Anda di halaman 1dari 11

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Maze
1. Hakekat Maze
Maze merupakan game sederhana yang menentukan jalur yang tepat untuk
mencapai tujuan yang telah did tetapkan. Dalam permainan maze anak-anak harus
menemukan jalur pda bagian-bagian maze berupa kotak-kotak yang dilewati
untuk tiap baris atau tiap kolom1.
Irawan (2009:2)2 mengatakan bahwa terdapat beberapa bentuk maze, seperti
maze untuk anak-anak seperti berbentuk lingkaran, mencari jejak rumah,
menemukan jalan keluar untuk ke sekolah dan lain-lain. Bentuk-bentuk maze
untuk anak PAUD yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
lampiran.
Isitiaty (2006:12) 3mengemukakan bahwa permainan mencari jejak atau maze
adalah usaha melakukan penemuan artinya permainan dapat menghasilkan ciptaan
baru anak dalam usia berapapun, di mana saat ikut dalam suatu permainan sedang
menciptakan ciptaan baru, sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Permainan maze adalah permainan edukatif dengan jalan sempit yang berliku dan
berbelok dan kadang kala merupakan jalan buntu ataupun jalan ysng mempunyai
halangan, dapat juga dikatakan permainan mencari jalan keluar kemudian
bagaimana anak bias menemukan jalan keluarnya.
Depdiknas (2006:2)4 menjelaskan pengertiaan maze adalah mencari jejak
yaitu suatu kegiatan untuk mencari, menelusuri dan memilih jalan menuju tempat
yang ditentukan dengan memakai media tertentu. Kegiatan mencari anak-anak
karena dapat memberikan nilai positif dalam pengembangan daya pikir daratan
serta keterampilan.

1
(Kurniawan, 2010 Hal. 40)
2
Irawan (2009 Hal. 2)
3
Isitiaty (2006 Hal. 12)
4
Depdiknas (2006 Hal. 2)
7

2. Manfaat Kegiatan Maze pada Anak TK


Ada beberapa manfaat maze pada anak TK. Menurut Vigotsky (2005:24)5
bahwa manfaat maze diantaranya adalah:
a. Sebagai alat dan fasilitas belajar untuk menstimulasi intelegensia logika
matematika dan menstimulasi intelegensi spasial yang untuk mengembangka
teknik dan material anak.
b. Mengembangkan daya imajinasi anak.
c. Melatih kecermatan anak dalam belajar problem solving.
d. Melatih kosentrasi serta motorik halus.
e. Mengembangkan kemampuan berfikir logis, dan
f. Melatih fungsi panca indra.

3. Cara Membuat Maze


Beberapa tahap pembuatan maze untuk anak TK yakni menyiapkan alat,
membuat desain atau sketsa dan melaksanakan pembuatannya (Badru, 2007:6.1)6
bahwa. Selain itu para guru TK yang ingin membuat maze yang kreatif dan
inovatif haruslah mengetahui syarat-syarat pembuatan maze. Terdapat tiga macam
syarat dalam pembuatan maze menurut Badru (2007:6.22)7 yakni syarat edukatif,
syarat teknik, syarat estetika.
a. Syarat edukatif yakni maze disesuaikan dan dengan memperhatikan program
kegiatan pembelajaran atau kurikulum yang berlaku dan di sesuaikan dengan
proses pembelajaran.
b. Syarat edukatif yakni maze dirancang dengan tujuan dan fungsi sarana, serta
sebaiknya multiguna agar banyak aspek perkembangan anak yang ditingkat.
Sebaiknya maze dibuat dengan menggunakan bahan yang mudah didapat did
lingkungan sekitar, murah atau dari bahan bekas/sisa serta aman dan tidak
mengandung unsur-unsur yang membahayakan anak seperti tajam dan
beracun. Maze yang baik hendaknya awet, kuat dan tahan lama, mudah
digunakan, menamba kesenangan anak untuk bereksperimen dan
bereksplorasi serta dapat digunakan secara individual, kelompok dan klasikal.

5
Vigotsky (2005 Hal. 24)
6
(Badru, 2007 Hal. 6.1)
7
Badru (2007:6 Hal. 22)
8

c. Syarat estetika meliputi beberapa hal yakni berbentuk yang elastic, ringan
(mudah dibawah anak), keserasian ukuran (tidak terlalu besar atau terlalu
kecil), warna (kombinasi warna) serasi dan menarik.

Berdasarkan tahap-tahap dan syarat pembuatan maze yang telah dipaparkan


maka guru dan anak-anak dapat merancang dan membuat sebuah alat permainan
maze. Menurut Badru (2007:6.7)8 bahwa cara mengerjakan maze dapat dilakukan
melalui beberapa langkah berikut.
a. Bahan dan Alat Pembuatan Maze yakni gunting kertas, pensil, penggaris,
tutup kotak kertas HVS bekas, 4 lembar kertas HVS berwarna ukuran folio/
kertas manila, perekat/lem, 10 pipet/sedutan minuman yang bekas, 1 buah
kelereng kecil/ bola-bola parfum bekas diameter 0,5 cm.
b. Cara pembuatan maze yakni gambarlah sebuah jalan utama did kertas HVS
putih dari secara horizontal. Lebar jalan 2 cm kemudian gambarlah beberapa
persegi panjang did luar jalan utama sehingga terbentuk beberapa jalan buntu.
Setelah itu guntinglah pipet bekas sesuai panjang gambar jalan utama dan
jalan-jalan buntu yang telah dibuat. Pipet berfungsi untuk menjadi trotoar
jalan/pembatas/ temple bagian luar dan dalam tutup kotak kertas HVS bekas
dan tempelkan pipet yang telah digunting pada garis-garis jalan yang telah
dgambar dikertas HVS berwarna dengan menggunakan perekat. Lubangi
kotak pada ujung utama untuk jalan keluar.

4. Metode Proyek
a. Pengertian Metode Proyek
Metode proyek adalah salah satu metode yang digunakan untuk melatih
kemampuan anak memecahkan masalah yang dialami anak sehari–hari, metode
yang cocok bagi pengembangan dimensi kognitif, social, motorik, kreatif dan
emosional anak. Sedangkan menurut Bossing (dalam Moeslichatoen, 1999 : 139)
metode proyek merupakan salah satu cara memecahkan masalah yang diterapkan

8
Badru (2007 Hal. 67)8
9
Moeslichatoen (1999 Hal. 139)
9

secara luas dalam setiap pemecahan masalah yang dialami dalam kehidupan
sehari–hari.
Lebih lanjut Ahmad (Slameto, 2003 : 47) mengatakan bahwa metode Proyek
adalah suatu metode mengajar dimana bahan pelajaran diorganisasikan
sedemikian rupa sehingga merupakan suatu keseluruhan atau kesatuan bulat yang
bermakna dan mengandung suatu pokok masalah.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode proyek
adalah salah satu metode pembelajaran yang menghadapkan anak pada persoalan
sehari–hari, penggunaan metode proyek juga dalam pembelajaran dapat
memberikan pengalaman secara langsung kepada anak.

b. Karakteristik Metode Proyek


Metode proyek merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar
dengan menghadapkan anak dengan persoalan sehari–hari yang harus dipecahkan
secara kelompok. Metode proyek berasal dari gagasan John Dewey tentang
konsep ”Learning by doing” yakni proses perolehan hasil belajar dengan
mengerjakan tindakan–tindakan tertentu sesuai dengan tujuannya, terutama proses
penguasaan anak tentang bagaimana melakukan sesuatu pekerjaan yang terdiri
atas serangkaian tingkah laku untuk mencapai tujuan (Moeslichatoen, 2004 : 137).
Setiap mode memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan tahapan
perencanaan pembelajaraan. Dilihat dari metode yang berbeda-beda, maka
karakteristik metode proyek untuk anak usia PAUD sangat bervariasi. Katz dan
Chard (1999:3) mengungkapkan bahwa metode proyek sebagai sebuah
pendekatan dalam pendidikan anak usia dini merupakan sebuah cara pembelajaran
dan pengajaran.
Metode proyek memiliki beberapa karakteristik yakni pendekatan proyek
menekankan pada peran guru dalam mendorong anak-anak untuk berinteraksi
dengan orang lain, benda-benda dan lingkungan sekitar mereka sehingga anak

11
(Slameto, 2003 Hal. 47)
12
(Moeslichatoen, 2004 Hal. 137)
13
Katz dan Chard (1999 Hal. 43)
10

dapat menyadari bahwa ia dan lingkungan di sekitarnya memiliki makna dan


hubungan. Selain itu pendekatan proyek juga sangat menekankan pada partisipasi
aktif anak dalam pembelajaran. Adapun topik-topik pembelajaran dalam
pendekatan proyek biasanya diambil dari lingkungan terdekat mereka.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
karateristik pendekatan proyek adalah sebagai berikut (a) pendekatan proyek lebih
menekan pada peran guru dalam mendorong anak-anak untuk dapat berinteraksi
dengan orang lain dan lingkungan sekitar anak, (b) pendekatan proyek
menekankan pada partisipasi aktif anak dalam proses pembelajaran, (c) topik-
topik pembelajaran dalam pendekatan proyek diambil dari lingkungan sekitar
anak atau dari kehidupan keseharian anak.

c. Tujuan dan Manfaat Metode Proyek Bagi Anak PAUD


Setiap metode pembelajaran mempunyai tujuan masing-masing yang ingin
dicapai oleh setiap kegiatan pembelajran yang dilaksanakan. Katz dan Chard
(1993:3) mengemukakan bahwa tujuan umum dari pendekatan proyek adalah
melatih daya pikir anak dalam kehidupan keseharian mereka, tidak hanya berupa
pengetahuan dan keterampilan namun juga meliputi sensitifitas estetika, emosi
dan moral.
Adapun lima tujuan utama dalam pendekatan proyek seperti yang
direkomendasikan oleh Katz dan Chard (1999:4). Untuk digabungkan
dalamkurikulum pendidikan anak usia dini antara lain:
1) Mengembangkan kemampuan intelektual dan daya pikir
Pendekatan proyek tidak mengacu pada system pembelajaran akademik
ataupun system pembelajaran tradisional yang selama ini dianut oleh
masyarakat. Pendekatan proyek lebih mengacu pada kurikulum yang sesuai
dengan perkembangan anak yang memiliki fokus utama pada tujuan
pengembangan intelektual.

14
Katz dan Chard (1999 Hal. 44)
11

Dalam pendekatan proyek ini, daya pikir anak ditingkatkan dengan cara
meningkatkan pemahaman anak melalui pengalaman langsung dan
pemanfaatan lingkungan sekitar anak. Pada prinsipnya, aktivitas dalam
pendekatan proyek bertujuan meningkatkan kemampuan intelektual anak.
2) Keseimbangan aktifitas
Katz dan Chard (1999:5) mengungkapkan bahwa pembelajaran proyek dapat
menstimulasi keterampilan-keterampilan penting yang ditumbuhkan anak dan
membantu anak untuk menguasainya. Pembelajaran proyek melengkapi dan
meningkatkan proses pembelajaran anak melalui permainan spontanitas yang
lebih baik dari pengajaran sistematik. Selama ini banyak orang tua dan guru
menekankan pengajaran akademik dengan mengorbankan spontanitas yang
lebih baik dari pengajaran sistematik. Selama ini banyak orang tua dan guru
menekankan pengajaran akademik dengan mengorbankan spontanitas anak
dan aspek-aspek kreatif dalam kurikulum. Dalam sudut pandang
pembelajaran dan perkembangan anak,pendekatan proyek dapat
menyeimbangkan aktivitas anak yang selama ini lebih banyak diberikan
pengajaran secara formal.
3) Menciptakan sekolah sebagai keseharian hidup
Salah satu tujuan dari pendekatan proyek untuk anak-anak dan orang dewasa
adalah memandang sekolah sebagai keseharian hidup. Dimana pengalaman
sekolah anak-anak merupakan sesuatu yang nyata, pengalaman kehidupan
sehari-hari. Keseharian anak di sekolah haruslah memberikan manfaat pada
tingkat konsentrasi, tantangan dan keterlibatan anak di dalamnya. Pendekatan
proyek dirancang untuk memberikan kebebasan pada anak untuk berpikir dan
mengemukakan pendapatnya.
4) Meningkatkan etos komunikasi di kelas
Pengalaman anak-anak di dalam kelas dan menyadari bahwa dirinya dan
anggota kelas merupakan sebuah komunitas adalah salah satu tujuan dari
pendekatan proyek. Etos komunitas diciptakan ketika semua anak-anak

15
Katz dan Chard (1999 Hal. 55)
12

tergolong untuk berkontribusi dalam kelompok kelas, walaupun mereka


melakukannya dalam berbagai cara. Pendekatan proyek dapat memberikan
kesempatan proyek pada anak untuk meningkatn etos kooperatif menjadi
lebih baik.
5) Memandang mengajar sebagai suatu tantangan
Tujuan lain dari pendekataan proyek yaitu guru dapat memandang pekerjaan
sebagai suatu tantangan. Dalam kondisi, pendekatan proyek diharapkan dapat
meningkatkan minat guru dalam mengajar. Guru haruslah memandang
berbagai situasi suatu hal yang positif dan sebagai sebuah tantangan. Disini
guru berpikir untuk memikirkan solusi kreatif dan konstruktif.

Menurut Semiawan(1997:3) bahwa metode proyek bertujusn untuk


memantapkan pengetahuan yang dimiliki warga belajar, dan memungkinkan juga
warga belajar memperluas wawasan pengetahuannya dari suatu mata pelajaran
tertentu, dan pengetahuan yang diperoleh warga belajar menjadi lebih berarti dan
kegiatan belajar mengajar akan menjadi lebih menarik, karena pengetahuan
bermanfaat baginya untuk mengapresiasikan lingkungannya, memahami serta
memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan dari kegiatan metode proyek adalah untuk melati anak memperoleh
keterampilan memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari baik secara mandiri
maupun dalam kelompok, keterampilan bekerja secara terpadu untuk mencapai
tujuan kelompok, keterampilan bekerja sama secara harmonis, bekerja secara
tuntas (Moeslichatoen, 2004:146).

Dalam kegiatan metode proyek memungkinkan penyaluran minat anak


sehingga anak lebih terdiri untuk belajar. Dengan metode proyek, anak dilatih
menelaah dan memandang suatu materi pelajaran dalam konteks yang lebih luas.
Kegiatan proses belajar mengajar.

16
Semiawan(1997 Hal. 53)
17
(Moeslichatoen, 2004 Hal. 146)
13

Manfaat dari pendekatanproyek dijelaskan oleh katz dan chard dalam


Wortham (2006:71) yakni pendekatan proyek melibatkan perolehan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan perasaan. Hal–hal tersebut dapat menciptakan situasi
pembelajaran yang kaya akan interaksi dan percakapan mengenai topic – topic
yang berada did sekitar lingkingan anak.

Pendekatan proyek juga dapat menciptakan aktifitas yang dapat berkontribusi


pada pekerjaan dan keberlangsungan kelompok, hal tersebut tidak mengenal
tingkat perbedaan kemampuan yang dimiliki anak. Bekerja sama dalam
pembelajaran proyek dapat menciptakan situasi dan kegiatan yang dapat
memperkuat ketrampilan sosial. Hal tersebut dikarenakan topik-topik dalam
pendekatan proyek sangat akrab dengan kehidupan anak sehari-hari sehingga anak
tertarik untuk mempelajarinya, pengetahuan tentang budaya nyata sangat relevan
untuk anak- anak. Selain itu pendekatan proyek juga memberikan tantangan untuk
guru dalam mengajar secara professional dan meningkatkan dalam bekerja.

d. Kelebihan dan kelemahan Metode Proyek

Menurut Nurlaily ( 2006:51 ) metode proyek ini mempuntai kelebihan


yaitu (a) anak-anak kerja sendiri dalam ruangan sekolah, (b) mendekatkan
kehidupan anak did sekolah dengan kehidupan dalam masyarakat, (c) mengubah
keadaan statis menjadi dinamis, (d) anak-anak belajar sungguh-sungguh dan
bekerja sama, (e) anak-anak bertanggung jawab penuh padabpekerjaannya.

Segala sesuatu tidak terlepas dari kekurangan, adapun yang menjadi


kekurangan dari penerapan metode proyek adalah : (a) tiap mata pelajaran
mempunyai kesulitan sendiri, hal mana tidak dapat dipenuhi dalamproyek total,
(b) segala sesuatu menjadi luas, (c) sukar untuk memilih proyek-proyek yang
sangat tepat, (d) hasilnya tergantung pada kecakapan guru untuk
menyelenggarakan sesuatu, (e) menyiapkan tugas bukan suatu pekerjaan yang
mudah, (f) sulitnya mencari sumber-sumber (Nurlaily, 2006:51 0
14

e. Tahapan-Tahapan Metode Proyek

Menurut Cak Heppy (2010:3) bahwa tahapan-tahapan metode proyek


meliputi tahapan perencanaan, pelaksanaan, tindak lanjut, penilaian.

1) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini guru membuat perencanaan seperti biasa yang dilakukannya
perbedaannya hanyalah bahwa proses belajar mengajar dengan metode proses
proyek, guru mencoba menaikan pokok bahasan dari suatu mata pelajaran
lain. Secara berurutan tahap perencanaan itu meliputi langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Mempelajari pokok bahasan dalam GBPP mata pelajaranyang menjadi
tema dari proyek tersebut.
b) Membuat diagram kaitan antara tema dengan pokok bahasa dari mata
pelajaran lain (untuk itu perlu dipelajari GBPP mata pelajaran lain).
c) Merumuskan tujuan pelajaran dengan menggunakan metode proyek
tersebut.
d) Menentukan materi pelajaran dari pokok bahasan masing-masing mata
pelajaran yang dikaitkan dengan tema proyek.
e) Menentukan langkah-langkah dalam kegiatan belajar-mengajar, termasuk
metode dan pendekatannya.
f) Merencanakan organisasi kelas sesuai dengan kegiatan belajar-mengajar
(misalnya bekerja dalam kelompok).
g) Bila dalam langkah kegiatan itu ada kunjungan kesitus sejarah atau
museum, maka diadakan perencanaan untuk hal tersebut (misalnya
mengadakan peninjauan lebih dulu kesitus atau museum).
h) Menyiapkan format-format pengamatan untuk siswa.
i) Merencanakan kegiatan-kegiatan tidak lanjut.
j) Menyiapkan penilaian kegiatan belajar-mengajar.
2) Tahap pelaksanaaan
Kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam tahap pelaksanaan antara lain:
a) Guru man tema mengemukakan tema pokok
15

b) Guru mengajak peserta didik menelaah kemungkinan untuk mengkait


tema dengan berbagai bidang studi.
c) Guru berperan sebagai pembimbing dan pengatur jalannya diskusi.
d) Sesudah pengkaitan tema dengan bidang studi yang lain terbentuk, guru
membagi kelas dalam beberapa kelompok sebanyak bidang studi yang ada
(terkait)
e) Setiap kelompok merencanakan bagaimana melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan materi yang telah dikaitkan dengn tema.
f) Guru memberi tahukan hal-hal yang penting apa yang perlu diamati oleh
peserta didik.
g) Data informasi yang terkumpul di diskusikan, did oleh dan did tulis serta
siap untuk di laporkan.
h) Sesudah siap untuk melaporkan, maka guru atau peserta didik memimpin
pelaporan. Siswa yang lain member komentar atau saran dan dicatat oleh
anggota kelompok yang sedang melaporkan. Guru kadang-kadang
member saran apabila diskusi kurang lancer.
i) Berdasarkan komentar atau saran maka kelompok mendiskusikan dan
bersikap sepakat untuk menambah atau mengurangi dan
menyempurnakan laporan.
j) Suatu hal yang penting, bahwa guru harus membantu para peserta didik
dalam memahami hubungan tema dengan bidang studi yang lain.
3) Tahap tindak lanjut
Untuk memantapkan hasil kegiatan belajar yang baik untuk diterapkan adalah
pameran. Pameran dapat berkisar antara pameran sederhana samapi pameran
yang lebih luas. Materi pameran dapat menjadi sumber bagi pelajaran
lainnya.
4) Tahamp penilaian
Kegiatan pada tahap terakhir pelaksanaan metode proyek adalah penilaian
terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan. Tujuan penilaia adalah dalam
rangka untuk memperbaiki proses belajar-mengajar dengan metode proyek
ini. Selain itu penilaian dimaksudkan untuk mengetahu apa yang telah
16

dipelajari peserta didik dan apakah sikap-sikap dan keterampilan tertentu


yang telah dimiliki peserta didik

Anda mungkin juga menyukai