PENDAHULUAN
Word of Mouth adalah salah satu strategi pemasaran yang penting dan dapat
dirasakan pada konsumen dan citra merek suatu perusahaan, Saat ini, berbagai
cara dilakukan oleh perusahaan untuk memasarkan produk mereka. Salah satunya
Word of mouth Nama lain dari strategi yang satu ini adalah pemasaran dari
mulut ke mulut. Sebenarnya, kita semua sudah sering melakukan hal ini dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini merupakan sesuatu yang alami dimiliki oleh setiap
orang. Menurut pendapat dari Kotler dan Keller pada bukunya (2009 : 174) adalah
suatu komunikasi yang dilakukan baik secara lisan maupun tulisan secara
langsung atau melalui media elektronik antar masyarakat. Saat ini, banyak orang
memiliki blog atau website yang berisi pengalaman mereka (review) mereka
mereka ikut membeli atau malah menghindari produk tersebut. Komunikasi dari
produk atau pengalaman dalam menggunakan suatu produk barang maupun jasa.
Berdasarkan pengertian di atas, bisa kita simpulkan lebih awal jika baik buruknya
1
2
Terutama jika produk yang dihasilkan berhasil di-review oleh para influencer atau
terkenal orang tersebut, maka akan semakin luas pula produk perusahaan
diperbincangkan. Teknik Word of Mouth tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.
teknik ini bisa dilakukan secara langsung dari mulut ke mulut, hingga melalui cara
tak langsung yaitu dengan perantara media elektronik. Kapanpun dan dimanapun,
begitu pentingnya peran Word of Mouth bagi branding perusahaan. Sehingga mau
produksi berlanjut.
Ada berbagai cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan
Loyalitas merek (brand loyalty) merupakan suatu konsep yang sangat penting
dalam strategi pemasaran. Keberadaan konsumen yang loyal pada merek sangat
terhadap konsumen maka tak lain konsumen tetap memilih produk kita dan tidak
berpaling ke merek lain, begitupun sebaliknya jika konsumen merasa tidak puas
terhadap produk yang kita berikan maka dia berpaling ke merek yang lain.
Menurut Kotler & Keller (2016), kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan
penilaian.
konsumen telah meraskan kenyamanan dalam sebuah merek maka tak lain
konsumen tetap konsiten dalam hal mertahankan sebuah merek tersebut, setelah
kepada teman maupun keluarga konsumen tidak secara langsung konsumen tidak
memperhatikan bahwa iya sudah memasarkan prodak tersebut dengan cara Word
of mouth atau komunikasi dari mulut ke mulut, hal tersebut bisa berdampak
fositif bagi perusahaan. Jadi pemasaran word of mouth ini haruslah ditingkatkan
mouth?
word of mouth?
diantaranya:
mulut ke mulut.
penjualan.
Agar penelitian yang dilakukan lebih fokus dan mendalam maka penulis perlu
membatasi variabel yang akan dibahas. Oleh karena itu, penulis membatasi diri
kepercayaan merek terhadap word of mouth pada sebagian pengguna mobil toyota
di kota palopo”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Word of mouth (WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses
kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan
pada produk telah berevolusi menjadi customer oriented dimana para pelaku
Mouth adalah proses komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara
individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk
6
7
pengaruh yang kuat terhadap pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak
lain.
Word of Mouth berasal dari suatu bentuk yang timbul secara alamiah dan
tidak didesain oleh perusahaan juga pemasar. Jadi word of mouth tersebut timbul
karena keunggulan produk atau jasa. Alasan penggunaan Word of mouth begitu
yang mandiri.
mengapa word of mouth begitu kuat. Ketika seseorang ingin membeli produk,
maka orang tersebut akan mencapai suatu titik dimana ia ingin mencoba
produk tersebut. Secara idealnya, dia ingin mendapat risiko yang rendah,
Sedangkan menurut Sernovitz (2009), terdapat tiga alasan dasar yang mendorong
konsumen akan tertarik untuk membahas produk tersebut. Hal ini menjadi
mengenai WOM tidak hanya sebatas fitur dari produk namun lebih ke
masalah emosi. Saat melakukan WOM, orang bisa terlihat lebih pintar,
membuat orang merasa dalam suatu kelompok yang sama. Keinginan untuk
menjadi bagian dari kelompok ini yang mendorong orang melakukan WOM.
Rekomendasi dari orang lain berpengaruh sangat besar, apalagi bila rekomendasi
1) Word of mouth adalah sumber informasi yang independen dan jujur “ketika
informasi datang dari seorang teman itu lebih kredibel karena tidak ada
5) Word of mouth dapat mulai dari satu sumber tergantung bagaimana kekuatan
influencer dan jaringan sosial menyebar dengan cepat dan secara luas kepada
orang lain.
6) Word of mouth tidak dibatasi ruang atau kendala lainnya seperti ikatan sosial,
pengaruh yang kuat terhadap pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak
lain. Salah satu bentuk promosi dalam pemasaran adalah word of mouth.
komentar pelanggan sekitar pengalaman mereka atas layanan jasa dan produk
10
mereka.
lainnya
terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi
secara personal
berikut :
Marsden (2011) mengungkapkan bahwa terdapat tiga kunci utama agar promosi
a. WOM akan bekerja saat produk yang dijual berharga untuk dibicarakan
orang- orang. Produk tersebut harus bisa memberikan pengalaman yang baru,
b. WOM akan bekerja saat produk tersebut mendapat perhatian orang. Produk
c. WOM bekerja saat ada insentif yang baik untuk pelanggan. Insentif membuat
awal ini disebut sebagai opini pemimpin (Huang et al, 2009). Penerima informasi
dari opini pemimpin dapat dibagi dua, resender dan murni penerima. Murni
penerima adalah jenis orang yang hanya mencari data yang dia butuhkan, namun
ke orang lain. Resender sendiri lebih kepada penerima 18 informasi dan kemudian
Jenis - jenis Word of Mouth Menurut Sernovitz yg dikutip oleh Sernovitz (2014:5)
merasa senang dan puas pada sebuah produk, memiliki hasrat alami untuk
Loyalitas merek (brand loyalty) merupakan suatu konsep yang sangat penting
dalam strategi pemasaran. Keberadaan konsumen yang loyal pada merek sangat
2012) adalah salah satu pelopor yang menyelidiki bidang loyalitas, ia telah
(pengulangan) atau pemilihan (pembelian) dari merek yang sama dalam semua
yang mendalam untuk melakukan pembelian ulang produk atau jasa yang menjadi
preferensinya secara konsisten pada masa yang akan datang dengan cara membeli
ulang merek yang sama meskipun ada pengaruh situasional dan usaha pemasaran
dari pembelajaran konsumen pada suatu entitas tertentu (merek, produk, jasa, atau
toko) yang dapat memuaskan kebutuhannya (Assael, 1998 dalam Rully Arlan T:
2006). Nancy Giddens (2002) menyatakan bahwa loyalitas merek (brand loyalty)
Dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang benar, brand loyalty dapat menjadi
aset strategis bagi perusahaan. Berikut ini adalah beberapa potensi yang dapat
diberikan oleh brand loyalty kepada perusahaan: (Durianto, ddk, 2001 : 127).
biaya pemasaran akan mengecil jika brand loyalty meningkat. Ciri yang
paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu
pembeli ini akan membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka
selama ini.
14
banyaknya pelanggan suatu merek yang merasa puas dan suka pada merek
pada sebuah perusahaan untuk merespon gerakan pesaing. Jika salah satu
Loyalitas merek memiliki beberapa manfaat atau nilai bagi perusahaan. Manfaat-
loyalitas merek meningkat. Ciri dari jenis pelanggan ini adalah mereka
dalam membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini.
banyak pelanggan suatu merek yang merasa puas dan suka pada merek
1. Tingkat Loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau sama
pindah merek atau disebut tipe konsumen switcher atau price buyer
2. Tingkat kedua adalah para pembeli merasa puas dengan produk yang ia
memerlukan suatu tambahan biaya. Para pembeli tipe ini dapat disebut
biaya peralihan (switching cost), baik dalam waktu, uang atau risiko
Pilihan mereka terhadap suatu merek dilandasi pada suatu asosiasi, seperti
kualitas yang tinggi. Para pembeli pada tingkat ini disebut sahabat merek,
Merek tersebut sangat penting bagi mereka baik dari segi fungsinya,
17
buyers).
konsisten pada masa yang akan datang, tanpa tepengaruh dari adanya situasi dan
usaha pemasaran dari merek lain yang dapat berpotensi membuat konsumen.
atau kecewa yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang
dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. Jika kinerja produk
tersebut tidak memenuhi ekspektasi, pelanggan tersebut tidak puas dan kecewa.
Jika kinerja produk sesuai dengan ekspektasi, pelanggan tersebut puas. Jika
diberikan oleh seorang ahli seperti Philip Kotler dan Kevin Lane Keller.
kecewa dari seseorang yang muncul setelah membandingkan produk maupun jasa
dari apa yang mereka pikirkan dengan apa yang merekan harapkan. Dari pendapat
tersebut, maka kita dapat mengambil kesimpulan jika pelanggan merasa puas
maka kemungkinannya pelanggan ini akan bertahan dengan produk Anda dalam
waktu lama. Begitu pula sebaliknya. Kepuasan pelanggan juga menjadi salah satu
pengertian kepuasan pelanggan kita bisa melihat definisi yang diberikan oleh
seorang ahli seperti Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Menurutnya, kepuasan
pelanggan lebih mengarah pada perasaan senang atau kecewa dari seseorang yang
muncul setelah membandingkan produk maupun jasa dari apa yang mereka
Faktor pertama adalah terkait dengan produk yang dihasilkan maupun yang
ditawarkan kepada pelanggan. Pelanggan Anda bisa saja merasa puas apabila
pemilik usaha.
2) Pelayanan
Pelayanan yang baik adalah kunci untuk mendapatkan pelanggan yang loyal.
Khususnya bila Anda bergerak di bidang jasa. Pelayanan yang baik tidak
3) Faktor emosional
Ketika pelanggan mendapatkan pelayanan yang baik dari apa yang Anda
produk dan jasa Anda. Faktor ketiga ini juga mengenai nilai sosial yang
membuat iklan semenarik mungkin dan mendetail serta apa keunggulan yang
Anda tawarkan. Setelah iklan dirasa berhasil, Anda bisa bermain harga untuk
5) Memberikan kemudahan
pembayarannya. Tentu saja pelanggan tidak ingin menunggu terlalu lama dan
Dari pendapat tersebut, maka kita dapat mengambil kesimpulan jika pelanggan
merasa puas maka kemungkinannya pelanggan ini akan bertahan dengan produk
Anda dalam waktu lama. Begitu pula sebaliknya. Kepuasan pelanggan juga
menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan yang juga berdampak pada tingkat
penjualan.
pelanggan, agar pelanggan tetap setia membeli produk atau jasa kita. Menurut
pelanggan menurut para ahli lainnya. Definisi loyalitas pelanggan menurut Oliver
(1997) yang dikutip oleh Cheng dan Rashid (2013) ialah : Loyalitas pelanggan
dari produk yang dipilih atau menggunakan layanan secara konsisten di masa
depan.
penting, karena jika pelanggan merasa puas dengan pelayanan atau produk itu,
maka posisi produk atau jasa itu akan baik di pasar. Apa yang diharapkan dan
oleh perusahaan dalam menyusun rencana kebijakan bagian pemasaran yang akan
Menurut Kotler dan Keller dalam donni juni priansah (2017: p.196).
yang diperkirakan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. Menurut Cravens
Konsumen yang tidak puas akan mempengaruhi bisnis secara negatif. Pada
kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan , karena keduanya berkaitan
erat dengan konsep kepuasan pelanggan sebagaimana dapat dilihat pada gambar
Harapan pelanggan
Nilai produk bagi terhadap produk
pelanggan
Tingkat kepuasan
pelanggan
Gambar 21.
Konsep kepuasan pelanggan
22
1) Kesesuaian harapan
diperoleh sesuai atau melebihi dengan yang diharapkan. Pelayanan oleh karyawan
yang diperoleh sesuai atau melebihi dengan yang diharapkan. Fasilitas penunjang
karyawan memuaskan.
disediakan memadai.
3) Kesediaan merekomendasikan
produk jasa.
tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan dan intensi baik merek (brand
ekspektasi terhadap merek itu akan menyebabkan hasil yang positif (Lau dan Lee,
1999: 343). Kepercayaan memiliki peran yang penting dalam pemasaran industri.
mencari cara yang lebih kreatif dan fleksibel untuk beradaptasi. Untuk tetap
bertahan dalam situasi tersebut, perusahaan akan mencari cara yang kreatif
melalui pembentukan hubungan yang kolaboratif dengan pelanggan (Lau dan Lee,
24
1999 : 343-345). Kepercayaan dianggap sebagai cara yang paling penting dalam
Hal ini menjelaskan bahwa penciptaan awal hubungan dengan partner didasarkan
pada kepercayaan.
yang pada akhirnya akan mengarah pada loyalitas pelanggan. Tiga karakteristik
pelanggan pada suatu merek kemungkinan akan mengarah pada loyalitas terhadap
merek tersebut.
memenuhi nilai yang dijanjikan dan intensi baik merek (brand intention) yang
Menurut Lau dan Lee (1999:44), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi
yang tercakup dalam hubungan antara merek dan konsumen. Adapun ketiga faktor
tersebut adalah merek itu sendiri, perusahaan pembuat merek, dan konsumen.
merek.
Menurut Lau dan Lee dalam Tjahyadi, Dalam Jimmi Tumpal Mangisi Hasugian
yang dihadapi karena ekspektasi terhadap merek itu akan menyebabkan hasil yang
positif.
atau interaksi yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan
bahwa kepercayaan itu berarti keyakinan seseorang akan menemukan apa yang
Konsep trust (kepercayaan) menjadi suatu isu yang populer dalam bidang
Trust dipandang sebagai dasar dalam hubungan dengan konsumen dan trust
merupakan atribut terpenting yang dimiliki oleh merek. Para peneliti pemasaran
tidak lain adalah janji konsumen yang harus dipenuhi bila ingin
Tabel 2.1
signifikan
terhadap word of
mouth.
sampling customer-
customer
relationships
tidak memiliki
pengaruh
terhadap word of
mouth yang
terjadi dalam
Honda Vario
Club.
5 Nurul Azizah Loyalita Penelitian ini Berdasarkan hasil Dapat disimpulkan
Wijayanti, s merupakan uji parsial ( uji t) bahwa kepercayaan
pengaruh Pelangg penelitian diperoleh nilai tidak berpengaruh
loyalitas an, asosiatif kausal tingkat terhadap electronic
pelanggan, Keperca dengan signifikansi word of mouth
kepercayaan, yaan, menggunakan 0,258,
dan suasana Suasana pendekatan signifikansi lebih
Toko Toko, kuantitatif besar dari 0,05
terhadap Electron (p<0,05), dan
electronic ic Word koefisien regresi
word of of mempunyai nilai
mouth pada Mouth positif sebesar
minuman teh 0,224.
WOM (word of
mouth) (X2)
terhadap
Loyalitas
Konsumen (Y).
10 Brimantiko Kualitas Penelitian ini Dalam Dapat disimpulkan
putro Layanan, menggunakan penelitian ini bahawa jika di uji
yuwono. Kepuasan dua kelompok pengujian secara simultan
Pengaruh Pelanggan variabel yaitu serentak (Uji F) maka terdapat
kualitas Kepercaya antara variabel digunakan pengaruh
layanan, an, independen dan untuk signifikan.
kepuasan Loyalitas variabel mengetahui
Pelanggan, Pelanggan dependen. apakah variabel
kepercayaan dan independen
dan loyalitas Word of bebas
Mouth. Kualitas
Pelanggan
Layanan (X1),
terhadap word
Kepuasan
of mouth pada
Pelanggan (X2),
Pengguna jasa Kepercayaan
transportasi (X3),
online grab di Serta Loyalitas
Surabaya Pelanggan (X4)
(2019). secara bersama-
sama
berpengaruh
terhadap Word
of Mouth (Y),
Hal tersebut
ditunjukkan
dengan nilai
Asymp. Sig. (2-
tailed)
sebesar 0,051
>(0.05).
Dari salah satu penelitian sebelumnya diatas maka dari itu kita dapat membuat
produk yang sama atau loyal terhadap merek maupun kepercayaan konsumen
terhadap merek dan produk meski melalui komunikasi dari mulut kemulut (word
Loyalitas
Merek H1
X1
H2
Word Of
Kepuasan Mouth
Pelanggan H3 Y
X2
Kepercayaan
Merek
X3
H4
2.7. Hipotesis
yang kita cari atau ingin kita pelajari. Hipotesis adalah keterangan sementara dari
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu diduga ada pengaruh loyalitas merek,
Mouth (Y).
Keterangan :
METODE PENELITIAN
sumber data primer. Metode survei fokus pada pengumpulan data responden
menyelesaikan masalah.
Menurut Sugiyono (2016 :193) dari segi cara atau teknik pengumpulan data,
3.3.1. Populasi
35
Toyota pada tahun 2018 di PT Toyota Hadji kalla kota palopo dengan jumlah 100
responden.
3.3.2. Sampel
Menurut (Sugiyono, 2018 :81), Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi.
Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin memelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah 100 orang dengan
responden serta pertanyaan dari indikator tiap-tiap variabel yang digunakan dalam
penelitian ini. Peneliti menggunakan angket atau kuesioner yang terdiri atas
36
37
Word Of Mouth.
Menurut Sugiyono (2015, h.38) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah
penyebab bagi variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas
adalah.
a. Loyalitas merek
Likert dengan bobot 1 sampai 5 yaitu mulai dari Sangat Tidak Setuju
(STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N), Setuju (S), Sangat Setuju (SS)
b. Kepuasan pelanggan
Menurut kotler dan keller dalam donni juni priansah (2017: p.196).
diharapkan.
c. Kepercayaan merek
tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan dan intensi baik merek
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel
lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah mulut ke mulut
(word of mouth). Menurut (Kotler dan Keller, 2012). Word of mouth (WOM) atau
produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara personal.
Setiap item pertanyaan tersebut dinilai dengan skala Likert dengan bobot 1 sampai
5 yaitu mulai dari Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N),
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara
39
teknik dalam pemberian skor yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini
adalah teknik skala Likert. Instrumen penelitian ini ada beberapa pertanyaan
secara lebih rinci pertanyaan tersebut disusun kedalam kuesioner yang dibagikan
kepada responden guna memperoleh jawaban berkaitan dengn hal yang diteliti.
Skala likert menurut Sugiyono (2010:93) “Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
yang mempunyai lima tingkat preferensi yang masing-masing memiliki skor 1-5
Skor Keterangan
1 Sangat tidak setuju (STS)
2 Tidak setuju (TS)
3 Netral (N)
4 Setuju (S)
5 Sangat Setuju (SS)
Y
Rekomendasi Rekomendasi jasa dan
produk perusahaan kepada
orang lain.
42
Menurut Ghozali (2016) Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pernyataan pada
korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor variabel. Uji signifikan
dilakukan dengan melihat nilai signifikansi correlation pada tariff signifikan 0,1.
Artinya suatu item dikatakan valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.
Uji validitas dilakukan untuk mengukur data pada suatu kuesioner valid
atau tidak. Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi antara skor
setiap butir pernyataan responden dengan total skor variabel sehingga diperoleh
nilai pearson correlation. Untuk mengetahui valid tidaknya butir peryataan dapat
menggunakan rumus r hitung > r tabel maka dikatakan valid, sebaliknya jika r
hitung < r tabel maka dikatakan tidak valid. Penentuan r tabel yaitu df = N-k
dengan taraf signifikansi 5% jadi angka r tabel yang didapat dari distribusi df =
100-4 = 96 jadi (0,259), adapun hasilnya dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
43
Y2 0,472 Valid
Y3 0,421 Valid
Y4 0,602 Valid
Dari tabel diatas, instrument kuesioner yang terdiri dari beberapa butir
Menurut Ghozali (2016) uji reliabilitas adalah uji untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid
atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas diukur dengan uji staistik
(Cronbach Alpha). Suatu variabel dikatakan realibel jika nilai cronbach alpha >
0,6.
yang sama maka dalam penelitian ini dilakukan uji reliabilitas. Suatu data atau
instrument dikatakan reliabel apabila data yang digunakan tersebut beberapa kali
diukur dengan objek yang sama menghasilkan jawaban atau data yang sama pula.
dikatakan reliabel apabila nilai cronbach’s alpha > 0.6 dan nilai cronbach’s alpha
Berdasarkan hasil uji relialibilitas pada tabel diatas, semua variabel yang
menjadi instrument dalam penelitian dikatakan realibel. Hal ini dapat dilihat pada
tingkat reliabilitas yang tinggi dengan nilai cronbach’s alpha > 0,6 sehingga dapat
Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda. Menurut
bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediator dimanipulasi
(dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan bila
Keterangan:
e = Standard Error
α = Konstanta
46
parsial terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan uji t pada
nilai probabilitas signifikansi. Jika tingkat signifikansi lebih besar maka dapat
Menurut Ghozali (2012: 98) Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah
semua variabel independen atau variabel bebas yang dimasukkan dalam model
variabel terikat.
Menurut Ghozali (2012: 97) koefisien determinasi (R2) merupakan alat untuk
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol atau satu. Nilai R2 yang
variabel dependen amat terbatas. Dan sebaliknya jika nilai yang mendekati 1
Hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini berupa analisis deskriptif
yang meliputi karakteristik responden statistik deskriptif yang terdiri dari nilai
Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini meliputi: usia, jenis
a). Usia
ini.
1 20-30 60 orang 60
2 31-40 35 orang 35
3 41-50 5 orang 5
Jumlah 100 100 %
Sumber data primer 2020
48
49
orang (60%), dan usia 31-40 sebanyak 35 orang (35%), dan usia 41-50 sebanyak
5 orang (5%).
berikut ini.
Laki-Laki 43 43
Perempuan 57 57
laki sebanyak 43 orang (43%) dan responden dengan jenis kelamin perempuan
Rush 10 unit 10
Yaris 7 unit 7
Agya 16 unit 16
Fortuner 3 unit 3
Vios 11unit 11
Sienta 6 unit 6
Innova 1 unit 1
Jumlah 100 100 %
Sumber data primer 2020
orang (10%), responden yang menggunakan mobil yaris sebanyak 7 orang (7%),
1 kali 27 27
2 kali 13 13
51
PT. TOYOTA adalah salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia dan
juga sangat dikenal di dunia. PT. Toyota didirikan pada September 1933 dengan
a. Pada tahun 1971 didirikan PT. Toyota-Astra Motor yang menjadi cikal
b. Pada tahun 1973 didirikan pabrik perakitan PT. Multi Astra yang dipicu
e. Pada tahun 2003, pemisahan Toyota Astra Motor dan Toyota Motor
Manufacturing Indonesia.
a. Visi
Menjadi perusahaan otomotif yang paling sukses dan dihormati di kawasan Asia
a. Misi
dan kerjasama yang lebih baik. Untuk mengembangkan operasi perusahaan yang
sehat dalam segala aspek, misalnya pemenuhan peraturan, lingkungan dan lain-
lain.
Penerapan visi misi dari PT. Toyota cukup dirasakan oleh masyarakat Indonesia,
salah satunya adalah selalu tersedianya produk-produk yang dihasilkan oleh PT.
53
kegiatan sehari-hari.
produktif.
tercapai yang saat ini, sangat dikenal oleh kalangan masyarakat dunia dan
Analisis regresi linear berganda digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan
untuk menganalisis data dan untuk menguji perumusan hipotesis. Selain itu,
analisis regresi linear berganda ini juga dilakukan untuk menguji sejauh mana
terhadap word of mouth. Hasil yang diperoleh dari proses perhitungan tersebut
Dari tabel hasil analisis regresi llinear berganda di atas, diperoleh koefisien
veriabel bebas X1 (loyalitas merek) sebesar 0,309 dan koefisien variabel bebas X2
merek) sebesar 0,053. Oleh karena itu, persamaan regresi yang diperoleh adalah
Dimana:
: Word Of Mouth
: loyalitas merek
: kepuasan pelanggan
: kepercayaan merek
: Eror
atas sebesar sebesar 3,572 artinya apabila variabel bebas bernilai nol maka
merek (X1) terhadap Word Of Mouth (Y) adalah positif atau searah, artinya
jika ditingkatkan variabel loyalitas merek sebesar satu satuan, maka Word Of
pelanggan (X2) terhadap Word Of Mouth (Y) adalah positif atau searah,
artinya jika ditingkatkan variabel loyalitas merek sebesar satu satuan, maka
4. Nilai koefisien (β3) sebesar 0,053 menunjukkan bahwa kepercayaan merek (X3)
terhadap Word Of Mouth (Y) adalah positif atau searah, artinya jika
Pengujian regresi secara parsial (uji t) bertujuan untuk menguji pengaruh dari
Jika word of mouth lebih kecil dari <0,05 maka ini menunjukkan bahwa variabel-
variabel dependen.
a) Hipotesis dapat dilihat pada, tabel 4.6 variabel loyalitas merek (X1) mempunyai
secara signifikan terhadap word of mouth (Y), karena tingkat signifikansi yang
dimiliki variabel loyalitas merek (X1) lebih besar dari 0,05, Hasil penelitian ini
dengan judul pengaruh brand image, word of mouth, dan brand trust terhadap
Kasus pada Bank BNI Syariah KC Surakarta) Dalam penelitian ini hasil dari
analisis melalui sobel tes menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar lebih kecil
b) Hipotesis dapat dilihat pada, tabel 4.6 variabel kepuasan pelanggan (X2)
signifikansi yang dimiliki variabel kepuasan pelanggan (X2) lebih besar dari
0,05, Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukakan sesuai
relationships terhadap word of mouth, hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung <
c) Hipotesis dapat dilihat pada, tabel 4.6 variabel kepercayaan merek (X3)
signifikansi yang dimiliki variabel kepercayaan merek (X3) lebih kecil dari
0,05, Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh: studi
signifikansi uji t lebih besar dari 0,05 dan koefisien regresi mempunyai nilai
Menurut Pardede dan Manurung (2014:28), uji F dapat digunakan untuk menguji
pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikatnya (Y). Jika
(Y). Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikan nilai fhitung > Ftabel maka
Jika nilai Fhitung > Ftabel maka dapat diartikan bahwa model regresi sudah tepat
artinya pengaruh secara bersama. Dengan rumus df1 = (k-1), df1 = (4-1=3) dan df2
= (n-k), df2 = (100-4 = 96:= (2,70). Dengan tingkat kesalahan 5%. Uji F yang
ANOVAa
Total 330,750 99
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas dapat dilihat pada nilai Fhitung
sebesar 18,818 dengan nilai Ftabel adalah 2,70 sehingga nilai Fhitung > Ftabel atau
18,818 > 2,70. dan tingkat signifikan 0,000 < 0,05 maka hipotesis diterima, ini
dapat disimpulkan bahwa variabel loyalitas merek (X1) kepuasan pelanggan (X2)
dan kepercayaan merek (X3) secara bersamaan berpengaruh fositif dan signifikan
terhadap variabel word of mouth (Y) Hasil penelitian ini didukung oleh teori
yang dikemukakan sesuai dengan penelitian terdahulu oleh: Ibnu Sina Alfiru
Zabad pada tahun 2018 di Surabaya dengan judul pengaruh citra merek, cinta
merek dan kepercayaan merek terhadap word of mouth pada pengguna mobil
60
Toyota di Surabaya.dengan hasil yang ditemukan yaitu variabel citra merek, cinta
Surabaya. Meskipun ada variabel cinta merek yang secara parsial tidak
sebesar 75,6% yang berarti kemampuan variabel word of mouth adalah sebesar
75,6%.Citra merek, cinta merek dan kepercayaan merek secara simultan atau
Menurut Ghozali (2012: 97) koefisien determinasi (R2) merupakan alat untuk
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol atau satu. Nilai R2 yang
variabel dependen amat terbatas. Dan sebaliknya jika nilai yang mendekati 1
yaitu loyalitas merek, kepuasan pelanggan dan kepercayaan merek terhadap word
of mouth, koefisien determinasi dapat dilihat pada kolom adjusted R square, yang
Model Summary
(X1), kepuasan pelanggan (X2) dan kepercayaan merek (X3) terhadap word of
4.2. Pembahasan
Merek tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Word Of Mouth.
Hal ini terlihat dari pengujian hipotesis dengan nilai koefisien regresinya (β 1)
adalah sebesar 0,309 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,139>0,05. Hasil
mempengaruhi Word Of Mouth. Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang
image, word of mouth, dan brand trust terhadap loyalitas nasabah dengan
62
kepuasan nasabah sebagai variabel intervening (Studi Kasus pada Bank BNI
Syariah KC Surakarta) Dalam penelitian ini hasil dari analisis melalui sobel tes
menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar lebih kecil dari t tabel = 1,66412,
tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Word Of Mouth pada
pengguna mobil toyota dipalopo. Hal ini terlihat dari pengujian hipotesis dengan
nilai koefisien regresinya (β2) adalah sebesar 0,226 dan memiliki nilai signifikansi
didukung oleh teori yang dikemukakan sesuai dengan penelitian terdahulu oleh:
Merek terhadap Word of Mouth al hasil menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
dapat dilihat dari nilai t hitung < t tabel, yaitu -0.122>-1.9841 dan dengan
tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Word Of Mouth pada
pengguna mobil toyota dipalopo. Hal ini terlihat dari pengujian hipotesis dengan
nilai koefisien regresinya (β3) adalah sebesar 0,053 dan memiliki nilai signifikansi
didukung oleh teori yang dikemukakan oleh: studi Mortazavi, Esfidani, dan
mouth. Kepercayaan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,258. Dari hasil uji t
pada variabel kepercayaan menyatakan bahwa signifikansi uji t lebih besar dari
0,05 dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,224. Berdasarkan
BAB V
5.1. Kesimpulan
1) Hipotesis pertama dari penelitian ini adalah variabel Loyalitas Merek tidak
4) Hasil pengujian secara simultan (uji f), loyalitas merek (X1) kepuasan
5.2. Saran.
suatu produk dan meyakinkan konsumen dalam hal memasrakan dengan melalui
mulut ke mulut (wod of mouth), Selain itu perusahaan perlu memperhatikan faktor
lain yang belum berjalan secara optimail baik secara teknis maupun nonteknis.
Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini agar penelitian ini dapat
berkembang dan bisa di aplikasikan di dunia kerja, dan peneliti selanjutnya juga
mouth)