Anda di halaman 1dari 4

PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM DAN RUANG LUAR

PADA SEKOLAH PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI DENPASAR, BALI

1) 2) 3)
Putu Indra Artadi Jaya , I Dewa Gede Agung Diasana Putra , dan Ida Bagus Gde Primayatna
1)
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
indraartadi13@gmail.com
2)
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
diasanaputra@unud.ac.id
3)
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
ibgdeprimayatna@gmail.com

ABSTRACT

Early childhood education has an effect on the process of character development and behavior. The indoor and outdoor
spaces are one of the important ways in a facility of the early children education. The indoor and outdoor space in a early
children education are expected to provide comfortable and security therefore as to create a space suitable to the func-
tioning of the early children education. The purpose of writing this scientific paper is explored through observation and
study of the standards and needs of young children. The findings of this study and observation are that the indoor and
outdoor spaces are supported by study factors in a design process such as: space requirements, design concepts, de-
mand for children, the selection of building materials, colors, security, comfort, accessories and decorations, Can provide
experience and appeal to the users of the early children education. Therefore, the school is able to provide good spaces
that are suitable with the characters of the children. In this school, the children will get good experience and attraction in
their early children education.

Key words: early childhood character, concept design, classroom, outdoor, standard

ABSTRAK

Pendidikan anak usia dini berpengaruh pada proses pengembangan karakter dan perilaku. Ruang dalam
dan luar merupakan salah satu sarana penting yang berada pada suatu fasilitas sekolah anak usia dini.
Ruang dalam dan luar pada sekolah pendidikan anak usia dini ini diharapkan dapat memberikan
kenyamanan dan keamanan sehingga terwujud suatu ruang yang sesuai dengan fungsi dari peruntukan
sekolah anak usia dini. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini dieksplorasi melalui observasi dan kajian
terhadap standar dan kebutuhan anak-anak usia dini. Temuan dari kajian dan observasi ini adalah bahwa
ruang dalam dan luar didukung oleh berbagai faktor kajian dalam sebuah proses desain seperti:kebutuhan
ruang, konsep perancangan, tuntutan kebutuhan anak, pemilihan material bangunan, warna, keamanan,
kenyamanan, aksesoris dan dekorasi, sehingga faktor tersebut dapat memberikan pengalaman dan daya
tarik bagi civitas yang berada didalam sekolah pendidikan anak usia dini. Karena itu, sekolah ini mampu
menyediakan ruang-ruang yang baik dengan karakter anak-anak. Di sekolah ini, anak-anak akan
mendapatkan pengalaman dan daya tarik dalam masa pendidikan usia dini mereka.
Kata Kunci: karakter anak usia dini, konsep perancangan, ruang kelas, ruang luar, standar

PENDAHULUAN

Pada tahun ajaran 2013/2014-2014/2015 perkembangan jumlah siswa di Kota Denpasar mengalami
peningkatan sebesar 1.54 persen dan 1.03 persen untuk sarana sekolah Taman Kanak-kanak (BPS Kota
Denpasar 2016). Menurut Permendiknas No 58 Tahun 2009 mengatakan standar pendidikan di Indonesia
meliputi pendidikan formal dan non formal, sehingga perpaduan dari kedua substansi formal dan non formal
sangat mempengaruhi perkembangan anak pada usia dini. Pada dasarnya perkembangan anak usia dini
sangat dipengaruhi oleh banyak aspek seperti yang disampaikan oleh Asmani mengatakan ada 7(tujuh)
aspek yaitu; (1) aspek fisik yang merupakan perkembangan yang terkait dengan perkembangan motorik dan
fisik pada anak, (2) aspek sensorik yaitu perkembangan anak yang dimana anak mempunyai kemampuan
untuk menggunakan panca indra nya untuk memperoleh informasi, (3) aspek komunikasi dan bahasa yaitu
berkaitan dengan kemampuan menangkap rangsangan visual atau gambar dan suara, serta meresponnya,

Putu Indra Artadi Jaya (1319251013)1), I Dewa Gede Agung Diasana Putra2), dan Ida Bagus Gde Primayatna3)–
Penerapan Konsep Perancangan R. Dalam dan R. Luar pada Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini di Denpasar 343
dalam hal ini yang mencakup bahasa yang dapat diterima oleh anak, (4) aspek kognitif yang merupakan
bagaimana anak berpikir dan bertindak, (5) aspek emosional adalah kemampuan mengontrol perasaan
dalam situasi dan kondisi tertentu, (6) aspek sosial adalah kemampuan mengontrol perasaan dalam situasi
dan kondisi tertentu, (7) aspek sosial yang merupakan kemampuan anak memahami identits pribadi,
bersosialisasi dengan orang lain, dan status dalam lingkungan sosial (Asmani, 2015:16).
Dalam proses perancangan ini menggunakan empat tahap perancangan yaitu; (1) tahap pemulaan yang
merupakan pada tahap ini melakukan identifikasi masalah secara umum dalam merancang Sekolah
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), (2) tahap persiapan merupakan pengumpula data secara sistematis dan
analisi informasi, (3) tahap pengajuan usul yaitu tahap membuat suatu gagasan-gagasan serta mengaukan
usul-usul ide dari banguan, (4) tahap evaluasi merupakan tahap usul-usul alternatif yang dimana diajukan
dalam proses perancangan (Snyder dan Catanese 1989: 231-237). Sekolah merupakan hal yang penting
dalam mensejahterakan masyarakat, pentingnya sekolah sangat sering dipermasalahkan dan diperdebatkan
banyak pihak yang menginginkan sesuatu hal yang baru, namun kenyataanya bangunan sekolah menunjuk-
kan kondisi keterbatasan sistem pendidikan yang sudah ada (Dudek, 2005:44). Tampilan ruang dalam dan
ruang luar merupakan suatu cara untuk menjadikan kelebihan dari sekolah pendidikan usia dini yang akan
dirancang dengan sekolah yang sudah ada, berbagai sarana yang terdapat disekolah ini dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan dari anak agar dapat memberikan kesan pertama yang baik dan menarik. Ber-
dasarkan berbagai faktor tersebut, perlunya konsep yang baik dalam perancangan ruang dalam dan ruang
luar untuk menghasilkan keunikan dalam perancangan konsep yang sesuai dengan fungsi dan kebutuhan
dari anak usia dini.

RUANG DALAM DAN RUANG LUAR PADA SEKOLAH PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Anak usia dini merupakan jenjang atau proses yang pasti akan dilalui oleh anak-anak dalam peningkatan
perkembangan sehingga perkembangan itu akan menentukan langkah selanjutnya bagi anak tersebut
(Sujiono 2009:6). Karakteristik anak usia dini merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan, dimana terdapat
tujuh karakteristik anak menurut Novitawati (2011:105): (1) anak yang bersifat egosentris yaitu melihat dari
sudut pandangnya sendiri, (2) anak memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar, (3) anak merupakan makhluk
sosial, (4) anak mempunyai sifat yang unik dan berbeda setiap individunya, (5) anak mempunyai tingkat
imajinasi, dan fantasi yang cukup tinggi, (6) anak terkadang lebih cepat bosan dan konsentrasi yang pendek,
(7) anak pada tahap ini merupakan tahan yang cukup potensial untuk berkembang. Jenjang pendidikan anak
usia dini menurut Asmani (2015:14) merupakan pendidikan yang diselenggarakan bagi anak sejak lahir
hingga umur 6 tahun. Pengadaan ini bertujuan untuk membantu pendidikan di Indonesia terkhusus pada Ko-
ta Denpasar yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan untuk jenjang pendidikan anak usia dini dengan
sasaran yang merupakan warga kota. Suatu Perancangan ruang dalam dan ruang luar pada sekolah pen-
didikan anak usia dini perlu memperhitungkan standar-standar yang sudah ditentukan maupun yang diamati
untuk dapat menciptakan rancangan yang baik dan sesuai dengan civitas yang membutuhkan. Studi be-
saran ruang ini merupakan suatu acuan dalam tahap merancang ruang dalam dan ruang luar, dimana studi
ini menentukan besaran ruang dan kebutuhan sesuai dengan hasil pengamatan dan studi standar melalui
referensi buku (gambar 2). Bagi anak kecil dengan umur rata-rata 3-6 tahun mempunyai kondisi fisik yang
terbilang sangat kecil, dari pengamatan terhadap 1 orang anak yang bernama Caca, didapatkan dimensi
2
kebutuhan satu individu anak dalam berakivitas adalah 120 cm x 160 cm = 2,4 m , sehingga dimensi terse-
but dapat digunakan sebagai standar yang digunakan untuk merancang setiap kebutuhan ruang bagi anak
dalam suatu sekolah pendidikan anak usia dini (gambar 1).

Studi pada anak ini ber- Beberapa jenis alat


tujuan untuk mengetahui permainan anak ini sep-
ruang gerak dan kebu- erti jungkat jungkit,
tuhan anak pada saat be- ayunan, papan luncur,
raktivitas. Gerakan yang akan dipilih sebagai sa-
diuji coba adalah gerakan rana bermain dikare-
yang menghabiskan ban- nakan pertimbangan be-
yak ruang. Sehingga saran dan keamanan
dapat digunakan sebagai bagi anak dalam berak-
acuan dalam merancang tivitas.
sekolah.

Gambar 1. Studi Besaran Berdasarkan Pengamatan Gambar 2. Standar Besaran Alat Bermain Anak
Sumber: Observasi (20 November 2016) Sumber: Neufert (1996 : 276)

344 e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (5) Nomor (2) Edisi Juli 2017-ISSN No. 9 772338 505787
Perancangan ruang kelas sangat erat kaitannya dengan suatu konsep tentang merancang interior, menurut
Preiser dalam Laurens (2004:1) mengatakan bahwa kebiasaan dan mental seseorang sangat dipengaruhi
oleh lingkungan fisiknya, dimana lingkungan fisik tersebut terdiri dari kondisi bangunan dan kondisi ruang
dalam (interior) serta perabotannya. Jika suatu ruang memiliki kondisi fisik yang nyaman maka dapat
mempengaruhi perkembangan dan pembentukan perilaku manusia. Hal tersebuat menjadikan ruang dalam
(Interior) merupakan hal yang perlu diperhatikan dan sangat penting. Konsep ruang dalam kelas yang be-
rada pada sekolah pendidikan anak usia dini terdiri dari unsur pembentuk ruang seperti; lantai, dinding dan
langit-langit yang ditentukan berdasarkan fungsi dan kebutuhan dari anak serta berdasarkan studi ruang
yang sudah dilakukan. Selain itu dasar pertimbangan pada penerapan konsep ini juga didasari oleh tema
rancangan yaitu Fun and Nature Architecture. Kualitas pada ruang dalam kelas juga dipengaruhi dari
berbagai faktor penentu seperti; kondisi lingkungan, pemilihan material, warna dll. Kapasitas yang terdapat
pada satu ruang kelas ini adalah 20 orang anak peserta didik dan dua orang guru pendamping yang didapat
2
berdasarkan studi di lapangan dengan modul ruang 8m x 8m = 64 m (gambar 3).

Ukuran 800x800 didapat dari kebu- 800 Bukaan jendela pada bagian timur
tuhan yang sudah ditentukan sebe- menggunakan bentuk lingkaran dan dile-
lumnya melalui analisis dan perhi- takan lebih keatas dari lantai untuk
tungan dengan berbagai meminimalisir cahaya langsung berlebi-
pertimbangan. han.
Papan tulis berada ditengah-
tengah agar dapat dipandang Pemilihan warna pada furniture yang
dengan baik oleh anak, dan un- akan memberikan kesan lebih menarik
800 sehingga menambah gairah anak untuk
tuk komunikasi juga digunakan
audio yang diletakan diujung- lebih rajin dalam proses pendidikan.
ujung kolom
Pemilihan bentuk kolom lingkaran Bukaan pada pintu mengunakan pintu
untuk mengurangi sudutan pada sliding yang bertujuan untuk menge-
ruang dalam kelas. Kolom dengan fisienkan ruang dan memberikan sua-
bentang 800 berukuran diameter sana yang lebih luas
25 cm.

Pemilihan warna yang


menarik agar terlihat lebih Bentuk langit-langit
terkesan Fun segitiga memberikan
suasana menjadi
Pemilihan material lantai yang lebih besar dan ter-
terbuat dari vynil dengan motif buka
parket kayu sebagai penerapan
natural pada ruang dalam Pemilihan furniture
yang menghindari
Bentuk ruang yang terkesan luas sudutan untuk kea-
akan memberikan kemudahan manan anak, dan
dalam anak untuk melakukan ak- aksesoris yang
tivitas didalam ruang sesuai dengan kebu-
tuhan anak.
Gambar 3. Konsep Ruang Dalam Pada Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini di Denpasar

Pentingnya ruang luar pada suatu sekolah pendidikan anak usia dini merupakan hal yang perlu diperhatikan
bagi setiap arsitek dalam merancang ruang luar. Menurut Campbell (2013:14) anak-anak sangat menyukai
alam terbuka, ruang luar yang kaya akan alam dapat merangsang anak dalam meningkatkan imajinasi dan
dapat menemukan sesuatu yang baru dengan alam. Anak usia dini selalu penasaran dengan alam, dengan
sangat dekat dengan alam anak akan mudah untuk penasaran dengan lingkungannya dan dapat mendorong
mereka untuk lebih peduli dan terhubung dengan lingkungan luar tempat mereka tinggal. Terdapat 5 unsur
yang dapat digunakan dalam merancang sebuah ruang luar: (1) area bermain yang aktif, (2) individual area ,
(3) gathering(area berkumpul), (4) experiment yaitu area yang dapat membantu anak untuk lebih berani
mencoba menciptakan atau mengerjakan sesuatu, (5) ecological suatu area yang mempunyai makhluk
hidup dan habitat seperti pepohonan. Sehingga pentingnya penerapan ruang luar yang baik dan mem-
berikan kenyamanan pada rancangan menjadi faktor faktor penting dalam membantu tummbuh kembang
anak menjadi lebih baik. Penerapan Konsep Ruang luar pada sekolah pendidikan anak usia dini ini terbagi
menjadi beberapa faktor yaitu; pembagian zona pada ruang luar yang dibagi menjadi zona permainan yang
berisikan alat permainan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat keamanan, zona taman yang berisikan
tanaman yang dapat diamati dan dilihat anak dengan lebih dekat, dan zona fauna yang berisikan fauna yang
akrab dengan manusia seperti: kucing, kelinci, ikan dan burung, hal tersebut diharapkan dapat membantu
anak dalam meningkatkan perkembangan dengan cara bersosial dengan teman pada saat bermain, dan
mengenali alam disekeliling untuk menambah pengalaman dan wawasan pada anak melalui perantara alam
disekeliling mereka (gambar 4 dan 5).

Putu Indra Artadi Jaya (1319251013)1), I Dewa Gede Agung Diasana Putra2), dan Ida Bagus Gde Primayatna3)–
Penerapan Konsep Perancangan R. Dalam dan R. Luar pada Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini di Denpasar 345
Pada ruang luar ini menjadi pusat dari Area taman berisikan tanaman seperti
zonasi tapak yang dirancang, karena tanaman obat-obatan, tanaman hias,
area ini menjadi cukup penting meng- pohon peneduh, dan pohon pengarah.
ingat kegiatan anak yang suka bermain Dengan harapan dapat digunakan se-
di alam bebas akan memberikan kesan bagai alat peraga yang nyata.
yang menyenangkan untuk anak, hal
tersebut sesuai dengan penerapan te-
ma fun and nature architecture.

Zona permainan anak yang terdapat Zona fauna berisikan hewan seperti
berbagai permainan seperti; block pasir, ikan hias, dan beberapa hewan lainnya
papan luncur, jungkat-jungkit, dan yang berada pada bagian samping ke-
ayunan, alat permainan tersebut dikon- las dengan hewan sepertil; burung
sepkan dengan suasana yang lebih ter- merpati, serta hewan peliharaan.
buka dan lebih luas agar memudahkan
anak dalam melakukan aktivitas bermain

Gambar 4. Konsep Zona Ruang Luar


Area bermain hendaknya memiliki suasana yang lebih kondusif dan terbuka agat anak dapat bermain dengan lebih le-
luasa serta dapat membantu peningkatan karakteristik anak menjadi lebih baik lagi. Ruang luar pada perancangan ini
menggunakan konsep terbuka dan lebih dekat dengan lingkungan anak (lihat gambar 5).
Beberapa bagian tana-
Ilustrasii dari zona per- man yang diperuntukan
mainan yang sekiranya sebagai tanaman hias
akan berada pada area dan peneduh yang ter-
ruang luar dapat pada ruang luar.
Beberapa tanaman obat
yang dapat meningkatkan Pada elemen bawah
pengetahuan anak menggunakan rumput
mengenai ilmu agar meminimalisir ced-
kesehatan. era pada anak ketika
bermain, dan untuk ele-
men samping dan atas
Sebagian area kolam terbuka agar sesuai
ikan yang terdapat pada dengan tema rancangan
area ruang luar yaitu; nature.

Gambar 5. Penerapan Konsep Ruang Luar

SIMPULAN

Sekolah pendidikan anak usia dini merupakan suatu jenjang yang dapat menentukan pribadi anak dalam
melangkah menuju jenjang yg lebih tinggi. Pentingnya pengaruh keadaan sekitar akan mempengaruhi men-
tal dan perkembangan anak. Karakteristik anak merupakan salah satu faktor penentu dalam merancang se-
buah desain sekolah untuk anak-anak. Ruang dalam dan ruang luar merupakan suatu bagian yang penting
karena dapat menentukan langkah selanjutnya yang dapat diambil oleh anak dalam beraktivitas dan
mempelajari lingkungannya. Kenyamanan dan keamanan dari suatu ruang berdasarkan pertimbangan dan
studi juga penting untuk dilakukan dalam proses merancang. Sehingga perlunya perencanaan sekolah usia
dini yang sesuai dengan standar yang berlaku dan mementingkan kebutuhan serta kenyamanan anak dalam
beraktivitas.

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, J.M. 2015. Panduan Praktis Manajemen Mutu Guru PAUD. Yogyakarta : DIVA Press
Badan Pusat Statistik Kota Denpasar. 2016. Kota Denpasar dalam Angka 2016.
https://denpasarkota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/477. (Diunduh tanggal 06-Oktober-2016
Campbell, H. dan Evergreen.2013. Landscape and Child Development. Toronto.
Dudek, Mark. 2005. Children’s Space. Oxford, UK : Architectural Press.
Ernst dan Neufert, P. 1996. Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33. Jakarta : Erlangga
Laurens, J.M. 2004. Arsitektur dan Perilaku Manusia. Jakarta: PTGrasindo
Novitawati. 2011. Kesiapan Sekolah Anak Taman Kanak-Kanak Berbasis Model Pembelajaran Sentra (
Studi Kuantitatif di Taman Kanak-Kanak Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin 2011 ). Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini 7(1) : 102 - 122
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini
Snyder, J.C. dan Catanese, A.J. 1989. Pengantar Arsitektur. Erlangga : Jakarta
Sujiono, Y.N. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Indeks

346 e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (5) Nomor (2) Edisi Juli 2017-ISSN No. 9 772338 505787

Anda mungkin juga menyukai