Anda di halaman 1dari 3

Pengantar Pembelajaran

Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP)


“Dinamisasi Konsep, Ilmu dan Pengetahuan”

NDP Menjadi Materi Wajib didalam perkaderan Himpunan Mahasiswa Islam, beragam macam
cara dan pola yang menjadi ciri para penceramah NDP diharapkan tidak menghilangkan
essensi dari NDP yakni Iman,Ilmu dan Amal dalam berkehidupan kapanpun dan dimanapun.

Pedoman Perkaderan adalah Juklak yang dapat dibuat oleh siapa saja, namun essensi NDP
tidak akan pernah berubah dalam perjalanan, ini dikarenakan sumber NDP berangkat dari Nilai-
Nilai Islam yang ada didalam ALqur’an sebagai Kitab Suci umat Islam dan Sunnah Nabi dan
Rasulullah.

Pemahaman yang dibuat agar kader HMI dapat saling memetik dan saling menerapkan
pengertian dan dan pemahaman dalam perjalanan berorganisasi ataupun berkehidupan bebas
di Alam Raya, mempelajari tentang dasar-dasar kepercayaan, Alm. Nur Cholis Madjid (Cak Nur)
menjadi seorang yang digadangkan sebagai perumus NDP setelah proses perjalanannya ke
Beberapa Negara,

Pada karya tulis ini Penulis menjadikan NDP sebagai “konsep menuju Konsep hingga menjadi
Konsepsi yang Dinamis”,

Sekedar menilik sedikit dari beberapa persoalan yang tertuang di NDP karya Ayahanda Cak
Nur, dalam karyanya pembaca diajak untuk mengekspresikan bersama pikiran dan gagasan
dalam gambaran perjalanan tersebut, makadari itu sebaiknya pembaca juga bersiap untuk
mencari referensi yang dapat menjadi pembahasan karya Alm. Cak Nur dalam Nilai-Nilai Dasar
Perjuangan.

Mempersiapkan Referensi kelanjutan dari karya Beliau lainnya dan perihal para tokoh serta
peristiwa ataupun tragedi dalam negara yang dikunjungi, mengetahui lebih mendalam tentang
apa yang sebenarnya telah terjadi, dan kemudian perbandingkan dengan apa yang telah
menjadi Platform Rasulullah Muhammad semasa Hidupnya dengan membawa Ajaran Islam,

Seperti pepatah lama yang menyatakan “kalau sudah mengembara pasti berpengalaman”, kita
mulai dengan penelusuran pengantar karya tulis mengenai latar belakang personalitas latar
belakang keluarga Ayahanda Alm. Cak Nur yang masyumi yang dinyatakan beliau sebagai
kader NU yang termarjinalkan karena telah ikut dan bergabung dengan partai politik, Pembaca
NDP dapat menelusuri langkah dengan merujuk pada sosok KH. Madjid dan ketokohannya
pada sejarah internal partai Masyumi.

Dalam perjalanan bangsa ini Stigma Politik Agama dan Agama Politik mulai menampakkan ciri
dan perbedaannya, pada momen sejarah umat Islam Indonesia menjadi bagian dan komposisi
politik nasional dalam kontes kenegaraan, Masyumi Partai Islam satu-satunya di Indonesia
sebagai perwakilan, Dinamika yang terjadi seperti beberapa proses yang terjadi saat konferensi
Cabang di HMI, perselisihan di Internal kerap terjadi atas perbedaan pandangan dan pilihan,
biasanya situasi mulai kacau disaat dukungan, posisi dan jabatan menjadi rebutan, yang
kemudian kita mengenal secara mendalam dan berusaha untuk memperbaiki dalam proses
perjalanan, dengan harapan yang tersirat dengan kalimat sederhana “pendewa kekuasaan
menjadi pendewasaan”.
Peristiwa serupa juga pernah terjadi terhadap organisasi umat Islam syarikat Islam yang
populer dengan Gerakan Serikat Dagang Islam (SDI) yang kemudian terbelah menjadi dua
kelompok besar dan beberapa serpihan yang tidak ikut-ikutan, Syarikat Islam yang dipelopori
oleh Hos Tjokro Aminoto terbagi menjadi SI Merah dan SI Putih, di karenakan adanya
keterlibatan oknum atas kepentingan kekuasaan dan politik, Di era Rasul dapat menjadi
perbandingan, sebagai contoh dalam peristiwa Piagam Madinah yang berhasil menyatukan
serpihan-serpihan dari setiap Suku-suku, kabilah-kabilah, agama-agama dan Lintas Bangsa di
Madinah, kita akan mengetahui bahwa peristiwa yang terjadi pada umat Islam di Indonesia
justru sebaliknya, terjadi penggerbongan atau faksi Anti ini dan Faksi Anti itu, semakin
mendorong ikhtiar menyelami bahasa Alm. Cak Nur yang membahas persoalan Fanatik
(Fanatism) atau Alergi yang menyebabkan kebutaan dan kekakuan, serta mengetahui alasan
pernyataan “Islam Yes, Partai Islam No” lebih mendalam.

Dengan memulai mengenal biografi para tokoh utama yang ada dalam riwayat tersebut dan
usaha menterjemahkan setiap latar belakang pribadi tokoh dan sejarah perjalanan dimasa lalu
mereka beserta rantai atau turunannya kini, untuk kemudian mempelajari setiap momentum dari
peristiwa-peristiwa hingga hal-hal yang menyebabkan terjadinya pergejolakan pemikiran,
pergejolakan umat Islam, hingga proses penolakan dalam perselisihan sesama umat, serta
tentang banyak hal Positif dan Negatif lainnya, yang kemudian pembaca dapat menyerap dan
simpulkan dari setiap fase per fase perjalanan sejarah panjang bangsa dan Umat Islam di
Indonesia, dengan menarik benang merah lintas hubungan secara sistematis pada masa
kekinian, secara Populer kita telah merantai tentang pereratan antara Ke-islaman dan Ke-
indonesiaan.

Dalam NDP kita disajikan tentang Negasi dan Afirmasi pada BAB Awal (Pertama) yang
membahas tentang Dasar-dasar Kepercayaan, Komposisi dan Kedudukan tentang Negasi dan
Afirmasi dalam suatu penelitian adalah menjadi simpul (Symbol) dari proses-proses yang
menjadi Kesimpulan, kesimpulan dalam perbandingan-perbandingan, pilihan diantara pilihan-
pilihan, pilihan setelah melakukan perbandingan, atau pilihan setelah proses pemilihan yang
telah ditempuh menjadi keputusan, keputusan dari setiap pilihan yang telah dilakukan pada
proses akhir penelitian secara Ilmiah atau Benar, mencari simpul-simpul agar tidak menjadi
simpul yang hilang (The Lost Symbol).

Contoh yang dikemas apik secara ringkas oleh Alm. Cak Nur tentang perbandingan dan
perbedaan mengenai yang serupa tapi tak sama, sama tapi tidak sama, sama tidak sama
dengan serupa atau sebaliknya, nampak tercermin apabila kita menelusuri kembali pada
konteks pelafalan atau penyebutan perihal Tuhan dibeberapa Wilayah dan negara, penelusuran
ini berkaitan dengan kultur dan akulturasi berdasarkan Basic Demand dalam local contentinen
suatu suku ataupun Bangsa yang benar ada, diperlukan dalam merajut serapan interprestasi,
sebagai representasi atas dinamika lintas zaman dan peradaban, dahulu, kini dan masa
mendatang.

Tidak hanya itu, penyajian mengenai Kisah perjalanan Nabi Ibrahim yang mencari Tuhan,
merupakan refleksi Penggeseran dan Pemilihan Jalan dalam proses penelusuran, seperti
penuangan analogi pilihan tentang jalan dari Jakarta menuju Bandung dengan beragam
Alternatif pilihan dalam Lajur atau Jalur, sehingga Negasi dan Afirmasi adalah menjadi putusan
apabila telah ditentukan oleh pemilih, meskipun pada prakteknya masih dapat mengalami
perubahan terhadap individu akibat keterbatasan pengetahuan pada terapan, sehingga
diperlukan pertahanan-pertahanan secara totalitas, yang kerap dilakukan oleh para penganut
dan pengikut pada praktiknya,
Berangkat dari sesuatu pilihan yang pantas diyakini atau dipercayai (Iman), Seperti percaya
kepada Allah dan Ajarannya yang dibawa oleh Rasulullah, dalam penelusuran hal ini kita dirujuk
untuk memilih dari beragam pilihan-pilihan hidup dan bertahan meskipun berkali-kali terjadi
pembaharuan zaman dalam waktu, sudah menjadi ketentuan bagi orang Islam memilih Islam,
menepati pilihan sebagai pengikut Rasulullah tanpa harus meninggalkan modernisasi, agar
tidak kalah dalam Peradaban serta Konsisten dalam menjalani Aktifitas Iman (Hanief),

Pembuktian telah selesai oleh para pendahulu dan diperlukan pertahanan essensi Islam yang
kokoh dalam eksistensi hidup yang dapat menyesuaikan atau beradaptasi terhadap ruang dan
waktu, dan menjadi pembelajaran pada manusia dimasa kini.

Kenapa harus berlaku demikian?, ini berkenaan dengan keterbatasan Manusia dan demi waktu
agar tidak merugi, Sunnah Allah (Sunnatullah) dan Sunnah Rasulullah menjadi pilihan yang
telah tersedia menjadi petunjuk bagi manusia (Hudan-Linnas), pola pemerataan manusia
secara ilmiah mempelajari seluruh apa yang ada dialam semesta belum tentu dapat dilakukan
hingga menjadi kalimat “mumpuni”, sehingga tidak akan pernah ada satupun totalitas manusia
dengan segala keterbatasan mencapai kemampuan Allah SWT, ketidak tahuan yang menjadi
kekurangan ditengah kesempurnaan sebagai mahluk, pada persoalan ini Rosul sebagai Pilot
Project Life (Uswah Hassanah/Contoh baik) menelusuri lajur hidup sebagai praktisi AlQuran
dengan sunnahnya.

Idealisme dan Rasionalisme terbatas Fakta, Bukti dan cara kinerja, Empirisme terbatas
Obyektifitas (Subyektif personal), kembali kita rujuk permisalan soal Pembahasan tentang
Matahari, Apa yang menyebabkan adanya Matahari ? Mengapa matahari dapat mengeluarkan
Api ? Bagaimana Matahari dapat bergerak ? Meskipun begitu banyak jawaban yang dipapar
dan presentasikan, Hingga saat ini belum ada satupun Filusuf atau Peneliti yang mampu
membuktikan langsung ke sumber atau titik pusat Matahari, padahal kita ketahui bersama
bahwa Matahari itu ada.

Sekiranya uraian singkat tersebut dapat menjadi rujukan pembahasan berdasarkan Ilmu dan
Pengetahuan Manusia yang terbatas perihal Pencipta segala keterbatasan dan ketidak
terbatasan dengan kesederhanaan dan rendah hati, seperti yang dicontohkan Rasulullah dalam
sunnah-nya.

Demikian jua perihal keterbatasan saya sebagai penulis yang berada diantara batas-batas,
batasan-batasan serta keterbatasan-keterbatasan, mohon maaf apabila terdapat banyak
kekurangan dalam hal penyajian isi tulisan, meskipun kita telah dinyatakan Allah SWT sebagai
pemimpin/Wakil Tuhan dimuka bumi (Khalifatul fil-Ard), Penulis hanya berusaha dalam proses
ikhtiar berkelanjutan sebagai penelusur Zaman melalui tulisan, selanjutnya penulis berusaha
menyajikan Buku Pengantar Pembelajaran NDP “Dinamisasi Konsep, Ilmu dan Pengetahuan”
ini. (AG).

Penulis

ADI PUTRA (Adhyp Glank )

Anda mungkin juga menyukai