Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN “WORD OF MOUTH”


DALAM MENDAPATKAN KONSUMEN

Untuk memenuhi tugas individu Mata Kuliah Manajemen Stratejik


Magister Akuntansi

Yang dibimbing oleh :

Prof. Dr. Ir. H. Suhendar Sulaiman, MS.

Oleh :

Lailan Azizah Pulungan 2120050036

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat

dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah ini. Shalawat serta

salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Adapun makalah ini disusun

untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Stratejik dengan judul “Penerapan Strategi

Word of Mouth dalam mendapatkan konsumen”. Semoga makalah ini dapat memberikan

wawasan yang lebih luas kepada pembaca serta dapat membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik

dari segi teknik penulisan maupun isi pembahasannya. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar makalah berikutnya menjadi jauh lebih

baik.

Medan, 17 Juni 2022

( LAILAN AZIZAH PULUNGAN )

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 1
1.3. Tujuan Penulisan 1
BAB II LANDASAN TEORI2
2.1. Pengertian Strategi Pemasaran Word of Mouth 2
2.2. Manfaat Strategi Pemasaran Word of Mouth 3
2.3. Jenis – jenis Word Of Mouth 3
2.4. Elemen - elemen Word of Mouth 4
2.5. Tahapan dalam menerapkan Strategi Pemasaran Word of Mouth 6
BAB III PEMBAHASAN 7
3.1. Kondisi Nyata 7
3.2. Kebutuhan kedepan 9
3.3. Strateji Pengembangan 9
BAB IV PENUTUP 11
4.1. Kesimpulan 11
4.2. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Word of Mouth (WOM) merupakan salah satu teknik pemasaran yang lebih
ditekankan pada peran konsumen dalam menggunakan anggota mulut sebagai
sarana promosi atau komunikasi. Ditinjau dari segi pengeluaran, penggunaan
strategi WOM cenderung relatif murah dan sangat besar efektivitasnya. Lagi pula
masyarakat Indonesia yang cenderung suka tergabung dalam kumpulan, berbaur
dan bersosialisasi diantara sesama komunitas mereka. Topik pembicaraan yang
sering muncul diantara komunitas tersebut terkait banyak hal yang mereka gemari
dan bersifat alami. Percakapan dari mulut ke mulut dalam rangka memperluas dan
memperpanjang informasi yang hangat diantara masyarakat. Tentu saja,
percakapan tersebut akan memberi pertajaman informasi yang berdampak pada
keyakinan akan topik tertentu. Kuswarno dalam Harjanto (2010) Onbee
Marketing Research yang memiliki hubungan kerjasama dengan Majalah SWA
menunjukan bahwa komunikasi WOM, topik yang dibicarakan kembali kepada
pihak lain mempunyai efek dengan tingkat pengaruh sebesar 85%. Tingginya
tingkat pengaruh terkait WOM terbukti sangat signifikan. Karena itu, WOM
digunakan oleh sebagian besar para pemasar sebagai salah satu teknik pemasaran
yang handal dengan asumsi bahwa suatu informasi dapat diperoleh dari sumber
terpercaya dan tidak memakan waktu lama.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu bagaimana penerapan
strategi pemasaran Word of Mouth dalam membantu suatu perusahaan/bisnis
untuk mendapatkan konsumennya?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui penerapan strategi
pemasaran Word of Mouth dalam membantu suatu perusahaan/bisnis untuk
mendapatkan konsumennya

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Strategi Pemasaran Word of Mouth


Menurut Hasan (2010:34-35) dalam jurnal (Saputri & Wahyuni, 2018)
menjelaskan bahwa pemasaran yang berorientasi pasar, fokus pada Word of
Mouth Marketing adalah konsumen, membangun dan memelihara hubungan yang
saling menguntungkan dalam berbagai peran utama pelanggan ( end user
sekaligus mediator), pemasok (aliansi), karyawan, influencer, rekrutmen dan
rekomender. Fokus Word of Mouth Marketing adalah pelanggan yang puas
dengan cara mereka akan berkomunikasi dengan pelanggan.
Menurut Kotler & Keller (2009:512) dalam jurnal (Putra & Rita Destiwati,
2021) word of mouth marketing adalah kegiatan pemasaran melalui perantara
orang ke orang baik secara lisan, tulisan, maupun alat komunikasi elektronik yang
berhubungan dengan pengalaman pembelian jasa atau pengalaman menggunakan
produk atau jasa. Word of Mouth memiliki kekuatan besar yang berdampak pada
perilaku pembelian konsumen. Rekomendasi dari teman yang sudah dipercaya,
asosiasi, dan konsumen lain berpotensi untuk lebih dipercaya dibandingkan dari
sumber komersil, seperti iklan dan sales people. Sebagian besar, word of mouth
terjadi secara alami, konsumen mulai dengan membicarakan sebuah merek yang
mereka gunakan kepada orang lain. (Kotler & Amstrong, 2012:139).
Word of Mouth Communication adalah komunikasi informal tentang
produk atau jasa berbeda dengan komunikasi formal karena dalam komunikasi
informal pengirim tidak berbicara dalam kapasitas seorang profesional atau
komunikator komersial, tetapi cenderung sebagai teman. Komunikasi ini juga
disebut komunikasi dari mulut ke mulut (Word of Mouth Communication) yang
cenderung lebih persuasif karena pengirim pesan tidak mempunyai kepentingan
sama sekali atas tindakan penerima setelah itu. Komunikasi ini sangat bermanfaat
bagi pemasar.(Nurlatifah & Masykur, 2017)
Maka dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran Word of Mouth
merupakan strategi pemasaran yang dilakukan dari orang ke orang lain baik secara
lisan, tulisan, maupun alat komunikasi elektronik untuk menceritakan

2
3

pengalamannya dalam membeli suatu produk atau jasa dengan tujuan


mendapatkan sebanyak-banyak konsumen.

2.2. Manfaat Strategi Pemasaran Word of Mouth


WOM mempunyai fungsi sebagai suatu alat komunikasi baik secara sadar
ataupun tidak dapat membuat persepsi konsumen terkait merek atau produk
tertentu (Toruan, 2018). Dilihat dari aspek kemanfaatan Word of Mouth seperti
telah dikemukakan oleh Kotler (1997) dalam jurnal (Nurlatifah & Masykur, 2017)
berpendapat bahwa ada dua manfaat yang diperoleh dari komunikasi dari Word of
Mouth (mulut ke mulut), yaitu: (a) Komunikasi dari mulut ke mulut bersifat lebih
meyakinkan. Kata-kata yang keluar dari mulut merupakan satu-satunya promosi
yang berasal dari konsumen oleh konsumen dan untuk konsumen; (b) Komunikasi
dari mulut ke mulut tidak memerlukan biaya yang mahal.
Ada beberapa alasan pentingnya Word of Mouth bagi suatu lembaga yang
menawarkan jasa atau barang, yaitu: (1) Word of Mouth adalah sebagai sumber
informasi yang independent dan jujur, (2) Word of Mouth sangat kuat memberikan
manfaat kepada yang bertanya dengan pengalaman langsung tentang produk
melalui pengalaman teman, (3) Word of Mouth disesuaikan dengan orang-orang
tertarik didalamnya, (4) menghasilkan informasi media informal, (5) Word of
Mouth dapat dimulai dari satu sumber tergantung bagaimana kekuatan influencer
dan jaringan sosial itu menyebar dengan cepat dan secara luas kepada orang lain,
(6) Word of Mouth tidak dibatasi oleh ruang atau kendala lainnya, seperti ikatan
sosial, waktu, keluarga atau hambatan fisik lainnya (Hasan, 2010) dalam jurnal
(Nurlatifah & Masykur, 2017)

2.3. Jenis – jenis Word of Mouth


Hughes (2015:31) dalam jurnal (Putra & Rita Destiwati, 2021)
mengatakan bahwa jenis-jenis komunikasi word of mouth dapat di kelompokkan
menjadi dua jenis, yaitu :
1. Word Of Mouth positif, merupakan proses penyampaian informasi dari mulut
ke mulut yang dilakukan oleh individu yang satu ke individu lain berdasarkan
4

pengalaman yang bersifat positif terhadap suatu produk, jasa, maupun perusahaan
yang dilakukan sehari-hari tanpa kita sadari.
2. Word Of Mouth negatif, merupakan proses interaksi dari mulut ke mulut yang
didasarkan pada pengalaman negatif yang diperoleh dari individu yang satu ke
individu yang lain terhadap suatu produk, jasa, atau perusahaan.
Menurut pendapat Sernovitz (2012:5) dalam jurnal (Toruan, 2018) WOM
terdiri dari dua jenis, yaitu: Organic Word of Mouth adalah pembicaraan yang
bersemi secara alami dari kualitas positif perusahaan dan Amplified Word of
Mouth adalah pembicaraan yang dimulai oleh kampanye yang disengajakan untuk
membuat orang-orang berbicara. Menurut Sernovitz (2012:12) dalam jurnal
(Toruan, 2018) terdapat tiga motivasi dasar yang mendorong seseorang
melakukan positive word of mouth, yaitu:
1. Konsumen menyukai produk yang dikonsumsi. Orang-orang mengkonsumsi
suatu produk karena mereka menyukai produk tersebut. Baik dari segi produk
utama maupun pelayanan yang diberikan yang mereka terima.
2. Pembicaraan membuat mereka baik. Kebanyakan konsumen melakukan word
of mouth karena motif emosi atau perasaan terhadap produk yang mereka
gunakan.
3. Mereka merasa terhubung dalam suatu kelompok. Keinginan untuk menjadi
suatu bagain dalam suatu kelompok adalah perasaan manusia yang sangat kuat.
Setiap individu ingin merasa terhubung dengan individu lain dan terlibat dalam
suatu lingkungan sosial. Dengan membicarakan suatu produk kita menjadi merasa
senang secara emosional karena dapat membagikan informasi atau kesenangan
dengan kelompok yang memiliki kesenangan yang sama.

2.4. Elemen - elemen Word of Mouth


Untuk membangun strategi word of mouth marekting, harus melalui 5T’s
dan menerapkan masing-masing untuk strategi tersebut. Sernovitz dalam bukunya
(2009:63) dalam jurnal (Putra & Rita Destiwati, 2021)sebagai berikut :
1. Talkers
Menurut Sernovitz (2009:67), media dari word of mouth yaitu orang.
Dibutuhkan orang yang tepat untuk membawa atau menyampaikan pesan dengan
5

baik dan segala sesuatu dimulai dengan pembicara yang baik. Tentukan siapa
mereka dan apa yang mendorong mereka untuk melakukan komunikasi. Begitu
diketahui target pembicara maka akan tahu topik mana yang mereka suka.
Beberapa jenis pembicara yang umum menurut Sernovitz (2009:72) adalah
sebagai berikut: Happy Customers Talkers, Online Talkersc, Logo Lovers, Eager
Employees, Listeners, Fans and Hobbyists, dan Professionals.
2. Topics
Menurut Sernovitz (2009:97), Semua word of mouth dimulai dengan topik
pembicaraan. Orang tidak akan berbicara tentang kita jika kita tidak memberi
mereka sesuatu untuk dikatakan. Apa pun yang menarik perhatian adalah topik.
3. Tools
Tools adalah suatu alat yang dibutuhkan untuk membantu agar pesan yang
disampaikan pada word of mouth dapat berjalan dengan sesuai. Internet juga
merupakan alat yang paling efisien dan paling efektif. Contohnya seperti
komunitas online dan sosial media. Sernovitz (2009:142) mengatakan forum
online dan sosial media merupakan tempat berpengaruh tinggi dari word of mouth.
Ini adalah alat canggih yang perlu untuk dipelajari. Selain itu testimoni dan
review dari konsumen juga merupakan tools yang ampuh dalam membantu proses
penyampaian pesan (Sernovitz, 2009:142).
4. Taking Part
Taking Part atau partisipasi adalah sebuah bentuk partisipasi perusahaan
dalam menggapai respon mengenai produk atau jasa perusahaan dari para calon
konsumen dengan cara menjelaskan secara rinci dan jelas mengenai produk atau
jasa tersebut. Melakukan follow up kepada calon konsumen sehingga mereka
melakukan suatu proses pengambilan keputusan. Sernovitz (2009:158-160)
mengatakan, orang ingin kamu berpartisipasi selama itu kamu adalah orang biasa
atau pembicara dari perusahaan. Itulah alasan orang-orang mengungkapkan
pendapat mereka dalam website umum dan menanyakan komentar, mereka ingin
itu didengar.
5. Tracking
Tracking atau pengawasan adalah hasil word of mouth perusahaan yang
berfungsi dalam proses word of mouth dan perusahaan bisa dengan cepat dan
6

memberikan respon calon konsumen dan dibutuhkan pengawpengawaasan untuk


word of mouth yang telah ada yaitu dengan melihat hasil seperti dalam kotak saran
sehingga terdapat informasi banyaknya word of mouth positif atau word of mouth
negatif dari para konsumen.

2.5. Tahapan dalam menerapkan Strategi Pemasaran Word of Mouth


Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan strategi
marketing Word of Mouth adalah sebagai berikut (Irawan, 2007:37) dalam jurnal
(Nurlatifah & Masykur, 2017):
1. Pasarkan produk kepada orang yang paling berpengaruh dalam satu komunitas,
mengetahui tentang perkembangan produk terbaru, serta senang berbagi cerita
kepada rekan atau kerabatnya mengenai hal – hal yang mereka ketahui. Sehingga
semakin banyak orang yang mengetahui informasi mengenai bisnis dan
menyebarluaskan informasi tersebut kepada konsumen lain
2. Memberikan pelayanan yang terbaik bagi setiap konsumen. Konsumen yang
memperoleh kepuasan dari sebuah produk atau jasa, secara tidak langsung akan
menginformasikan kelebihan produk atau jasa tersebut kepada orang lain.
Sehingga, kepercayaan mereka terhadap suatu produk akan meningkat karena
adanya rekomendasi dari teman atau kerabatnya.
3. Buat usaha yang unik dan menarik, dengan demikian menarik para pencari
berita untuk meliput usaha. Liputan dari berbagai media, dapat meningkatkan
minat masyarakat untuk menyebarluaskan sebuah informasi. Sehingga marketing
Word of Mouth semakin meluas, karena masyarakat cenderung menyukai berita.
Menurut Octovate Consulting Group (Enggal,2011) dalam jurnal (Toruan,
2018) mengembangkan word of mouth dalam tiga tahapan, yaitu: 1) Talking :
Tahap awal dimana pemilik merek harus dapat mengidentifikasi talkers yang tepat
dan menyediakan topik yang menarik untuk dibicarakan; 2) Promoting:
Tersedianya tools untuk talkers agar dapat dibagikan dan disebarkan kepada orang
lain; 3) Selling : Bagaimana agar bisa untuk mempengaruhi orang untuk
“menjual” dan mempromosikan produk tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Kondisi Nyata


Penelitian Sonia Dewi dan Itca Istia Wahyuni tahun 2020 yang berjudul
“Strategi Word Of Mouth Pada Program Emina Girl Gang Ambassador”
menjelaskan bahwa PT Paragon Technology and Innovation merupakan salah
satu perusahaan yang bergerak dibidang kosmetik di Indonesia yang membawahi
beberapa merek salah satunya Emina Cosmetics. Untuk meningkatkan customer
engagement, Emina Cosmetics menggunakan strategi word of mouth dalam
pemasarannya. Emina Cosmetics membentuk sebuah beauty community yaitu
Emina Girl Gang Ambassador yang banyak melakukan kegiatan yang diunggah
pada sosial media Instagram. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Emina
Cosmetics menggunakan para anggota Emina Girl Gang Ambassador yang telah
dipilih sebagai Talkers. Topics utama yang disusun yaitu campaign. Tools yang
banyak digunakan yaitu fitur Instagram Post dan Instagram Story. Taking Part
yang diterapkan melalui Emina Girl Gang Ambassador penggunaan hashtag
tertentu dan mengajak audiens terlibat langsung pada aktivitas yang dilakukan
Emina Girl Gang Ambassador. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Emina
Cosmetics cukup berhasil dalam meningkatkan customer enggagement. (Dewi &
Wahyuni, 2020)
Selanjutnya, Penelitian Berlian Manggala Putra dan Rita Destiwati, S.S.,
M.SI tahun 2020 yang berjudul “Penerapan Strategi Word Of Mouth Mrd
Production Dalam Mendapatkan Konsumen” menjelaskan bahwa MRD
Production merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang rental
equipment di Indonesia yang terletak di Kota Bandung. Untuk mendapatkan
konsumen MRD melakukan kegiatan Word of Mouth dalam melakukan
komunikasi pemasaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anggota MRD
Production yang telah dipilih sebagai Talkers. Topics utama yang disusun yaitu
event yang sedang mereka garap. Tools yang mereka gunakan yaitu instagram
post dan instagram story. Taking Part yang mereka gunakan yaitu mengajak
konsumen terlibat langsung pada kegiatan yang dilakukan MRD Production dan

7
8

membuat konsumen seperti teman mereka sendiri serta melakukan sistem


menawarkan produk atau jasa secara langsung. Tracking MRD Production dalam
menentukan keberhasilan dengan cara konsumen telah melakukan tanda tangan
kontrak dan membayar DP (Down Payment) serta melihat kepuasan konsumen
terhadap pelayanan di berikan. Dapat disimpulkan bahwa MRD Production
berhasil dalam mendapatkan konsumen dengan elemen word of mouth yang
diterapkan.(Putra & Rita Destiwati, 2021)
Penelitian Mutia Saputri dan Itca Istia Wahyuni, S.I.Kom.,M.A.B tahun
2018 yang berjudul “Analisis 5ts Word Of Mouth Marketing Guteninc Bandung”
menjelaskan bahwa Guten.inc merupakan salah satu pelopor merek sepatu local di
Bandung yang menggunakan dan memperkenalkan bahan jenis kulit yang unik
yaitu dengan jenis kulit Crazyhorse, yaitu gabungan bahan kulit kuda dari jerman
dan bandung, dan berhasil dinobatkan menjadi Local Brand Fashion yang
menjadi Market leader local brand khususnya di bidang sepatu indonesia pada
tahun 2012. Word of mouth marketing digunakan oleh Guteninc untuk dapat
dibicarakan dalam hal positif oleh masyarakat yang menjadi target pasar
Guteninc.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan
bahwa Guteninc menggunakan buzzer dan konsumen sebagai talkers. topik yang
di sampaikan oleh buzzer tidak ditentukan oleh pihak Guteninc, Guteinc
memberikan informasi mengenai kekuatan produk Guteninc yaitu pada kulit
Crazy horse yaitu gabungan kulit kuda yang berasal dari jerman dan Bandung.
Guteninc menginginkan kegiatan word of mouth yang natural tidak terang-
terangan menjual, buzzer dianggap seperti pembeli yang melakukan review pada
produk Guteninc maka dari itu Guteninc tidak melakukan sistem pembayaran
pada buzzer, Guteninc lebih memilih melakukan barter promo hingga buzzer
Guteninc dapat merasakan bagaimana kualitas produk Guteninc dan
merekomendasikannya pada followers mereka. Pada tools Guteninc menyebarkan
melalui media sosial seperti instagram dan youtube, Pada bagian taking parts
Guteninc smelakukan komunikasi pada konsumen, mengenai complain, informasi
alamat toko, informasi mengenai harga serta informasi mengenai sale melalui
kolom komentar dan direct message pada Instagram, lalu melalui online chat
8

pada website dan email. Untuk tolak ukur keberhasilan dan tracking, Guteninc
mengukur keberhasilan word of mouth yang
9

diciptakan melalui talkers melalui dampak yang dihasilkan oleh talkers kepada
penjualan Guteninc, lalu followers, dan keramaian pengunjung pada store.
(Saputri & Wahyuni, 2018)
Maka, berdasarkan hasil penelitian-penelitian diatas dapat disimpulkan
bahwa strategi pemasaran “Word of Mouth” sudah diterapkan di beberapa
perusahaan/bisnis dengan memanfaatkan elemen-elemen word of mouth yakni
talkers, topics, tools, taking part, dan tracking. Strategi pemasaran yang
diterapkan beberapa perusahaan/bisnis diatas berhasil membuat perusahaan
mendapatkan kosumen lebih banyak lagi sehingga perusahaan/bisnis tersebut
berpeluang menghasilkan laba yang tinggi.

3.2. Kebutuhan kedepan


Di era sekarang semua serba teknologi dan musim pandemi juga banyak
berbelanja melalui online. Maka, perusahaan-perusahaan dan pelaku bisnis
hendaknya lebih meningkatkan kemampuannya menggunakan dan memanfaatkan
teknologi dalam menerapkan strategi pemasaran word of mouth. Adanya sosial
media yang seharusnya juga lebih dimanfatkan untuk strategi pemasaran word of
mouth tersebut, karena sosial media lebih meluas dalam melakukan promosi dan
tanpa batas.

3.3. Strateji Pengembangan


Ada 4 hal yang dapat dilakukan agar orang lain membicarakan produk atau
jasa dalam WOM Marketing (Sernovitz, 2012: 8-10) dalam jurnal (Toruan, 2018),
yaitu:
1. Be Interesting
Menciptakan suatu produk atau jasa yang menarik yang memiliki
perbedaan, meskipun terkadang perusahaan menciptakan produk yang
sejenis, mereka akan memiliki karakteristik tersendiri atau berbeda agar
menarik untuk diperbincangkan. Perbedaan ini dapat dilihat dari berbagai
hal seperti kemasan, atau guarantee dalam produk atau tersebut.
10

2. Make it Easy
Memulai dengan pesan yang mudah diingat. Semua orang akan
berbicara kepada teman mereka karena mereka memiliki topik percakapan
sederhana yang menarik untuk dibagi.
3. Make People Happy
Membuat produk yang mengagumkan, menciptakan pelayanan
yang prima, memperbaiki masalah yang terjadi, dan memastikan suatu
pekerjaan yang dilakukan perusahaan dapat membuat konsumen
membicarakan produk kepada teman mereka. Word of mouth akan mudah
terjadi apabila perusahaan dapat membuat konsumen merasa senang.
4. Earn Trust and Respect
Perusahaan harus mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat dari
pelanggan. Perusahaan harus selalu bersikap jujur, komitmen terhadap
informasi yang diberikan, bersikap baik terhadap konsumen, memenuhi
kebutuhan konsumen, dan membuat mereka bangga untuk membicarakan
tentang produk atau jasa terse
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Penerapan strategi pemasaran Word of Mouth dalam dunia binis adalah keputusan
yang terbaik. Perusahaan dapat mungkin mendapatkan banyak konsumen apabila suatu
perusahaan dapat mengembangkan strategi pemasaran Word of Mouth menggunakan elemen-
elemen yang terkait didalamnya dan berhasil menciptakan positifnya pengaruh Word of
Mouth terkait barang dan jasa yang ditawarkan. Keunggulan besar yang dimiliki strategi
Word of Mouth dapat berpengaruh terhadap pembentukan perilaku konsumen dalam
melakukan pembelian suatu produk dan jasa. Rujukan produk dan jasa yang bersumber dari
teman atau orang yang terpercaya lebih kuat pengaruhnya dibandingkan sumber komersial
(iklan atau penjualan). Beberapa perusahaan atau pelaku bisnis yang menerapkan strategi
pemasaran Word of Mouth ini membuktikan bahwasannya mereka mendapatkan banyak
konsumen dan membuat perusahaan mereka menghasilkan laba yang meningkat dari periode
sebelumnya.

4.2. Saran
Pemakalah menyarankan kepada pembaca untuk dapat menggunakan ilmu dan
informasi yang terdapat dalam makalah ini sebagai bahan referensi pembaca apabila ingin
membangun suatu bisnis maupun mengembangkan bisnisnya dengan menggunakan strategi
pemasaran Word of Mouth serta mencari referensi lain guna memperdalam ilmu yang telah
dipelajari.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, S., & Wahyuni, I. I. (2020). Strategi word of mouth pada program emina girl gang
ambassador. Linimasa: Jurnal Ilmu Komunikasi, 3(1), 57–80.
https://journal.unpas.ac.id/index.php/linimasa/article/view/2151
Nurlatifah, S. Z., & Masykur, R. (2017). Pengaruh Strategi Pemasaran Word Of Mouth
(Wom) Dan Produk Pembiayaan Syariah Terhadap Minat Dan Keputusan Menjadi
Anggota (Nasabah) Pada Baitul Tamwil Muhammadiyah (Btm) Kota Bandar Lampung.
Jurnal Manajemen Indonesia, 14(2), 163–170.
https://doaj.org/article/ea65eba20c7045858878b2aec206fa10
Putra, B. M., & Rita Destiwati. (2021). Penerapan Strategi Word of Mouth Mrd Production
Dalam Mendapatkan Konsumen. E-Proceeding of Management, 7(2), 2013–2015.
Saputri, M., & Wahyuni, I. I. (2018). Analisis 5Ts Word of Mouth Marketing Guteninc
Bandung. 5(1), 1189–1200.
Toruan, R. R. M. L. (2018). Proses Implementasi Word of Mouth Dalam Strategi
Komunikasi Pemasaran La Perla Plaza Senayan. Jurnal Pustaka Komunikasi, 1(1), 155–
166.

Anda mungkin juga menyukai