart, 2. Blind
dan sejenisnya. Dengan menyajikan Disebut “Blind” karena orang itu
data, maka akan memudahkan untuk tidak mengetahui tentang sifat-sifat, perasaan-
memahami apa yang terjadi, perasaan dan motivasi-motivasinya sendiri
merencanakan kerja selanjutnya padahal orang lain melihatnya.
berdasarkan apa yang telah dipahami 3. Hidden
tersebut. Ada hal-hal atau bagian yang saya
c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi sendiri tahu, tetapi orang lain tidak. Hal ini
Kesimpulan awal yang dikemukakan sering teramati, ketika seseorang menjelaskan
masih bersifat sementara, dan akan mengenai keadaan hubungannya dengan
berubah bila tidak ditemukan bukti- seseorang.
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol.2, No.1, (2014) 1-11 8  

4. Unknown
Dikatakan “Unknown”, karena baik Brand Trust
yang bersangkutan, maupun orang lain dalam
kelompoknya tidak mengetahui hal itu secara
individu. Pada penelitian ini, penulis ingin
menggunakan teknik Johari Window ke dalam
teknik wawancara yang dilakukan sehingga
penulis dapat mengerti teknik wawancara yang
pas untuk dilakukan dibantu juga dengan
menggunakan template analysis dari teori
Johari Windown.Responden dari penelitian ini
berada pada kuadran 1 “Open” dengan jenis
orang 1 yang memiliki sifat keterbukaan yang
tinggi terhadap orang lain sehingga
memudahkan penulis untuk mencari informasi
yang terkait dengan penelitian ini.

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN


Gambar 4 Tabel Brand Trust
Melalui hasil coding dan hasil
wawancara serta pengolahan data, maka Brand Loyalty
penulis dapat menyajikan data ke-empat
variable sebagai berikut :

Brand Experience

Brand Satisfaction

Gambar 5 Tabel Brand Loyalty

5. KESIMPULAN
Gambar 2 Tabel Brand Experience
Berdasarkan pembahasan yang telah
penulis uraikan pada bab sebelumnya, maka
Brand Satisfaction dapat ditarik kesimpulan untuk penelitian ini
adalah :
1. Brand Experience memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap brand
satisfaction pada merek Harley
Davidson. Semakin baik pengalaman
merek yang dibentuk oleh Harley
Davidson, maka semakin baik pula
kepuasaan merek di mata konsumen.
Demikian pula sebaliknya, apabila
pengalaman merek yang dibentuk
oleh perusahaan buruk, maka
Gambar 3 Tabel Brand Satisfaction

 
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol.2, No.1, (2014) 1-11 9  

kepuasaan merek di mata konsumen 1. Harley Davidson diharapkan dapat


akan buruk. melakukan inovasi produk yang jauh
2. Brand Experience memiliki pengaruh lebih baik dari segi suara,teknologi
yang signifikan terhadap brand trust mesin, dan menambah varian produk
pada merek Harley Davidson. tersebut, sehingga konsumen Harley
Semakin baik pengalaman merek Davidson tertarik mencoba produk
yang dibentuk oleh Harley Davidson, Harley Davidson. Demikian pula
maka semakin baik pula kepercayaan konsumen Harley Davidson jauh
merek di mata konsumen. Demikian lebih puas dan percaya terhadap
pula sebaliknya, apabila pengalaman produk Harley Davidson.
merek yang dibemtuk oleh 2. Harley Davidson diharapkan dapat
perusahaan buruk, maka kepercayaan menambah kegiatan-kegiatan seputar
merek di mata konsumen akan buruk. riding dan touring sehingga
3. Brand Satisfaction memiliki konsumen Harley Davidson dapat
pengaruh yang signifikan terhadap merasakan sensasi berkendara
brand loyalty pada merek Harley menggunakan Harley Davidson.
Davidson. Semakin baik kepuasaan Demikian pula konsumen Harley
merek yang dibentuk oleh Harley Davidson dapat memaksimalkan
Davidson, maka semakin baik pula kegunaan dari produk Harley
kesetiaan merek di mata konsumen. Davidson.
Demikian pula sebaliknya, apabila 3. Harley Davidson diharapkan dapat
kepuasaan merek yang dibentuk oleh menambah kegunaan kartu
perusahaan buruk, maka kesetiaan membership sehingga konsumen
merek di mata konsumen akan buruk. Harley Davidson dapat merasakan
4. Brand Trust memiliki pengaruh yang bahwa Harley Davidson melihat
signifikan terhadap brand loyalty konsumen sebagai sosok yang
pada merek Harley Davidson. berharga. Dengan demikian
Semakin baik kepercayaan merek konsumen akan merasa puas terhadap
yang dibentuk oleh Harley Davidson, Harley Davidson
maka semakin baik pula kesetiaan 4. Harley Davidson diharapkan dapat
merek di mata konsumen. Demikian melakukan survei secara berkala
pula sebaliknya, apabila kepercayaan melalui komunitas, sehingga dapat
merek yang dibentuk oleh perusahaan mengetahui seberapa besar konsumen
buruk, maka kesetiaan merek di mata dapat merasa puas,percaya dan setia
konsumen akan buruk. terhadap merek Harley Davidson.
5. Brand Experience memiliki pengaruh Selain itu, penulus juga menyarankan
yang signifikan terhadap brand kepada peneliti selanjutnya untuk
loyalty pada merek Harley Davidson. menggunakan hubungan resiprocal
Semakin baik pengalaman merek (timbal-balik) dalam hubungan antara
yang dibentuk oleh Harley Davidson, variable brand experience,brand
maka semakin baik pula kesetiaan satisfaction,brand trust, dan brand
merek di mata konsumen. Demikian loyalty.Di samping itu peneliti
pula sebaliknya, apabila pengalaman selanjutnya juga diharapkan untuk
merek yang dibentuk oleh perusahaan mengkai ulang definisi brand
buruk, maka kesetiaan merek di mata experience dan hubungannya dengan
konsumen akan buruk. brand loyalty melalui brand
satisfaction dan brand trust.
Saran
Dari kesimpulan yang telah dilakukan Rekomendasi
sebelumnya, maka penulis Dari saran yang telah
memberikan beberapa saran untuk dilakukan sebelumnya, maka penulis
Harley Davdison. Adapun saran memberikan beberapa rekomendasi
tersebut adalah sebagai berikut: untuk Harley Davidson. Adapun
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol.2, No.1, (2014) 1-11 10  

rekomendasi tersebut adalah sebagai Brand Equity”, The Journal of Product and
berikut : Brand Management,
1. Harley Davidson dapat Esterberg, Kristin G. (2002). Qualitative
menciptakan model motor baru Methods in Social Research, MC Graw Hill,
dengan inovasi baik dari segi New York.
model dan mesin. Hasan, M. Iqbal (2002). Pokok-pokok Materi
2. Harley Davidson dapat Metodologi Penenlitian dan
menciptakan kegiatan riding dan Aplikasinya, Ghalia Indonesoa,
touring bersama dengan sesama Bogor.
pengguna Harley Davidson. Hamidi (2004). Metode Penelitian Kualitatif,
Contoh : Kegiatan touring antar Edisi Pertama, UMM Press, Malang.
Jawa Timur (Malang,Kediri,dll) Harley Davidson.com. Motorcycle 2014
yang dapat diadakan setiap HDCI.info.profile-gallery
bulan. HOG.com.History
3. Harley Davidson dapat Johari Window.
menambah kegunaan dari kartu http://www.businessballs.com/johariwindowm
membership yang dimiliki oleh odel.htm.
konsumen. Contoh : Bekerja Keller, K. (2007). Dalam Strategic Brand
sama dengan sebuah cafe besar Management. New Jersey: Prentice-
seperti : Starbucks,Excelso,dll Hall.
karena kegiatan yang paling Keller, K. L. (1993). Conceptualizing,
sering dilakukan oleh pengguna Measuring, and Managing Customer-
Harley Davidson adalah riding Based Brand Equity. Dalam Journal
café to café. of Marketing (hal. 1-22).
4. Harley Davidson dapat Kotler, Philip dan Keller Kevin Lane. 2008.
memberikan “mini kueisoner” Manajemen Pemasaran. Edisi
terhadap pengguna Harley Ketiga Belas, Jilid Dua, Jakarta :
Davidson melalui media Erlangga.
social,media cetak (majalah Kotler,P., & Armstrong.(2003). Dasar-Dasar
Mabua Harley Davidosn) Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
ataupun wawancara langsung Kotler, P., & Armstrong, G. (Principles of
secara personal dan adanya Markering). 2002. New Jersey:
kompensasi atas perhatian dari Prentice Hall International.
pengguna Harley Davidson. Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran.
Jakarta : Erlangga.
DAFTAR REFERENSI Kotler, P., & Pfoertsch, W. (2008). Dalam
B2B brand management. Jakarta: PT.
Azize Sahin et al (2011). The effect of Brand Bhuana Ilmu Populer.
Experiences,Trust and Satisfaction on Kompas.com (Minggu,30 Maret 2014).”BI:
building Brand Loyalty; An Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik
Empirical Research On Global Brands dari Perkiraan.
Aaker, D.A., Kumar, V., dan Day, G.S. Kompas.com (Minggu,30 Maret 2014).
(2007). Marketing research (edisi sembilan)., “Penjualan Harley Davidson di Indonesia
John Wiley & Sons, Inc., US mencapai 296 unit”
Brakus, J.J., Schmitt, B.H & Zarantonello, L. Kompas.com (Selasa,1 Aptil 2014).”Industri
(2009). “Brand Experience : What is Sepeda motor Indonesia Terbesar Ketiga di
it? How is it Meassured? Does it Dunia”.
Affect Loyalty? Journal of Marketing, Kuan-Yin Lee et al.(2007). Trust,Satisfaction
Vol.73, No.2, pp. and Commitment on Loyalty to
DetikOto.com (Minggu,16 September Internatinal Retail Service
2012).”Penjualan Harley Davidson di Brands.
Indonesia naik 30%” Mabua Harley Davidson Indonesia edisi 49
Delgado-Ballester, E., dan Munuera-Aleman, (Maret 2014).
J.L. (2001). “Does Brand Trust Matter to
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol.2, No.1, (2014) 1-11 11  

Mabua Harley Davidson, Indonesia edisi 34


(Oktober 2011).
Malhotra, N. K. (2007). Marketing Research,
5th edition. New Jersey: Prentice
Hall.
Marketing.co.id (Minggu,17 Juni
2013).”Experiental Activty ala PT.Mabua
Harley Davidson”.
Prof.Dr.Lexy J.Moleong, M.A. (2007).
“Metodologi Penelitian
Kualitatif”(bandung:PT.Remaja
Rosdakarya,2007).Halaman 223
Paul.D. Leedy and Jeanne.E. Ormrod (2005).
Pratical research: Planning and Design
Research (8th ed.).Ohio : Pearson Merrill
Prentice Hall. Page 145-187
Richard Chinomona(Oktober 2013). The
influence of Brand Experience on Brand
Satisfaction, Trust and Attachment In
South.
Schiffman, Leon, & Kanuk, Leslie Lazar
(2008). Consumer Behaviour (edisi tujuh)
perilaku konsumen.Jakarta:
PT.Indeks
Qualitative-research.net.”Systematic Versus
Interpretive Analysis with two CAQDAS
Packages: Nvivo and MAXQDA
Sugiyono (2012). “Memahami Penelitian
Kualitatif”. Bandung : ALFABETA

Anda mungkin juga menyukai