1, (2014) 1-11 1
Abstract- This study was conducted penjualan sejak tahun 2003 yang melebihi 200
to determine the effect on the incidence of unit dan pada tahun 2005 angka penjualan
brand experience brand loyalty through brand mencapai 300 unit berdasarkan data yang
satisfaction and brand trust towards the brand dimiliki oleh PT.Mabua Harley Davidson
Harley Davidson. The activities of the Harley selaku distributor utama motor Harley
Davidson as a form of experience perceived by Davidson di Indonesia(dikutip dalam
the consumer to the brand, has a distinct marketing.co.id, 17 Juni 2013).
competitive advantage compared to its Menurut Djonnie Rahmat selaku
competitors. satisfaction and confidence in the Direktur Utama PT.Harley Davidson,
brand Harley Davidson also gave rise to the peningkatkan pertumbuhan ekonomi di
loyalty to the brand.
Analysis techniques used Indonesia menyebabkan pengingkatan volume
in this research is descriptive qualitative penjualan motor Harley Davidson(dikutip
research interview and observation method dalam detik.com). Merek memegang peranan
using MAXQDA yang sangat penting, salah satunya adalah
menghubungkan harapan konsumen pada saat
Keywords- Brand Experience, Brand perusahaan menjanjikan sesuatu kepada
Satisfaction, Brand Trust, Brand Loyalty, konsumen (Durianto dkk, 2001:1).Oleh sebab
MAXQDA, Harley Davidson itu pengalaman (experience) konsumen dalam
berinteraksi dengan suatu merek menjadi
sangat penting dalam menambah nilai merek
1.PENDAHULUAN itu sendiri. Menurut Irvino Edwardly (dikutip
dalam kompas.com), General Manager
Perkembangan ekonomi negara yang Country Sales and Marketing MHD
semakin meningkat merupakan salah satu cara menjelaskan bahwa motor Harley Davidson
untuk meningkatkan pertumbuhan memiliki karakteristik tersendiri yang
perdagangan dunia. Menurut Tirta Segara menawarkan sensasi,gaya hidup, dan leisure
(dikutip dalam kompas.com,13 Februari yang berbeda yang memberikan segmen pasar
2014), Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang spesifik sehingga unsur prestise dan self-
kuartal IV 2013 meningkat dari 5,63% pada actualization menjadi beberapa faktor yang
triwulan 2013 menjadi 5,72%.Menurut Hatta terkandung di dalam brand Harley Davidson.
Rajasa(dikutip dalam kompas.com, 3 Menurut Irvino, sentuhan emosional
September 2013), di tahun 2014 ini volume dari acara touring yang diadakan oleh Harley
perdagangan tumbuh 4,5% seiring dengan Davidson tersebut membangun keterikatan
perbaikan harga komoditas yang nantinya akan emosional yang merupakan awal dari loyalitas
mendorong volume perdagangan dan kesediaan konsumen dalam menceritakan
perbaikan neraca perdagangan Indonesia. pengalaman ini kepada orang lain dan dapat
Penjualan motor Harley Davidson di Indonesia disimpulkan bahwa pengalaman touring motor
mengalami pengingkatan volume penjualan Harley Davidson tersebut menciptakan rasa
yang positif di pasar Indonesia terbukti dari puas dan rasa percaya yang tinggi terhadap
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol.2, No.1, (2014) 1-11 2
kepada…”).Lebih khususnya skala suatu merek. Pada umumnya jika biaya untuk
kepercayaan terhadap merek terdiri dari 6 item mengganti merek sangat mahal, pelanggan
yang mewakili beberapa karakteristik dari akan enggan untuk berganti merek sehingga
merek yang terikat dengan kemampuannya laju penyusutan kelompok pelanggan dari
untuk dipercaya dan intensinya terhadap waktu ke waktu akan rendah.
konsumen. Enam item yang ada diskala 3. Measuring satisfaction
tersebut adalah: Pengukuran terhadap kepuasan atau
1. Menawarkan sebuah produk ketidakpuasan pelanggan suatu merek
dengan tingkat kualitas yang merupakan indikator paling penting dalam
konstan.
2. Membantu untuk memecahkan Gambar 1 Kerangka
masalah yang mungkin timbul
ketika pemakai produk
konseptual
loyalitas merek. Bila ketidakpuasan pelanggan
terhadap suatu merek rendah, maka pada
menggunakan produk tersebut. umumnya tidak cukup alasan bagi pelanggan
3. Menawarkan produk-produk baru untuk berpindah ke merek lain kecuali bila ada
yang mungkin dibutuhkan oleh faktor penarik yang cukup kuat.
pemakai produk. 4. Measuring liking brand
4. Peduli dengan kepuasan pemakai Kesukaan terhadap merek,
produk. kepecayaan, perasaan hormat atau bersahabat
5. Memandang pemakai produk dengan suatu merek membangkitkan
sebagai seseorang yang berharga. kehangatan dan kedekatan dalam perasaan
6. Menawarkan rekomendasi dan pelanggan. Akan sulit bagi merek lain untuk
saran untuk memaksimalkan menarik pelanggan yang berada dalam tahap
penggunaan produk tersebut. ini. Ukuran rasa suka tersebut adalah kemauan
untuk membayar harga yang lebih mahal
Brand Loyalty untuk mendapatkan produk tersebut.
Menurut Schiffman dan Kanuk 5. Measuring commitment
(2009), loyalitas merek adalah preferensi Salah satu indikator kunci adalah
konsumen secara konsisten untuk melakukan jumlah interaksi dan komitmen
pembelian pada merek yang sama pada produk pelanggan terkait dengan produk
yang spesifik atau kategori pelayanan tertentu. tersebut. Kesukaan pelanggan akan
Loyalitas merek adalah sebuah komitmen yang suatu merek akan mendorong mereka
kuat dalam berlangganan atau membeli suatu untuk membicarakan merek tersebut
merek secara konsisten di masa yang akan kepada orang lain baik dalam taraf
datang. menceritakan atau sampai tahap
Menurut Aaker (2009) merekomendasikan.
mendefinisikan loyalitas merek merupakan
suatu ukuran keterkaitan pelanggan terhadap KERANGKA PEMIKIRAN
sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan
gambaran tentang kemungkinan seorang
pelanggan beralih ke produk lain terutama
pada suatu merek tersebut didapatinya adanya
perubahan, baik menyangkut harga atau atribut
lain.
Rangkuti (2009) menjelaskan bahwa
loyalitas merek dapat diukur melalui:
1. Behavior measures
Suatu cara langsung untuk
menentukan loyalitas terutama untuk habitual
behavior (perilaku kebiasaan) adalah dengan
memperhitungkan pola pembelian aktual.
2. Measuring switch cost
Pengukuran pada variabel ini dapat
mengidentifiksikan loyalitas pelanggan dalam Gambar 1 Kerangka pemikiran
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol.2, No.1, (2014) 1-11 4
didapat oleh peneliti adalah data dari sumber bukti yang kuat yang mendukung
media elektronik dan majalah Mabua Harley pada tahap pengumpulan data
Davidson,Indonesia yang membahas berikutnya. Tetapi apabila
perkembangan Harley Davidson di Indonesia. kesimpulan yang dikemukakan pada
Teknik Pengumpulan Data tahap awal, didukung oleh bukti-bukti
Wawancara yang valid dan konsisten saat peneliti
Menurut Esterberg (2002), kembali ke lapangan mengumpulkan
wawancara merupakan pertemuan dua orang data, maka kesimpulan yang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya dikemukakan merupakan
jawab, yang menghasilkan komunikasi dan kesimpulan yang kredibel.
konstruksi makna mengenai topik tertentu. MAXQDA
Jenis wawancara yang digunakan adalah MAXQDA merupakan salah satu
wawancara semi terstruktur, yang menyatakan program software untuk mempermudah
bahwa: Pedoman wawancara yang banyak analisis data kualitatif sehingga memudahkan
digunakan adalah bentuk “Semi structured”. penulis untuk mengatur,menambah dan
Pada penelitian ini, peneliti akan mengkode data teks maupun data
menggunakan wawancara pembicaraan visual.Software QDA dapat membuat system
informal, peneliti akan langsung bertanya dan memfasilitasi proses kualitatif data dan
secara spontanitas. Selain itu, peneliti juga memproduksi data ekspor. Teknik analisa data
menggunakan metode wawancara mendalam ini dibantu dengan menggunakan alat
yang sifatnya terbuka. MAXQDA dengan tujuan untuk melakukan
Observasi pengkodean dengan teknik manual coding
Menurut Malhotra (2007, p.194), observasi yaitu pengkodean manual terhadap tahapan
adalah pecatatan pola perilaku orang,objek, wawancara yang sesuai dengan empat variable
dan peristiwa secara sistematis untuk diatas yaitu : Brand experience,Brand
memperoleh informasi tentang fenomena yang satisfaction, Brand Trust , dan Brand Loyalty
berkaitan dengan penelitian tersebut. Peneliti sehingga penulis menyajikan analisa data
melakukan observasi terhadap komunitas tersebut berupa prosentase dan tabel dari
Harley Davidson selama proses wawancara empat variable tersebut.
berlangsung.
Teknik Analisis Data Template Analysis
Menurut Miles dan Huberman (dalam Johari Window
Sugiyono, 2012), aktivitas dalam analisis data, Johari Window adalah konsep
yaitu : komunikasi yang diperkenalkan oleh Joseph
a. Reduksi Data Luth dan Harry Ingram (karenanya disebut
Mereduksi data berarti merangkum, Johari). Jendela Johari pada dasarnya
memilih hal-hal yang pokok, menggambarkan tingkat saling pengertian
memfokuskan pada hal-hal yang antarorang yang berinteraksi.
penting, dicari tema dan polanya, dan 1. Open
membuang yang tidak perlu. Menggambarkan keadaan atau hal
b. Penyajian Data yang diketahui diri sendiri dan orang lain. Hal-
Penyajian data bisa dilakukan dalam hal tersebut meliputi sifat-sifat, perasaan-
bentuk uraian singkat, bagan, perasaan, dan motivasi-motivasinya.
hubungan antar kategori, flowchart, 2. Blind
dan sejenisnya. Dengan menyajikan Disebut “Blind” karena orang itu
data, maka akan memudahkan untuk tidak mengetahui tentang sifat-sifat, perasaan-
memahami apa yang terjadi, perasaan dan motivasi-motivasinya sendiri
merencanakan kerja selanjutnya padahal orang lain melihatnya.
berdasarkan apa yang telah dipahami 3. Hidden
tersebut. Ada hal-hal atau bagian yang saya
c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi sendiri tahu, tetapi orang lain tidak. Hal ini
Kesimpulan awal yang dikemukakan sering teramati, ketika seseorang menjelaskan
masih bersifat sementara, dan akan mengenai keadaan hubungannya dengan
berubah bila tidak ditemukan bukti- seseorang.
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol.2, No.1, (2014) 1-11 8
4. Unknown
Dikatakan “Unknown”, karena baik Brand Trust
yang bersangkutan, maupun orang lain dalam
kelompoknya tidak mengetahui hal itu secara
individu. Pada penelitian ini, penulis ingin
menggunakan teknik Johari Window ke dalam
teknik wawancara yang dilakukan sehingga
penulis dapat mengerti teknik wawancara yang
pas untuk dilakukan dibantu juga dengan
menggunakan template analysis dari teori
Johari Windown.Responden dari penelitian ini
berada pada kuadran 1 “Open” dengan jenis
orang 1 yang memiliki sifat keterbukaan yang
tinggi terhadap orang lain sehingga
memudahkan penulis untuk mencari informasi
yang terkait dengan penelitian ini.
Brand Experience
Brand Satisfaction
5. KESIMPULAN
Gambar 2 Tabel Brand Experience
Berdasarkan pembahasan yang telah
penulis uraikan pada bab sebelumnya, maka
Brand Satisfaction dapat ditarik kesimpulan untuk penelitian ini
adalah :
1. Brand Experience memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap brand
satisfaction pada merek Harley
Davidson. Semakin baik pengalaman
merek yang dibentuk oleh Harley
Davidson, maka semakin baik pula
kepuasaan merek di mata konsumen.
Demikian pula sebaliknya, apabila
pengalaman merek yang dibentuk
oleh perusahaan buruk, maka
Gambar 3 Tabel Brand Satisfaction
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol.2, No.1, (2014) 1-11 9
rekomendasi tersebut adalah sebagai Brand Equity”, The Journal of Product and
berikut : Brand Management,
1. Harley Davidson dapat Esterberg, Kristin G. (2002). Qualitative
menciptakan model motor baru Methods in Social Research, MC Graw Hill,
dengan inovasi baik dari segi New York.
model dan mesin. Hasan, M. Iqbal (2002). Pokok-pokok Materi
2. Harley Davidson dapat Metodologi Penenlitian dan
menciptakan kegiatan riding dan Aplikasinya, Ghalia Indonesoa,
touring bersama dengan sesama Bogor.
pengguna Harley Davidson. Hamidi (2004). Metode Penelitian Kualitatif,
Contoh : Kegiatan touring antar Edisi Pertama, UMM Press, Malang.
Jawa Timur (Malang,Kediri,dll) Harley Davidson.com. Motorcycle 2014
yang dapat diadakan setiap HDCI.info.profile-gallery
bulan. HOG.com.History
3. Harley Davidson dapat Johari Window.
menambah kegunaan dari kartu http://www.businessballs.com/johariwindowm
membership yang dimiliki oleh odel.htm.
konsumen. Contoh : Bekerja Keller, K. (2007). Dalam Strategic Brand
sama dengan sebuah cafe besar Management. New Jersey: Prentice-
seperti : Starbucks,Excelso,dll Hall.
karena kegiatan yang paling Keller, K. L. (1993). Conceptualizing,
sering dilakukan oleh pengguna Measuring, and Managing Customer-
Harley Davidson adalah riding Based Brand Equity. Dalam Journal
café to café. of Marketing (hal. 1-22).
4. Harley Davidson dapat Kotler, Philip dan Keller Kevin Lane. 2008.
memberikan “mini kueisoner” Manajemen Pemasaran. Edisi
terhadap pengguna Harley Ketiga Belas, Jilid Dua, Jakarta :
Davidson melalui media Erlangga.
social,media cetak (majalah Kotler,P., & Armstrong.(2003). Dasar-Dasar
Mabua Harley Davidosn) Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
ataupun wawancara langsung Kotler, P., & Armstrong, G. (Principles of
secara personal dan adanya Markering). 2002. New Jersey:
kompensasi atas perhatian dari Prentice Hall International.
pengguna Harley Davidson. Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran.
Jakarta : Erlangga.
DAFTAR REFERENSI Kotler, P., & Pfoertsch, W. (2008). Dalam
B2B brand management. Jakarta: PT.
Azize Sahin et al (2011). The effect of Brand Bhuana Ilmu Populer.
Experiences,Trust and Satisfaction on Kompas.com (Minggu,30 Maret 2014).”BI:
building Brand Loyalty; An Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik
Empirical Research On Global Brands dari Perkiraan.
Aaker, D.A., Kumar, V., dan Day, G.S. Kompas.com (Minggu,30 Maret 2014).
(2007). Marketing research (edisi sembilan)., “Penjualan Harley Davidson di Indonesia
John Wiley & Sons, Inc., US mencapai 296 unit”
Brakus, J.J., Schmitt, B.H & Zarantonello, L. Kompas.com (Selasa,1 Aptil 2014).”Industri
(2009). “Brand Experience : What is Sepeda motor Indonesia Terbesar Ketiga di
it? How is it Meassured? Does it Dunia”.
Affect Loyalty? Journal of Marketing, Kuan-Yin Lee et al.(2007). Trust,Satisfaction
Vol.73, No.2, pp. and Commitment on Loyalty to
DetikOto.com (Minggu,16 September Internatinal Retail Service
2012).”Penjualan Harley Davidson di Brands.
Indonesia naik 30%” Mabua Harley Davidson Indonesia edisi 49
Delgado-Ballester, E., dan Munuera-Aleman, (Maret 2014).
J.L. (2001). “Does Brand Trust Matter to
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol.2, No.1, (2014) 1-11 11