Sebuah Ungkapan yang paling indah dari seorang hamba yaitu Alhamdulillah
segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberiakn rahmat serta
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah “Model
Pendekatan Kajian PMDI(Kajian Tokoh,Kajian Regionalitas,Kajian Tematis,dan
Kajian Historis Kronologis)”.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Selama ini kita telah mengenal Islam,mulai dari kita bersekolah di tingkat
SD/MI,SMP/MTS,SMA/MA,bahkan Perguruan Tinggi,sehingga kita dapat
melihat perkembangan dunia Islam begitu sangat berkembang.Hal yang demikian
ada salah satu dari sekian faktor-faktor pemikiran modern dalam Islam yang
mempengaruhi perkembangan dunia Islam dan dapat menyesuaikan zaman ini.
1
Sebagai contoh:pada masa khulafa’al-Rasyidin sudah lahir pemikiran islam,seperti kitab Nahj al-
Balaghah karya Imam Ali Bin Abi Thalib.(http://hminews.com)
reorganisasi (penyusunan kembali) pengalaman dan tingkahlaku yang
dilaksanakan secara sengaja.
B.RUMUSAN MASALAH
C.TUJUAN
2
Abdul Sani, Lintasan Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern Dalam Islam,Cet.ke I,Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada, 1998, h.1
1.Mendeskripsikan Model PMDI dalam Kajian Tokoh.
BAB II
PEMBAHASAN
A.KAJIAN TOKOH
Salah satu problem dalam kajian tokoh yang dilakukan oleh para
mahasiswa yakni problem metodologis.Boleh jadi, karena belum ada pedoman
yang dapat dijadikan rujukan dalam kajian tokoh seacara teoritis maupun
praktis.Oleh sebab itu, bagian ini sangat penting di pahami mahasiswa supaya
memiliki basis metodologi yang kuat ketika melakukan riset tentang tokoh
mufassir.
2.Tujuan Kajian Tokoh
Lalu apa sebenarnya tujuan riset pemikiran tokoh? Secara spesifik tujuan
Kajian Tokoh yakni:
Satu hal yang penting diingat bahwa kajian tokoh sesungguhnya tidak harus
menunggu sang tokoh telah wafat terlebih dahulu.Memang ada yang
berpendapat bahwa seorang tokoh yang dikaji harus telah wafat, kareana
pemikirannya dianggap telah mapan dan tidak lagi berubah.Berbeda dengan
tokoh yang masih hidup, yang dimungkinkan akan merubah pemikirannya.
Alasan tersebut kurang mendasar, sebab kalau untuk melakukan kajian atau
penelitian kita harus menunggu sang tokoh wafat, maka tentu akan bisa
mengganggu proses riset itu sendiri, baik waktunya, konteksnya termasuk
signifikasinya.Bagaimana dengan mahasiswa yang sudah di semester akhir,
mereka akan kehabisan waktu tunggu kuliah, kalau harus menunggu wafatnya
sang tokoh yang hendak dikaji.Lagi pula seolah ketokohan itu baru dapat diakui
setelah wafat, padahal faktanya tidak mesti demikian.
Di samping itu, kalaupun sang tokoh yang masih hidup merubah pemikiran
sebelumnya, hal itu justru nenunjukkan dinamika pemikiran sang tokoh.Jika
sang tokoh masih hidup,maka wawancara menjadi salah satu metode penting
4
Lihat, H.Arif Furchan dan Agus Maimun, Studi Tokoh:Metode Penelitian Tokoh,
Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2005, hlm. 9
untuk dilakukan, bahkan hal itu juga sangat membantu untuk mencari kejelasan
maksud tentang ide dan gagasan, yang boleh jadi ketika dituliskan dalam
bukunya, terasa masih kurang jelas.
Jika Anda hendak melalukan kajian tokoh, maka apa saja yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih tokoh? Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan ,yaitu:
B.KAJIAN REGIONALITAS
5
Lihat Jajang A.Rohman,”Ekspresi Lokalitas Tafsir al-Qur’an di Tatar Sunda:Berbagai
kecenderungandan Tantangan” dalam Muchlis m.Hanfi (Ed.), al-Qur’an di Era Global :Antara
Teks dan Realitas, (Jakarta: Lajnah Pentashih al-Qur’an 2013), hlm.339-340
1. Pengertian Kajian Regionalitas
Pemikiran Rasional sekuler itu membawa kemajuan besar dan pesat dalm
bidang sains dan falsafah serta teknologi di Eropa.Ketika Pemikiran rasional
Islam pindah ke Eropa dan Berkembang di sana, di dunia zaman pertengahan
berkembang pemikiran tradisional ini, par ualam buakan hanya terikat pada al-
Qur’an dan Hadist, tetapi juga pada ajaran ijtihad ulam pada zaman klasik yang
sangat banyak jumlahnya
Ketika Umat Islam timur tengah menjalin kontak dengan Barat pada Abad
ke-18M , mereka amat kaget melihat kemajuan Eropa.Mereka tidak menyangka
bahwa Eropa yang belajar dari mereka pada abad ke-12 dan ke-13M telah begitu
maju, bahkan mengalahkan mereka darp peperangan-peperangan seperti yang
terjadi antar kearajaan Turki Usmani dan Eropa Timur,Hal ini membuat ulama-
ulama abad ke-19 merenungkan apa yang perlu dilakukan Umat Islam untuk
mencapai kemajuan kembali sebagaimana pada zaman klasik dulu.
2.
C.KAJIAN TEMATIS
1.
2.
D.KAJIAN HISTORIS KRONOLOGIS
1.
2.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
2.
3.
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA