Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BUDI PEKERTI

“ FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI INTERPERSONAL


DAN CARA BERBICARA YANG BENAR DAN MENARIK”

Dosen Pengampu:

Yulia Adhisty, S.ST., M.Kes

Disusun Oleh Kelompok I :

1. Atik Riani
2. Ferina Dewi Rahayu
3. Putri Anggraeni
4. Putri susilo Wardani
5. Sabella Maheswari
6. Septi Norolansari

AKADEMI KEBIDANAN NYAI AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah budi pekerti tentang “Menjalin

Komunikasi yang Efektif, Etis, dan Menyenangkan. ”guna memenuhi tugas. Kami
menyadari dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak yang tulus
membantu dan memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Yogyakarta, 2 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................i.

Kata pengantar......................................................................................................ii

Daftar isi..............................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan................................................................................................1

1.1 Latar belakang................................................................................................1


1.2 Rumusan masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................1
1.4 Manfaat...........................................................................................................1

Bab II Pembahasan...............................................................................................2

A.Faktor yang mempengaruhi ketertarikan interpersonal....................................2

B. Cara berbicara yang efektif dan menarik.........................................................4

Bab III Penutup...................................................................................................12

Kesimpulan.........................................................................................................12

Saran ..................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................13

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang


Ketertarikan interpersonal, mendengar kata ini mungkin akan banyak orang
medefinisikan dengan beberapa ragam definisi yang berbeda. Apa sebenarnya ketertarikan
interpersonal itu, sebenarnya ketertarikan sosial merupakan proses yang mudah dilakukan
oleh manusia namun dalam penerapannya sukar untuk dilakukan.
Ketertarikan sosial mengacu kepada perasaan yang timbul terhadap orang lain.
Perasaan ini meliputi dimensi rasa suka dan rasa tidak suka. Tujuan dari rasa ini adalah untuk
menilai seorang individu atau suatu kelompok, yang dilakukan secara positif bermaksud
untuk mendekatinya, dan untuk berperilaku positif kepada individu atau kelompok tersebut.
Di tempat kerja, di sekolah, di lingkungan ketertarikan sosial ini bisa muncul dengan
sendiri ketika seorang individu bertemu dengan orang asing. Berdasarkan kedekatan, individu
melakukan kontak berulang-ulang, sehingga menyebabkan perkenalan, dan akan muncul
suatu evaluasi terhadap individu mengenai tindakan positif yang dilakukan.
Dalam pembahasan makalah ini akan dibahas mengenai ketertarikan sosial dan
beberapa unsur yang ada di dalamnya.
B.  Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah yang
menjadi pokok dari pembahasan makalah ini, yaitu:
1. Apa saja yang menjadi faktor- faktor yang mempengaruhi ketertarikan interpersonal?
2. Bagaimana cara berbicara yang efektif dan menarik?
C.  Tujuan pembahasan
   Tujuan khusus adapun dari rumusan makalah yang di uraikan diharapkan:
1. Mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi ketertarikan
interpersonal.
2. Mengetahui cara berbicara yang efektif dan menarik
D. Manfaat
1. untuk memberikan kemudahan bagi orang-orang awam maupun pakar sehingga lebih
memudahkan dalam mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketertarikan interpersonal
dan cara berbicara yang efektif dan menarik

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketertarikan Interpersonal


Bringham (dalam Dayakisni: 2008) mendefinisikan daya tarik interpersonal sebagai
satu kecenderungan untuk menilai seseorang atau suatu kelompok secara positif, dan
berperilaku secara positif, sesuai apa adanya. Faktor yang mempengaruhi hal-hal tersebut
adalah :

1.    Kesamaan (Similarity)


Sikap, nilai, minat, latar belakang dan kepribadian yang sama, bisa menyebabkan
individu tertarik dengan orang lain. Dalam membangun satu hubungan kesamaan bisa
menjadi dasar untyuk membangun hubunga yag lebih baik dan positif. Itulah sebabnya
mengapa kita bisa cepat akrab dengan orang sedaerah, padahal baru saja kita kenal.
Kita telah belajar bahwa untuk nenjalin hubungan dalam bentuk apa pun, dua orang
harus masuk ke dalam kontak awal, dan bahwa hal ini sering kali dimudahkan oleh kehendak
fisik. Sekali kontak terjadi.
Kesamaan adalah orang – orang yang serupa cenderung berkumpul bersama. Peran
kesamaan dalam membantu perkembang ketertarikan interpersonal kini diterima secara
umum. Fenomena ini telah diamati dam di sukseskan dengan baik selama lebih dari dua ribu
tahun, dimulai dari era Aristoteles mengenai pertemanan. Akan tetap, dukungan empiris
terhadap “hipotesis kesamaan” tidak ada hingga Sir Francis Gultom memperoleh data
korelasinal mengenai pesangan pernikahaan dan menemukan pasangan – pasangan saling
menyerupai satu sama lain pada banyak hal.
Contoh :a). Adikmu kelihatan sana seperti kamu
b) Gaji ana sama dengan gaji seseorang guru

2.         Kedekatan (Proximity)


Kedekatan merujuk pada bentuk teritorial. Dekatnya jarak individu dengan orang lain,
mengakibatkan bentuk hunbungan menjadi lebih baik Misalnya dalam bertetangga. Tapi
tidak selalu demikian, jika tidak ada interaksi yang intens, maka kedekatan teritorial
bukanlah satu jaminan hubungan akn terus bertahan. Kedekatan Afektif:

2
Emosi Positif dan Negatif Keadaan emosional kita, apa pun itu, dapat memengaruhi persepsi,
kognisi,  motivasi, pengambilan keputusan,dan ketertarikan interpersonal.  Emosi sendiri
dalam psikologi juga dapat disebut dengan afek. Dua karakteristik afek yang paling penting
adalah intensitas (kekuatan emosi) dan arah (apakah emosi tersebut positif atau negatif).
Berbagai penelitian memperlihatkan bahwa emosi positif dan negatif mewakili dua
dimensi terpisah dan berdiri sendiri yang terefleksikan pada penilaian diri. Jika dua dimensi
emosional terpisah bisa saja bagi seseorang untuk merasakan campuran afek positif dan
negatif pada saat yang bersamaan. Satu jenis emosi juga dapat meningkat atau menurun tanpa
perlu memiliki akibat apapun terhadap yang lain.
Pemisahan emosi semacam ini memungkinkan kita untuk memberikan aspek yang
signifikan dimana afek     positif memungkinkan kita untuk mencari dan mengeksplorasi
aspek baru dalam lingkungan. Sementara itu di saat yang bersamaan, afek negatif membantu
kesiagaan dan kemungkinan mundur jika diperlukan.
Contoh : Misalnya komunikasi antara dosen dengan mahasiswa
3.         Daya tarik fisik
Ketertarikan pada seseorang seringkali dimulai dengan daya tarik fisiknya terlebih
dahulu. Karena faktor ini merupakan faktor yang muncul pada awal proses ketertarikan
interpersonal yang sangat sulit untuk direkayasa. 
Daya tarik fisik mengevaluasi orang berdasarkan penelitian Kombinasin karakteristik
yang dievalualuasi sebagai cantik atau tampan pada ujung yang paling ekstriem dan tidak
menarik pada ujung yang lain.Kecemasan  penampilan ( appearance anxiety): Pemahaman
atau kekhawatiran mengenai apakah penampilan fisiknya cukup menarik dan mengenai
bagaimana  penelitian dari orang lain.
Mengapa daya tarik fisik penting karena jika penelitian adalah orang yang buruk
terhadap atribut lain, dari perspektif evolusi mengenai penentu, perempuan cantik dipercaya
menarik secara seksual bagi laki-laki sebab  kecantikan di asosiasikan dengan kemudahan,
kesehatan, dan kesuburan.
 Penelitian membuktikan hubungan ini, tetapi asaosiasinya tidak begitu kuat. Satu
efek samping dari penekanan pada kecacantikan ini adalah perempuan lebih banyak dari
laki-laki mencari bedah domistik agar terlihat semudah yang di rasakan . Apa yang
sebenarnya membentuk daya tarik Penelitian mengenai daya tarik seseorang bisa jadai tidak
benar-benar cocok dengan penelitian orang lain , tetapi ada persetujuan yang mengagetkan ,
ketika dua orang diminta untuk menilai seorang pihak ketiga.
3
Meskipun ada persetujuan mengenai siapa yang menarik dan tidak menarik, sulit
untuk menyebutkan secara sepesifik petuunjuk yang tepat yang menentukan penelitian
kita.Dalam upaya untuk mengidentifikasikan petunjuk-petunjuk tersebut, para peneliti
menggunakan dua pendekatan.Prosedur yang pertama adalah untuk mengidentifikasi
sekelompok indentifikasikan sekelompok individu yang dinilai menarik dan kemudian
menentukan apa yang secara umum mereka memiliki.
Contoh :misalnya daya tarik fisik dari penampilan lawan bicara

B. CARA BERBICARA YANG EFEKTIF DAN MENARIK

Dapat melakukan komunikasi yang efektif dengan orang lain sangatlah penting bagi
sisi psikologis kita. Melalui komunikasi, kita dapat mengirim apa yang kita butuhkan dan
rasakan kepada orang lain.  Selain itu, kita juga dapat memberikan respon atau tanggapan dan
menghormati apa yang dibutuhkan oleh orang lain. Komunikasi dapat membantu kita
mengembangkan dan membina  hubungan dengan keluarga, teman, serta pasangan hidup.

Dalam kenyataannya, dukungan sosial adalah salah satu faktor terpenting yang dapat
melindungi kita dari berbaai emosi yang tidak menyenangkan seperti kecemasan dan depresi.
Ketika kita dapat berkomunikasi dengan orang yang dapat kita percaya, memungkinkan kita
untuk mengekspresikan apa yang kita rasakan hingga kita mendapatkan dukungan melalui
umpan balik yang diberikan.

Karena itu, memiliki kemampuan berkomunikasi adalah keterampilan terpenting


dalam kehidupan sosial kita. Walapun kita telah merasa sebagai komunikator yang baik,
selalu ada kesempatan dan peluang untuk memperkaya keterampilan berkomunikasi. Apalagi
di era globalisasi seperti sekarang ini. Setiap individu yang merupakan komunikator yang
baik tentu sangat mudah untuk mengembangkan empati dan kepercayaan dengan orang lain.
Mereka mengadaptasi gaya komunikasi mereka agar sesuai dengan khalayak dan situasi
dimana ia berada .

Komunikasi adalah proses dua arah yang sangat kompleks. Proses komunikasi efektif
melibatkan berbagai unsur komunikasi atau elemen-elemen komunikasi atau komponen-
komponen komunikasi dan melalui tahap-tahap komunikasi sebelum kesamaan pemahaman
dicapai. Selain itu, hambatan-hambatan komunikasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi

komuikasi juga berperan besar dan efektivitas komunikasi. Komunikasi dapat terjadi secara
verbal maupun nonverbal seperti kata-kata, simbol-simbol, gambar-gambar, grafik, suara,
nada suara, ekspresi wajah, pakaian, dan bahasa tubuh. Sebagian besar komunikasi adalah

4
kombinasi dari komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Kita juga harus memahami
berbagai perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal. Karena, dengan memahami perbedaan

dapat membantu kita menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal secara efektif agar kita
dapat memperbaiki cara berkomunikasi dengan baik dan mencapai keluaran terbaik dari
berbagai situasi.

Berikut cara berkomunikasi yang baik dan menarik :

1.Memberikan perhatian penuh kepada lawan bicara.

Jika pendengar kita merupakan salah satu skala prioritas, maka ada baiknya kita berusaha
untuk meluangkan waktu untuk berbicara.  Kita beri perhatian penuh terhadap lawan bicara.
Sedapat mungkin kita menghindari perhatian kita terpecah karena kita memikirkan hal yang
lain.

2.Mengakui pikiran, gagasan, atau perasaan orang lain terlebih dahulu.

Maksudnya adalah perlihatkan kesiapan kita untuk mendengarkan dengan menyadari dan
mendengar pikiran, gagasan, dan perasaan orang lain. Pemberian komentar mengindikasikan
bahwa kita menyadari validitas perasaan orang lain.

3.Berbicaralah dengan cara yang dapat diterima oleh orang lain.

Ketika kita berhadapan dengan orang yang baru kita kenal, maka kita harus bisa berbicara
dengan menggunakan kata-kata, nada suara, dan infleksi yang tepat. Meskipun begitu,
potensi tidak diterimanya pesan dengan baik oleh orang yang kita tuju juga sangat besar. Jika
kita melihat reaksi yang tidak sesuai, maka kita bisa dengan segera mengidentifikasi sumber
kesalahpahaman dan menyatakan kembali pesan yang ingin kita sampaikan dengan cara yang
dapat diterima oleh orang yang bersangkutan.

4.Berbicara dengan pelan.

Ketika kita berinteraksi dengan orang lain maka kita harus berbicara dengan pelan, tidak
perlu keras-keras, dan tidak terburu-buru. Hal ini agar orang lain mengerti dan memahami
apa yang menjadi maksud dan tujuan kita berkomunikasi.

5.Mengutarakan apa yang kita maksudkan dalam kata-kata yang berbeda.

Sebuah komponen terpenting dan terkuat dari mendengarkan secara aktif adalah refleksi atau
dikenal sebagai parafrase. Parafrase membiarkan orang lain mengetahui bahwa kita berusaha

5
untuk mengerti atau memahami. Parafrase juga mengklarifikasi komunikasi dan
memperlambat proses percakapan. Cara melakukan parafrase adalah dengan mengulangi apa
yang dikatakan oleh orang lain dengan menggunakan kata-kata sendiri tanpa memberikan
penambahan apapun .

6 .Memberikan pertanyaan terbuka.

Pertanyaan dapat diberikan ketika kita memerlukan pertolongan saat merasa tidak mengerti
dengan apa yang dibicarakan. Kita dapat melakukannya melalui uji penafsiran tentang apa
yang dikatakan oleh orang lain. Caranya adalah dengan memberikan pertanyaan terbuka yang
relevan dan biasanya dimulai dengan “apa”, “bagaimana”, “tolong jelaskan”, atau
“gambarkan”.

7.Menyusun intisari dan melakukan klarifikasi.

Kita mengumpulkan semua hal yang telah kita dengar dan memastikan bahwa kita
memahami apa yang dimaksud oleh orang lain. Hal ini menghindari kita dari persepsi 
selektif. Ketika kita melakukan persepsi secara selektif, maka kita telah mengharapkan orang
lain untuk bereaksi dalam cara tertentu seperti berdasarkan pengalaman masa lalu, atau
berdasarkan cara kita bereaksi.

8.Memberikan pendapat.

Hal ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan apakah orang yang bersangkutan memiliki
keinginan untuk mendengar pendapat kita atau tidak. Jika orang yang bersangkutan tidak
menginginkannya, maka kita jangan memberikan pendapat.

9.Memberikan perhatian kepada berbagai petunjuk yang dibutuhkan untuk


menjelaskan apa yang menjadi maksud kita.

Ketika berinteraksi dengan orang lain, maka kita akan menerima berbagai pertanyaan yang
kerapkali menstimulasi pemikiran hingga kita melihat perbedaan apa yang menjadi tujuan
kita dengan persepsi orang lain. Untuk itu, kita harus fokus dengan berbagai petunjuk yang
dibutuhkan guna mendukung penjelasan yang kita sampaikan.

10.Melakukan koreksi dengan segera ketika melakukan kesalahan dalam berbicara.

Terkadang, kita membuat pernyataan yang membuat kita menyadari dengan segera bahwa
terdapat kesalahan dalam pemikiran kita. Yang harus kita lakukan adalah jangan mengingkari
kesalahan yang telah kita buat namun segera mengakui dan memperbaiki kesalahan sesegera
mungkin.

6
11.Berhenti sejenak dan mendengarkan orang lain.

Ketika kita berada dalam diskusi atau bertukar pendapat dengan orang lain, seringkali kita
mengalami kesulitan untuk hanya mendengarkan pendapat orang lain. Seringkali kita merasa
takut pendapat kita  tidak akan didengar dan untuk menutupinya kita akan terus tetap
berbicara dan memaksa orang lain untuk mendengarkan. Perilaku seperti ini bukanlah
perilaku yang baik jika merujuk pada etika komunikasi secara umum.  Begitu pula dalam
etika komunikasi organisasi, etika komunikasi bisnis, etika komunikasi antar pribadi, dan
etika public relations, perilaku seperti ini harus dihindari karena membuat orang lain tidak
mau mendengarkan apa yang menjadi pemikiran kita.

12.Paksakan diri kita sendiri untuk mau mendengar apa yang dikatakan orang lain.

Ketika kita dapat berhenti sejenak namun pemikiran kita masih terus berjalan, maka hal
tersebut dapat membuat kita tidak mampu mendengar apa yang dikatakan oleh orang lain.
Untuk itu, hal yang dapat kita lakukan adalah memaksakan diri kita sendiri untuk benar-benar
mendengar apa yang dikatakan oleh orang lain. Teknik yang biasa digunakan dalam
komunikasi terapeutik dalam keperawatan ini hendaknya tidak dilakukan dalam setiap saat
karena hal itu dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman.

13.Bersikap sabar ketika mendengarkan orang lain.

Kita harus sabar mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang lain. Caranya adalah dengan
menghindari melakukan prediksi terhadap apa yang akan dikatakan oleh orang lain dan tetap
fokus pada apa yang sedang dikatakan oleh orang lain. Melakukan prediksi dapat
mengarahkan kita pada kesalahan dalam memberikan respon. Hal ini dapat menimbulkan
keslahapahaman yang tidak perlu.

14.Melakukan konfirmasi atas apa yang kita pahami.

Ketika kita berinteraksi dengan orang lain untuk pertama kalinya, kemungkinan untuk
terjadinya kegagalan komunikasi sangat besar. Jika kita tidak yakin tentang apa yang akan
terjadi selanjutnya, memberikan pertanyaan adalah jalan terbaik. Jika kita merasa yakin
dengan apa yang kita pikirkan, maka tidak ada salahnya kita menyatakan kembali apa yang
kita pikirkan untuk mengkonfirmasi pemahaman bersama. Terkait dengan hal ini, dalam teori
pengurangan ketidakpastian telah dijelaskan bahwa kita cenderung menggunakan komunikasi
untuk meminimalisir perasaan ragu-ragu ketika berinteraksi dengan orang lain. Pun dalam
teori disonansi kognitif yang menjelaskan kecenderungan kita untuk mengurangi disonansi
atau ketidaknyaman dalam situasi tertentu .

15.Mengingat percakapan sebelumnya.

Mengingat dan memanggil kembali berbagai informasi yang kita simpan sebelumnya adalah

7
salah satu elemen penting dalam komunikasi intrapersonal. Ketika berkomunikasi, ada
baiknya kita tetap mengingat apa yang telah kita komunikasikan sebelumnya. Agar
komunikasi yang terjalin dapat berjalan berkesinambungan. Semakin banyak yang dapat kita
ingat tentang isi percakapan sebelumnya, maka kita akan dapat berkomunikasi secara lebih
baik dan percakapan selanjutnya.

16. Bersikap terbuka dan jujur dengan orang lain.

Tidak semua orang bisa bersikap terbuka kepada orang lain. Beberapa orang bahkan tidak
dapat mengenali diri mereka sendiri, tidak mengerti apa yang ia butuhkan dan inginkan.
Namun, ketika kita berada dalam suatu hubungan, maka bersikap terbuka adalah hal yang
sangat penting. Bersikap terbuka artinya adalah kita dapat membicarakan banyak hal yang
tidak dapat kita bicarakan sebelumnya dengan orang lain dalam hidup kita. Bersikap terbuka
juga berarti kita bersikap jujur kepada orang lain. Bersikap terbuka juga memiliki arti adanya
kesempatan untuk kita mengalami rasa sakit hati atau kekecewaan. Hal ini dikupas lebih
mendalam dalam teori komunikasi kelompok,  teori-teori komunikasi antar pribadi atau teori
komunikasi interpersonal seperti teori penetrasi sosial.

17. Mengekspresikan diri sendiri ketika bersikap terbuka dengan orang lain.

Ketika kita bersikap terbuka dan jujur dengan orang lain maka kita juga terbuka pada
berbagai cara berkomunikasi yang berbeda dan mengetahui bahwa orang lain juga
membutuhkan keterbukaan yang sama. Bersikap terbuka dengan orang lain dapat
memudahkan kita dalam mengekspresikan apa yang kita pikirkan dan apa yang kita rasakan
kepada orang lain.

18. Menaruh perhatian kepada berbagai petunjuk nonverbal.

Sebagian besar komunikasi yang kita lakukan dengan orang lain bukanlah apa yang kita
katakan namun bagaimana kita mengatakannya. Komunikasi nonverbal meliputi bahasa
tubuh, nada suara, kontak mata, dan seberapa jauh jarak ketika kita berkomunikasi dengan
orang lain. Belajar cara berkomunikasi dengan baik berarti kita belajar bagaimana membaca
berbagai petunjuk seperti kita mendengar apa yang dikatakan oleh orang lain.

Perlu diperhatikan juga bahwa ketika kita memperhatikan berbagai petunjuk nonverbal yang
disampaikan oleh orang lain, kita juga jangan melupakan berbagai petunjuk nonverbal yang
kita berikan untuk orang lain. Ketika berkomunikasi dengan orang lain, kita juga harus
membuat dan mengelola kontak mata, menjaga posisi tubuh tetap netral, menjaga nada suara,
dan duduk di depan atau di hadapan orang tersebut ketika berbicara dengan mereka.

19. Menilai pengetahuan lawan bicara.

Daripada kita bersikap merendahkan atau mengagungkan latar belakang seseorang dalam

8
topik tertentu, ada baiknya kita menanyakan apa yang ia ketahui tentang topik yang sedang
dibicarakan. Namun perlu diingat bahwa kurangnya pengetahuan seseorang di bidang yang
benar-benar kita kuasai tidak berarti bahwa mereka kurang informasi atau berpendidikan
rendah. Lebih baik dilakukan pengecekan untuk memahaminya selama percapakapan dan
membuat penyesuaian yang diperlukan.

20.Tetap fokus pada pokok permasalahan.

Terkadang, suatu diskusi berkembang menjadi debat atau perang opini. Untuk menghadapi
situasi seperti ini, maka ada baiknya masing-masing orang yang terlibat dalam diskusi atau
debat tetap memberikan rasa hormat satu sama lain dan tetap fokus pada pokok
permasalahan. Jika salah satu pihak tidak berusaha untuk mencoba mengendalikan eskalasi
debat, maka debat akan menjadi semakin besar. Untuk itu, masing-masing pihak perlu
mengendalikannya salah satunya dengan keluar dari situasi debat.

Namun, ketika meninggalkan situasi debat, kita harus melakukannya dengan cara-cara yang
terhormat. Misalnya dengan berkata, “Kita telah menjalani hari yang sangat melelahkan dan
apa yang kita diskusikan saat ini tidak menemukan hasil yang positif. Ada baiknya kita
pulang ke rumah masing-masing untuk istirahat dan membicarakannya kembali besok pagi.”

21.Menunjukkan rasa hormat terhadap nilai-nilai yang dimiliki lawan bicara.

Melakukan beberapa penelitian dasar dengan cara melihat kembali pernyataan atau tujuan
individu atau organisasi dan lain-lain untuk memperoleh perspektif orang yang bersangkutan
tentang dunia. Kita harus bisa memastikan bahwa berbagai gagasan yang kita miliki sesuai
dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh orang lain.

22.Menggunakan referensi yang dikenal.

Maksudnya adalah mempelajari tentang latar belakang professional, hobi, gaya hidup,
keluarga, dan lain-lain dari lawan bicara. Caranya adalah dengan menggunakan metafora dan
bercerita yang menghubungkan berbagai konsep dengan pengalaman hidup mereka.

23.Berusaha untuk mengendalikan emosi ketika membicarakan sesuatu hal yang sangat
penting.

Tidak seorangpun dapat berbicara tentang hal-hal yang penting atau hal-hal besar jika mereka
merasa rentan secara emosi dan marah. Rasa marah dapat menyuguhkan informasi dan
merangsang energi yang dapat digunakan secara positif. Penting untuk memahamiemosi
orang lain seperti rasa sakit, frustrasi, kehilangan, dan lain-lain. Ketika membicarakan topik
tertentu yang mungkin dapat memancing emosi, maka kita harus berhati-hati dangan
penggunaan bahasa, kalimat, serta kata-kata yang kita gunakan.

9
24.Memahami kemarahan atau emosi sendiri dan bagaimana mereka berdampak pada
respon yang kita berikan.

Ketika kita dikuasasi oleh emosi, maka pola pikir kita pun agak terganggu. Kita menjadi tidak
terkontrol dalam mengeluarkan kata-kata dan pendapat kita. Bahkan berdampak pula
terhadap perilaku kita. Sebaiknya kita dapat menghidari hal-hal yang tidak kita inginkan
sehingga kita dapat berpikir tenang dan memberikan respon yang baik dan dapat diterima
oleh orang lain tanpa menimbulkan hal-hal yang dapat merusak hubungan antar manusia atau
bahkan hubungan sosial.

25.Mengakui pemikiran, gagasan, atau perasaan orang lain.

Ketika kita menunjukkan minat kita, orang yang sedang marah cenderung untuk mulai
tenang. Ketika situasi mulai kondusif, maka komunikasi dapat kita lanjutkan.  Kita bisa mulai
dengan mengakui dan menghormati pemikiran, gagasan, atau perasaan orang lain. Kemudian
kita sampaikan maksud kita tanpa menyinggung perasaan orang lain.

26. Mengungkapkan kembali apa yang kita dengar dari apa yang dikatakan oleh orang
lain.

Orang yang sedang marah tidak akan mudah menerima respon yang kita berikan hingga
pemikiran, gagasan atau perasaannya tidak dapat dikomunikasikan dan dipahami dengan
baik. Ada baiknya kita mencoba untuk membuatnya tenang, menarik nafas, agar ia dapat
mengkomunikasikan kembali pemikiran, gagasan atau perasaannya dengan baik.Setelah
semua terkendali, kemudian kita coba untuk mengungkapkan kembali apa yang telah kita
dengar dari orang lain dan sekaligus bisa memberikan respon secara elegan. Dengan
demikian, apa yang menjadi maksud kita dapat tersampaikan dengan baik.

27.Bersiap untuk mengalah.

Dalam hubungan dengan kedekatan yang erat seperti pasangan hidup, tentunya kita sering
terus berdebat dalam suatu diskusi karena kita ingin menjadi yang paling benar. Sejatinya kita
memang sering dihadapkan pada situasi seperti ini dimana salah satu pihak berupaya untuk
mempengaruhi pemikiran pihak lain bahwa pihaknyalah yang benar namun pihak lain tidak
ingin mundur alias sama-sama keras kepala. Ketika dihadapkan pada situasi seperti ini, jalan
terbaik adalah kedua belah pihak harus sama-sama mengalah.Dengan melakukan hal ini
bukan berarti kita menyerah kalah dengan berkompromi dan tidak bersikeras dengan apa
yang dianggap benar. Hal ini adalah sesuatu yang hanya dapat kita putuskan sendiri, apakah
ingin berada dalam hubungan yang sehat dan saling menghormati satu sama lain atau
sebaliknya. Jika kita hanya mementingkan apa yang kita anggap benar dan mengesampingkan
kebahagiaan orang lain maka kita bukanlah mitra yang baik.

10
28.Mengembangkan selera humor dan bermain.

Kita tidak perlu menjadi lucu sekedar untuk menggunakan humor dalam sebuah percakapan.
Yang perlu kita lakukan hanya menggunakan selera humor yang kita miliki dan mencoba
untuk memasukkannya lebih banyak ke dalam percakapan atau komunikasi dengan orang
lain. Humor membantu mencerahkan hati dan pikiran. Humor juga dapat membantu
menempatkan hal-hal kedalam sebuah perspektif atau sudut pandang yang lebih baik
dibandingkan metode lain. Bermain tidak hanya monopoli anak-anak. Orang dewasa juga
butuh bermain sekedar untuk melepaskan diri dari penatnya  kehidupan dan lain-lain.

29.Menanyakan umpan balik.

Komunikasi adalah tentang keterhubungan dengan orang lain hingga sangat dimungkinkan
kita dapat melakukan kesalahan. Memikirkan tentang berapa banyak orang berbicara tentang
diri mereka sendiri dan bukan tentang orang yang mereka ajak bicara.

30.Komunikasi itu lebih dari sekedar berbicara.

Dalam konteks komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi, untuk dapat
berkomunikasi dengan baik dan lebih efektif dalam hubungan yang kita jalani, kita tidak
perlu harus selalu berbicara. Kita juga dapat berkomunikasi melalui berbagai macam cara
seperti melalui tindakan dan secara elektronik seperti melalui media sosial. Hal ini juga
berlaku dalam konteks komunikasi dan bidang komunikasi lainnya misalnya komunikasi
organisasi, komunikasi bisnis, dan komunikasi antar budaya. Hendaknya kita tetap
berhubungan sepanjang hari melalui surat elektronik atau media lainnya karena hal ini
mengingatkan kita akan pentingnya orang tersebut dan bagaimana pentingnya mereka bagi
kehidupan kita.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan :
Ketertarikan sosial mengacu kepada perasaan yang timbul terhadap orang lain.
Perasaan ini meliputi dimensi rasa suka dan rasa tidak suka. Tujuan dari rasa ini adalah untuk
menilai seorang individu atau suatu kelompok, yang dilakukan secara positif bermaksud
untuk mendekatinya, dan untuk berperilaku positif kepada individu atau kelompok tersebut.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketertarikan Interpersonal : Kesamaan
(Similarity),Kedekatan (Proximity),Daya tarik fisik. Cara berbicara yang efekti dan menarik
Dapat melakukan komunikasi yang efektif dengan orang lain sangatlah penting bagi sisi
psikologis kita. Melalui komunikasi, kita dapat mengirim apa yang kita butuhkan dan rasakan
kepada orang lain.  Selain itu, kita juga dapat memberikan respon atau tanggapan dan
menghormati apa yang dibutuhkan oleh orang lain. Komunikasi dapat membantu kita
mengembangkan dan membina  hubungan dengan keluarga, teman, serta pasangan hidup.

3.2 Saran:

Demikian makalah ini kami buat , dengan adanya makalah ini kita lebih
mengetahui dari faktor-faktor yang mempengaruhi ketertarikan interpersonal , cara
berbicara yang efektif dan menarik . Dan harapan kedepan untuk makalah ini agar
menjadi pembelajaran bagi masyarakat tentang bagaimana menjalin komunikasi yang
efektif ,etis, dan menyenangkan .

12
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (1991). Psikologi sosial (edisi revisi). Bandung: Rineka Cipta, hlm 10 Ibid.
Hlm 20

Baron, R.A., & Byrne, D. (2005). Psikologi sosial, jilid pertama (edisi ke sepuluh).
Alih Bahasa: Ratna Djuwita, Melania Meitty,hlm 105

Stroebe, M.S. (2007). The scope of social psychology: Theory and applications. New York:
Psychology Press

Dayakisni. 2008. daya tarik interpersonal.

13

Anda mungkin juga menyukai