Anda di halaman 1dari 8

Anteseden dari Word Of Mouth

ANTESEDEN DARI WORD OF MOUTH

Dilla Septeba Soliana, Luki Adiati Pratomo


Falkutas Ekonomi Universitas Trisakti
Jl. Kyai Tapa 1, Grogol, Jakarta Barat
palemkenari@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari Self Expressive Brand, Brand Love, Brand
Commitmen terhadap Word of mouth pada media sosial. Metode penelitian yang digunakan
adalah Testing hypothesis research. Sampel yang digunakan sebanyak 155 responden yang
merupakan pengguna media sosial dan membeli merek Nike, New Look, Adidas, Breshka,
Chanel dan Top Shop dalam 1 tahun terakhir. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif Self
Expressive Brand, Brand Love, Brand Commitmen terhadap Word of mouth. Penelitian ini
menurut penulis mempunyai implikasi penting bagi perusahaan pemilik merek Nike, New Look,
Adidas, Breshka, Chanel dan Top Shop untuk mengetahui bahwa Self Expressive Brand, Brand
Love, Brand Commitmen agar dapat menghasilkan Word of mouth positif, yang pada akhirnya
dapat meningkatkan loyalitas konsumen.

Kata kunci : Self Expressive Brand, Brand Love, Brand Commitmen, Word of Mouth

Pendahuluan meningkat dan menyebabkan terjadinya


Salah satu perilaku keputusan pembelian komitmen pada merek tersebut (Brand
konsumen adalah perilaku membeli yang commitment) (Ranjbarian et al., 2013).
kompleks. Ciri-ciri dari perilaku tersebut adalah Komitmen pada merek (Brand
terdapat keterlibatan dari konsumen Commitmen) merupakan salah satu tujuan
(Consumer Engagement) dalam memilih merek utama manajer pemasaran, karena akan
produk yang akan dibeli (Kotler dan Armstrong, mendatangkan keuntungan lebih besar seperti
2012). Keterlibatan konsumen (Consumer terciptanya positive word of mouth effects dan
Engagement) adalah proses pembentukan mengurangi biaya pemasaran (Noel dan
ikatan emosional dan rasional seseorang Dwight, 2013). Word Of Mouth (WOM)
terhadap merek. Salah satu dimensi dari merupakan komunikasi efektif yang mem-
keterlibatan konsumen (Consumer pengaruhi sikap seseorang dalam menyam-
Engagement) adalah pentingnya ekspresi diri paikan informasi seputar produk atau jasa
(Self Expressive) pada merek produk yang (Sweene et al., 2012). Word Of Mouth (WOM)
membantu untuk mengekspresikan diri mereka bisa memberikan input yang baik bagi pemilik
kepada orang lain. (Dessart et al, 2015). merek karena merupakan pendapat yang
Ekspresi diri (Self Expressive) meng- paling jujur dan apa adanya dari konsumen
gambarkan citra diri seseorang dan (Lang, 2011). Konsumen akan menyebarkan
meningkatkan hubungan konsumen pada pengalaman positif mereka apabila memiliki
merek produk yang di gunakan sesuai dengan komitmen terhadap merek, menyukai dan
kepribadiannya sehingga dapat menimbulkan merasa puas terhadap merek tersebut. (Dee,
kecintaan pada merek produk (Brand Love) 2007).
tersebut. (Chernev, 2009). Kecintaan pada Keuntungan lain perusahaan apabila
merek (Brand love) akan menciptakan tingkat dapat menciptakan keterlibatan konsumen
obsesif terhadap merek tertentu dan akhirnya (Costumer Engagement) yang akan
dapat membentuk WOM positif (Sarkar menimbulkan Word Of Mouth (WOM) adalah
Abhigyan, 2013). Kecintaan pada merek (Brand dapat membuat perusahaan bertahan dan
Love) dapat mempengaruhi komitmen mampu bersaing dengan para kompetitornya
konsumen terhadap merek tersebut (Brand (Wallace et al., 2014). Semakin berkem-
Commitmet), sehingga suatu merek harus bangnya teknologi informasi saat ini menjadi
meningkatkan daya tariknya, dengan begitu salah satu cara perusahaan untuk menciptakan
kecintaan pada merek (Brand love) akan

Jurnal Ekonomi Volume 7 Nomor 1, Mei 2016 1


Anteseden dari Word Of Mouth

keterlibatan konsumen (Consumer terlepas dari komitmen konsumen. Setelah


Engagemnet) melalui saluran informasi. konsumen membeli produk atau jasa yang
Contoh dari saluran informasi yaitu media mereka sukai, maka mereka akan
social online. Media social online merupakan merekomendasikanya pada teman-teman yang
media yang di desain untuk memudahkan lain dengan mem”follow” dan me”love” suatu
interaksi sosial yang bersifat broadcast media merek di Instagram. Tindakan tersebut juga
monologue (satu audiens) ke social media menyebabkan pengguna mengetahui identitas
dialogue (dari banyak audiens ke audiens lain). diri atau karakter para pengguna Instagram
Kegunaan utama social media bagi konsumen lainya.
adalah menjaga hubungan dengan teman- Penelitian ini menguji keterlibatan
teman, untuk berbagi informasi antar mereka, konsumen (Consumer Engagement) dengan
dan untuk sarana hiburan. Jaringan media melihat bagaimana Self Expressive brand
social online membagikan informasi secara konsumen dapat mempengaruhi WOM dan
online mengenai berbagai produk, jasa, dan brand love, kemudian bagaimana brand love
merek yang digunakan konsumen untuk mempengaruhi WOM dan brand commitment
menambah pengetahuan teman dan saudara serta bagaimana pengaruh brand commitment
yang berada dilingkungan mereka. Hal ini terhadap WOM. Pada media sosial khususnya
menjadi trend baru yang menarik bagi Instagram. Di Instagram konsumen yang
perusahaan (Kalpana dan Anandan, 2013). memfollow, me”love” dan berbagi comment di
Di era internet ini jenis media social halaman tertentu memperlihatkan adanya
online sangat beragam. Salah satunya yaitu keterlibatan konsumen pada suatu produk dan
instagram. Instagram adalah sebuah aplikasi jasa.
berbagi foto yang memungkinkan pengguna
mengambil foto, menerapkan filter digital, dan Perumusan Masalah
membagikannya ke berbagai layanan jejaring Dari latar belakang tersebut, penelitian
sosial, termasuk instagram itu sendiri. Sistem ini menyimpulkan rumusan masalah yang di
sosial di dalam Instagram adalah dengan kemukakan pada penelitian ini sebagai berikut:
menjadi following akun pengguna lainnya, atau 1. Apakah terdapat pengaruh positif antara
memiliki followers Instagram. Dengan demikian Self Expressive Brand terhadap WOM ?
komunikasi antara sesama pengguna 2. Apakah terdapat pengaruh positif antara
Instagram sendiri dapat terjalin dengan Self Expressive Brand terhadap Brand Love?
memberikan tanda Love dan juga 3. Apakah terdapat pengaruhpositif antara
mengomentari foto-foto yang telah diunggah Brand Love terhadap WOM ?
oleh pengguna lainnya. Following juga menjadi 4. Apakah terdapat pengaruh positif antara
salah satu unsur yang penting, dan jumlah Brand Love terhadap Brand Commitment ?
tanda Love dari para pengikut sangat 5. Apakah terdapat pengaruh positif antara
mempengaruhi apakah foto tersebut dapat Brand Commitment terhadapWOM ?
menjadi sebuah foto yang populer atau tidak.
Untuk menemukan teman-teman yang ada di Tujuan Penelitian
dalam Instagram, dapat menggunakan teman- 1. Untuk mengetahui dan menganalisis
teman mereka yang juga meng-gunakan pengaruh antara Self Expressive Brand
Instagram melalui jejaring sosial seperti Twitter terhadap WOM
dan juga Facebook (wikipedia.org). 2. Untuk mengetahui dan menganalisis
Di instagram dengan following dan me”love” pengaruh antara Self Expressive Brand
suatu halaman brand memungkinkan terhadap Brand Love
konsumen mengekspresikan diri (Self 3. Untuk mengetahui dan menganalisis
expressive) dan membuat konsumen pengaruh antara Brand Love terhadap
terhubung satu sama lain di dalam jaringan. WOM
Konsumen boleh memilih produk dan jasa yang 4. Untuk mengetahui dan menganalisis
sesuai dengan diri mereka dengan following pengaruh antara Brand Love terhadap
dan me”love” halaman produk dan jasa Brand Commitmen.
tertentu atau tidak memfollow serta me”love” 5. Untuk mengetahui dan menganalisis
halaman produk dan jasa yang konsumen tidak pengaruh antara Brand Commitment
sukai. Keterlibatan pada produk dan jasa tidak terhadap WOM

Jurnal Ekonomi Volume 7 Nomor 1, Mei 2016 2


Anteseden dari Word Of Mouth

Self Expressive Brand hubungan yang kuat dengan suatu merek


Chernev et al., (2011) menyatakan (continuance commitment). Konsumen yang
bahwa manfaat Self Expressive Brand yaitu memiliki brand commitment tinggi tidak
konsumen merasa lebih baik, bangga, sukses membagi komitmennya dengan merek lain
dan penuh percaya diri menggunakan merek (Gordon, 2005). Komitmen adalah hubungan
tertentu. Merek memberikan konsumen jati diri yang ingin di jaga dalam jangka waktu yang
dan memperkaya pengalaman konsumen. lama oleh kedua belah pihak yaitu produsen
Indikator munculnya manfaat Self-Expressive sebagai pencipta suatu merek dan konsumen
adalah ketika pengguna merek mendapatkan sebagai pengguna sekaligus pembeli dari
perasaan positif dan kehangatan disaat merek tersebut ( Carter dan Zabkar, 2008).
menggunakan produk dengan merek tersebut.
Merek memberikan arti bagi konsumen dan Word Of Mouth
konsumen layaknya raja dalam menggunakan Word Of Mouth adalah suatu bentuk
merek tersebut. Menurut Vyncke (2002) merek komunikasi perseorangan yang bertujuan
suatu produk atau jasa merupakan simbol dari untuk menginformasikan atau mempengaruhi
konsep diri seseorang yang dapat memberikan orang lain agar menggunakan produk atau jasa
keuntungan pada konsumen yang dari suatu perusahaan tertentu (Silverman dan
menggunakanya. Melengkapi merek produk George, 2001). Word Of Mouth sering kali
dengan membangun manfaat emosional serta disebut juga dengan sebutan iklan secara
Self-Expressive akan dapat meningkatkan nilai gratis (free advertising). Sehingga banyak
merek produk. pihak yang menganggap bahwa word of mouth
adalah iklan. Buttle (1998) menyatakan Word
Brand Love Of Mouth dan iklan adalah dua hal yang
Brand Love sangat penting di berbeda. Iklan dapat diartikan sebagai
tumbuhkan di hati konsumen agar mereka berbagai bentuk presentasi nonpersonal atas
bersedia membeli lagi merek tertentu tanpa ide, produk atau jasa yang dibiayai oleh pihak
berfikir panjang karena sudah mempunyai sponsor (perusahaan), sedangkan Word Of
ikatan yang kuat dengan merek tersebut Mouth lebih ditekankan pada hubungan
(Fournier, 1998). Brand Love adalah kecintaan personal antar konsumen dengan konsumen
konsumen terhadap merek dalam jangka lain yang didasari atas pengalaman terhadap
waktu yang tidak dapat di tentukan (Swan and suatu produk yang di komunikasikan ke
Trawick, 2005). Brand Love merupakan tingkat konsumen lain.
tertinggi dari ikatan emosional kepuasan
konsumen untuk memiliki merek tertentu Pengembangan Hipotesa
(Thomson and Park, 2005). Brand Love Self Expressive Brand adalah tingkat
merupakan kondisi psikologis (sikap dan persepsi pelanggan terhadap merek tertentu
perilaku) konsumen yang memiliki hubungan yang dapat mencerminkan dirinya sendiri
emosional dengan merek, yang berkaitan (Wallace et al., 2014). Ketika konsumen ingin
dengan sikap konsumen terhadap produk yang membentuk identitas diri mereka,
di tawarkan oleh merek tersebut. Rubin (2004) menceritakan sebuah merek tertentu kepada
berpendapat bahwa kecintaan pada suatu orang lain (WOM) merupakan bagian yang
merek berdasar pada teori segitiga cinta. tiga penting untuk membangun identitas konsumen
komponen cinta yaitu : Keintiman, gairah dan tersebut (Holt et al., 2005). Escalas dan
keputusan atau komitmen Bettman, (2003) membuktikan bahwa Self
Expressive Brand berpengaruh positif pada
Brand Commitment WOM. Melakukan Word Of Mouth positif
Setiap perusahaan berharap merupakan cara yang paling tepat bila
mempunyai konsumen yang berkomitmen konsumen ingin menunjukan siapa dirinya
untuk tetap menjadi pelanggan setia secara kepada konsumen lain agar konsumen lain
terus menerus (Wetzels et al, 2000). Brand tahu standart dan juga identitas diri mereka.
Commitment menggambarkan dedikasi Berdasarkan pemikiran tersebut diatas, maka
konsumen terhadap suatu merek (affective dikembangkan hipotesa sebagai berikut :
commitment) dan juga seberapa besar tekad
konsumen untuk terus bersedia memiliki

Jurnal Ekonomi Volume 7 Nomor 1, Mei 2016 3


Anteseden dari Word Of Mouth

H1 : Terdapat pengaruh positif antara H3 : Terdapat pengaruh positif antara


Self Expressive Brand terhadap Word Of Brand Love terhadap Word Of Mouth
Mouth
Konsumen yang sudah mencintai merek
Dessart et al., (2013) membuktikan produk tertentu akan mempertahankan
bahwa Self Expressive Brand berpengaruh hubungannya dengan merek tersebut (Brand
pada Brand Love. Jika suatu merek tidak dapat commitmen). Rasa suka konsumen dengan
membuat konsumen merasa nyaman dan merek akan mempengaruhi kesetiaan mereka
menujukkan kepribadian mereka, maka pada merek tertentu (Chaudhuri and Holbrook,
konsumen tidak akan membeli merek tersebut. 2001). Robin et al., (2003) membuktikan Brand
Konsumen akan membeli merek yang mereka Love berpengaruh pada Brand Commitmen.
cintai karena merek tersebut dapat Kecintaan konsumen pada merek tertentu akan
mencerminkan identitas diri mereka dan membuat konsumen berkomitmen untuk
menaikkan presepsi orang lain terhadap diri melakukan pembelian ulang karena merasakan
konsumen tersebut. Thomson et al., (2005) kepuasan dari menggunakan merek tersebut.
berpendapat bahwa Brand Love dapat di Berdasarkan pemikiran tersebut diatas, maka
pengaruhi oleh Self Expressive Brand karena dikembangkan hipotesa sebagai berikut :
dengan adanya Self Expressive Brand yang H4 : Terdapat pengaruh positif antara
kuat, maka kecintaan konsumen terhadap Brand Love terhadap Brand Commitmen
merek tersebut juga semakin meningkat.
Berdasarkan pemikiran tersebut diatas, maka Brand Commitmen mempengaruhi
dikembangkan hipotesa sebagai berikut : perilaku konsumen, mereka yang telah
H2 : Terdapat pengaruh positif antara berkomitmen pada merek tertentu akan
Self Expressive Brand terhadap Brand melakukan pembelian kembali dan
Love menyebarkan berita positif kepada orang lain
mengenai pengalamanya menggunakan merek
Brand Love merupakan suatu ikatan tersebut untuk meyakinkan konsumen lain agar
emosional antara konsumen dengan suatu membeli merek yang sama (Harrison-Walker,
merek tertentu yang berdampak positif 2001). Louis dan Lombart (2010) membuktikan
terhadap Word Of Mouth (Kandampully dan bahwa Brand Commitmen berpengaruh pada
Suhartanto, 2000). Harrison-Walker (2001) WOM. Manfaat dari terciptanya Brand
membuktikan bahwa Brand Love berpengaruh Commitmen yaitu konsumen akan
positif terhadap WOM. Apabila konsumen menceritakan merek tersebut kepada orang
sudah mencintai merek produk tertentu maka lain. Berdasarkan pemikiran tersebut diatas,
akan timbul keinginan untuk maka dikembangkan hipotesa sebagai berikut :
merekomendasikan ke teman-teman terdekat H5 : Terdapat pengaruh positif antara
ataupun keluarga. Berdasarkan pemikiran Brand Commitmen terhadap Word Of
tersebut diatas, maka dikembangkan hipotesa Mouth
sebagai berikut :

SELF-
EXPRESSIVE
BRAND

BRAND WOM
LOVE

BRAND
COMMITMEN

Jurnal Ekonomi Volume 7 Nomor 1, Mei 2016 4


Anteseden dari Word Of Mouth

Metodologi Koefisi P- Keputu


Hipotesa
Pengukuran en value san
Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan H1: Terdapat
kuisioner untuk variabel Self-Expressive Brand, pengaruh positif
Ha1:
Brand Love, Brand commitmen dan Word Of antara Self
0,216 0,001 didukun
Mouth. Semua variable menggunakan Expressive
g
pengukuran 5 skala likert yang dimulai dari 1 “ Brand terhadap
sangat tidak setuju” sampai 5 “ sangat setuju” Word Of Mouth
(Sakaran, 2006) H2: Terdapat
pengaruh positif
Ha2:
Prosedur pengumpulan data antara Self
0,115 0,000 didukun
Pengumpulan data melalui penyebaran Expressive
g
kuesioner tertulis kepada 155 responden Brand terhadap
konsumen muda. Penarikan sampel Brand Love
menggunakan metode non probability sampling H3: Terdapat
dengan teknik pengambilan sampel yaitu pengaruh positif Ha3:
purposive sampling. Kriteria sampel dalam antara Brand 0,439 0,000 didukun
penelitian ini adalah konsumen muda Love terhadap g
pengguna media sosial Instagram dan membeli Word Of Mouth
merek Nike, New Look, Adidas, Breshka, H4: Terdapat
Chanel dan Top Shop dalam 1 tahun terakhir. pengaruh positif
antara Brand Ha4:
Analisis Data Love terhadap 0,117 0,000 didukun
Sebelum uji hipotesa, dilakukan Brand g
pengujian instrument penelitian yang terdiri Commitment
dari uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas
yang digunakan adalah Factor analysis dengan H5: Terdapat
melihat Factor Loading dengan nilai 0,40. pengaruh positif
Sedangkan uji reliabilitas menggunakan antara Brand Ha5 :
Cronbach’s Alpha dengan koefisien 0,60. Commitment 0,312 0,009 didukun
Berdasarkan hasil uji validitas, semua terhadap Word g
indikator mempunyai nilai antara 0,5 sampai Of Mouth
0.90 yaitu diatas 0.40 sehingga dapat
dikatakan semua indikator penelitian ini valid.
Begitu juga berdasarkan hasil uji reliabilitas, Berdasarkan tabel diatas diketahui
terlihat bahwa semua variable coefisien bahwa terdapat pengaruh positif antara Self
cronbach alpha nya berada diantara 0,66 Expressive Brand terhadap Word Of Mouth.
sampai 0,91 yang berarti semua variable Sehingga dapat dikatakan bahwa ketika
adalah reliable. konsumen bangga sukses dan penuh percaya
diri saat menggunakan produk dengan merek
Penemuan dan Hasil tertentu, maka semakin besar kemungkinan
Pengujian hipotesis dilakukan dengan konsumen tersebut menceritakan pengalaman
menggunakan metode SEM, adapun dasar positifnya kepada teman dan kerabatnya. Hal
pengambilan keputusan uji hipotesa dengan ini mendukung berbagai penelitian sebelumnya
membandingkan koefisien dengan tingkat seperti yang dilakukan oleh Ecalas & Battman
signifikan sebesar 5% (α=0,05). Semua hasil (2003); Holt (2005), dan Wallace et al., (2013).
dinyatakan signifikan, karena hasil hipotesis ≤ Begitu juga, berdasarkan tabel diatas
0,05. diketahui bahwa terdapat pengaruh positif
antara Self Expressive Brand terhadap Brand
Love. Dengan demikian terlihat bahwa semakin
seorang konsumen merasa bangga, sukses dan
percaya diri ketika menggunakan produk
dengan merek tertentu, maka ikatan mereka
dengan merek tersebut menjadi sangat kuat.

Jurnal Ekonomi Volume 7 Nomor 1, Mei 2016 5


Anteseden dari Word Of Mouth

Hasil penelitian ini mendukung penelitian- kekuatan merek agar mampu bersaing dengan
penelitian sebelumnya seperti Thomson et al., cara sebagai berikut :
(2005) dan Wallace et al., (2013). 1. Perusahaan dapat meningkatkan Self
Selanjutnya diketahui bahwa terdapat Ekspressive Brand dengan cara menaikan
pengaruh positif antara Brand Love terhadap atau meningkatkan Brand Image dari
Word Of Mouth. Semakin kuat ikatan merek produk tersebut sehingga citra dari
emosional konsumen dengan merek tertentu merek tersebut dan citra diri konsumen
yang berarti semakin cinta konsumen terhadap menjadi sama.
merek tersebut, maka semakin besar keinginan 2. Perusahaan menciptakan keterikatan
konsumen untuk menyampaikan rasa senang dengan konsumen melalui cara
dan cintanya terhadap merek tersebut kepada memberikan service yang lebih. Contohnya
teman maupun kerabatnya. Hasil penelitian ini diskon untuk para konsumen yang
juga mendukung penelitian dari Thomson et memiliki member card.
al., (2005) dan Wallace et al., (2013). 3. Perusahaan membuat konsumen setia
Lalu berdasarkan tabel diatas diketahui dengan merek produk perusahaan
bahwa terdapat pengaruh positif antara Brand tersebut dengan cara meningkatkan
Love terhadap Brand Commitment. Hal ini kualitas dan harga produk dari
menunjukkan bahwa ketika seoang konsumen kompetitornya. Sehingga konsumen akan
merasa sangat terikat secara emosional berpikir ulang untuk membeli merek
dengan suatu merek tertentu, maka semakin produk dari perusahaan lain.
berdedikasi konsumen tersebut terhadap 4. Perusahaan memberikan Service Recovery
merek tersebut. Juga membuat konsumen apabila terjadi kesalahan dalam memenuhi
ingin terus mempertahankan hubungan dengan keinginan konsumen. Contohnya apabila
merek tersebut. Hasil penelitian ini juga sesuai merek suatu produk yang konsumen
dengan penelitian-penelitian sebelumnya terima tidak sesuai dengan standar maka
seperti Robin et al., (2003); Ranjbarian et al., bisa di tukarkan kembali dan memberikan
(2013) dan Wallace et al., (2013). merchandise sebagai permintaan maaf.
Akhirnya berdasarkan tabel diatas 5. Para manejer pemasaran juga harus pintar
ditemukan bahwa terdapat pengaruh positif memanfaatkan teknologi internet dan
antara Brand Commitmen terhadap Word Of mengembangkannya untuk melakukan
Mouth. Semakin kuat dedikasi konsumen pemasaran pada produk merek
terhadap suatu merek, dan juga semakin besar perusahaanya terutama pada sosial media
keinginan konsumen untuk memiliki hubungan Instagram.
jangka panjang dengan suatu merek tertentu,
maka semakin besar pula kesediaan konsumen Keterbatasan Penelitian
untuk menyampaikan hal-hal yang positif Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai
mengenai merek tersebut. Hal ini juga sesuai berikut :
dengan penelitian dari Bodet (2005); Ecalas & 1. Penelitian ini hanya menggunakan
Lombar (2010) dan Noel & Merunka (2013). variabel-variabel Self Expressive Brand,
Brand Love, Brand Commitment, dan Word
Kesimpulan, Keterbatasan dan Of Mouth. Ada kemungkinan terdapat
Implikasi variabel lain yang juga berpengaruh
Kesimpulan terhadap Variable Word Of Mouth.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat 2. Penelitian ini yang dilakukan hanya
ditarik kesimpulan bahwa Self Expressive terbatas pada orang yang memiliki atau
Brand, Brand Love, Brand Commitmen menggunakan media sosial Instagram.
berpengaruh positif terhadap Word of Mouth
Daftar Pustaka
Implikasi Manajerial A. Chernev, R. Hamilton, D. Gal ,
Penelitian ini dapat memberikan (2011),”Competing for Consumer
masukan dan saran yang dapat Identity: Limits to Self-Expression
dipertimbangkan oleh perusahaan terutama and the Perils of Lifestyle Branding”,
manajer pemasaran dalam meningkatkan Journal of Marketing, 75 (3) (2011), pp.
66–82

Jurnal Ekonomi Volume 7 Nomor 1, Mei 2016 6


Anteseden dari Word Of Mouth

Aaker, D.A. (1999), Building Strong Brands, communities: a acase oh higher


The Free Press, New York, NY education institutes in india”, Journal of
Product and Brand Management, Vol.22
Aaron C. Ahuvia (2006). “Some antecedents No 1, pp. 40-51
and outcomes of brand love”. University
of Georgia, Athens. D. Hunt, Morgan, RM., and S. (1994). “The
commitment-trust theory of
Ahuvia, A.C. (2005), “Beyond the extended relationshipmarketing”. Journal of
self: Loved Objects and Consumers Marketing. 58 (3). 20-3
identity narratives” journal of consumer
Research, Vol.32 No. 1, pp. 171-184 Elaine Wallace , Isabel Buil , Leslie de
Chernatony , (2014) “Consumer
Albert, N., & Merunka, D. (2013). The role of engagement with self-expressive
brand love in consumer-brand brands: brand love and WOM outcomes”,
relationships. Journal of Consumer Journal of Product & Brand
Marketing,30(3), 258-266. Management, Vol. 23 Iss: 1, pp.33 – 42

Allsop Dee T., BryceR. Bassett, and James A. Escalas and bettman, (2003) “The
Hoskins (2007), "Word-of-Mouth Measurement of Word-of-Mouth
Research: Principles and Communication and an
Applications”, Journal of Advertising Investigation of Service Quality and
Research,47(4),398-411 Customer Commitment As Potential
Antecedents” Journal of Service Research
Arjun Chaudhuri and Morris B Holbrook. (2001) August 2003 4: 60-75,
“The chain of effects from brand
trust and brand affect to brand Fournier, Susan. 1998. “Consumers and Their
performance: The Role of Brand Loyalty”, Brands: Developing Relationship Theory
Journal of Marketing, 65, 2; in Consumer Research”. Journal of
ABI/INFORM Global Consumer Research, 24 (4), 343-373.

Bansal, H. S., & Voyer, P. A. (2000). “Word-of- Fullerton, G. 2003. “When does commitment
mouth processes within a services lead to loyalty?”. Journal of Service
purchase decision context”. Journal of Research. 5 (May). 333-44.
service research, 3 (2). 166-177
Fullerton, Gordon (2005). “The Impact of
Bodo Lang, (2011) “Word of Mouth: What We Brand Commitment on Loyalty to retail
Know and What we Have Yet to Learn”, Service Brand”. Canadian journal
journal of consumer satisfaction, of Administrative Sciences Revue
dissatisfaction, & complaining behavior, Canadienne des sciencesde
volume 26, pp.-18 Iadministration, Vol. 22 No.2, pp.97-110

Buttle, F. A. (1998). “Word of mouth: Georgescu B., Nistoreanu P., Anghel L.D.,
understanding and managing referral Negoi R., Moise D. (2011) “Identifying
marketing”. Journal of the optimum price strategy
strategic marketing, 6, 241-254 of airlines companies for customer
attraction and loyalty, Management of
Cater, B., and V. Zabkar. 2008. “Antecedents Technological Changes”, pp.141-144.
and consequences of commitment in
marketing research services: the client’s George Silverman. (2001). The Secret of Word
perspective”. Industrial Marketing of outh Marketing. How
Management. 26 (3). 245-54. TriggerExponential Sales Through
Runaway Word of Mouth USA: American
Chauhan, K . and Pillai, A (2013), “role of Library Association Second Edition
content strategy in social media brand

Jurnal Ekonomi Volume 7 Nomor 1, Mei 2016 7


Anteseden dari Word Of Mouth

Hair Jr. JF, Black WC, Babin BJ, Anderson RE. CONSUMER PSYCHOLOGY, 15
(2006). Multivariate Data Analysis (1), 77–91.
(4th ed.), Upper Saddle River, NJ :
Prentice Hall. Noel Albert and Dwight Merunka 2013. “The
role of Brand Love in consumer- brand
Harrison-Walker, L.J. (2001). “The relationships”. Journal of Consumer
Measurement of Word-of-Mouth marketing 30/3; 258-266
Communication and an Investigation
of Service Quality and Customer P. Vyncke,2002 “Life-style segmentation: from
Commitment as Potential Antecedents”. attitudes interests and opinions to
Journal of Service Research, 4, 60–75. aesthetics style, life vision and
media preferences”, European Journal of
Hermawan, Asep (2006). Metodologi Penelitian Communication, 17 (4) (2002), pp.
Bisnis, Jakarta: Lembaga Penerbit 445–463
Fakultas Ekonomi Trisakti
Rubin, Z., 1970. “Measurement of Romantic
Hermawan, Asep dan Kristaung, Robert (2014). Love”. Journal of Personality & Social
Metodologi Penelitian Bisnis, Jakarta: Psychology 16 (2), 265-273.
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Trisakti Schau, H.J. and Gilly M.C. (2008), “We are
what we post? Self-Persentation in
Jill Sweeney , Geoff Soutar , Tim Mazzarol , personal web space” journal of
(2014) “Factors enhancing word-of- consumer Research, Vol. 30 no. 3,
mouth influence: positive and pp.385-404
negative service-related messages”,
European Journal of Marketing, Vol. Sekaran, Uma. (2000). Research Methods for
48 Iss: 1/2, pp.336 – 359 Business (3rd Edition). John Willey and
Sons, Inc. United States of America, New
Kandampylly, J. and Suhartanto, D. (2000), York
“Customer loyalty in the hotel industry: Sternberg, R. J., 1986. Liking versus Loving: A
the role of customer satisfaction and Comparative Evaluation of Theories.
image”, International Journal of Psychological Bulletin 102 (3), 331-345.
Contemporary Hospitality Management,
Vol.12No.6,pp. 346-5 pg. 81 Thomson, M., Maclnnis, D.J., & Park, C.W.
(2005). “The ties that bind: measuring
Laurence Dessart , Cleopatra Veloutsou , Anna the Strength of Consumers Emotional
Morgan-Thomas , (2015) “Consumer Attachment to Brands”. Journal of
engagement in online brand Consumer Psychology, 15, 77–91
communities: a social media
perspective”, Journal of Product &
Brand Management, Vol. 24 Iss: 1, pp.28
– 42

Martin Wetzels, Ko de Ruyter, (2000)


“Customer equity considerations in
service recovery: a cross‐industry
perspective”, International Journal of
Service Industry Management,
Vol. 11 Iss: 1, pp.91 – 108

Matthew Thomson and Whan Park (2005),


“The Ties That Bind: Measuring the
Strength of Consumers’ Emotional
Attachments to Brands”, JOURNAL OF

Jurnal Ekonomi Volume 7 Nomor 1, Mei 2016 8

Anda mungkin juga menyukai